Fluida reservoir terdiri dari fluida hidrokarbon dan air formasi. Hidrokarbon sendiri terdiri
dari fasa cair (minyak bumi) maupun fasa gas, yang tergantung pada kondisi (tekanan dan
temperatur) reservoir yang ditempati. Perubahan kondisi reservoir akan mengakibatkan perubahan
fasa serta sifat fisik fluida reservoir.
A. Sifat Fisik Minyak
Fluida minyak bumi dijumpai dalam bentuk cair, sehingga sesuai dengan sifat cairan pada
umumnya, pada fasa cair jarak antara molekul-molekulnya relatif lebih kecil daripada gas. Sifat-
sifat minyak bumi yang akan dibahas adalah densitas, viskositas, faktor volume formasi dan
kompressibilitas.
1. Densitas Minyak
Densitas didefinisikan sebagai perbandingan berat masa suatu substansi dengan volume
dari unit tersebut, sehingga densitas minyak (ρo) merupakan perbandingan antara berat minyak (lb)
terhadap volume minyak (cuft). Perbandingan tersebut hanya berlaku untuk pengukuran densitas
di permukaan (laboratorium), dimana kondisinya sudah berbeda dengan kondisi reservoir sehingga
akurasi pengukuran yang dihasilkan tidak tepat. Metode lain dalam pengukuran densitas adalah
dengan memperkirakan densitas berdasarkan pada komposisi minyaknya. Persamaan yang
digunakan adalah :
(2-42)
dimana :
ρoSC = densitas minyak (14,7 psia; 60 oF)
ρoSCi = densitas komponen minyak ke-i (14,7 psia; 60 oF)
Xi = fraksi mol komponen minyak ke-i
Mi = berat mol komponen minyak ke-i
Densitas minyak biasanya dinyatakan dalam specific gravity minyak (γo), yang
didefinisikan sebagai perbandingan densitas minyak terhadap densitas air, yang secara matematis,
dituliskan :
(2-43)
dimana :
γo = specific gravity minyak
ρo = densitas minyak, lb/cuft
ρw = densitas air, lb/cuft
Industri perminyakan seringkali menyatakan specific gravity minyak dalam satuan oAPI,
yang dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
API =
o
(2-44)
Hubungan antara temperatur dapat dilihat pada Gambar 1.1 berikut ini:
2. Viskositas Minyak
Viskositas minyak (μo) didefinisikan sebagai ukuran ketahanan minyak terhadap aliran,
atau dengan kata lain viskositas minyak adalah suatu ukuran tentang besarnya keengganan minyak
untuk mengalir, dengan satuan centi poise (cp) atau gr/100 detik/1 cm.
Viskositas minyak dipengaruhi oleh temperatur, tekanan dan jumlah gas yang terlarut
dalam minyak tersebut. Kenaikan temperatur akan menurunkan viskositas minyak, dan dengan
bertambahnya gas yang terlarut dalam minyak maka viskositas minyak juga akan turun. Hubungan
antara viskositas minyak dengan tekanan ditunjukkan pada Gambar 1.2
Gambar1.2
Hubungan Viskositas terhadap Tekanan 2)
Gambar 1.2 menunjukkan bahwa tekanan mula-mula berada di atas tekanan gelembung
(Pb), dengan penurunan tekanan sampai (Pb), mengakibatkan viskositas minyak berkurang, hal ini
akibat adanya pengembangan volume minyak. Kemudian bila tekanan turun dari P b sampai pada
harga tekanan tertentu, maka akan menaikkan viskositas minyak, karena pada kondisi tersebut
terjadi pembebasan gas dari larutan minyak.
Secara matematis, besarnya viskositas dapat dinyatakan dengan persamaan :
(2-45)
dimana :
μ = viskositas, gr/(cm.sec)
F = shear stress
A = luas bidang paralel terhadap aliran, cm2
(2-47)
dimana :
Rs = kelarutan gas dalam minyak, scf/stb
γo = specific gravity minyak, lb/cuft
γg = specific gravity gas, lb/cuft
T = temperatur, oF.
Perubahan Bo terhadap tekanan untuk minyak mentah jenuh ditunjukkan oleh Gambar
1.3Tekanan reservoir awal adalah Pi dan harga awal faktor volume formasi adalah Boi. Dengan
turunnya tekanan reservoir dibawah tekanan buble point, maka gas akan keluar dan Bo akan turun
Gambar 1.3
Ciri Alur Faktor Volume Formasi
Terhadap Tekanan untuk Minyak 2)
Harga Bo dari kedua proses tersebut berbeda sesuai dengan keadaan reservoir selama proses
produksi berlangsung. Pada Gambar 2.22. terlihat bahwa harga Bo pada proses flash
liberation lebih kecil daripada proses differential liberation.
Gambar 1.4
Perbedaan antara Flash Liberation
Dengan Differential Liberation 2)
5. Kompressibilitas Minyak
(2-48)
Persamaan 3-29 dapat dinyatakan dalam bentuk yang lebih mudah dipahami, sesuai dengan
aplikasi di lapangan, yaitu :
(2-49)
dimana :
Bob = faktor volume formasi pada tekanan bubble point
Boi = faktor volume formasi pada tekanan reservoir
Pi = tekanan reservoir
Pb = tekanan bubble point.
6. Interfacial Tension
Interfacial tension merupakan tegangan molekul yang tidak setimbang antar dua fasa,
sehingga dua fluida tersebut tidak dapat saling menyatu. Seperti tegangan molekul minya yang
menempel/ melekat pada batuan pori di reservoir.