Anda di halaman 1dari 46

BAB 2

Aliran Fluida Di
Media Berpori
BAB II
ALIRAN FLUIDA DI MEDIA BERPORI

Konfigurasi lubang bor menembus formasi serta geometri dan


karakteristik reservoirnya menyebabkan pola aliran fluida yang terjadi
berbeda-beda. Gambar 21 menunjukkan beberapa pola aliran tersebut.

Pola aliran radial paling lazim digunakan untuk menggambarkan


aliran fluida di media berpori. Ini diawali oleh solusi Van Everdingen &
Hurst pada tahun 1949. Kemudian berkembang model-model lainnya untuk
lebih dapat mempresentasikan kondisi reservoir yang sebenarnya seperti
terlihat pada gambar 2.1 b sampai f. Dari pola-pola aliran tersebut
kemudian diturunkan persamaan-persamaan matematis yang dapat
digunakan untuk menganalisa transien tekanan di reservoir.

Berhubung aliran radial ini paling umum digunakan, maka


pembahasan pada Bab ini akan ditekankan pada pola aliran radial dan
penyelesaian persamaannya, sedangkan pola aliran lain akan dibahas di
Bab-Bab selanjutnya yang berhubungan dengan prinsip atau metoda
analisa yang memakai pola-pola aliran tersebut.

1.1. IDEALISASI RESERVOIR DENGAN POLA ALIRAN RADIAL

Untuk memulai suatu analisa atau perencanaan, pertama-tama kita


harus membuat penyederhanaan atas pemodelan suatu reservoir. Pada
reservoir dengan pola aliran radial ini, persamaan diferensialnya diturunkan
berdasarkan hal-hal sebagai berikut ini :

1. Hukum Kekekalan Masa

2. Aliran mengikuti Hukum Darcy dan

3. Persamaan Keadaan.

Aliran Fluida di Media Berpori 1


Maka persamaan differensial untuk aliran fluida yang radial adalah:

 2 P 1 P C P
+ = (2.1)
r 2
r r 0.000264 k t

Persamaan ini lebih dikenal dengan nama “diffusivity equation”,


sedangkan konstanta   C/0.000264 k dikenal sebagai “hydraulic
diffusivity”. Bagaimana kita sampai ke persamaan 2.1 dari hukum
kekekalan massa, hukum Darcy dan persamaan keadaan diterangkan
pada Lampiran A.

Persamaan 2.1 ini ditulis untuk “Field units” dimana:

P = tekanan reservoir, psi

r = jari-jari atau jarak dari lubang bor, ft

 = porositas, fraksi

 = viskositas fluida, cp

k = permeabilitas, md

t = jam

C = kompressibilitas, vol/vol per psi atau psi-1

untuk gas yang bersifat tidak ideal, persamaannya adalah :

1   P P    P
 r  =   (2.2)
r r  z r  0.000264 k t  z 

dimana z adalah superkompressibilitas gas.

Apabila fluidanya multifasa yang terdiri dari minyak, gas, dan air
maka persamaannya adalah :

Aliran Fluida di Media Berpori 2


1   P  Ct P
r = (2.3)
r r  r  0.000264 t t

dimana Ct menggambarkan kompressibilitas total,

Ct = So Co + Sw Cw + Sg Cg + Cf (2.4)

sedangkan t adalah mobilitas yaitu :

k k k 
t =  o + g + w  (2.5)
 o  g  w 

Persamaan-persamaan 2.2 dan 2.3 akan lebih diperinci lagi pada


bab-bab yang khusus membicarakan aliran gas dan aliran multifasa di
reservoir.

1.2. VARIABEL-VARIABEL YANG TIDAK BERDIMENSI

Di dalam penyelesaian persamaan untuk analisa tekanan, akan lebih


mudah dan umum apabila solusinya dinyatakan dengan variabel-variabel
yang tidak berdimensi.

Pada dasarnya, variabel yang sangat umum digunakan adalah :

Kh(Pi − Pwf )
PD = (2.6)
141 .2qB

0.0002637 kt 0.0002637 kt
tD = dan t DA = (2.7)
Ct rw
2
Ct A

r
rD = (2.8)
rw

qB
QD =
0.00708 Kh(Pi − Pwf )
(2.9)

Aliran Fluida di Media Berpori 3


5.615Cs
CD = (2.10)
2Ct hrw2

Sebagai contoh, apabila persamaan 2.1 ditransformasikan ke dalam


parameter-parameter yang tidak berdimensi tersebut akan menjadi :

 2 PD 1 PD PD
+ = (2.11)
rD2 rD rD t D

Atau

1   PD  PD
 rD = (2.12)
rD rD  rD  t D

Contoh mentransformasikan persamaan 2.1 menjadi 2.11 dapat


dilihat pada lampiran B.

