Anda di halaman 1dari 25

Dr. Ir. Dedy Kristanto, M.

Sc

CUTTING ANALYSIS
(Analisa Serbuk Bor)
Pengertian
y Proses pengambilan dan penganalisaan serbuk bor (cutting)
selama pelaksanaan pemboran berlangsung.
y Analisa serbuk bor (cutting) adalah merupakan sumber
informasi dalam menentukan tanda adanya minyak dan gas,
dan untuk deskripsi lithologi batuan. Dalam analisa cutting ini,
dibuat korelasi antara deskripsi sampel dengan kedalaman.
y Dalam mengidentifikasikan sampel (cutting) harus dilakukan
dengan urutan sebagai berikut :
- Tipe batuan, misalnya batupasir, shale, karbonat.
- Warna sampel.
- Tekstur dan porositas sampel, yang meliputi ukuran butir,
angularitas, penilaian butir, kekerasan.
- Sementasi.
- Mineral-mineral tambahan dan fosil.
- Tanda-tanda hidrokarbon, meliputi perkiraan intensitas dan
fluoresensi. DK - 2 -
Mud Logging Data
LAG TIME / DELAYED DATA :
- GAS
- CUTTINGS
- MUD WEIGHT OUT
- MUD TEMP OUT

DK - 3 -
Circulating System

DK - 4 -
Drilling Mud Circulating System

DK - 5 -
Tujuan Analisa Cutting
Analisa Cutting dilakukan dalam kerangka pekerjaan
Mud Logging yang terutama digunakan untuk
mengidentifikasikan saturasi hidrokarbon dan
mengestimasikan (memperkirakan) karakteristik
batuan reservoir.

Cara Pendiskripsian Cutting


Deskripsi cutting didasarkan pada ciri-ciri fisik
tersendiri dari batuan sedimen seperti presentase
cutting, warna, besar butir, derajat kebundaran,
pemilahan, kekerasan, semen, porositas, fosil
reaksi terhadap HCl dan kenampakan minyak.
DK - 6 -
Peralatan Deskripsi Cutting

DK - 7 -
Deskripsi Nama Batuan (Rock)
Nama Batuan Keterangan Kode
Breccia Breksi Bc
Chert Batu rijang Cht
Clay Lempung Cl
Claystone Batulempung Clst
Coal Batubara C
Conglomerate Konglomerat Cgl
Dolomite Dolomit Dol
Limestone Batugamping Lst
Sand Pasir S
Sandstone Batupasir Sst
Shale Serpih Sh
Silt Lanau Slt
Siltstone Batulanau Sltst
Tuff Tufa Tf DK - 8 -
Deskripsi Warna Batuan (Colour)

Warna Batuan Keterangan Kode


Black Hitam Blk
Blue Biru Bl
Brown Coklat Brn
Clear Bersih Cl
Dark Gelap Dk
Green Hijau Gn
Greenish grey Abu-abu kehijauan Gn gy
Grey Abu-abu Gy
Light Terang Lt
Milk Susu Mlk
Pale Pucat Pl
Red Merah Red
Transparant Bening Transp
White Putih Wh
Yellow Kuning Yel DK - 9 -
Deskripsi Bentuk Butir Batuan (Roughness)

Bentuk Butir Keterangan Kode


Angular Bersudut Ang
Rounded Membulat Rnd
Sub angular Bersudut Sb ang
tanggung
Sub rounded Membulat Sb rnd
tanggung
Very angular Sangat bersudut V ang
Well rounded Membulat baik W rnd

DK - 10 -
Deskripsi Ukuran Butir (Grain Size)

Ukuran Butir Keterangan Kode


Boulder Bolder Bld
Coble Kobel Cbl
Peble Kerakal Pbl
Granular Kerikil Gran
Very coarse Sangat kasar Vcg
grain ( 1 - 2 mm )
Coarse grain Kasar ( ½ - 1 mm ) Cg
Medium grain Sedang ( ¼ - ½ mm ) Mg
Fine grain Halus ( 1/8 – ¼ mm ) Fg
Very fine grain Sangat halus Vfg
( 1/16 – 1/8 mm )

DK - 11 -
Deskripsi Pemilahan Butiran (Sortation)

Sortasi Butir Keterangan Kode


Very poor sorted Sangat tidak Vps
seragam
Poor sorted Tidak seragam Ps
Medium sorted Biasa Ms
Well sorted Sortasi baik Ws
Very well sorted Sortasi sangat Vws
baik

DK - 12 -
Analisa Lithologi

Analisa lithologi dimaksudkan untuk


menggambarkan jenis-jenis batuan yang
ditembus untuk setiap kedalaman lubang bor.

Jenis Batuan (lithologi) terdiri dari :


- Shale,
- Sand,
- Limestone dan Dolomite.

DK - 13 -
Pedoman dalam Pendiskripsian Lithologi

Shale
y Warna : merah kecoklatan, hijau
y Tekstur : seperti lilin (waxy), beludru (velvety),
kertas (papery)
y Pabrikasi : laminasi (laminated), pecahan (splintery),
berlapis (flaky), dapat dibelah (fissile)
y Mineral Tambahan : micaneous, bentonotic, sandy,
calcareous (accessory mineral) carbonaceous,
glauconitic, bitumineous.

