Anda di halaman 1dari 13

MODUL I

PENENTUAN POROSITAS CORE SAMPLE DENGAN GAS POROSIMETER

LAPORAN PRAKTIKUM

Nama : Afdhal Baravanni

NIM : 12215050

Kelompok : Kelompok B-3 (Rabu)

Tanggal Praktikum : 8 Maret 2017

Tanggal Penyerahan : 22 Maret 2017

Dosen : Prof. Ir. Pudji Permadi, M.Sc., Ph.D.

Asisten Modul : Matias Petradika 12213039

Ressi Bonti Muhammad 12213063

LABORATORIUM PETROFISIKA

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN

2017

1
DAFTAR ISI

JUDUL ……………………......................……………………………..………....…… 1

DAFTAR ISI …………………………………………………………..…………....… 2

BAB I TUJUAN PERCOBAAN….……………........................……….….....……… 3

BAB II PRINSIP PERCOBAAN……………………………………….....…………. 4

BAB III DATA DAN PENGOLAHAN DATA…….…………………….….....……. 6

3.1 Data …………..................……………………………………………….......……. 6

3.2 Pengolahan Data …..............................................………………………….......….. 7

BAB IV ANALISIS …................................................……………………….......….. 9

4.1 Asumsi Percobaan ……………………………………………………….......……. 9

4.2 Analisis Alat ………………………………………………......………........……. 9

4.3 Analisis Hasil Percobaan ……………………………………………..…….....….. 9

BAB V KESIMPULAN…………………………………………………..…......……. 11

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………...........………….… 12

SARAN …….…..…….........................……………………………………………….. 13

Saran Modul ...………………………………………..............……………………….. 13

Saran Asisten ……………………………………..…………..............………….……. 13

2
BAB I

TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan percobaan praktikum pada modul ini antara lain :

1. Memahami prinsip kerja Gas Porosimeter

2. Menentukan porositas suatu sampel core dengan menggunakan Gas Porosimeter

3. Memahami konsep porositas dan penerapannya di dalam lingkungan teknik perminyakan

3
BAB II

PRINSIP PERCOBAAN

Porositas merupakan salah satu rock property yang sangat penting untuk diukur pada suatu

reservoir, karena porositas menyatakan besarnya storage capacity suatu reservoir. Porositas adalah

perbandingan antara volume ruang kosong (pori) di dalam batuan terhadap volume bulk batuan.

𝑉𝑝𝑜𝑟𝑒
𝜙=
𝑉𝑏𝑢𝑙𝑘

Berdasarkan hubungan antarpori, porositas terbagi atas 2, yaitu :

• Porositas absolut

Porositas yang memperhitungkan seluruh pori, baik yang terhubung satu sama lain

(interconnected), terselubung (isolated), ataupun yang berada di dalam butiran (intragranular

pores).

• Porositas efektif

Porositas yang hanya memperhitungkan pori-pori yang terhubung satu sama lain

(interconnected pores).

Nilai porositas juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :

• Kebundaran butir

• Susunan butir

• Sementasi

• Keberadaan vugs

• Uniformitas dan variasi ukuran butir

• Kompaksi (Overburden pressure)

4
Prinsip kerja PORG-200 adalah hukum boyle, dimana nanti akan didapatkan suatu persamaan

regresi untuk mencari volume grain core dan selanjutnya porositas dapat ditentukan. Persamaan

regresi tersebut adalah sbb.

𝑃1 𝑉1 = 𝑃2 𝑉2

𝑃1 𝑉𝑃𝑂𝑅𝐺 = 𝑃2 (𝑉𝑃𝑂𝑅𝐺 + 𝑉𝑀𝐴𝑇𝑅𝐼𝑋 𝐶𝐸𝐿𝐿 + 𝑉𝑃𝑂𝑅𝐸 )

𝑃1 𝑉𝑃𝑂𝑅𝐺 = 𝑃2 (𝑉𝑃𝑂𝑅𝐺 + 𝑉𝑀𝐴𝑇𝑅𝐼𝑋 𝐶𝐸𝐿𝐿 + 𝑉𝐵𝑈𝐿𝐾 − 𝑉𝐺𝑅𝐴𝐼𝑁 )

𝑃1 𝑉𝑃𝑂𝑅𝐺 = 𝑃2 (𝑉𝑃𝑂𝑅𝐺 + 𝑉𝑀𝐴𝑇𝑅𝐼𝑋 𝐶𝐸𝐿𝐿 + 𝑉𝐵𝑈𝐿𝐾 − 𝑉𝐺𝑅𝐴𝐼𝑁 )