1.3. SOLUSI PERSAMAAN DIFFUSIVITAS UNTUK POLA ALIRAN


RADIAL

Ada lima solusi persamaan 2.1 yang sangat berguna di dalam analisa
transien tekanan atau well testing yaitu :

1. Solusi untuk reservoir yang tidak terbatas (line source solution).

2. Solusi untuk reservoir yang terbatas.

3. Solusi untuk keadaan pseudo steady state.

4. Solusi untuk reservoir dengan tekanan tetap pada batasnya

(Constant Pressure at Outer Boundary)

5. Solusi dengan memadukan efek dari wellbore storage dan skin.

Aliran Fluida di Media Berpori 4


Sebelumnya, untuk mengingatkan kembali atas persamaan 2.1,
asumsi-asumsi yang digunakan adalah : reservoir bersifat homogen dan
isotropik dengan ketebalan yang seragam, sifat-sifat batuan dan fluidanya
bukan merupakan fungsi dari tekanan, gradien tekanan dianggap kecil,
hukum Darcy dapat digunakan (kadang-kadang disebut aliran laminer) dan
gaya gravitasi dapat diabaikan.

1.3.1. Solusi untuk Reservoir Silindris yang Tidak Terbatas (Line


Source Well)

Dibandingkan dengan radius reservoir yang tidak terhingga, maka


ukuran lubang bor dapat diabaikan atau mendekati radius sama dengan
nol. Oleh sebab itu didalam reservoir yang silindris tersebut lubang bor ini
kelihatannya hanya berupa garis. Itulah sebabnya hal ini dikenal sebagai
line-source well.

Dengan anggapan bahwa sumur tersebut diproduksikan dengan laju

produksi yang konstan sebesar qB, radius sumur mendekati nol, tekanan

awal di seluruh titik di reservoir sama dengan Pi dan sumur tersebut

menguras area yang tak terhingga besarnya, maka solusi persamaan 2.1

adalah :

qB  − 948Ct r 2 
P = Pi + 70.6 Ei  (2.13)
kh  kt 

dimana


e−u
Ei(− x ) = −  du
−
u

(Ei = exponential integral)

Aliran Fluida di Media Berpori 5


Persamaan 2.13 diatas dikenal sebagai solusi disaat kondisi reservoir
bersifat ”infinite acting”. Penurunannya dibuat di lampiran C.

Tabel 2.1 atau Gambar 2.2 dapat digunakan untuk mendapatkan


fungsi Ei (-x) ini. Untuk x , 0.02, Ei(-x) dapat didekati dengan ketelitian <
0.6 % oleh persamaan :

Ei(-x) = ln (1.781 x) (2.14)

Terlihat bahwa Tabel 2.1 dapat digunakan untuk 0.02 < x < 10.9,
untuk x  0.02 kita menggunakan persamaan 2.14 dan untuk x > 10.9
maka Ei(-x) dapat dikatakan sudah sama dengan nol untuk tujuan-tujuan
praktis.

Akibat praktek-praktek pemboran dan produksi, ternyata diketemukan


bahwa pada umumnya sumur-sumur akan mengalami penurunan
permeabilitas sekeliling lubang bor. Atau, sumur-sumur mengalami
stimulasi dengan proses acidizing dan hydraulic fracturing yang
menyebabkan kebalikan dari hal diatas, yaitu perbaikan permeabilitas
disekeliling lubang bor. Hal ini dikenal sebagai ”skin effect".

Apabila suatu formasi produktif mengalami skin effect, maka


persamaan 2.13 tidak dapat lagi digunakan secara baik karena seperti
diketahui bahwa anggapan yang dipakai di dalam menurunkan persamaan
2.13 adalah permeabilitas formasi yang seragam di keseluruhan reservoir.

Hawkins di dalam hal ini membagi zona disekeliling lubang bor


menjadi dua seperti terlihat pada Gambar 2.3. zona yang pertama sejauh
rs adalah zona skin dan di luar itu adalah zona dengan permeabilitas
formasi yang asli. Zona skin mempunyai permeabilitas k s sedangkan
formasi yang asli berpermeabilitas k. Perumusan tekanan dengan adanya
skin effect ini (  Ps) dapat didekati dengan persamaan aliran radial yang
steady state yaitu :

