Anda di halaman 1dari 50

BAB I

TEKNIK RESEVOIR

A. Pendahuluan

Teknik Reservoir adalah cabang dari Ilmu Teknik Perminyakan (Petroleum


Engineering) yang mempelajari tentang karakteristik fluida, peramalan dan penghitungan
cadangan serta berbagai cara keteknikan untuk memproduksikan fluida reservoir tersebut
hingga ke permukaan.

Istilah reservoir dalam dunia perminyakan mengandung arti:

a. Media berpori dan permeable


b. Tempat/jebakan untuk berkumpul/terakumulasinya endapan HC yang terjadi pada
batuan induk.
c. Dalam media berpori dan permeable terdapat ruang pori yang dapat terisi oleh fluida,
disamping itu media berpori tersebut dapat mengalirkan fluida.

Gambar. 1 : Reservoir Minyak dan Gas

Reservoir merupakan formasi batuan berpori (porous) dan tembus fluida (permeabel)
di bawah permukaan tanah pada kedalaman tertentu sebagai tempat terakumulasinya minyak
dan gas bumi. Pada umumnya reservoir minyak memiliki karakteristik yang berbeda-beda
tergantung dari komposisi, temperature dan tekanan pada tempat dimana terjadi akumulasi
hidrokarbon didalamnya.

B. klasifikasi Minyak dan Gas Bumi

Di alam, sifat fisik dan kimia minyak bumiatau sering disebut sebagai crude oil yang
dihasilkan dari satu reservoir dengan reservoir lain pada umumnya tidaklah sama, karena
komponen hidrokarbon dalam minyak bumiberbeda atas komposisi hidrokarbon dan non-
hidrokarbon. Perbedaan komposisi akan menyebabkan perbedaan sifat fisik maupun kimia
minyak bumi.
Demikian pula halnya dengan gas bumi atau sering disebut sebagai Gas Alam. Gas ini
dapat terjadi dalam keadaan sendiri atau terdapat bersama-sama dengan minyak mentah.

B.1. Klasifikasi Minyak Bumi

Tujuan mengklasifikasi Minyak bumi atau crude oil adalah untuk memperkirakan
produk-produk yang dihasilkan serta untuk menentukan harga untuk keperluan ekspor.
Komponen hidrokarbon minyak bumi dibedakan atas struktur hidrokarbon dan non-
hidrokarbon. Perbedaan komposisi akan menyebabkan perbedaan sifat fisik maupun kimia
minyak bumi.
Secara umum, Klasifikasi Minyak Bumi dapat dibedakan atas :

a. Klasifikasi berdasarkan SG 60/60 oF


b. Klasifikasi berdasarkan sifat penguapan
c. Klasifikasi berdasarkan kadar belerang
d. Klasifikasi menurut US Bureau of Mines (Lane & Garton)
e. Klasifikasi berdasarkan Faktor Karakteristik (Nelson, Wtason dan Murphy)
f. Klasifikasi berdasarkan Indeks Korelasi (CI) (Nelson)
g. Klasifikasi berdasarkan Viscosity Gravity Constant (VGC) (Nelson)

B.1.1. Klasifikasi Berdasarkan Specific Gravity (SG) 60/60 oF atau API Gravity

a. SG minyak bumi berkisar 0,800 – 1,000


b. SG memiliki keterkaitan yang erat terhadap struktur molekul, hidrokarbon,
kandungan sulfur, dan nitrogen
c. Metode Standar yang digunakan adalah ASTM D 1298
d. Persamaan untuk menghitung harga oAPI minyak bumi

Tabel 1. Klasifikasi berdasarkan SG atau oAPI Gravity

Jenis Crude Oil Spec. Grav 600F API Grav. 600F

Sangat Berat >0,9500 <17,440

Berat 0,8654 – 0,9500 17,44o - 320

Medium Nerat 0,8500 – 0,8654 32,00 - 34,97

Medium Ringan 0,8348 – 0,8500 34,970 - 380

Ringan <0,8340 >380


B.1.2. Klasifikasi Berdasarkan Sifat Penguapan (Volatility)

Sebagai ukuran dalam klasifikasi minyak bumi adalah banyaknya fraksi ringan
dinyatakan dalam % volume yang terkandung dalam minyak bumi itu yang diperoleh dari
hasil distilasi sampai 300 oC.

Tabel 2. Klasifikasi berdasar Sifat Penguapan

B.1.3 Klasifikasi Berdasarkan Kadar Belerang (Sulfur)

Sebagai ukuran dalam klasifikasi minyak bumi yang dinyatakan dalam % berat

Tabel 3. Klasifikasi berdasarkan kadar sulphur

B.1. 4 Klasifikasi Berdasarkan Bureau of Mines

a. SG 60/60 oF dari fraksi 250 – 275 oC menunjukkan sifat kimia fraksi ringan
b. SG 60/60 oF dari fraksi 275 – 300 oC menunjukkan sifat kimia fraksi Berat
c. Sifat-sifat tersebut tergambar sebagai sifat komponen hidrokarbon, yaitu : parafin,
naften, aromatik, atau bahkan kebanyakan adalah campuran diantara komponen-
komponen tersebut
d. Dilakukan mula-mula pada tekanan atmosfer dan kemudian pada tekanan absolut 40
mmHg.

B.1.5 Klasifikasi Berdasarkan Faktor Karakteristik


a. Faktor karakteristik (Nelson, Watson, dan Murphy) dapat digunakan sebagai prediksi
sifat hidrokarbon dalam minyak bumi dan fraksi-fraksi minyak bumi
b. Sebagai ukuran dalam klasifikasi minyak bumi ini adalah akar pangkat tiga dari
pengukuran titik didih rata-rata suatu minyak bumi dibagi dengan SG 60/60 oF
c. Faktor Karakteristik
3 T / SG Dimana : T = titik didih rata-rata, oRankine

B. 1.6 Klasifikasi Berdasarkan Indeks Korelasi (Correlation Index)


Oleh Nelson dan Watson dari Berau of Mines, klasifikasi minyak bumi berdasarkan
Correlation Index (CI) dirumuskan sebagai berikut :

CI = 473,7 SG – 456,8 + 48,64 T

Dimana : SG = Specific Gravity 60/60oF


T = Titik didih rata-rata, oKelvin

B.1.7 Klasifikasi Berdasarkan Viscosity Gravity Constant (VGC)

a. Sebagai ukuran dalam klasifikasi minyak bumi ini adalah dengan mengukur SG 60/60
oF dan viskositas minyak bumi
b. VGC dirumuskan sbb :
VGC = 10 G – 1,0752 log (V-38) / 1 – log (V-38)
Dimana : G = Spesific Gravity 60/60oF V = Viscosity

B.2 Gas Bumi.


Gas Bumi sering disebut pula sebagai Gas Alam adalah suatu campuran kompleks
dari gas hidrokarbon mudah menguap dari golongan Parafin yang terdiri dari 1 sampai 4 atom
karbon ( C ) tiap molekulnya seperti : Metana (CH4), Metana (C2H6), Propana (C3H8) dan
Butana (C4H10) dan sejumlah kecil dari hidrokarbon dengan berat molekul yang lebih tinggi
juga terdapat.
Selain hal tersebut, gas alam juga mengandung dalam jumlah berbeda kandungan
CO2 , N2 , H2S , Helium (He) dan Uap air (H2O). Penyusun utama Gas Alam adalah Metana
dengan prosentasi mencapai 98% dari gas tersebut.
Gas Alam keberadaanya dapat bersamaan dengan minyak dalam bentuk gas yang
terlarut (associated gas) atau terpisah dari minyak (free unassociated gas). Pada umumnya,
keberadaan gas yang terpisah dari minyak adalah berasal dari reservoir gas.
Produk gas alam yang berasal dari reservoir gas kemudian dicairkan disebut sebagai
Liquified Natural Gas (L N G) kandungan utama adalah C1 (Metana) dan C2 (Etana)
sedangkan produk gas alam yang berasal dari reservoir minyak sebagai gas ikutan
(associated) kemudian dicairkan disebut sebagai Liquified Petroleum Gas (L P G) dengan
kandungan utama adalah C3 (Propana) dan C4 (Butana).
Gas Alam dapat digolongkan berdasarkan kandungan Sulfur (H2S) dan bensin alam
(natural gasoline). Gas alam yang tidak mengandung H2S disebut sebagai “Sweet Gas”
sedangkan gas alam yang mengandung H2S dalam jumlah tertentu disebut sebagai “Sour
Gas” yang bersifat korosif. Gas alam mengandung bensin alam (natural gasoline) dalam
jumlah tertentu disebut sebagai “Wet Gas”. Bensin ini dapat dipisahkan dari gas alam dengan
jalan pemampatan dan pendinginan sehingga terjadi proses kondensasi yang selanjutnya
bensin dapat dipisahkan dari gas.

C. Tekanan dan Temperatur Reservoir.


Reservoir minyak dan gas bumi mempunyai tekanan dan temperatur tertentu.
Besarnya tekanan dan temperatur reservoir satu dengan lainnya tidaklah sama, hal ini
tergantung dari besarnya gradien tekanan dan temperatur serta kedalaman sumurnya. Adanya
tekanan tersebut menyebabkan minyak dan gas bumi menyembur ke permukaan secara
alamiah (natural flow).

C.1 Tekanan Reservoir


Didefisikan sebagai tekanan fluida di dalam pori-pori reservoir, yang berada dalam
keadaan setimbang, baik sebelum maupun sesudah dilakukannya suatu proses produksi.
Reservoir minyak dan gas bumi mempunyai tekanan disebut dengan tekanan reservoir, yang
menyebabkan minyak dan gas bumi menyembur ke permukaan (natural flow).

Adanya tekanan reservoir diakibatkan oleh tekanan overbourden batuan yang berada
di atas lapisan reservoir. Pada kondisi awal, tekanan reservoir pada suatu kedalaman sama
dengan tekanan hidrostatik yang diakibatkan oleh tinggi kolom air formasi yang mengandung
garam sebesar 55.000 ppm atau gradient tekanan air formasi sebesar 0.45 psi/ft disebut
normal gradient.

Adanya peristiwa geologi, yaitu sesar (patahan) pada reservoir akan menyebabkan
gradient tekanan reservoir pada kondisi awal tidak sama dengan 0.45 psi/ft. Pada sesar naik,
lapisan yang terangkat gradient tekanannya menjadi lebih besar dari 0.45 psi/ft disebut
abnormal gradient.

Lapisan yang mengalami penurunan gradient tekanannya menjadi lebih kecil dari 0.45
psi/ft disebut subnormal gradient.

Pada kondisi awal tekanan reservoir pada suatu lapisan / formasi produktif dinyatakan
dengan rumus:

Pr = G x TVD
dimana :
Pr = tekanan reservoir (psi)
G = gradient tekanan (psi/ft)
TVD = kedalaman tegak lapisan (ft)
Berdasarkan hasil penyelidikan, besarnya tekanan reservoir mengikuti suatu
hubungan yang linier dengan kedalaman reservoir tersebut.Hal ini diinterpretasikan sebagai
akibat dari penyingkapan perluasan formasi batuan reservoir tersebut ke permukaan, sehingga
reservoir menerima tekanan hidrostatis fluida pengisi formasi.Berdasarkan ketentuan ini,
maka pada umumnya gradient tekanan berkisar antara 0,435 psi/ft.
Dengan adanya tekanan overburden dari batuan di atasnya, gradient tekanan dapat
lebih besar dari harga tersebut di atas, hal ini tergantung pada kedalaman reservoir. Dengan
adanya kebocoran gas sebelum/selama umur geologi migrasi minyak, dapat mengakibatkan
tekanan reservoir akan lebih rendah.

Berikut ini gambaran hubungan antara tekanan overburden dan tekanan kolom fluida
pada sistem reservoir:

Dalam sejarah produksi, besarnya tekanan akan selalu menurun. Kecepatan


penurunannya tergantung pada pengaruh-pengaruh tenaga yang berada di luar reservoir,
dalam hal ini adalah mekanisme pendorong.