𝑃1
𝑉𝐺𝑅𝐴𝐼𝑁 = (𝑉𝑃𝑂𝑅𝐺 + 𝑉𝑀𝐴𝑇𝑅𝐼𝑋 𝐶𝐸𝐿𝐿 + 𝑉𝐵𝑈𝐿𝐾 ) + (− 𝑉𝑃𝑂𝑅𝐺 )
𝑃2

𝑉𝐺𝑅𝐴𝐼𝑁 = 𝑏 + 𝑎𝑥

dengan :

𝑃1 = 𝑇𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑠 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑎𝑙𝑎𝑡 = 100 𝑝𝑠𝑖𝑔 (𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑖𝑛𝑖)
𝑃2 = 𝑇𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑠 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑠𝑡𝑎𝑏𝑖𝑙 (𝑔𝑎𝑔𝑒)

Nilai porositas dapat ditentukan setelah diperoleh persamaan regresi volume butiran

𝑉𝑝𝑜𝑟𝑒 𝑉𝑏𝑢𝑙𝑘 − 𝑉𝑔𝑟𝑎𝑖𝑛 𝑉𝑔𝑟𝑎𝑖𝑛


𝜙= = = 1−
𝑉𝑏𝑢𝑙𝑘 𝑉𝑏𝑢𝑙𝑘 𝑉𝑏𝑢𝑙𝑘

5
BAB III

DATA DAN PENGOLAHAN DATA

3.1 Data

Berikut data yang kami peroleh saat pengambilan data.


Diameter (cm) Tinggi (cm) Tekanan (psig)
Core
1 2 3 1 2 3 P1 P2
GZ 2.54 2.54 2.54 3.41 3.41 3.41 100 12.5
AC 2.54 2.56 2.57 2.62 2.615 2.62 100 11.6
FHB 2.53 2.53 2.53 3.955 3.955 3.955 100 14.2
O 2.64 2.60 2.63 2.67 2.67 2.66 100 10.9

Tabel 3.1. Data Core dan Tekanan

Table Kalibrasi

Calibration Table
Disc Number Reference Expanded
Volume (cc) P1/P2
Stay in Holder P1 (psig) P2 (psig)
Empty 0 100 9,1 10,989
1 1,599 100 9,4 10,638
2 4,821 100 10 10,000
3 6,426 100 10,4 9,615
4 9,658 100 11,1 9,009
5 16,083 100 13,1 7,634
5+1 17,682 100 13,7 7,299
5+3 22,509 100 15,9 6,289
5+4 25,741 100 17,8 5,618
5+4+3 32,167 100 23,5 4,255
5+4+3+2 36,987 100 30,8 3,247
Tabel 3.2. Tabel Kalibrasi

6
3.2 Pengolahan Data

Dari nilai-nilai di table kalibrasi, kita peroleh persamaan regresi :

Vgrain vs (P1/P2)
40

35

30 y = -4.7813x + 52.558
25

20

15

10

0
0.000 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000

Gambar 4.1. Grafik Vgrain vs (P1/P2)

Sehingga dari persaman regresi tersebut :

P1
Vgrain = −4,7813 + 52,558
P2

Tekanan 𝑷𝟏
Diameter (cm) Tinggi (cm) Mean Tinggi rata- 𝑽𝒈𝒓𝒂𝒊𝒏
Core (psig)
Diameter (cm) rata (cm) 𝑷𝟐 (cc)
1 2 3 1 2 3 P1 P2
GZ 2.54 2.54 2.54 3.41 3.41 3.41 100 12.5 2.54 3.41 8 14.31
AC 2.54 2.56 2.57 2.62 2.615 2.62 100 11.6 2.557 2.618 8.62 11.34
FHB 2.53 2.53 2.53 3.955 3.955 3.955 100 14.2 2.53 3.955 7.04 18.89
O 2.64 2.60 2.63 2.67 2.67 2.66 100 10.9 2.623 2.667 9.17 8.71

Tabel 3.3. Tabel Pengolahan data I

7
Mean 𝑷𝟏
Tinggi rata-
Core Diameter 𝑽𝒈𝒓𝒂𝒊𝒏 (cc) 𝑽𝒃𝒖𝒍𝒌 (cc) 𝑽𝒑𝒐𝒓𝒊 (cc) 𝝓 (%)
(cm)
rata (cm) 𝑷𝟐

GZ 2.54 3.41 8 14.31 17.28 2.97 17.18


AC 2.557 2.618 8.62 11.34 13.44 2.10 15.65
FHB 2.53 3.955 7.04 18.89 19.88 0.99 4.99
O 2.623 2.667 9.17 8.71 14.41 5.70 39.57