qB  rs  qB  rs 
Ps = 141 .2 ln   − 141 .2 ln  
k s h  rw  kh  rw 

Aliran Fluida di Media Berpori 6


atau,

qB  k 
Ps = 141 .2  − 1 ln  rs  (2.15)
kh  k s   rw 

Apabila persamaan 2.15 dikombinasikan dengan persamaan 2.13


untuk mencari penurunan tekanan total pada lubang bor maka,

qB  − 948Ct r 2 
P1 − Pwf = −70.6 Ei  + Ps
kh  kt 

qB  − 948Ct r 2   k  
= −70.6 Ei  − 2 − 1 ln  rs 
  k s   w 
r
kh  kt

untuk r = rw, argumen fungsi Ei sangat kecil setelah suatu jangka waktu
yang pendek sehingga dapat dipakai pendekatan logaritmik, jadi :

qB   1,688Ct r 2   k  
Pi − Pwf = −70.6 ln   − 2 − 1 ln  rs 
  k s   w 
kh   kt r

kemudian selanjutnya didefinisikan suatu faktor skin, S

 k   rs 
S =   ln 
r  (2.16)
 ks −1   w 

maka :

qB   1,688Ct r 2  
Pi − Pwf = −70.6 ln   − 2S  (2.17)
kh   kt  

Apabila persmaan 2.16 kita kaji lebih lanjut, maka hal-hal berikut
akan terlihat :

1. Apabila terjadi penurunan permeabilitas disekitar lubang bor yang


sangat dikenal dengan ”damage”, ks < k, maka S berharga positif.
Semakin kontras perbedaan ks terhadap k dan semakin dalam
zona skin ini, rs/rw semakin besar, maka harga S semakin besar.
Aliran Fluida di Media Berpori 7
Sebenarnya tidak ada harga batas untuk S ini. Beberapa sumur
yang baru dibor misalnya, tidak mengalirkan fluida sebelum
dilakukan stimulasi. Jadi berarti disini ks~ 0 dan S →  .

2. Apabila suatu sumur distimulasikan dan ks > k, maka S akan


berharga negatif. Semakin dalam efek stimulasi ini menembus
formasi, semakin kecil harga S.

Tetapi patut dicatat bahwa jarang sekali harga S jatuh dibawah -8


kecuali untuk sumur-sumur yang dipenetrasi sangat dalam atau
sumur-sumur yang mempunyai konduktivitas hydraulic fracture
yang sangat tinggi.

3. Apabila k = ks, maka S = 0. ini kadang-kadang membingungkan


didalam pengambilan keputusan. Disini patut diingat bahwa
persamaan 2.16 sebaiknya dikaji secara kualitatif saja karena
keadaan sumur yang sebenarnya sangatlah sukar untuk
direpresentasikan oleh suatu bentuk persamaan sederhana
persamaan 2.16.

Contoh 2.1. Penggunaan fungsi Ei.

Suatu sumur minyak berproduksi dengan laju produksi 20 STB/D dari


suatu lapisan produktif yang mempunyai karakteristik sebagai berikut :

 = 0.72 Cp

k = 0.1 md

Ct = 1.5 x 10-5 psi-1

Pi = 3000 psi

re = 3000 ft

rw = 0.5 ft

Aliran Fluida di Media Berpori 8


Bo = 1.475 RB/STB

h = 150 ft

 = 0.23

S =0

Hitunglah tekanan reservoir sejarak 1 ft setelah 3 jam, dan sejarak 10 dan


100 ft setelah 3 jam.

Jawab :

Untuk radius 1 ft setelah 3 jam.

qB  − 948Ct r 2 
P = Pi + 70.6 Ei 
kh  kt 

(20 )(1.475 )(0.72 )  − 948(0.23)(0.72 )(1.5x10−5 )(1) 


2
= 3,000 + 70.6 
Ei 
(0.1)(150 )  (0.1)(3 ) 

= 3,000 + 100 Ei (-0.007849)

= 3,000 + 100 ln {(1.78) (0.007849)}

= 3,000 + (100) (-4.27)

= 2,573 psi

Untuk radius 10 ft setelah 3 jam.

 − 948(0.23)(0.72)(1.5 x10 −5 )(10) 2 


P = 3,000 + 100 Ei 
 (0.1)(3) 

= 3,000 + 100 Ei (-7849)

= 3,000 + (100) (-0.318)

= 2,968 psi

Aliran Fluida di Media Berpori 9


(Ei dibaca dari Tabel 2.1)

Untuk radius 100 ft setelah 3 jam.

 − 948(0.23)(0.72)(1.5 x10 −5 )(100 ) 2 


P = 3,000 + 100 Ei  
 (0.1)(3) 

= 3,000 + 100 Ei (-78.49)

Ei (-78.49) = 0

P = 3,000 psi (masih sama dengan tekanan awal reservoir).

Dari fakta ini dapat dikatakan bahwa selama selang waktu 100 jam,
transien tekanan belum mencapai radius 100 ft.