C.2 Temperatur Reservoir


Temperatur reservoir merupakan fungsi dari kedalaman.Hubungan ini dinyatakan
oleh gradient geothermal. Harga gradient geothermal itu berkisar antara 0,3oF/100 ft sampai
dengan 4 oF/ 100 ft.

Dalam teknik reservoir temperatur reservoir dianggap konstan (tidak berubah), adanya
temperatur di reservoir disebabkan oleh gradient temperature panas bumi (gradient
geothermal) sebesar 2° F/100ft.

Besarnya tekanan dan temperature reservoir sangat berpengaruh terhadap sifat fisik
fluida reservoir seperti derajat API, fasa fluida ke larutan gas dalam minyak dll.

Temperatur reservoir pada suatu kedalaman dihitung dengan rumus:

Tr = ( Gt x TVD ) + T

dimana :
Tr = temperature reservoir (° F)
Gt = gradient temperature ( 2° F / 100 ft)
TVD = kedalaman tegak lapisan (ft)
T = Temperatur permukaan (° F)
D. Sifat Fisik Fluida Reservoir.
Karakteristik-karakteristik fluida hidrokarbon yang berhubungan dengan sifat fisis,
dinyatakan dalam berbagai besaran :

a. Faktor volume formasi gas (Bg).


b. Kelarutan gas (Rs).
c. Faktor volume formasi minyak (Bo).
d. Faktor volume formasi dwi-fasa (Bt).
e. Viskositas.
f. Berat jenis (oAPI)

D.1 Faktor volume formasi gas (Bg)


Faktor volume formasi gas didefinisikan sebagal volume (dalam barrels) yang
ditempati oleh suatu standard cubic feet gas (60 oF, 14,7 psi) bila dikembalikan pada keadaan
temperatur dan tekanan reservoir. Persamaan untuk menentukan besaran harga Bg adalah :

Bg = 0,00504Zo To bbl/Scf
Po

Dimana :
Bg = Faktor volume formasi gas, bbl/Scf
Po = Tekanan reservoir l , psia
To = Temperatur reservoir, oF
Zo = kompresibilitas

D.2 Kelarutan gas dalam minyak (Rs)


Kelarutan gas (Rs) didefinisikan sebagai banyaknya cubic feet gas ( dalam tekanan
dan temperature standard) yang berada dalam larutan minyak mentah satu barrel tangki
pengumpul minyak ketika minyak dan gas kedua-duanya masih berada dalam keadaan
temperature dan tekanan standar.

Rs merupakan fungsi dari tekanan, untuk minyak mentah yang jenuh, penurunan
tekanan akan nengakibatkan kelarutan gas menurun karena gas yang semula larut dalam
minyak mentah pada tekanan yang lebih rendah. Untuk minyak mentah yang tak jenuh,
penurunan tekanan sampai tekanan gelembung, tidak akan menurunkan kelarutan gas, tetapi
setelah melewati tekanan gelembung, penurunan tekanan mengakibatkan menurunnya
kelarutan gas.
Gambar. 2 : Pengaruh Tekanan P terhadap Rs

D.3 Faktor volume formasi minyak (Bo)


Faktor volume formasi minyak (Bo) didefinisikan sebagai perbandingan V1 barrel
minyak pada keadaan reservoir terhadap V2 barrel minyak pada tangki pengumpul (60 oF,
14,7 psi). V1 - V2 adalah berupa gas yang dibebaskan karena penurunan tekanan dan
temperatur. Penaksiran faktor volume formasi minyak dapat dilakukan dengan tiga cara,
berdasarkan data-data yang tersedia dan prosen ketelitian yang dibutuhkan.

Gambar. 3 : Pengaruh Tekanan P terhadap ßo

D.4 Faktor volume formasi dwi-fasa (Bt)

Faktor volume formasi dwi-fasa (Bt) didefinisikan sebagai volume yang ditempati
oleh minyak sebanyak satu barrel tangki pengumpul ditambah dengan gas bebas yang semula
larut dalam sejumlah minyak tersebut. Harga Bt dapat ditentukan dan karakteristik cairan
reservoir yang disebutkan terdahulu, yang digambarkan sebagai :
D.5 Viskositas (μ)

Viskositas suatu cairan adalah suatu ukuran tentang besarnya keengganan cairan itu
untuk mengalir. Viskositas didefinisikan sebagai besarnya gaya yang harus bekerja pada satu
satuan luas bidang horizontal yang terpisah sejauh satu satuan jarak dan suatu bidang
horizontal lain, agar relatip terhadap bidang kedua ini, bidang pertama bergerak sebesar satu
satuan kecepatan. Diantara kedua bidang horizontal inii terdapat cairan yang dimaksud.

Umumnya viskositas dipengaruhi langsung oleh tekanan,temperature dan kelarutan gas .


Hubungan tersebut adalah :

Viskositas akan menurun dengan naiknya temperatur.

Viskositas akan naik dengan naiknya tekanan, dimana tekanan tersebut semata-mata untuk
pemanfaatan cairan.

Viskositas akan naik dengan bertambahnya gas dalam larutan.

Gambar. 4 : Pengaruh Tekanan P terhadap Kekentalan (Viskositas), μ

D.6 Berat jenis (oAPI)

Berat jenis (oAPI) minyak menunjukkan kualitas fluida hidrokarbon.Apakah


hidrokarbon tersebut termasuk minyak ringan, gas atau minyak berat.Semakin besar harga
oAPI berarti berat jenis minyak semakin kecil dan sebaliknya.
E. Sifat Kimia Fluida Hidrokarbon

Petroleum adalah campuran senyawa hidrokarbon yang terbentuk di alam dapat


berupa gas, zat cair atau zat padat bergantung pada komposisi, tekanan dan temperatur yang
mempengaruhinya. Endapan petroleum dalam bentuk gas disebut sebagai “gas alam” , yang
berbentuk cairan disebut “minyak mentah” atau “crude oil”, sedangkan yang berbentuk
padatan disebut “tar” dan “aspal” dari tempat yang berlainan umumnya mempunyai ikatan
kimia yang berbeda demikian pula sifat-sifat fisika dan kimianya.

Hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri dari atom karbon (C) dan Hidrogen (H)
serta komponen ikutan seperti belerang (H2S), Nitrogen (N2), Oksigen (O2) dan Karbon
Dioksida (CO2), serta logam (Fe, Ni, Co, Cd dll).

Komponen adalah bagian-bagian murni (senyawa) penyusun minyak bumi, sedangkan


Komposisi adalah menyatakan banyaknya komponen murni (senyawa) yang menyusun
terbentuknya minyak bumi atau gas hidrokarbon. Hasil analisa rata-rata yang diperoleh dari
hampir semua minyak mentah dapat dilihat dalam Tabel-3.dibawah ini.

Berdasarkan susunan atom karbon dalam molekulnya, senyawa karbon terbagi dalam
2 golongan besar, yaitu senyawa alifatik dan senyawa siklik. . Berdasarkan jumlah ikatannya,
senyawa hidrokarbon alifatik terbagi menjadi senyawa alifatik jenuh dan tidak jenuh.

Komponen utama hidrokarbon dalam suatu reservoir minyak bumi secara umum
dapat dibagi dalam 4 (empat) golongan menurut struktur dari molekul-molekulnya, yaitu :

a. Golongan Hidrokarbon Jenuh (Parafin).


b. Golongan Hidrokarbon Tidak Jenuh
c. Golongan Hidrokarbon Naftena (Sikloparafin)
d. Golongan Hidrokarbon Aromatik

E.1 Golongan Hidrokarbon Jenuh (Parafin)

Golongan ini merupakan senyawa alifatik jenuh yang rantai C nya hanya berisi
ikatan-ikatan tunggal saja. Senyawa hidrokarbon alifatik adalah senyawa karbon yang rantai
C nya terbuka dan rantai C itu memungkinkan bercabang. Golongan ini mempunyai rumus
umum CnH2n+2 Nama dari deretan paraffin sesuai sistim Jenewa diakhiri dengan akhiran “
ana “.

Parafin digolongkan pada hidrokarbon jenuh karena untuk mengikat tiap dua atom C
yang berdekatan pada rangkaian terbuka diperlukan satu valensi dari masing-masing
atom.Disamping valensi untuk mengikat atom C yang berdekatan valensi lainnya juga untuk
mengikat H yang tersedia.Jadi hidrokarbon dikatakan jenuh, apabila tiap valensi yang ada
digunakan untuk mengikat atom C lainnya maupun atom H.

Sifat-sifat :
a. Stabil pada suhu biasa, tidak bereaksi dengan asam sulfat pekat dan asam sulfat
berasap, larutan alkali pekat, asam nitrat maupun oksidator kuat seperti asam kromat,
kecuali mempunyai atom karbon tersier.
b. Bereaksi lambat dengan klor dengan bantuan sinar matahari, bereaksi dengan klor dan
brom kalau ada katalis
c. C1-C4 : berupa gas pada suhu kamar dan tekanan 1 atm, metana dan etana (LNG),
propana dan butan (LPG),
d. C5-C16 : berupa cairan pada suhu kamar dan tekanan 1 atm, nafta, kerosin, bensin,
solar, minyak diesel danminyak bakar.
e. C16 : berupa padatan, malam paraffin
Isomer
Dijumpai hidrokarbon dengan rumus molekul yang sama akan tetapi rumus
bangunnya yang berbeda. Keadaan semacam ini yang disebut sebagai “ Isomer “. Isomer
hidrokarbon biasanya menunjukkan sifat fisika dan kimia yang berbeda. Contoh : Butana
mempunyai rumus molekul C4H10 , tetapi bisa dibuat dua macam rumus bangun yang
berbeda, yaitu :
CH3CH2CH2CH3 yang disebut sebagai normal-butana, dan CH3 CH CH3 disebut
sebagai iso-butana I CH3

E.2 Golongan Hidrokarbon Tidak Jenuh

Golongan ini merupakan senyawa alifatik yang rantai C nya terdapat ikatan rangkap
dua atau rangkap tigauntuk mengikat dua atom C yang berdekatan. Oleh karena valensi yang
semula tersedia untuk mengikat atom H telah digunakan untuk mengikat atom C yang
berdekatan dengan jalan ikatan rangkap (ganda) maupun tiga yang mengikat dua atom C,
maka hidrokarbon ini disebut sebagai hidrokarbon tak jenuh. Golongan hidrokarbon tak
jenuh berupa deretan Olefin, Diolefin dan Asetilen.

a. Deretan Olefin
Deretan ini mempunyai rumus umumCnH2n . Karakteristiknya adalah bahwa dalam
molekulnya terdapat satu ikatan rangkap . Pemberian nama deretan Olefin atau sering
disebut juga Monoolefin menurut sistim Jenewa dilakukan sama dengan deretan paraffin,
diakhiri dengan “ ena “

Contoh : Etilena : CH2 = CH2 atau H H C = C H H

Propelina : CH2 = CH CH3 Sifat-sifat :


a. Merupakan senyawa hidrokarbon yang tidakjenuh dengan sebuah ikatan rangkap.
b. Deretan olefin atau Monoolefin tidak terdapat dalam minyak mentah,tetapi terbentuk
dalam distilasi minyak mentahdan terbentuk dalam proses rengkahan, sehinggabensin
rengkahan mengandung banyak senyawamonoolefin. Senyawa HC akan
mengalamiperengakahan pada suhu sekitar 680oF.
Bersifat reaktif, banyak digunakan sebagai bahanbaku utama industri petrokimia, contoh
etilen(C2H4) dan propilen (C3H6)
b. Deretan Diolefin
Rumus umum deretan ini adalah CnH2n-2 .Karakteristiknya, setiap molekulnya
terdapat dua ikatan rangkap. Penamaan menurut sistim Jenewa adalah penggunaan akhiran
“ adiena “ dan letak dari kedua ikatan rangkap dinyatakan dengan dua nomor yang
diletakkan setelah namanya.
Contoh : Butadiena – 1,3 : CH2 = CH CH = CH2 Butadiena _ 1,2 : CH2 = C = CH CH3

c. Deretan Asetilen
Rumus umum adalah CnH2n-2 seperti deretan diolefin.Karakteristik dari deretan ini
adalah bahwa dalam tiap molekul terdapat ikatan rangkap tiga yang mengikat dua atom C
berdekatan. Pemberian nama sistim Jenewa adalah dengan memberi akhiran “ una “.