Tabel 3.4. Tabel Pengolahan data II

8
BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Asumsi Percobaan

Asumsi yang digunakan dalam percobaan ini antara lain :

❖ Peralatan dalam kondisi yang baik dan bersih

❖ Sampel dalam kondisi baik dan bersih

❖ Tidak ada human error

❖ Percepatan gravitasi (tegak lurus)

❖ Gas memenuhi seluruh pori yang saling terhubung (interconnected pore)

❖ Sample yang digunakan tidak bereaksi dengan gas N2

❖ Catudaya listrik bersifat konstan

❖ Aliran fluida konstan

4.2 Analisis Alat

Pada modul ini, kita menggunakan gas porosimeter PORG-200 Unit. Alat kita bekerja dan

berfungsi dengan baik. Selain itu, berdasarkan hasil yang diperoleh pada pengolahan data

(lihat subbab 3.2, tabel 3.3 & 3.4) baik dan sesuai dengan teori.

4.3 Analisis Hasil Percobaan

Berdasarkan data dan pengolahan data yang kami lakukan (lihat subbab 3.1 dan 3.2), diplot

P1
grafik hubungan volume grain vs P2
(lihat grafik 4.1). Berdasarkan grafik tersebut, ada

9
kecenderungan trend menurun, atau slope-nya negatif. Harga P1 selalu dibuat sama, yaitu 100

P
psi, sementara P2 divariasikan menurun sehingga P1 membesar seiring berkurangnya harga P2.
2

Hal ini sesuai dengan hukum Boyle, bahwa volume berbanding terbalik dengan P, sehingga

ada kecenderungan trend menurun.

Selain itu, pada pengolahan data (lihat subbab 3.2), dalam tabel 3.4, diperoleh harga porositas

untuk masing-masing core sample dan porositas tersebut rasional, dapat diterima. Dilihat dari

tabel tersebut, tampak bahwa sampel FHB memiliki porositas yang paling kecil diantara

keempat sampel core yang diuji, sementara sampel O memiliki porositas yang paling besar.

Terdapat kemungkinan bahwa pada sampel FHB sortasinya buruk, susunan butirannya

bervariasi, banyak semen, sangat compact, atau bentuk grainnya memyudut/angular.

Sebaliknya, pada sampel O, terdapat kemukinan bahwa sortasinya baik, susunan butirannya

seragam, sedikit semen, atau bentuk grainnya membundar/rounded. Selain itu, juga diperoleh

indikasi lain bahwa pada sampel O terdapat vug, yang mengakibatkan porositasnya membesar.

10
BAB V

KESIMPULAN

1. Prinsip kerja alat PERG-200 yaitu dengan menggunakan prinsip hukum boyle untuk
menentukan nilai volume butiran sehingga diperoleh harga porositas efektif core sample.
2. Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh harga porositas untuk masing-masing core
sample :

Core 𝝓 (%)
GZ 17.18
AC 15.65
FHB 4.99
O 39.57

Tabel 5.1. Tabel Porositas Core Sample

3. Dalam lingkungan teknik perminyakan, dengan mengetahui porositas, kita dapat mengetahui
storage capacity dari reservoir hidrokarbon sehingga kita dapat mengetahui jumlah
cadangan minyak dan/atau gas dalam reservoir.

11
DAFTAR PUSTAKA

Amyx, James W, “Petroleum Reservoir Engineering, Physical Properties”, McGraw


Hill Book Company, New York, 1960
Buku Petunjuk Praktikum Laboratorium Petrofisika Teknik Perminyakan ITB (2015).

Latifa, Zilva Rifanti. 2013. Catatan Kuliah Pet.rofisika. Bandung : Penerbit ITB.

12
SARAN

Saran Modul

Modul ini merupakan modul keempat saya praktikum petrofisika. Alhamdulillah praktikumnya

berjalan dengan lancar. Saran saya, agar isi modul ini dicermati kembali dan disesuaikan dengan

video praktikum petrofisika serta lebih efisien lagi. Video demonstrasi pelaksanaan praktikum

pada modul 1 ini suaranya tidak terdengar dengan jelas karena suara musik latar belakang yang

terlalu keras. Saran saya lagi, agar video nya diperbaiki sehingga praktikan selanjutnya lebih

mudah memahami praktikum melalui video serta agar praktikum berlangsung baik dan lancar.

Saran Asisten

Saya mengucapkan terima kasih kepada bang Petra dan bang Bonti yang telah membimbing kami

dalam praktikum modul ini. Sejujurnya, modul ini adalah modul yang paling asik menurut saya.

Semangat bang!!! 😃

13

Anda mungkin juga menyukai