2.3.2. Solusi untuk Reservoir Silindris yang terbatas

Melihat bentuk persamaan differensial 2.1 atau 2.11, maka perlu


dispesifikasi 2 buah syarat batas (boundary conditions) dan 1 syarat awal
(an initial condition). Apabila digunakan anggapan bahwa :

1. Laju produksi konstan sebesar qB, STB/D

2. Jari-jari sumur rw, terletak ditengah-tengah reservoir silindris terbatas

yang berjari-jari re

3. Tekanan awal = Pi

Maka solusi persamaan aliran pada reservoir jenis ini adalah :

qB  2t D 
e − a n 2t J 2 ( r ) 
Pwf = Pi − 141 .2  2 + ln reD − 3 + 2 2 2 D 1 n eD  2.18
kh  reD 4 ( 2
)
n −1  n J1 ( n reD ) − J1 ( n ) 

Dimana  n adalah akar-akar dari persamaan :

Aliran Fluida di Media Berpori 10


J1 ( n reD )Y1 ( n ) − J1 ( n )Y1 ( n reD ) = 0

J1 dan Y1 adalah fungsi-fungsi Bessel.

Horner melakukan pendekatan terhadap persamaan 2.18 yang


hasilnya dapat dilihat pada Gambar-gambar 2.3 sampai 2.5.

2.3.3 Solusi Persamaan Aliran Radial Silindris pada Kondisi Pseudo


Steady State

Apabila waktu telah melewati t > 948  Ctre2/k, fungsi exponensial dan

fungsi-fungsi Bessel di bawah tanda  dipersamaan 2.18 menjadi,

qB  2t D 
Pwf = Pi − 141 .2  2 + ln reD − 3  atau
kh  reD 4

qB  0.000527 kt 
Pwf = Pi − 141 .2  + ln reD − 3  (2.19)
kh  Ct re2 4

Dengan mendefinisikan persamaan 2.19, akan didapat

Pwf = − 0.0744 qB
(2.20)
t Ct hre2

Apabila diperkenalkan volume pori-pori yang terisi fluida (Vp, Cuft),

Vp = re2 h

Maka persamaan 2.20 dapat ditulis sebagai,

Pwf = − 0.234 qB
(2.21)
t CtVp

Jadi dapat dikatakan bahwa selama periode ini, laju penurunan


tekanan berbanding terbalik dengan Vp. Inilah suatu alasan bahwa
Aliran Fluida di Media Berpori 11
berdasarkan persamaan tersebut dapat dilakukan ”reservoir limit testing”,
yang bertujuan untuk menentukan batas suatu reservoir dengan jalan
mencari penurunan tekanan lubang sumur terhadap waktu.

Salah satu bentuk lain yang berguna dari persamaan 2.19 adalah jika

tekanan awal, Pi, digantikan dengan tekanan rata-rata, P . Dengan


menggunakan persamaan kesetimbangan materi (material balance) :

V 5.615 qB(t / 24 ) 0.0744 qBt


Pi − P = = =
CtV (
Ct re2 h ) Ct re2 h
(2.22)

dan kemudian disubstitusikan persamaan 2.19,

0.0744 qBt 0.0744 qBt qBt  re 


Pwf = P + − − 141 .2  ln r − 3 4 
C1hre2
C1hre2
kh  w 

dan disusun menjadi :

qB  re 
P − Pwf = 141 .2  ln r − 3 4 
kh  w 

Apabila efek skin dimasukkan kedalam persamaan 2.19 dan 2.23,

maka akan didapatkan persamaan-persamaan :

qB  re 
P − Pwf = 141.2  ln r − 3 4  + Ps
kh  w 

dimana

qB
Ps = 141.2 S , jadi
kh

qB  re 
P − P = 141.2  ln r − 3 4 + S 
kh  w 

dan

Aliran Fluida di Media Berpori 12


qB  0.000527 kt r 
Pi − Pwf = 141 .2  + ln e − 3 + S  (2.25)
kh  Ct re2 rw 4

Selanjutnya kita dapat mendefinisikan harga permeabilitas rata-rata

kj sehingga,

qB  re 
P − Pwf = 141.2  ln r − 3 4 
k jh  w 

qB  re 
P − Pwf = 141.2  ln r − 3 4 + S 
k jh  w 

dimana,

 ln re 
 rw 
kj = k (2.26)
 ln re − 3 + S 
 
 rw 4 

Dapat dilihat bahwa apabila sumur tersebut mempunyai skin factor


yang positif maka kj akan lebih kecil dari permeabilitas reservoir yang
sebenarnya. Pada kenyataannya, kedua harga permeabilitas itu, k j dan k,
akan sama hanya jika skin factornya sama dengan nol.