Contoh :

Propuna

Sifat-sifat :
a. Senyawa HC tidak jenuh rumus umum CnH2n-2.
b. Merupakan senyawa hidrokarbon yang tidakjenuh dengan dua buah ikatan rangkap.
c. Monoolefin tidak terdapat dalam minyak mentah,tetapi terbentuk dalam distilasi
minyak mentahdan terbentuk dalam proses rengkahan.
d. Bersifat reaktif, tidak stabil, dan cenderungberpolimerisasi dan membentuk damar.

E.3 Golongan Naftena

Golongan ini termasuk hidrokarbon jenuh tetapi rantai karbonnya merupakan rantai
tertutup atau alisiklik.Senyawa hidrokarbon alisiklik adalah senyawakarbon alifatik yang
membentuk rantai tertutup.Oleh karena itu diberi nama juga golongan Sikloparafin, karena
sifat-sifatnya mirip dengan paraffin. Rumus umum adalah CnH2n. Pemberian nama adalah
seperti pada paraffin, yaitu sesuai dengan banyaknya atom C dalam rangkaian tertutup,
dengan tambahan awalan “siklo”. Siklopropana, Siklobutana dst.

Contoh :
Siklobutana

siklooktana
Sifat-sifat :
a. Memiliki sifat seperti senyawa HC parafin dan mempunyai struktur molekul siklis,
disebut sikloparafin.
b. Terdapat dalam minyak bumi ialah siklopentan dan sikloheksan, yang terdapat dalam
fraksi nafta dan fraksi minyak bumi dengan titik didih lebih tinggi.
c. Selain senyawa naften sederhana, dalamminyak bumi khususnya dalam
fraksiberatnya, juga terdapat senyawa naftenpolisiklis, seperti dekalin
ataudehidronaftalen

E.4 Golongan Hidrokarbon Aromatik


Dalam deret ini hanya dimaksudkan Benzena dan hidrokarbon lain yang mengandung
satu dan hanya satu cincin benzene. Rumus umum adalah CnH2n-6 Cincin benzene berupa
segienam dengan 3 ikatan tunggal dan 3 ikatan rangkap secara selang-seling.Untuk
menunjukkan adanya cincin benzene dalam suatu senyawa, biasanya digunakan lambing
segienam seperti gambar dibawah.
Contoh : Metilbenzne

Sifat-sifat :
a. sangat reaktif. Mudah dioksidasi menjadi asam. Dapat mengalami reaksi adisi dan
reaksi subtitusi tergantung pada kondisi reaksi.
b. Hanya sedikit sekali minyak mentah yang mengandung senyawa aromat dengan titik
rendah.
c. Diberikan nama Aromatik karena deretan ini memberikan bau wangi.

d. Minyak mentah dari Sumatera dan Kalimantan ada yang mengandung senayawa
aromat tinggi.
e. Senyawa yang ada : benzen, naftalen dan antrasen.
Benzene merupakan zat cair tidak berwarna dan mendidih pada temperature 176oF
Walaupun senyawa hidrokarbon yang menyusunminyak bumi hanyalah senyawa hidrokarbon
parafin,naften dan aromat, namun demikian, minyak bumiadalah sangat kompleks sekali.Hal
ini disebabkankarena senyawa-senyawa tersebut disamping berupasenyawa murni, juga dapat
berupa gabungan antarasenyawa HC parafin-naften, parafin-aromat, naftennaften(polinaften),
naften-aromat, aromat-aromat(poliaromat), dan parafin-naften-aromat dankemungkinan
kombinasi lainnya.

F. Jenis-jenis Reservoir.

1. Berdasar Geologi
a. Reservoir Struktur
b. Reservoir Stratigrafi

c. Reservoir Kombinasi

F.1. Reservoir berdasar Geologi


a. Reservoir Struktur
Adalah reservoir yang terbentuk karena adanya gaya geologi sehingga terbentuk
struktur perangkap. Contoh : Patahan , Antiklin dan Kombinasi

Reservoir Antiklin Reservoir Patahan

Gambar. 3 : Reservoir Kombinasi ( Antiklin dan Patahan)


b. Resevoir Stratigrafi
Reservoir yang terbentuk karena adanya perbedaan permeabilitas batuan.

Resevoir Lensa Pasir Resevoir Lidah

Gambar. 4 : Reservoir Stratigrafi

c. Resevoir Kombinasi
Reservoir Kombinasi : Reservoir yang terbentuk secara kombinasi antara stratigrafi
dan struktur.
Contoh : Ketidakselarasan / Unconformity

F.2. Berdasarkan kondisi awal fluida dalam reservoir


a. Reservoir gas, yaitu apabila dalam reservoir tersebut mengandung HC yang berfasa
gas yang bernilai ekonomis.
 Reservoir gas kering atau dry gas
Adalah reservoir gas yang menghasilkan gas alam tidak mengandung gas
H2S atau sering disebut sebagai Sweet Gas.
 Reservoir gas basah atau wet gas Adalah reservoir gas yang menghasilkan gas
alam mengandung bensin alam atau Natural Gasoline dalam jumlah
berarti.Bensin ini dapat dipisahkan dari gas alamnya dengan jalan
pemampatan dan pendinginan.
 Reservoir gas kondensat Adalah reservoir minyak yang apabila diproduksikan
kepermukaan akan menghasilkan minyak dan gas
b. Resevoir Minyak
yaitu apabila dalam reservoir tersebut terdapat akumulasi minyak yang dinilai
ekonomis (tidak mutlak terdapat minyak saja, tetapi ada kemungkinan juga
akumulasi gas, disebut tudung gas/ gas cap.
 Reservoir Minyak Tidak jenuh dimana Gas masih terlarut dalam minyak
 Reservoir Minyak Jenuh dimana Gas sudah terlepas dari minyak sehingga
terdapat fasa minyak dan fasa gas yang terpisah.

a. Oil-Water System
b. Gas-Water System c. Gas-Oil-Water System
Gambar. 5 : Macam-macam Reservoir berdasarkan jenis fluidanya

F.3. Jenis Reservoir berdasar mekanisme pendorong.


a. Reservoir Water Drive
b. Reservoir Gas Cap Drive
c. Reservoir Solution Gas Drive
d. Reservoir Combination Drive

a. Reservoir water drive


Pada reservoir dengan type pendorongan "water drive”, energi yang
menyebabkan perpindahan minyak dari reservoir ke titik serap adalah disebabkan
oleh; pengembangan air, penyempitan pori-pori dari lapisan dan sumber air di
permukaan bumi yang berhubungan dengan formasi yang mengandung 100% air
(aquifer) sebagai akibat adanya penurunan tekanan selama produksi.
Air sebagai suatu fasa yang sering berada bersama-sama dengan minyak
dan/atau gas dalam suatu reservoir yang mengandung hidrokarbon tersebut seringkali
merupakan suatu fasa kontinu dalam suatu formasi sedimen yang berdekatan dengan
reservoir tersebut.
Perubahan tekanan dalam reservoir minyak sebagai akibat dan pada produksi
minyak melalui sumur akan diteruskan kedalam aquifer. Terbentuknya gradient
tekanan ini akan mengakibatkan air mengalir ke dalam lapisan minyak (merembes)
bila permeabilitas disekitarnya memungkinkan. Secara umum dapat dikatakan bahwa
aquifer merupakan suatu tenaga yang membantu dalam hal pendorongan minyak.
Dari kurva sejarah produksi suatu reservoir dengan water-drive,
memperlihatkan bahwa pada permulaan produksi, tekanan akan turun dengan sedikit
tajam. Karena air memerlukan waktu dulu untuk mengisi ruangan yang ditinggalkan
oleh minyak yang diproduksi. Kemudian tekanan akan menurun secara perlahan-
lahan.
Pada reservoir water drive, gas tidak memegang peranan, sehingga
perbandingan produksi gas terhadap produksi minyak (GOR) dapat dianggap
konstan. Sedangkan perbandingan produksi air terhadap produksi minyak (WOR)
akan naik, karena air yang mendorong dari belakang mungkin saja akan melewati
minyak yang didorongnya akibat dari sifat mobiIity-nya, sehingga air akan
terproduksi. Recovery minyak dari type pendorongan "water drive" ini berkisar 30%
- 60%.
Dengan diproduksikannya minyak, maka pori-pori batuan yang ditinggalkan
minyak akan diisi oleh air (sering disebut sebagai proses Water Influx) Ciri-ciri :
 Tekanan (P) relative stabil
 Perbandingan Minyak-Gas (GOR) rendah dan konstan
 Perbandingan Minyak-Air (WOR) meningkat secara kontinyu
 Perilaku : Natural Flow sampai air berlebih
 Recovery Factor (RF) berkisar antara 30% - 60%

Gambar. 6 : Reservoir Water Drive

b. Reservoir Gas Cap Drive


Pada reservoir dengan mekanisme pendorongan “gas cap drive” energi
pendorongan berasal dari ekspansi gas bebas yang terdapat pada gas bebas (gas cap).
Hal ini akan mendorong minyak ke arah posisi yang bertekanan rendah yaitu ke arah
bawah struktur dan selanjutnya ke arah sumur produksi.
Gas yang berada di gas cap ini sudah ada sewaktu reservoir itu ditemukan atau
bisa juga berasal dari gas yang terlarut dalam minyak dan akan ke luar dari zone
minyak bila tekanan reservoirnya di bawah bubble point pressure.
Sejarah produksi dari reservoir dengan gas cap drive memperlihatkan suatu
kurva dimana tekanan akan menurun lebih cepat dibandingkan dengan water drive
reservoir. Sedangkan GOR-nya akan terus naik sampai akhirnya hanya gas yang
terproduksi. Hal ini disebabkan karena mobilitas gas lebih besar dibandingkan
dengan mobilitas minyak. Kemungkinan slippage dimana gas akan mendahului
minyak, lebih besar sehingga gas ikut terproduksi. Akibatnya effisiensi
pendorongannya akan berkurang dari semestinya. Recovery minyak pada jenis “gas
cap reservoir“ berkisar 20 - 40 %.
Ciri-ciri:
 Tekanan (P) turun lambat namun menerus.
 Perbandingan Minyak-Gas (GOR) meningkat terus.
 Tidak ada /kecil sekali produksi airnya.
 Perilaku : Natural Flow tergantung pada ukuran gas capnya.
 RF : 20%-40%

Gambar. 7 : Reservoir Gas Cap Drive

c. Reservoir Solution Gas Drive


Pada reservoir dengan type pendorongan “solution gas drive” energi yang
menyebabkan minyak bergerak ke titik serap berasal dari ekspansi volumetrik larutan
gas yang berada dalam minyak dan pendesakan minyak akibat berkurangnya tekanan
karena produksi. Hal ini akan menyebabkan gas yang larut di dalam minyak akan ke
luar berupa gelembung gelembung yang tersebar merata di dalam phasa minyak.
Penurunan tekanan selanjutnya akan menyebabkan gelembung-gelembung gas tadi
akan berkembang, sehingga mendesak minyak untuk mengalir ke daerah yang
bertekanan rendah.
Pada kurva sejarah produksi suatu lapangan yang reservoirnya mempunyai
mekanisme pendorong "solution gas drive" akan memperlihatkan bahwa pada saat
produksi baru dimulai, tekanan turun dengan perlahan dan selanjutnya menurun
dengan cepat. Hal ini disebabkan karena pada saat pertama, gas belum bisa bergerak,
karena saturasinya masih berada di bawah saturasi kritis, setelah saturasi kritis
dilampaui, barulah tekanan turun dengan cepat.
Perbandingan gas terhadap minyak (GOR), terlihat mula-mula hampir
konstan, selanjutnya akan naik dengan cepat, dan kemudian turun lagi. Hal ini
disebabkan karena mula-mula saturasi gas masih berada dibawah saturasi kritisnya.
Sehingga permeabilitasnya masih sama dengan nol. Setelah saturasi kritis dilampaui,
gas mulai bergerak dan membentuk 48 saturasi yang kontinu. Kemudian gas ikut
terproduksi bersama minyak.
Semakin lama GOR semakin besar, ini disebabkan karena mobility gas lebih
besar dari mobility minyak sehingga terjadi penyimpangan/slippage dimana gas
bergerak lebih cepat dari minyak.
Oleh karena gas lebih banyak diproduksikan, lama kelamaan kandungan
gasnya semakin berkurang sehingga recovery-nya akan turun. Recovery minyak
dengan jenis “solution gas drive reservoir” berkisar 5 - 20 %.
 Tekanan (P) cepat turun
 Perbandingan Minyak-Gas (GOR) mula-mula rendah kemudian naik dengan
cepat.