DK - 14 -
Pedoman dalam Pendiskripsian Lithologi

Sand
y Warna : coklat, abu-abu (grey)
y Tekstur : sangat halus (very fine), halus (fine), medium
kasar (coarse), sangat kasar (very coarse).
y Bentuk : bulat (rounded), agak bulat (sub-rounded),
bersudut (angular)
y Pemilahan : baik (well sorted), jelek (poorly sorted).
y Material : clay, shaly, calcareous, dolomitic, sekunder
phospatic, siliceous, sidertic, ferrugineous.
y Tingkat : mudah pecah (friable), ringan/tipis (light),
sementasi padat atau tebal (dense).
y Material : calcareous, siliceous, shaly, ferrous. DK - 15 -
Pedoman dalam Pendiskripsian Lithologi

Limestone dan Dolomite


y Warna : putih, coklat.
y Tekstur : padat (dense), chalky, sucrosic, colitic, coliscatic,
coqunoid.
y Ukuran kristal : tak teratur, cryptocrystalline, metal
crocristalline, megacristalline.
y Material : shaly, sandy, dolomitic atau limey, silty cherty,
siliceous, fossilferous, ferrugineous, anhidrytic.
y Kilap (luster) : suram (dull), seperti tanah (earthy), dasar
(resisineous).

DK - 16 -
Analisa Porositas
Penentuan porositas batuan dari analisa cutting ini
bersifat kualitatif.
Caranya dengan memeriksa cutting di bawah lensa
binokuler. Istilah yang digunakan adalah :
- Tidak jelas (trace) : Porositas 0 - 10 %
- Agak jelek (show) : Porositas 10 - 20 %
- Jelas (good) : Porositas > 20 %

DK - 17 -
Analisa Indikasi Hidrokarbon
Analisa indikasi hidrokarbon dilakukan dengan
menganalisa penampakan noda (staining), bau
(odour), dan pemeriksaan hidrokarbon.

Penampakan Noda (Staining)


Pada batuan jenis hidrokarbon berat (residu,tar) akan memberikan
noda yang lebih nyata. Jika kadar hidrokarbon dalam batuan
cukup tinggi akan terlihat kesan berupa cucuran.

Kualitas Prosentasi distribusi


penampakan dalam batuan
Sangat baik >75%
Baik 50-75%
Sedang 25-50%
Buruk <25% DK - 18 -
Analisa Indikasi Hidrokarbon
Bau (Odour)
Biasanya batuan yang mengandung hidrokarbon
mempunyai bau yang spesifik. Kekuatan baunya
tergantung dari jenis dan kadar kuantitas kandungan
hidrokarbon didalam batuan.
- Bau wangi biasanya berasal dari minyak parafine dan
naftatik.
- Bau busuk berasal dari minyak aromatik.

DK - 19 -
Analisa Indikasi Hidrokarbon
Pemeriksaan Hidrokarbon
a. Digunakan analisa pemeriksan fluoroscopic (UV).
Dilakukan dengan memasukan sample cutting dalam
fluroscope untuk melihat ada tidaknya fluoresensi.
Biasanya hidrokabon cair atau minyak memberikan
warna tertentu terhadap sinar ultra violet, sedangkan
gas dan minyak residu kadang-kadang tidak
berfluoresensi.

Jenis Minyak Warna Fluoresensi


Residu Coklat gelap - tidak berwarna
Minyak berat Coklat - kuning tua
Minyak medium Putih - kuning cerah
Minyak ringan Putih biru - biru cerah
Kondensat Ungu - biru cerah DK - 20 -
Analisa Indikasi Hidrokarbon
Jenis Mineral atau Material yang Memberikan Gangguan
Pada Pengamatan Warna Fluoresensi

Residu Warna Fluoresensi


Batu gamping / Kuning / kekuning-kuningan
dolomite
Batu gamping Coklat - coklat tua
pasiran
Paper shale Kuning - coklat kopi
Fosil Kuning putih - kuning coklat
Napal Kuning tua - abu-abu coklat
Grase atau Gemuk Putih susu
Solar Putih terang
Kulit kumbang Biru
DK - 21 -
Analisa Indikasi Hidrokarbon

Penentuan Kaulitas Penampakan Fluoresensi dari


Distribusi Fluorensensi dalam Contoh Batuan

Kualitas Prsentase Distribusi


Penampakan dalam Batuan
Sangat baik (excellent) > 75 %
Baik ( good) 50 – 75 %
Sedang (fair) 25 – 50 %
Buruk ( poor) < 25 %

DK - 22 -
Analisa Indikasi Hidrokarbon

Pemeriksaan Hidrokarbon
b. Analisa Dengan Solvent (Solvent Cut)
Untuk mendeteksi lebih lanjut indikasi hidrokarbon dalam
batuan dapat digunakan beberapa cairan kimia tertentu,
seperti Chloroform (CHCO3) dan Aceton (CHCl3).
Dari analisa dengan solvent dapat diindikasikan beberapa
golongan minyak berdasarkan kualitas warna yang
dihasilkan, yaitu :
- Minyak berat, memberikan kualitas warna yang sedang (pucat)
- Minyak medium, memberikan kualitas warna yang baik (teh tua)
- Minyak ringan, memberikan kualitas warna cukup (putih pucat)

DK - 23 -
Analisa Indikasi Hidrokarbon
Alat-alat yang digunakan dalam mendeteksi adanya
kandungan gas dalam cutting, antara lain :

Degasser M200 Chromatograph


DK - 24 -
Thanks and See You Next…

Anda mungkin juga menyukai