Kadang-kadang, permeabilitas suatu formasi ditentukan dari Indeks


Produksi (PI, dengan simbol J, STB/psi) sebagai berikut :

q k jh
J= = (2.27)
P − Pwf  r 3
141.2B ln e − 
 rw 4 

Comtoh 2.2.

Suatu sumur berproduksi dengan laju 100 STB/D minyak pada BHP
= 1500 psi. Dari pengukuran ternyata bahwa tekanan reservoir rata-rata
adalah 2000 psi. Data log menunjukkan bahwa ketebalan formasi = 10 ft.
Radius pengurasan = 1000 ft dan jari-jari lubang sumur = 0.25 ft. Dari

Aliran Fluida di Media Berpori 13


sampel yang diambil, ternyata viskositas minyak = 0.5 cp dan Faktor
Volueme Formasi = 1.5 RB/STB.

1. Berapa PI sumur ini ?

2. Berapakah permeabilitas formasi dari data ini ?

3. Apabila diukur dari data core bahwa permeabilitas efektif


terhadap minyak sebesar 50 md, apakah sumur ini “demage”
atau “sitmulated”? Berapakah harga faktor skinnya?

Jawab :

1. Dari persamaan 2.27

q 100
J= = = 0.2STB / psi − D
P − Pwf (200 − 1500 )

2. Disebabkan tidak tersedianya data yang cukup, maka permeabilitas


dapat didekati dengan persamaan 2.27 :

141 .2 JB ln e − 3 
r
kj =  rw 4
h

(141.2)(0.2)(1.15)(0.5)(ln 1000 − 0.75)


= 0.25
10

= 16 md

3. Pengukuran permeabilitas efektif minyak dari data core biasanya lebih


dapat dipercaya dari pada permeabilitas yang dihitung dari hubungan
PI, terutama untuk sumur-sumur yang derajat “damage”-nya sangat
besar. Melihat permeabilitas core = 50 md, dapat disimpulkan bahwa
sumur ini adalah sumur yang demaged. Kemudian faktor skin ini dapat
dihitung dari persamaan 2.26.

Aliran Fluida di Media Berpori 14


k  r 3 
S =  − 1 ln e − 
k  r 4
 j  w 

 50  1000 3 
=  − 1 ln − 
 16  0.25 4 

= 16

2.3.3.1. Persamaan Aliran di berbagai Geometri Reservoir

Seperti telah dijelaskan, persamaan 2.25 hanya dapat digunakan


untuk reservoir silindris yang terbatas. Pertanyaan yang timbul adalah,
bagaimanakah persamaan aliran untuk geometri reservoir yang lain. Untuk
menjawab pertanyaan ini, Odeh menurunkan suatu persamaan yang dapat
digunakan untuk reservoir-reservoir yang non silindris pada kondisi pseudo
steady state yaitu,

qB  1  10.06 A  3 

P − Pwf = 141.2 ln   − + S (2.28)
kh  2  C Arw2  4 

dimana,

A = Daerah pengurasan, ft2

CA = Dietz Shape Factor

CA ini dikenal sebagai Dietz Shape Factor dan ini diberikan pada
Tabel 2.2. Faktor ini sangat penting untuk dipahami karena akan banyak
digunakan pada pembicaraan-pembicaraan di bab-bab selanjutnya.

Selanjutnya, Productivity Index, J, dapat dihubungkan dengan shape


factor ini untuk berbagai geometri reservoir sebagai berikut :

Aliran Fluida di Media Berpori 15


q 0.00708 kh
J= = (2.29)
P − Pwf  1  10.06 A  
B ln  2 
− 3 +S
4 
 2  C A rw  

2.3.3.2. Periode Transient, Transient Lanjut dan Pseudo Steady State

Untuk menjelaskan lebih terperinci penggunaan shape factor ini,


Gambar-Gambar 2.6 dan 2.7 sangat menolong untuk mempelajari berbagai
”flow regime” yang terjadi pada suatu selang waktu produksi.

Gambar 2.6 dan 2.7 adalah plot antara Pwf versus waktu untuk suatu
sumur yang diproduksikan dengan laju produksi konstan. Hubungan ini
diperlihatkan pada plot semilog (Gambar 2.6) dan Cartesian (Gambar 2.7).
Terlihat bahwa Pwf vs waktu mengalami 3 periode yaitu periode transien,
periode transien lanjut (late transient) dan periode pseudo steady state.

Pada periode transien sumur produksi seolah-olah menguras


reservoir yang tidak terbatas (infinite acting). Periode ini diwakili oleh
persamaan 2.17, oleh sebab itu Pwf merupakan fungsi linier dari log t.
Tetapi pada periode pseudo steady state, efek batas reservoir sudah
terasa, ini dapat diwakili oleh persamaan 2.19 atau 2.24 untuk reservoir
silindris, atau persamaan 2.28 untuk reservoir yang non silindris tergantung
dari bentuk dan luasnya. Disini Pwf merupakan fungsi linear dari waktu.