 Produksi air kecil

 Perilaku : memerlukan pemompaan pada tahap awal

 RF : 5% - 20%

Gambar. 8 : Reservoir Solution Gas Drive

d. Resevoir Combination Drive


ada reservoir type ini, mekanisme pendorongan minyak dapat berasal dari
kombinasi antara water drive dengan solution gas drive ataupun kombinasi antara
water drive dengan gas cap drive.Pada banyak reservoir, keempat mekanisme
pendorongan dapat bekerja secara simultan, tetapi biasanya salah satu atau dua yang
lebih dominan.

Gambar. 9 : Reservoir Combination Drive


e. Hubungan antara P-V-T dalam Fluida Reservoir
Sifat-sifat fasa kualitatif dalam sitim hidrokarbon dapat digambarkan kedalam
grafik melalui hubungan antara Tekanan-Volume-Temperatur (P-V-T) dengan
berbagai komponennya.
Fasa adalah suatu bagian dari zat yang memiliki sifat fisik dan kimia secara
seragam dalam keseluruhannya.Jadi sistim yang terdiri dari uap air, air dan es disebut
sistim 3 (tiga) fasa. Fasa tersebut meskipun serba sama akan tetapi tidaklah perlu
kontinyu, artinya air es yang mengandung beberapa potong es tetap terdiri dari dua
fasa saja, yaitu fasa cair dan fasa padat.
Sifat fasa dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu sifat intensif dan sifat
ekstensif. Dalam sifat intensif, fasa tidak bergantung pada jumlah total massa dalam
sistim, misalnya rapatan (density), berat jenis (SG) dan kalor jenis. Sedangkan dalam
sifat fasa ekstensif, fasa sangat bergantung pada jumlah zat didalam suatu sistim.
Suatu sistim disebut serbaneka (heterogen) apabila sistim terdiri dari 2 (dua)
fasa atau lebih.Sifat fasa dengan sistim serbaneka dipengaruhi oleh jumlah
komponen-komponennya.Sistim berkomponen tunggal menunjukkan tabiat yang
berbeda dari tabiat sistim berkomponen rangkap atau ganda pada Tekanan (P) dan
Temperatur (T) yang memungkinkan adanya fasa cair dan fasa uap.

a) Sistim Komponen Tunggal


Dalam sistim berkomponen tunggal, digambarkan sebagai cairan tunggal
yang murnimisalnya air.Bayangkan suatu cairan tunggal murni ditempatkan
dalam silinder dengan alat pengisap. Bila pada pengisap ini dikerjakan suatu
tekanan yang lebih besar dari tekanan uap zat cair, maka sistim seluruhnya
akan berupa fasa cair pada saat kesetimbangan telah tercapai. Sebaliknya, bila
tekanan ini lebih kecil dari pada tekanan uap, maka sistim akan berupa pada
kesetimbangan. Jumlah relative zat cair dan uap ditentukan oleh volume
sistim, dapat berupa uap dengan sedikit sekali zat cair (setetes kecil embun)
atau dapat pula berupa zat cair dengan sedikit uap (sebuah gelembung halus).

Diagram P-T Komponen Tunggal


Untuk sistim komponen tunggal pada temperature tertentu, tekanan
akan menentukan macam dan jumlah fasa sistim tersebut. Dalam Gambar 10.
Berikut diterangkan bahwa bila tekanan uap dialurkan terhadap temperature,
maka aluran itu akan berbentuk lengkungan yang dipandang sebagai garis
pemisah antara daerah zat cair dan gas, garis OA, sedangkan garis OC
merupakan garis pemisah zat cair dan zat padat. Titik A merupakan batas
garis tekanan uap dikenal sebagai Titik Kritik. Tekanan dan Temperatur pada
A disebut sebagai Tekanan Kritik dan Temperatur Kritik. Temperatur Kritik
adalah temperature tertinggi agar uap dapat dicairkan, diatas temperature ini
gas tidak dapat dicairkan berapapun tekanan yang diberikan.Titik O disebut
Titik Tripel dimana fasa padat, cair dan gas berada bersama-sama dalam
keadaan kesetimbangan.
Tiap-tiap komponen hidrokarbon menunjukkan diagram P-T yang
serupa dengan Diagram P-T Komponen Tunggal (Gbr. 10), yang
membedakan adalah Tekanan uap, besaran Kritik, tekanan sublimasi.

Gambar. 10 : Diagram P-T Sistim Komponen Tunggal

Diagram P-V Sistim Komponen Tunggal


Bila tekanan dialurkan terhadap volume pada temperature tetap untuk
sistim dengan jumlah materi yang tetap, maka akan diperoleh gambaran
terjadinya proses pemampatan dalam sistim. Dalam Gbr. 11, diterangkan
bahwa proses pemampatan dimulai dari titik A. Lengkungan AB
menunjukkan proses pemampatan isotherm dimana tekanan gas bertambah.
Pada titik B tekanan mencapai tekanan uap dan fasa cair mulai terjadi, mula-
mula dalam bentuk titik-titik embun oleh karenanya titik B disebut sebagai
titik embun.Pemampatan lebih lanjut secara isotherm tidak akan merubah
tekanan sistim karena dibawah tekanan yang sama dengan tekanan uap, fasa
cair dan fasa padat akan berada pada bersama-sama , dalam grafik
digambarkan dalam garis horizontal BC. Tepat pada titik C, fasa uap
menghilang, tinggal gelembung yang tak terhingga kecilnya, oleh karenanya
titik C disebut titik gelembung.Ciri dari sistim komponen tunggal adalah
bahwa tekanan titik embun samadengan tekanan titik gelembung.

b) Sistim Komponen Ganda


Istilah komponen ganda dapat diartikan, bahwa dalam sistim
hidrokarbon tersusun oleh lebih dari 2 (dua) komponen yang mudah dan
sukar menguap.Sistim komponen ganda akan lebih tepat untuk menjelaskan
sifat-sifat fasa untuk minyak bumi.

Diagram P-V Sistim Komponen Ganda


Minyak bumi tersusun oleh lebih banyak komponen-komponen yang sukar
menguap sehingga titik embun terjadi pada tekanan yang sangat rendah.Oleh
karena itu untuk sistim ini sangat sukar untuk menentukan titik embun dengan
mendasarkan bentuk isotherm pada diagram P-V. Gbr. 12 ditunjukkan bahwa
seluruh sistim ada dalam fasa cair (titik A). Bila tekanan dikurangi secara
isotherm , maka titik gelembung akan dicapai pada titik B atau disebut
sebagai tekanan penjenuhan (P saturated=Ps), karena dalam minyak bumi,
uap yang terjadi pada titik gelembung biasa dianggap sebagai gas yang
terlarut dalam fasa cair. Penurunan tekanan lebih lanjut akan membebaskan
lebih banyak gas dari dalam larutan dan membentuk fasa uap. Pada tekanan 1
atm sistim akan terdiri atas fasa cair dan uap.

Diagram P-T sistim komponen ganda


Diagram P-T sistim komponen ganda dapat digunakan untuk
menggambarkan sifat fasa reservoir minyak bumi. Bila tekanan dan
temperature permukaan bumi ditunjukkan oleh titik A (P1 , T1)dan tekanan
dan temperature reservoir ditunjukkan oleh titik B (P2 , T2) , maka diagram
(Gbr. 13.) ini menunjukkan bahwa reservoir terdiri dari zat cair dan uap,
apabila diproduksikan ke permukaan akan menghasilkan fasa cair dan uap.
Apabila reservoir ditunjukkan oleh titik D (P3 , T3) maka diagram ini akan
menunjukkan bahwa didalam bumi, minyak berupa zat cair yang belum jenuh
dengan gas dan jika diproduksikan ke permukaan bumi sebagai fasa cair
(lebih dominan) dengan sedikit uap. Dalam Gbr. 14. Apabila E
menggambarkan suatu reservoir sedangkan F sebagai permukaan bumi, maka
reservoir ini disebut sebagaireservoir gas kering(tanpa fasa cair) dan bila
diproduksikan kepermukaan bumi akan menghasilkan gas kering. Sebaliknya,
bila permukaan bumi digambarkan oleh titik G, maka reservoir tersebut akan
menghasilkan fasa cair dan gas, atau sering disebut sebagai reservoir
Kondensat. Bila reservoir oleh titik H sedangkan permukaan bumi
digambarkan oleh titik F, maka reservoir tersebut dikenal sebagai reservoir
kondensat retrograde, karena dalam perjalanan kepermukaan bumi fluida
akan mengalami perubahan tekanan dan temperature lewat proses retrograde.

f. Aliran Fluida dalam Reservoir


Dalam reservoir hidrokarbon, fluida yang terperangkap dalam batuan induk
akan mengalami pergerakan apabila reservoir tersebut mulai diproduksikan, karena
akibat terjadinya perbedaan tekanan reservoir dengan tekanan didalam sumur. Fluida
hidrokarbon yang tersimpan didalam pori-pori batuan akan bergerak dan mengalir
menuju dasar sumur hingga kepermukaan melalui media batuan yangdapat
melewatkan cairan atau bersifat permeable.
Pada Bab ini akan dijelaskan tentang konsep aliran fluida didalam reservoir
maupun aliran fluida didalam pipa.

a) Konsep Aliran Fluida didalam Reservoir


Seperti telah dijelaskan diatas bahwa fluida hidrokarbon yang ada
didalam reservoir bisa mengalir karena adanya media batuan berpori yang
berisifat permeable.Kemampuan batuan berpori untuk melewatkan fluida
melalui pori-pori yang berhubungan sering disebut sebagai
Permeabilitas.Penelitian Permeabilitas ini dilakukan pertama kali oleh Darcy,
seorang ilmuwan Perancis abad sembilan belas (Tahun 1856). Menurut Darcy
bahwa “Aliran cairan melalui media berpori berbanding langsung dengan luas
penampang serta gradient tekanan dan berbanding terbalik dengan viskosita
(kekentalan) cairan”. Pernyataan ini dituangkan kedalam suatu rumus yang
dikenal dengan Hukum Darcy yaitu :
q = - k Adp μ / dl
Dimana :
K: Permeabilitas batuan, Darcy
q: volume aliran, cm3/detik
μ: viskosita cairan , centi poise (cp)
dp/dl: gradient tekanan, atm
A: luas penampang media aliran, cm2
P: Perbedaan tekanan antara pangkal dan ujung media, atm.
Tanda negatip ( - ) dalam persamaan diatas menunjukkan bahwa panjang L
diukur dari turunnya tekanan.

