ANALISA CUTTING
: merah, hijau.
Tekstur
Fabrikasi
Tekstur
Bentuk butir
Pemilahan
: putih, coklat.
Tekstur
: padat(dense),chalky,sucrosic,oolitic,colicastic.
Ukuran kristal
Tipe porositas
: porositas 0 10 %
: porositas 10 -20 %
: porositas > 20 %
Baik (good)
50 75 %
Sedang (fair)
25 50 %
Buruk (poor)
< 25 %
2. Bau (Odor)
Biasanya batuan yang mengandung hidrokarbon mempunyai bau yang
spesifik. Kekuatan bau ini tergantung dari jenis dan kadar kuantitas
kandungan hidrokarbon di dalam batuan. Bau wangi biasanya berasal dari
minyak parafin dan naftanik, sedangkan bau busuk berasal dari minyak
aromatik.
3. Pemeriksaan Indikasi Hidrokarbon pada Cutting
Dengan bantuan sinar UV kita dapat melihat warna dari contoh
batuan, dimana warna tersebut berasal dari pemantulan sinar UV oleh
partikel-partikel yang terdapat dalam batuan tersebut. Warna dominan kita
catat sebagai indikasi hidrokarbon sedangkan warna tambahan yang tidak
dominan kita catat sebagai residu. Berikut ini adalah jenis warna
fluoresensi:
Tabel II-2.
Warna Fluoresensi Masing-masing Minyak
Jenis Minyak
Residu
Warna Fluoresensi
Coklat gelap - tidak berwarna
Minyak berat
Coklat
- kuning tua
Minyak sedang
Putih
- kuning cerah
Minyak ringan
Putih biru
- biru cerah
Ungu
- biru cerah
Kondensat
Tabel II-3.
Jenis Mineral atau Material yang Memberikan Gangguan Pada
PengamatanWarna Fluoresensi
Residu
Warna fluoresensi
Batu gamping/dolomite
Kuning / kekuning-kuningan
Coklat
- coklat tua
Paper shale
Kuning
- coklat kopi
Fossil
Napal
Kuning tua
Grase/gemuk
Putih susu
Solar
Putih terang
Kulit kumbang
Biru
> 75 %
Baik (good)
50 75 %
Sedang (fair)
25 50 %
Buruk (poor)
< 25 %
2.3.
ANALISA
2.
3.
4.
5.
Mencatat warna yang dominan sebagai indikasi minyak dan warna yang
tidak dominan sebagai pengotornya.
10
2.3.2. Data
11
12
13
Deskripsi Sample
Warna : coklat kehitaman
Tekstur : Halus-kasar
Bentuk Butir : sub roundedsub angular
Sortasi : jelek (tidak
seragam)
Kekerasan : 2-2,5 skala
mohs
Warna : Abu-abu
Tekstur : sedikit halus-kasar
Sortasi : baik (seragam)
Bentuk butir : sub rounded
Kekerasan : 2-2,5 skala
mohs
Warna : Hitam, abu-abu
kecoklatan
Tekstur : medium-kasar
Sortasi : Sedang
Bentuk butir : sub rounded
Kekerasan : 2-2,5 skala
mohs
Warna : coklat kehitaman
Tekstur : Halus-medium
Bentuk Butir : sub angular
Sortasi : jelek
Kekerasan : 2-2,5 skala
mohs
Warna : hitam
Warna
Dominan
Coklat muda
Warna
Pengotor
Kuning
kecoklatan
Indikasi
Minyak berat
Paper Shale
Coklat gelap
Kuning cerah
Residu
Batugamping
Ungu
Kuning tua
Kondensat
Napal
Coklat muda
Coklat gelap
Minyak berat
Batugamping
Putih biru
Coklat muda
Minyak
ringan
Tekstur : Kasar
Bentuk butir : sub angular
Sortasi : baik
Kekerasan : 2-2,5 skala
mohs
Paper shale
14
15
Sample 5
Dari analisa data yang kami dapatkan, sampel ini memiliki warna
hitam dengan warna fluoresensi dominan putih biru dan warna
pengotornya coklat muda. Sampel ini memiliki tekstur kasar serta
memiliki butirn yang sub angular dengan sortasi baik. Sampel ini terdapat
indikasi minyak ringan, dengan pengotor berupa paper shale.
16
2.4. PEMBAHASAN
Judul praktikum yang dilakukan kali ini adalah Analisa Cutting. Analisa cutting
17
18
2.5. KESIMPULAN
1.
Sampel 2
Sampel 3
mengandung
kondensat
dengan
napal
sebagai
pengotornya.
Sampel 4
Sampel 5
2.
3.
4.
5.