Selang waktu diantara akhir perioda transien dan awal periode


pseudo-steady state dikenal sebagai periode transien lanjut. Tidak ada
persamaan yang dengan mudah merepresentasikan perioda ini. Selang
waktu pada perioda ini sangatlah kecil atau kadang-kadang hampir tidak
pernah terjadi. Pada reservoir yang berbentuk silindris atau hexagonal,
misalnya, perioda ini dapat dikatakan tidak terjadi (untuk tujuan-tujuan
praktis) seperti terlihat pada Tabel 2.2. Tetapi untuk geometri reservoir
yang lain misalnya (off-centered drainage radius), selang waktu periode ini
cukup panjang yang juga dapat dilihat pada Tabel 2.2. Perlu diketahui

Aliran Fluida di Media Berpori 16


bahwa Muskat menganalisa perioda transien lanjut ini dan metoda
analisanya akan diterangkan pada bab mendatang.

Penentuan kapan waktu berakhirnya periode transien dan kapan


dimulainya periode pseudo-steady satate sangatlah subjektif. Misalnya,
batas penggunaan persamaan 2.13 dan 2.19 tidaklah tepat seperti yang
tertera pada Tabel 2.1. Sebagai contoh, Matthews dan Russell
berpendapat bahwa saat penyimpangan dari persamaan 2.13 (akhir
perioda transien) terjadi apabila

379Ct re2
t
k

juga disertai anggapan bahwa peroda transien lanjut terjadi termasuk


untuk reservoir silindris maupun hexagonal. Kemudian perioda pseudo-
steady state akan dimulai apabila

1336Ct re2
t~
k

Perbedaan pendapat diantara mereka itu bukanlah hal yang terlalu


prinsip karena pendekatan-pendekatan tersebut hanya berasal dari
aproksimasi dari solusi persamaan 2.1 yang mungkin berbeda, karena
ternyata bahwa hasil-hasil perhitungan tidak akan terpaut terlalu jauh.

2.3.3.3. Penggunaan Diezt Shape Factor.

Pada Tabel 2.2, ada beberapa konstanta yang penting diketahui


adalah :

1. Lamanya waktu suatu reservoir bertindak seolah-olah tanpa batas


sehingga solusi dengan fungsi Ei dapat digunakan. Untuk ini,
digunakan kolom ”Uses Infinite-System Solution With Less Than 1%
Error for tDA” waktu yang dimaksud adalah :

Aliran Fluida di Media Berpori 17


CtAtDA
t
0.000264 k

2. Waktu yang diperlukan untuk solusi pseudo-steady state memprediksi


penurunan tekanan dengan kesalahan  1%. Untuk itu digunakan
kolom ”Less Than 1% Error for tDA” dimana,

CtAtDA
t
0.000264 k

3. Saat dimana solusi pseudo steady state dapat digunakan secara pasti,
gunakan kolom “Exact for tDA.”

Contoh 2.3. Aliran di berbagai Geometri Reservoir.

1. Untuk reservoir-reservoir berikut ini ( dan ),

1 2 3

Tentukanlah saat (di dalam jam) untuk kondisi-kondisi berikut ini


terjadi :

a. Reservoir yang seolah-olah tak terbatas

b. Aliran pseudo steady state eksak

c. Aliran pseudo steady state dengan ketelitian  1%

Data yang diketahui :

A = 17.42 x 106 Sqf ft (40 Acres)

 = 0.2

 = 1 cp

Ct = 1 x 10-5 psi-1

K = 100 md

Aliran Fluida di Media Berpori 18


2. Untuk setiap kasus di atas, perkirakan PI dan laju produksi stabil (q)

dibawah P − Pwf = 500 psia, jika

h = 10 ft

S = 3.0

rw = 0.3 ft

B = 1.2 RB/STB

3. Untuk geometri #3, tuliskan persamaan yang menghubungkan laju aliran


yang konstan dengan penurunan tekanan dilubang bor pada t = 30,200
dan 400 jam.

Jawab :

1. Mula-mula dihitung

CtAt DA (0.2)(1)(1x10 −5 )(17.42 x10 6 )


= = 1,320
0.000264 k (0.000264 )(100)

Kemudian tabel berikut dapat disiapkan (mengambil harga-harga dari


Tabel 2.1)

P – Steady State P – Steady State


Geometri Infinite Acting
(Pendekatan) (Eksak)

tDA t tDA t tDA t

1. 0.1 132 0.06 79.2 0.1 132

2. 0.09 119 0.05 66.0 0.1 132

3. 0.025 33 0.3 396 0.6 792

Aliran Fluida di Media Berpori 19


Untuk geometri #3, terlihat bahwa jarak antara perioda infinite acting
dan perioda pseudo-steady state terlihat dengan jelas (3 jam dan 792 jam).