Aliran Linier
Dalam sistim aliran linier, dianggap bahwa penampang adalah
tetap.Untuk zat cair yang mengalir melalui sistim linier, q bukanlah fungsi
dari tekanan, sehingga.
q =k A (P1-P2) / μ L
Aliran Radial
Konsep aliran fluida didalam reservoir dengan sistim aliran radial akan
lebih mirip dengan kondisi nyata di alam. Aliran fluida dalam reservoir
menuju ke dasar sumur lebih mudah dipahami dengan menggunakan konsep
ini. Dalam Gbr. 16 merupakan contoh konsep aliran fluida sistim radial yang
akan diterangkan lebih lanjut. Apabila re dan rwmasing-masing adalah jari-
jari batas luar dan jari-jari sumur; pe dan pw masing-masing adalah tekanan
pada batas luar pengurasan dan tekanan pada sumur; h adalah tinggi sistim
(tebal lapisan produksi), maka dengan mendasarkan suatu rumus silinder
dengan jari-jari “x” dan tebal dx, maka :
q = 2x h kdp / μ dx
selanjutnya penyederhanaan dari persamaan diatas untuk suatu aliran
fluida hidrokarbon adalah :
qm = 2 k h (pe - pw) bpd / μ ln re / rw
dimana, qm adalah volume cairan yang mengalir tiap detik yang diukur pada
tekanan rata-rata ( pe+ pw)/2. Atau,
q = 7,07 k h (pe – pw) / μ ln re / rw
dimana :
q : volume aliran fluida , barrel/day
h : ketebalan lapisan , feet
re : jari-jari pengurasan , feet
rw : jari-jari sumur, feet
pe : tekanan batas pengurasan, psi
pw : tekanan sumur, psi
k : permeabilita , darcy
μ : viskosita , centipoise(cp)

b) Konsep Aliran Fluida dalam Pipa


Suatu reservoir dapat mengalirkan fluida hidrokarbon ke permukaan
dengan tenaga sendiri (Natural Flowing) apabila tekanannya lebih besar dari
tekanan didalam sumur dan dipermukaan. Jadi sumur dikatakan flowing
apabila :
 Tenaga dorong dari reservoir relatip besar
 2. Mampu mendorong fluida reservoir hingga ke tempat pemisahan
dan penampungan. (Preservoir > Pwell flow > Ptubing > Pflowline >
Pseparator )

 3. Dijumpai pada sumur yang berproduksi awal.


Kelakuan aliran fluida dalam reservoir dipengaruhi oleh :
 Sifat Fisik fluida formasi
 Sifat Fisik batuan reservoir
 Geometri dari sumur dan daerah pengurusan
 Jenis tenaga dorong (drive mechanism)
Besar kecilnya aliran fluida formasi menuju lubang sumur dipengaruhi
oleh Productivity Index (PI).Definisi Productivity Index (PI) adalah
Kemampuan sumur untuk berproduksi (Q) per hari pada perbedaan antara
harga Tekanan Alir Dasar Sumur (Pwf) dengan tekanan Reservoir (Pres).
PI = Q BPD/psi / Pr – Pwf
Dimana :
PI = Productivity Index, bpd/psi
Q = Kapasitas Produksi, bpd
Pr = Tekanan reservoir, psi
Pwf = Tekanan Aliran dasar sumur, psi

G. REGRESI LINIER DALAM METODA DECLINE CURVE


Metode kurva penurunan produksi (decline curve) digunakan untuk menentukan
cadangan hidrokarbon suatu reservoir (lapangan). Metode ini menggunakan analisa regresi
linier untuk menentukan persamaan/fungsi dari masing-masing decline curve yang diperoleh
dari data laju produksi, waktu produksi, dan kumulatif produksi. Persamaan yang digunakan
untuk menghitung total cadangan (ultimate recovery), umur produksi (life time production),
dan sisa cadangan (remaining reserves) adalah persamaan yang memenuhi kriteria uji statistik
dengan nilai koefisien determinasi (R2) yang paling besar dan nilai standar deviasi (SD) yang
paling kecil. Analisa decline curve merupakan sebuah analisa empiris yang diaplikasikan
dengan cara memplotkan laju produksi dengan waktu produksi untuk menghitung perkiraan
angka produksi dimasa yang akan dating. Metode ini bisa digunakan selama kondisi sumur
(komplesi, metode produksi, dll) tidak mengalami perubahan. Decline curve merupakan salah
satu cara untuk menghitung cadangan migas (ultimate recovery). Selain itu, metode ini juga
dapat menentukan umur produksi (life time production) dan sisa cadangan (remaining
reserves). Data yang dibutuhkan dalam pergitungan cadangan migas dengan menggunakan
metode ini berupa data produksi yang terdiri atas data laju produksi (Qo), kumulatif produksi
(Np) dan waktu produksi (t). Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh J.J. Arps dan
merupakan metode perhitungan cadangan suatu reservoir.
Analisa regresi linier merupakan analisa hubungan antara dua variable atau lebih. Di
sini kita memiliki tiga jenis variable yang akan di lihat hubungan antara masing-masing
variable dengan mengkorelasikannya dengan jenis-jenis decline curve sehingga bisa di dapat
persamaan untuk masing-masing jenis decline curve.
Lapangan yang akan dikaji tengah berada dalam masa produksi, sehingga dipilihlah metode
ini untuk menghitung cadangan migas yang tersedia sebagai bahan evaluasi produksi karena
biaya yang sangat besar dan resiko kegagalan yang tinggi pada operasi pengeboran dan
produksi untuk kegiatan pengembangan lapangan migas.
Permasalahan dalam perhitungan cadangan ini adalah bagaimana menentukan ultimate
recovery, life time production, dan remaining reserves pada lapangan yang dikaji.
Permasalahan ini sesuai dengan tujuan dalam perhitungan cadangan dengan menggunakan
metode decline curve ini yaitu untuk menentukan ultimate recovery, life time production, dan
remaining reserves.
BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tahap awal penerapan regresi linier dalam metode decline curve agar didapatkan hasil
yang akurat adalah melakukan pemilihan data produksi yang menunjukkan adanya penurunan
yang linier pada kurun waktu yang cukup lama. Metoda decline curve dapat diterapkan
apabila pada kurun waktu tertentu terjadi penurunan produksi terhadap waktu yang relatif
konstan (secara linier) yang artinya penurunan produksi pada lapangan tersebut secara umum
terjadi akibat pengaruh penurunan tekanan reservoir saja.
Uji statistik dalam penelitian ini bertujuan untuk menentukan jenis decline curve yang paling
cocok untuk diterapkan di masing-masing blok pada lapangan yang akan dikaji, sehingga
didapatkan bentuk persamaan regresi yang sesuai untuk menentukan cadangan minyak
(ultimate recovery), dan umur produksi (life time production). Parameter uji statistik yang
digunakan terdiri atas koefisien korelasi (R), koefisien determinasi (R2), dan standar deviasi
(SD). Apabila garis regresi yang terbaik untuk sekumpulan data berbentuk linier, maka
derajat hubungannya akan dinyatakan dengan koefisien korelasi ini (R). Nilai koefisien
determinasi (R2) ini juga merupakan nilai sampai sejauh mana hubungan antara variabel
terikat dengan variabel bebas tersebut sedangkan standar deviasi adalah besarnya
penyimpangan hasil model matematika terhadap nilai yang sebenarnya.
Decline curve dipilih berdasarkan nilai standar deviasi (SD) yang paling kecil dan nilai
koefisien determinasi (R2) yang paling besar, sedangkan koefisien korelasi menunjukkan
koefisiean arah regresi linier dari masing-masing persamaan regresi untuk masing-masing
Blok karena jika grafik mengalami penurunan maka nilai koefisien korelasi (R) akan bernilai
negatif.
Pada data produksi yang telah dipilih tentunya nilai koefisien korelasi bernilai negatif karena
data yang dipilih adalah data penurunan produksi, akan tetapi untuk persamaan dengan
variabel Qo dan Np pada ke empat Blok diperoleh nilai R2 yang paling besar pada jenis
exponential decline namun dengan nilai SD yang terlalu besar sehingga persamaan yang
dipilih adalah persamaan pada jenis harmonic decline dengan nilai SD paling kecil dan nilai
R2 yang cukup besar.
Bentuk kurva hubungan laju produksi (Qo) dan waktu produksi (t), dimana nilai koefisien
determinasi (R2) sudah memenuhi persyaratan sehingga diperoleh grafik penurunan produksi
secara linier dapat dilihat pada gambar dibawah.
Qg Vs Gp
60000

50000

LAJU PRODUKSI , Bopd


40000

30000

20000

10000

0
0 50 100 150 200
WAKTU , BULAN

Gambar 2.1. Grafik trend Qg vs Gp awal sebelum dilakukan eliminasi data.

Qg Vs T
30000

25000
LAJU PRODUKSI , Bopd

20000

15000 y = -204.04x + 47041


R² = 0.9528
10000

5000

0
0 50 100 150 200
WAKTU , BULAN
Qg Vs Np
30000

25000
LAJU PRODUKSI , Bopd
20000

15000

y = -0.3496x + 158681
10000 R² = 0.9639

5000

0
380000 385000 390000 395000 400000 405000 410000 415000
WAKTU , BULAN

Gambar 2.2. Grafik trend setelah dilakukan eliminasi

Grafik di gambar 2.2 merupakan hasil eliminasi data yang sudah memenuhi syarat standar
deviasi dibawah 5% dan koefisien determinasi diatas 0,85. Data awal sebelum dilakukan
eliminasi data dapat dilihat di lampiran 1, data setelah dilakukan eliminasi dapat dilihat di
lampiran 2. Hasil uji analisa dapat dilihat di tabel 2.1 dibawah ini :

Tabel 2.1. Jenis Decline curve dan konstanta regresi

No. Jenis Decline K1 K2 r R2 SD (%)


1 Exponential
InQo vs T
4,8959 -0,004528236 -0,9856 0,9714 0,0721
Gp vs Qo
158681,3764 -0,349631836 -0,9818 0,9639 0,0735
2 Harmonic
In Qo = In T
7,2575 -1,397219945 -0,9866 0,9734 0,0676
In Gp = Qo
7,3578 -0,0000077 -0,9863 0,9728 0,0692
3 Hyperbolic
In Qo = In T
7,2575 -1,397219945 -0,9866 0,9734 0,0676
In Gp = In Qo
43,8116 -7,058538457 -0,9861 0,9723 0,0702
Keterangan : Dengan menggunakan persamaan Y = K1 +K2 . x
Dari hasil perhitungan tabel diatas dengan rumus yang dapat dilihat di lampiran 4
dapat disimpulkan bahwa jenis decline curve yang digunakan adalah jenis Harmonic decline
curve dengan persamaan sebagai berikut :

In Qo = 7,2575 - 1,397219945 In T

In Gp = 7,3578 - 0,0000077In Qo

Selanjutnya perhitungan untuk menentukan cadangan gas dan sisa cadangan dengan
memasukkan nilai economy limit adalah (5000 MSCF/D) sebagai Qo. Economy limit ini
adalah batas dimana laj produksi gas yang dihasilkan akan memberikan penghasilan yang
besarnya cukup untuk menutupi biaya operasional yang dikeluarkan untuk segala keperluan
sumur atau lapangan di tempat dilakukannya penelitian (Lampiran 4.)