2. Untuk menghitung PI dan q gunakan persamaan ini :

0.00708 kh
J=
 1  10.06 A  
B ln  2 
 − 3 + S
4 
 2  C Arw  

0.00708 kh
=
(1)(1.2) 1 ln  10.06(17.42 x2 10 )  − 3
  6 
 + 3.0 
2  C A (0.3) 
4 

5.9
J= dan
 1 
12.94 + ln Ca 
 2 

( )
q = J P − Pwf = 500 J

Kemudian Tabel ini dapat disiapkan

Geometri CA J Q

1. 31.62 0.526 263

2. 30.88 0.526 263

3. 4.513 0.484 242

3. a) Pada saat t = 30 jam, untuk Geometri #1, reservoir masih seolah-


olah tak terbatas, jadi persmaannya

qB   1,688Ct rw2  


Pi − Pwf = −70.6 ln   − 2S 
kh   kt  

Aliran Fluida di Media Berpori 20


b) Pada saat t = 200 jam, reservoir tidak lagi infinite acting, tetapi juga
pseudo steady-state (pendekatan) belum dicapai, jadi sukar
merepresentasikan persamaan pada saat ini.

c) Pada saat t = 400 jam, persamaan pseudo-steady state dapat


digunakan dengan teliti, jadi persamaannya adalah :

qB  1  10.06 A  3 
P − Pwf = 141.2  ln  2 
 − + S
kh  2  C Arw  4 

2.4. SOLUSI UNTUK RESERVOIR SILINDRIS DENGAN TEKANAN


TETAP PADA BATASNYA (CONSTANT PRESSURE AT OUTER
BOUNDARY)

Van Everdingen dan Hurst menurunkan persamaan aliran untuk


reservoir jenis ini. Secara grafis, Gambar 2.8 dapat digunakan untuk
mendapatkan harga penurunan tekanan di lubang bor sebagai fungsi
waktu. Sistim ini akan mencapai steady state murni pada saat

 r2 
t D  1.25 e2 
 rw 

0.000264 kt re2
 1. 25 x , jadi
Ct rw2 rw2

4,739Ct re2
t , (2.30)
kt

atau mencapai steady state murni pada saat

tDA > 0.40

0.000264 kt
 0.40, jadi
Ct A

Aliran Fluida di Media Berpori 21


1,15Ct A
t (2.31)
kt

setelah kedua waktu yang ditunjukkan oleh persamaan 2.30 atau 2.31
tersebut, persamaannya adalah :

(PD )SS = ln rs
rw

Bila dijabarkan lebih lanjut maka didapatkan :

0.00708 kh(Pe − Pw )
q= (2.32)
B ln  re r 
 w

Persamaan 2.32 tidak lain adalah persamaan Darcy yang terkenal.

2.5. SOLUSI PERSAMAAN ALIRAN RADIAL SILINDRIS DIBAWAH


PENGARUH WELLBORE STORAGE DAN SKIN

Disini akan dibahas solusi persamaan difusivitas radial termasuk


suatu fenomena yang menyebabkan laju aliran bervariasi setelah suatu
produksi dimulai. Fenomena ini dikenal luas sebagai “Wellbore Storage”
yang diperlihatkan pada Gambar 2.9.

Pandanglah suatu sumur (shut-in) minyak di suatu reservoir. Selama


sumur ini ditutup, tekanan reservoir akan menopang kolom fluida dilubanng
bor sebatas mana ditentukan oleh kesetimbangan antara tekanan formasi
dan berart kolom fluida tersebut. Kemudian jika sumur tersebut
diproduksikan dengan membuka kerangan di permukaan, mula-mula tentu
saja minyak yang diproduksikannya hanya berasal dari apa yang ada pada
lubang bor ini. Jadi laju produksi mula-mula dari formasinya sendiri sama
dengan nol.

Aliran Fluida di Media Berpori 22


Dengan bertambahnya waktu aliran, pada suatu tekanan permukaan
yang tetap, laju aliran di dasar sumur akan berangsur-angsur sama dengan
laju aliran di permukaan, dan banyaknya fluida yang tersimpan di dalam
lubang bor akan mencapai harga yang tetap.

Dengan memahami hal tersebut diatas, sekarang kita dapat membuat


hubungan matematis antara laju aliran di muka formasinya (sand face flow
rate) dan laju aliran dipermukaan (surface flow rate). Misalnya ada suatu
sumur dengan suatu kolom fluida didalamnya (Gambar 2.9) dan anggaplah
ada suatu mekanisme baik itu gas-lift atau pompa yang mengangkat fluida
tersebut ke permukaan. Juga anggaplah laju aliran dipermukaan adalah q,
sedangkan dimuka formasinya adalah qfs.