1. Perhitngan sisa umur cadangan


In Qo = 7,2575 - 1,397219945 In T
T = EXP (In 5000 – 7,2575) / 1,397219945
= 353 bulan
Δ T = T – T (data terakhir)
= 353 – 160
= 193 bulan

2. Perhitugan jumlah cadangan gas


Ln Gp = 14,3054 – 0,1459258 Ln 5000

= 484.171 MMSCFD

ΔRR = RR – Gp

= 411.565 – 484.171

= 72.606 MMSCFD
BAB III

KESIMPULAN

Kesimpulan dari makalah ini adalah, :

1. Jumlah cadangan gas (ultimate recovery) yang dihasilkan dari pembahasan di atas adalah
sebesar 484.171 MMSCFD
2. Sisa umur produksi yang didapatkan dari hasil pembahasan di atas adalah 193 bulan.
3. Sisa cadangan gas yang dihasilkan dari pembahasan di atas adalah sebesar 72.606
MMSCFD.
LAMPIRAN A

Tabel A.1. Data Produksi Gas Lapangan TP (1 Januari 2016 – 1 April 2019)

No Waktu T Qg NP
Tahun
bulan
Prod. mscf/d mmscf
1 01/01/2006 1 51926 261325
2 01/02/2006 2 46813 262682
3 01/03/2006 3 37598 263845
4 01/04/2006 4 44950 265196
5 01/05/2006 5 46635 266642
6 01/06/2006 6 45785 268015
7 01/07/2006 7 48506 269519
8 01/08/2006 8 44123 270887
9 01/09/2006 9 46801 272291
10 01/10/2006 10 46988 273748
11 01/11/2006 11 48982 275217
12 01/12/2006 12 50005 276767
13 01/01/2007 13 47237 278231
14 01/02/2007 14 46770 279541
15 01/03/2007 15 45048 280938
16 01/04/2007 16 43965 282257
17 01/05/2007 17 41376 283539
18 01/06/2007 18 42214 284806
19 01/07/2007 19 43470 286153
20 01/08/2007 20 37587 287318
21 01/09/2007 21 37063 288430
22 01/10/2007 22 37936 289606
23 01/11/2007 23 31616 290555
24 01/12/2007 24 38386 291745
25 01/01/2008 25 36846 292887
26 01/02/2008 26 37779 294182
27 01/03/2008 27 34764 295225
28 01/04/2008 28 36704 296362
29 01/05/2008 29 36030 297443
30 01/06/2008 30 35375 298540
31 01/07/2008 31 35251 299633
32 01/08/2008 32 29602 300521
33 01/09/2008 33 33002 301544
34 01/10/2008 34 35178 302599
35 01/11/2008 35 36786 303739
36 01/12/2008 36 36415 304868
37 01/01/2009 37 32758 305786
38 01/02/2009 38 33284 306817
39 01/03/2009 39 35358 307878
40 01/04/2009 40 36178 308999
41 01/05/2009 41 35331 310060
42 01/06/2009 42 29388 310971
43 01/07/2009 43 32423 311976
44 01/08/2009 44 40361 313187
45 01/09/2009 45 34968 314271
46 01/10/2009 46 44263 315599
47 01/11/2009 47 38588 316795
48 01/12/2009 48 43603 318146
49 01/01/2010 49 43371 319404
50 01/02/2010 50 44908 320796
51 01/03/2010 51 46399 322188
52 01/04/2010 52 43294 323530
53 01/05/2010 53 35135 324584
54 01/06/2010 54 32131 325581
55 01/07/2010 55 35702 326687
56 01/08/2010 56 38901 327854
57 01/09/2010 57 38874 329059
58 01/10/2010 58 39343 330240
59 01/11/2010 59 38835 331444
60 01/12/2010 60 38995 332652
61 01/01/2011 61 38962 333743
62 01/02/2011 62 40249 334991
63 01/03/2011 63 38974 336160
64 01/04/2011 64 37464 337322
65 01/05/2011 65 41470 338566
66 01/06/2011 66 40469 339820
67 01/07/2011 67 33985 340874
68 01/08/2011 68 34633 341913
69 01/09/2011 69 38350 343101
70 01/10/2011 70 42780 344385
71 01/11/2011 71 36624 345520
72 01/12/2011 72 44979 346915
73 01/01/2012 73 39753 348028
74 01/02/2012 74 39191 349243
75 01/03/2012 75 28171 350088
76 01/04/2012 76 32352 351091
77 01/05/2012 77 28861 352552
78 01/06/2012 78 29381 353463
79 01/07/2012 79 30231 354370
80 01/08/2012 80 32096 355365
81 01/09/2012 81 23208 356061
82 01/10/2012 82 24187 356811
83 01/11/2012 83 26946 358567
84 01/12/2012 84 27144 359381
85 01/01/2013 85 23902 360122
86 01/02/2013 86 22343 361274
87 01/03/2013 87 24612 362037
88 01/04/2013 88 27378 362859
89 01/05/2013 89 27992 363726
90 01/06/2013 90 29934 364624
91 01/07/2013 91 27273 365470
92 01/08/2013 92 29142 366373
93 01/09/2013 93 30365 367254
94 01/10/2013 94 28455 368136
95 01/11/2013 95 29342 369016
96 01/12/2013 96 35615 370120
97 01/01/2014 97 30139 371024
98 01/02/2014 98 30363 371966
99 01/03/2014 99 30220 372902
100 01/04/2014 100 30646 373851
101 01/05/2014 101 29137 374754
102 01/06/2014 102 28442 375608
103 01/07/2014 103 28387 376488
104 01/08/2014 104 27719 377347
105 01/09/2014 105 27346 378167
106 01/10/2014 106 26749 378996
107 01/11/2014 107 25542 379763
108 01/12/2014 108 25336 380548
109 01/01/2015 109 25881 381350
110 01/02/2015 110 26199 382084
111 01/03/2015 111 25296 382868
112 01/04/2015 112 25617 383637
113 01/05/2015 113 25136 384416
114 01/06/2015 114 24784 385159
115 01/07/2015 115 24428 385917
116 01/08/2015 116 23238 386637
117 01/09/2015 117 22991 387327
118 01/10/2015 118 20987 387977
119 01/11/2015 119 20887 388604
120 01/12/2015 120 22666 389307
121 01/01/2016 121 22745 390012
122 01/02/2016 122 21198 390626
123 01/03/2016 123 21083 391280
124 01/04/2016 124 20919 391908
125 01/05/2016 125 20191 392534
126 01/06/2016 126 21671 393184
127 01/07/2016 127 21509 393850
128 01/08/2016 128 20656 394491
129 01/09/2016 129 20711 395112
130 01/10/2016 130 20695 395754
131 01/11/2016 131 20102 396357
132 01/12/2016 132 19854 396972
133 01/01/2017 133 19652 397581
134 01/02/2017 134 19545 398129
135 01/03/2017 135 19268 398726
136 01/04/2017 136 19112 399299
137 01/05/2017 137 18904 399885
138 01/06/2017 138 18788 400449
139 01/07/2017 139 18647 401027
140 01/08/2017 140 18398 401597
141 01/09/2017 141 18263 402145
142 01/10/2017 142 17955 402702
143 01/11/2017 143 17783 403235
144 01/12/2017 144 17572 403780
145 01/01/2018 145 17347 404318
146 01/02/2018 146 16987 404793
147 01/03/2018 147 16805 405314
148 01/04/2018 148 16764 405817
149 01/05/2018 149 16569 406331
150 01/06/2018 150 16387 406823
151 01/07/2018 151 16145 407323
152 01/08/2018 152 15978 407818
153 01/09/2018 153 15797 408292
154 01/10/2018 154 15742 408780
155 01/11/2018 155 15696 409251
156 01/12/2018 156 15489 409731
157 01/01/2019 157 15351 410207
158 01/02/2019 158 15288 410635
159 01/03/2019 159 15253 411108
160 01/04/2019 160 15241 411565
LAMPIRAN B

Tabel B.1. Data Produksi yang memenuhi Persyaratan

No Waktu T Q NP
Tahun
Prod. Ke
Prod. Qo Np
1 01/02/2015 110 26199 382084
2 01/03/2015 111 25296 382868
3 01/04/2015 112 25617 383637
4 01/05/2015 113 25136 384416
5 01/06/2015 114 24784 385159
6 01/07/2015 115 24428 385917
7 01/08/2015 116 23238 386637
8 01/09/2015 117 22991 387327
9 01/10/2015 118 20987 387977
10 01/11/2015 119 20887 388604
11 01/12/2015 120 22666 389307
12 01/01/2016 121 22745 390012
13 01/02/2016 122 21198 390626
14 01/03/2016 123 21083 391280
15 01/04/2016 124 20919 391908
16 01/05/2016 125 20191 392534
17 01/06/2016 126 21671 393184
18 01/07/2016 127 21509 393850
19 01/08/2016 128 20656 394491
20 01/09/2016 129 20711 395112
21 01/10/2016 130 20695 395754
22 01/11/2016 131 20102 396357
23 01/12/2016 132 19854 396972
24 01/01/2017 133 19652 397581
25 01/02/2017 134 19545 398129
26 01/03/2017 135 19268 398726
27 01/04/2017 136 19112 399299
28 01/05/2017 137 18904 399885
29 01/06/2017 138 18788 400449
30 01/07/2017 139 18647 401027
31 01/08/2017 140 18398 401597
32 01/09/2017 141 18263 402145
33 01/10/2017 142 17955 402702
34 01/11/2017 143 17783 403235
35 01/12/2017 144 17572 403780
36 01/01/2018 145 17347 404318
37 01/02/2018 146 16987 404793
38 01/03/2018 147 16805 405314
39 01/04/2018 148 16764 405817
40 01/05/2018 149 16569 406331
41 01/06/2018 150 16387 406823
42 01/07/2018 151 16145 407323
43 01/08/2018 152 15978 407818
44 01/09/2018 153 15797 408292
45 01/10/2018 154 15742 408780
46 01/11/2018 155 15696 409251
47 01/12/2018 156 15489 409731
48 01/01/2019 157 15351 410207
49 01/02/2019 158 15288 410635
50 01/03/2019 159 15253 411108
51 01/04/2019 160 15241 411565
LAMPIRAN C

Tabel C.1. Regresi Linier untuk hubungan InQo vs T

X Y X^2 XY Y^2 Qoreg SD


(bopd) (%)
110 4,4183 12100 486,0113 19,5212 24994,4130 0,2114
111 4,4031 12321 488,7388 19,3869 24735,1589 0,0492
112 4,4085 12544 493,7552 19,4351 24478,5939 0,1975
113 4,4003 12769 497,2335 19,3626 24224,6902 0,1314
114 4,3942 12996 500,9355 19,3087 23973,4201 0,1070
115 4,3879 13225 504,6071 19,2536 23724,7563 0,0829
116 4,3662 13456 506,4791 19,0637 23478,6717 0,0107
117 4,3616 13689 510,3023 19,0232 23235,1396 0,0113
118 4,3220 13924 509,9901 18,6793 22994,1336 0,9146
119 4,3199 14161 514,0653 18,6613 22755,6274 0,8004
120 4,3554 14400 522,6450 18,9693 22519,5951 0,0042
121 4,3569 14641 527,1832 18,9825 22286,0110 0,0407
122 4,3263 14884 527,8080 18,7168 22054,8498 0,1634
123 4,3239 15129 531,8437 18,6964 21826,0863 0,1242
124 4,3205 15376 535,7471 18,6671 21599,6957 0,1059
125 4,3052 15625 538,1447 18,5344 21375,6532 0,3442
126 4,3359 15876 546,3207 18,7998 21153,9347 0,0569
127 4,3326 16129 550,2428 18,7716 20934,5159 0,0713
128 4,3150 16384 552,3259 18,6196 20717,3731 0,0009
129 4,3162 16641 556,7899 18,6296 20502,4825 0,0101
130 4,3159 16900 561,0625 18,6267 20289,8209 0,0383
131 4,3032 17161 563,7243 18,5179 20079,3651 0,0001
132 4,2978 17424 567,3159 18,4715 19871,0923 0,0001
133 4,2934 17689 571,0231 18,4333 19664,9798 0,0000
134 4,2910 17956 574,9988 18,4130 19461,0052 0,0018
135 4,2848 18225 578,4529 18,3598 19259,1463 0,0000
136 4,2813 18496 582,2576 18,3296 19059,3812 0,0008
137 4,2766 18769 585,8879 18,2889 18861,6881 0,0005
138 4,2739 19044 589,7955 18,2661 18666,0456 0,0042
139 4,2706 19321 593,6146 18,2381 18472,4324 0,0088
140 4,2648 19600 597,0679 18,1883 18280,8275 0,0041
141 4,2616 19881 600,8817 18,1610 18091,2100 0,0088
142 4,2542 20164 604,0943 18,0981 17903,5592 0,0008
143 4,2500 20449 607,7507 18,0625 17717,8549 0,0013
144 4,2448 20736 611,2543 18,0185 17534,0768 0,0005
145 4,2392 21025 614,6875 17,9710 17352,2049 0,0000
146 4,2301 21316 617,5970 17,8939 17172,2195 0,0119
147 4,2254 21609 621,1395 17,8543 16994,1010 0,0127
148 4,2244 21904 625,2079 17,8454 16817,8300 0,0010
149 4,2193 22201 628,6751 17,8025 16643,3874 0,0020
150 4,2145 22500 632,1749 17,7620 16470,7542 0,0026
151 4,2080 22801 635,4137 17,7076 16299,9116 0,0092
152 4,2035 23104 638,9354 17,6696 16130,8411 0,0092
153 4,1986 23409 642,3819 17,6280 15963,5243 0,0111
154 4,1971 23716 646,3472 17,6153 15797,9430 0,0013
155 4,1958 24025 650,3473 17,6046 15634,0791 0,0016
156 4,1900 24336 653,6436 17,5563 15471,9149 0,0001
157 4,1861 24649 657,2235 17,5237 15311,4328 0,0007
158 4,1844 24964 661,1274 17,5088 15152,6152 0,0078
159 4,1834 25281 665,1535 17,5005 14995,4450 0,0285
160 4,1830 25600 669,2822 17,4976 14839,9051 0,0693

Tabel C.2. Regresi Linier untuk hubungan InQo vs InT

X Y X^2 XY Y^2 Qoreg SD


(bopd) (%)
2,0414 4,4183 4,1673 9,0195 19,5212 25425,0061 0,0873
2,0453 4,4031 4,1833 9,0057 19,3869 25105,5409 0,0057
2,0492 4,4085 4,1993 9,0340 19,4351 24792,9012 0,1035
2,0531 4,4003 4,2151 9,0342 19,3626 24486,8822 0,0667
2,0569 4,3942 4,2309 9,0384 19,3087 24187,2870 0,0580
2,0607 4,3879 4,2465 9,0421 19,2536 23893,9262 0,0478
2,0645 4,3662 4,2620 9,0138 19,0637 23606,6175 0,0252
2,0682 4,3616 4,2774 9,0205 19,0232 23325,1855 0,0211
2,0719 4,3220 4,2927 8,9546 18,6793 23049,4612 0,9658
2,0755 4,3199 4,3079 8,9661 18,6613 22779,2820 0,8208
2,0792 4,3554 4,3230 9,0556 18,9693 22514,4911 0,0045
2,0828 4,3569 4,3380 9,0745 18,9825 22254,9376 0,0464
2,0864 4,3263 4,3529 9,0262 18,7168 22000,4758 0,1433
2,0899 4,3239 4,3677 9,0366 18,6964 21750,9654 0,1004
2,0934 4,3205 4,3824 9,0447 18,6671 21506,2708 0,0788
2,0969 4,3052 4,3970 9,0275 18,5344 21266,2614 0,2836
2,1004 4,3359 4,4116 9,1070 18,7998 21030,8112 0,0873
2,1038 4,3326 4,4260 9,1150 18,7716 20799,7983 0,1087
2,1072 4,3150 4,4403 9,0927 18,6196 20573,1051 0,0016
2,1106 4,3162 4,4546 9,1097 18,6296 20350,6180 0,0303
2,1139 4,3159 4,4688 9,1235 18,6267 20132,2274 0,0739
2,1173 4,3032 4,4828 9,1111 18,5179 19917,8271 0,0084
2,1206 4,2978 4,4968 9,1139 18,4715 19707,3146 0,0055
2,1239 4,2934 4,5107 9,1186 18,4333 19500,5908 0,0059
2,1271 4,2910 4,5246 9,1275 18,4130 19297,5597 0,0160
2,1303 4,2848 4,5383 9,1281 18,3598 19098,1285 0,0078
2,1335 4,2813 4,5520 9,1343 18,3296 18902,2075 0,0120
2,1367 4,2766 4,5656 9,1378 18,2889 18709,7097 0,0106
2,1399 4,2739 4,5791 9,1456 18,2661 18520,5510 0,0203
2,1430 4,2706 4,5925 9,1520 18,2381 18334,6499 0,0281
2,1461 4,2648 4,6059 9,1527 18,1883 18151,9274 0,0179
2,1492 4,2616 4,6191 9,1591 18,1610 17972,3071 0,0253
2,1523 4,2542 4,6323 9,1562 18,0981 17795,7149 0,0079
2,1553 4,2500 4,6455 9,1602 18,0625 17622,0789 0,0082
2,1584 4,2448 4,6585 9,1619 18,0185 17451,3295 0,0047
2,1614 4,2392 4,6715 9,1625 17,9710 17283,3992 0,0013
2,1644 4,2301 4,6844 9,1555 17,8939 17118,2224 0,0060
2,1673 4,2254 4,6973 9,1579 17,8543 16955,7356 0,0080
2,1703 4,2244 4,7100 9,1680 17,8454 16795,8771 0,0004
2,1732 4,2193 4,7227 9,1693 17,8025 16638,5871 0,0018
2,1761 4,2145 4,7354 9,1711 17,7620 16483,8074 0,0035
2,1790 4,2080 4,7479 9,1692 17,7076 16331,4818 0,0133
2,1818 4,2035 4,7604 9,1714 17,6696 16181,5554 0,0162
2,1847 4,1986 4,7729 9,1726 17,6280 16033,9750 0,0225
2,1875 4,1971 4,7852 9,1812 17,6153 15888,6889 0,0087
2,1903 4,1958 4,7976 9,1902 17,6046 15745,6469 0,0010
2,1931 4,1900 4,8098 9,1892 17,5563 15604,8002 0,0056
2,1959 4,1861 4,8220 9,1923 17,5237 15466,1013 0,0056
2,1987 4,1844 4,8341 9,2000 17,5088 15329,5042 0,0007
2,2014 4,1834 4,8461 9,2092 17,5005 15194,9639 0,0014
2,2041 4,1830 4,8581 9,2199 17,4976 15062,4369 0,0137

Tabel C.3. Regresi Linier untuk hubungan Qo vs Np

X Y X^2 XY Y^2 Qoreg SD


(bopd) (%)
382084 26199 1,46E+11 1E+10 6,86E+08 25092,6458 0,1783
382868 25296 1,47E+11 9,69E+09 6,4E+08 24818,5344 0,0356
383637 25617 1,47E+11 9,83E+09 6,56E+08 24549,6675 0,1736
384416 25136 1,48E+11 9,66E+09 6,32E+08 24277,3043 0,1167
385159 24784 1,48E+11 9,55E+09 6,14E+08 24017,5279 0,0956
385917 24428 1,49E+11 9,43E+09 5,97E+08 23752,5070 0,0765
386637 23238 1,49E+11 8,98E+09 5,4E+08 23500,7720 0,0128
387327 22991 1,5E+11 8,91E+09 5,29E+08 23259,5261 0,0136
387977 20987 1,51E+11 8,14E+09 4,4E+08 23032,2654 0,9497
388604 20887 1,51E+11 8,12E+09 4,36E+08 22813,0462 0,8503
389307 22666 1,52E+11 8,82E+09 5,14E+08 22567,2550 0,0019
390012 22745 1,52E+11 8,87E+09 5,17E+08 22320,7646 0,0348
390626 21198 1,53E+11 8,28E+09 4,49E+08 22106,0906 0,1835
391280 21083 1,53E+11 8,25E+09 4,44E+08 21877,4314 0,1420
391908 20919 1,54E+11 8,2E+09 4,38E+08 21657,8626 0,1248
392534 20191 1,54E+11 7,93E+09 4,08E+08 21438,9931 0,3820
393184 21671 1,55E+11 8,52E+09 4,7E+08 21211,7324 0,0449
393850 21509 1,55E+11 8,47E+09 4,63E+08 20978,8776 0,0607
394491 20656 1,56E+11 8,15E+09 4,27E+08 20754,7636 0,0023
395112 20711 1,56E+11 8,18E+09 4,29E+08 20537,6422 0,0070
395754 20695 1,57E+11 8,19E+09 4,28E+08 20313,1786 0,0340
396357 20102 1,57E+11 7,97E+09 4,04E+08 20102,3506 0,0000
396972 19854 1,58E+11 7,88E+09 3,94E+08 19887,3270 0,0003
397581 19652 1,58E+11 7,81E+09 3,86E+08 19674,4012 0,0001
398129 19545 1,59E+11 7,78E+09 3,82E+08 19482,8030 0,0010
398726 19268 1,59E+11 7,68E+09 3,71E+08 19274,0728 0,0000
399299 19112 1,59E+11 7,63E+09 3,65E+08 19073,7337 0,0004
399885 18904 1,6E+11 7,56E+09 3,57E+08 18868,8495 0,0003
400449 18788 1,6E+11 7,52E+09 3,53E+08 18671,6571 0,0038
401027 18647 1,61E+11 7,48E+09 3,48E+08 18469,5699 0,0091
401597 18398 1,61E+11 7,39E+09 3,38E+08 18270,2798 0,0048
402145 18263 1,62E+11 7,34E+09 3,34E+08 18078,6815 0,0102
402702 17955 1,62E+11 7,23E+09 3,22E+08 17883,9366 0,0016
403235 17783 1,63E+11 7,17E+09 3,16E+08 17697,5828 0,0023
403780 17572 1,63E+11 7,1E+09 3,09E+08 17507,0335 0,0014
404318 17347 1,63E+11 7,01E+09 3,01E+08 17318,9315 0,0003
404793 16987 1,64E+11 6,88E+09 2,89E+08 17152,8564 0,0095
405314 16805 1,64E+11 6,81E+09 2,82E+08 16970,6982 0,0097
405817 16764 1,65E+11 6,8E+09 2,81E+08 16794,8334 0,0003
406331 16569 1,65E+11 6,73E+09 2,75E+08 16615,1226 0,0008
406823 16387 1,66E+11 6,67E+09 2,69E+08 16443,1038 0,0012
407323 16145 1,66E+11 6,58E+09 2,61E+08 16268,2879 0,0058
407818 15978 1,66E+11 6,52E+09 2,55E+08 16095,2201 0,0054
408292 15797 1,67E+11 6,45E+09 2,5E+08 15929,4946 0,0070
408780 15742 1,67E+11 6,44E+09 2,48E+08 15758,8743 0,0001
409251 15696 1,67E+11 6,42E+09 2,46E+08 15594,1977 0,0042
409731 15489 1,68E+11 6,35E+09 2,4E+08 15426,3744 0,0016
410207 15351 1,68E+11 6,3E+09 2,36E+08 15259,9496 0,0035
410635 15288 1,69E+11 6,28E+09 2,34E+08 15110,3072 0,0135
411108 15253 1,69E+11 6,27E+09 2,33E+08 14944,9314 0,0408
411565 15241 1,69E+11 6,27E+09 2,32E+08 14785,1496 0,0895
Tabel C.4. Regresi Linier untuk hubungan InQo vs Np

X Y X^2 XY Y^2 Qoreg SD


(bopd) (%)
382084 4,4183 1,46E+11 1688156 19,5212 25598,3292 0,0526
382868 4,4031 1,47E+11 1685788 19,3869 25244,0689 0,0004
383637 4,4085 1,47E+11 1691275 19,4351 24901,3499 0,0780
384416 4,4003 1,48E+11 1691544 19,3626 24558,9179 0,0527
385159 4,3942 1,48E+11 1692455 19,3087 24236,6992 0,0488
385917 4,3879 1,49E+11 1693361 19,2536 23912,3316 0,0446
386637 4,3662 1,49E+11 1688134 19,0637 23608,2461 0,0254
387327 4,3616 1,5E+11 1689349 19,0232 23320,4602 0,0205
387977 4,3220 1,51E+11 1676817 18,6793 23052,5672 0,9687
388604 4,3199 1,51E+11 1678721 18,6613 22797,0699 0,8363
389307 4,3554 1,52E+11 1695578 18,9693 22513,9691 0,0045
390012 4,3569 1,52E+11 1699238 18,9825 22233,5936 0,0506
390626 4,3263 1,53E+11 1689963 18,7168 21992,2545 0,1404
391280 4,3239 1,53E+11 1691868 18,6964 21738,0736 0,0965
391908 4,3205 1,54E+11 1693255 18,6671 21496,7630 0,0763
392534 4,3052 1,54E+11 1689921 18,5344 21258,8870 0,2797
393184 4,3359 1,55E+11 1704798 18,7998 21014,6762 0,0917
393850 4,3326 1,55E+11 1706402 18,7716 20767,3637 0,1189
394491 4,3150 1,56E+11 1702247 18,6196 20532,0837 0,0036
395112 4,3162 1,56E+11 1705383 18,6296 20306,6872 0,0381
395754 4,3159 1,57E+11 1708021 18,6267 20076,2695 0,0894
396357 4,3032 1,57E+11 1705619 18,5179 19862,2309 0,0142
396972 4,2978 1,58E+11 1706125 18,4715 19646,2830 0,0109
397581 4,2934 1,58E+11 1706977 18,4333 19434,7557 0,0122
398129 4,2910 1,59E+11 1708386 18,4130 19246,3632 0,0233
398726 4,2848 1,59E+11 1708476 18,3598 19043,2033 0,0136
399299 4,2813 1,59E+11 1709521 18,3296 18850,2278 0,0188
399885 4,2766 1,6E+11 1710130 18,2889 18654,8966 0,0174
400449 4,2739 1,6E+11 1711471 18,2661 18468,8104 0,0289
401027 4,2706 1,61E+11 1712630 18,2381 18280,0308 0,0387
401597 4,2648 1,61E+11 1712719 18,1883 18095,7539 0,0270
402145 4,2616 1,62E+11 1713770 18,1610 17920,3412 0,0352
402702 4,2542 1,62E+11 1713169 18,0981 17743,7900 0,0138
403235 4,2500 1,63E+11 1713751 18,0625 17576,4748 0,0135
403780 4,2448 1,63E+11 1713974 18,0185 17407,0240 0,0088
404318 4,2392 1,63E+11 1713995 17,9710 17241,3520 0,0037
404793 4,2301 1,64E+11 1712322 17,8939 17096,3913 0,0041
405314 4,2254 1,64E+11 1712629 17,8543 16938,7935 0,0063
405817 4,2244 1,65E+11 1714324 17,8454 16788,0191 0,0002
406331 4,2193 1,65E+11 1714431 17,8025 16635,3337 0,0016
406823 4,2145 1,66E+11 1714555 17,7620 16490,4844 0,0040
407323 4,2080 1,66E+11 1714031 17,7076 16344,5720 0,0153
407818 4,2035 1,66E+11 1714272 17,6696 16201,3905 0,0195
408292 4,1986 1,67E+11 1714244 17,6280 16065,4591 0,0289
408780 4,1971 1,67E+11 1715674 17,6153 15926,7043 0,0138
409251 4,1958 1,67E+11 1717131 17,6046 15793,9198 0,0039
409731 4,1900 1,68E+11 1716782 17,5563 15659,7369 0,0122
410207 4,1861 1,68E+11 1717183 17,5237 15527,7980 0,0133
410635 4,1844 1,69E+11 1718241 17,5088 15410,1133 0,0064
411108 4,1834 1,69E+11 1719811 17,5005 15281,0925 0,0003
411565 4,1830 1,69E+11 1721582 17,4976 15157,4621 0,0030

Tabel C.5. Regresi Linier untuk hubungan InQo vs InNp

X Y X^2 XY Y^2 Qoreg SD


(bopd) (%)
5,5822 4,4183 31,1605 24,6636 19,5212 25687,7289 0,0381
5,5830 4,4031 31,1704 24,5825 19,3869 25318,7390 0,0001
5,5839 4,4085 31,1802 24,6169 19,4351 24962,6763 0,0652
5,5848 4,4003 31,1900 24,5748 19,3626 24607,8001 0,0442
5,5856 4,3942 31,1994 24,5443 19,3087 24274,6812 0,0422
5,5865 4,3879 31,2089 24,5129 19,2536 23940,1316 0,0399
5,5873 4,3662 31,2180 24,3953 19,0637 23627,2203 0,0281
5,5881 4,3616 31,2266 24,3727 19,0232 23331,7215 0,0220
5,5888 4,3220 31,2348 24,1545 18,6793 23057,2068 0,9730
5,5895 4,3199 31,2426 24,1460 18,6613 22795,8946 0,8352
5,5903 4,3554 31,2514 24,3478 18,9693 22506,9201 0,0049
5,5911 4,3569 31,2602 24,3597 18,9825 22221,3159 0,0530
5,5918 4,3263 31,2678 24,1916 18,7168 21975,9442 0,1347
5,5925 4,3239 31,2759 24,1815 18,6964 21717,9831 0,0907
5,5932 4,3205 31,2837 24,1656 18,6671 21473,5263 0,0703
5,5939 4,3052 31,2915 24,0825 18,5344 21232,9694 0,2663
5,5946 4,3359 31,2995 24,2575 18,7998 20986,4400 0,0998
5,5953 4,3326 31,3077 24,2424 18,7716 20737,2257 0,1287
5,5960 4,3150 31,3156 24,1472 18,6196 20500,5524 0,0057
5,5967 4,3162 31,3233 24,1566 18,6296 20274,2003 0,0445
5,5974 4,3159 31,3312 24,1577 18,6267 20043,1882 0,0992
5,5981 4,3032 31,3386 24,0899 18,5179 19828,9429 0,0185
5,5988 4,2978 31,3461 24,0626 18,4715 19613,1227 0,0147
5,5994 4,2934 31,3536 24,0406 18,4333 19402,0469 0,0162
5,6000 4,2910 31,3603 24,0299 18,4130 19214,3277 0,0286
5,6007 4,2848 31,3676 23,9980 18,3598 19012,1792 0,0176
5,6013 4,2813 31,3745 23,9809 18,3296 18820,4379 0,0233
5,6019 4,2766 31,3817 23,9570 18,2889 18626,6264 0,0215
5,6025 4,2739 31,3885 23,9446 18,2661 18442,2402 0,0339
5,6032 4,2706 31,3956 23,9290 18,2381 18255,4359 0,0441
5,6038 4,2648 31,4025 23,8989 18,1883 18073,3297 0,0311
5,6044 4,2616 31,4091 23,8835 18,1610 17900,2052 0,0395
5,6050 4,2542 31,4158 23,8446 18,0981 17726,1749 0,0162
5,6056 4,2500 31,4223 23,8237 18,0625 17561,4496 0,0155
5,6061 4,2448 31,4289 23,7971 18,0185 17394,8203 0,0102
5,6067 4,2392 31,4353 23,7682 17,9710 17232,0992 0,0044
5,6072 4,2301 31,4411 23,7192 17,8939 17089,8761 0,0037
5,6078 4,2254 31,4473 23,6954 17,8543 16935,4186 0,0060
5,6083 4,2244 31,4534 23,6917 17,8454 16787,8078 0,0002
5,6089 4,2193 31,4595 23,6655 17,8025 16638,4843 0,0018
5,6094 4,2145 31,4654 23,6408 17,7620 16496,9709 0,0045
5,6099 4,2080 31,4714 23,6068 17,7076 16354,5626 0,0168
5,6105 4,2035 31,4773 23,5837 17,6696 16214,9592 0,0220
5,6110 4,1986 31,4830 23,5581 17,6280 16082,5521 0,0327
5,6115 4,1971 31,4888 23,5518 17,6153 15947,5223 0,0170
5,6120 4,1958 31,4944 23,5467 17,6046 15818,4225 0,0061
5,6125 4,1900 31,5001 23,5165 17,5563 15688,0820 0,0165
5,6130 4,1861 31,5058 23,4968 17,5237 15560,0371 0,0185
5,6135 4,1844 31,5109 23,4887 17,5088 15445,9223 0,0107
5,6140 4,1834 31,5165 23,4852 17,5005 15320,9193 0,0020
5,6144 4,1830 31,5219 23,4853 17,4976 15201,2406 0,0007
LAMPIRAN D

Tabel D.1. Hasil Regresi untuk masing-masing hubungan

No. Jenis Decline K1 K2 r R2 SD (%)


1 Exponential
InQo vs T
4,8959 -0,004528236 -0,9856 0,9714 0,0721
Gp vs Qo
158681,3764 -0,349631836 -0,9818 0,9639 0,0735
2 Harmonic
In Qo = In T
7,2575 -1,397219945 -0,9866 0,9734 0,0676
In Gp = Qo
7,3578 -0,0000077 -0,9863 0,9728 0,0692
3 Hyperbolic
In Qo = In T
7,2575 -1,397219945 -0,9866 0,9734 0,0676
In Gp = In Qo
43,8116 -7,058538457 -0,9861 0,9723 0,0702
LAMPIRAN E

Tabel E.1. Nilai cadangan gas (RR) dan sisa (ΔRR) serta umur produksi (T) masing-
masing jenis kurva penurunan

RR T ΔRR ΔT
(STB) (bulan) (STB) (bulan)
Exp 439.552 264 27.987 104
Har 473.958 352 62.393 192
Hyp 481.785 352 70.220 192
DAFTAR PUSTAKA

[1]Fetcovitch, M.J.(1987).”Decline Curve analysis Using Type Curves-Case History”.SPE


Formation Evaluation.
[2]Heinemann, Z. E. (2003).“Petroleum Recovery volume 3”. Leoben.Austria.
[3]Satter, Abdus., dan Thakur, G. C.(1994).”Integrated Petroleum Reservoir
Management”.Penn Well Publishing
Company. Oklahoma.
[4]Petroleum Society.(1994).”Determination of Oil and Gas Reserves”. Calgari
Section.Canada.
[5]Ahmad, Tarek., dan McKinney, P.D.(2006). “Reservoir Engineering Handbook 3rd
Edition”.Gulf Publishing
Company.United States Of America.
[6] J. J. Arps.(1945). "Analysis of Decline Curve".Trans. AIME.
[7] Sudjana.(2002).“Metoda Statistika”.Tarsito.Bandung
[8] Slider, H.C.(1983).”Worldwide Practical Petroleum Reservoir Engineering Methods”.
Penn Well Publishing
Company. Oklahoma.
TUGAS
TEKNIK RESERVOIR

DISUSUN OLEH:

ELDA PERMATA SARI

03021381722116

DOSEN PEMBIMBING:

Ir. UBAIDILLAH ANWAR, M.S

NIP. 195510181988031001

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITA SRIWIJAYA

2019
TUGAS
TEKNIK RESERVOIR

DISUSUN OLEH:

ANISAH DWI PRIMAWITA

03021381722094

DOSEN PEMBIMBING:

Ir. UBAIDILLAH ANWAR, M.S

NIP. 195510181988031001

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITA SRIWIJAYA

2019
TUGAS
TEKNIK RESERVOIR

DISUSUN OLEH:

FAISAL SURYA ADZAN

03021381722097

DOSEN PEMBIMBING:

Ir. UBAIDILLAH ANWAR, M.S

NIP. 195510181988031001

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITA SRIWIJAYA

2019

Anda mungkin juga menyukai