Berdasarkan persamaan kesetimbangan materi dilubang bor diantara


qfs, B(RB/D), qB (RB/D) dan laju akumulasi fluida pada lubang bor adalah,

d  24Vwb  24Vwb dz
 =
dt  5.615  5.615 dt

Kemudian dengan anggapan bahwa luas lubang bor yang tetap


disetiap kedalaman, Awb1, dan Faktor Volume Formasi juga konstan, maka
dapat dituliskan suatu kesetimbangan berikut ini :

= (q sf − q )B
24 dz
Awb (2.33)
5.615 dt

Apabila tekanan dipermukaan sama dengan Pt, maka

z g
Pw = Pt + (2.34)
144 gc

dimana  adalah densitas fluida didalam lubang bor (lbm cu ft) dan g/gc =
lbf/lbm. Seterusnya,

d
(Pw − Pt ) z g dz (2.35)
dt 144 gc dt

Aliran Fluida di Media Berpori 23


jadi,

(24)(144 )
g
Awb (Pw − Pt ) = (qsf − q )B
d
(2.36)
5.615 gc dt

Apabila didefinisikan konstanta Wellbore Storage, Cs :

Cs =
(144 )Awb
g
, maka
5.615 gc

qsf = q +
(24) d (P − Pt )
W
B dt

Apabila tekanan lubang bor dipermukaan berubah-rubah, maka


menggunakan variabel-variabel yang tidak berdimensi, PD dan tD, maka

dPD qiB 0.000264 k dPD


=− x
dtD 0.00708 kh Ct rw2 dtD

0.89 qi B dPD
= = (2.38)
Ct hrw2 dtD

Jadi :

0.894 qi Cs dPD
qsf = q − (2.39)
Ct hrw2 dtD

0.894Cs
Dari persamaan 2.39, tak lain dan tak bukan adalah
Ct hrw2
dimensionless Wellbore Storage CD seperti pada persamaan 2.10.

Jadi persamaan 2.39 akan menjadi,

Aliran Fluida di Media Berpori 24


q dP 
qsf = qi  − C D D  (2.40)
 qi tD 

dan untuk laju aliran yang konstan (q(t)=qi), persamaan 2.20 menjadi :

dPD
qsf = 1 − C D (2.41)
tD

Persamaan 2.41 merupakan ”inner boundary condition” bagi


persamaan difusivitas radial dibawah pengaruh Wellbore Storage. Terlihat
jelas apabila CD ini kecil atau dPD/dtD kecil, maka qsf  q, artinya efek dari
Wellbore Storage dapat diabaikan.

Solusi analitis lengkap persamaan difusivitas radial dibawah


pengaruh Wellbore Storage dan Skin dikumukakan oleh Agarwal et al pada
tahun 1970. Disini tidak akan diperinci mengenai penurunannya, bagi
pembaca yang berminat dapat melihatnya pada SPEJ (September 1970,
hal. 291-291) ; Trans Aime Vol. 249; atau Reprint Series #14, hal. 84-95.
Solusi analitis ini diilustrasikan pada Gambar 2.10. Dari grafik ini harga PD
atau Pw dapat ditentukan dengan mengetahui harga tD, CD dan S.

Dari solusi ini ada dua hal yang penting untu diketahui dan
penerapannya juga akan sering dijumpai pada analisa pengujian sumur
dibab-bab mendatang nanti. Pertama adalah adanya ”unit slope” pada
saat-saat awal dan kedua adalah kapan saat berakhirnya efek dari
Wellbore Storage.

2.5.1. Unit Slope Disaat Data Awal

Seperti terlihat pada Gambar 2.10, setiap harga CD dan S pada saat
awal membentuk garis dengan sudut 450 (unit slope, tangen sudutnya = 1).
Garis ini akan terjadi sepanjang produksi fluida berasal dari apa yang ada
pada lubang bornya dan tidak ada yang datang dari formasinya.

Aliran Fluida di Media Berpori 25


Persamaan 2.41 menerangkan gejala ini secara matematis seperti dibawah
ini.

Untuk qsf/q=0, maka persamaan 2.41 akan berubah menjadi

dPD
1 − CD =0
tD

atau,

dtD = CD dPD

Apabila persamaan 2.42 diintegrasikan dari tD = 0 (PD = 0) hingga


TD(PD), maka

CD dPD = tD (2.43)

Didalam bentuk logaritmik, persamaan 2.43 menjadi

Log CD + log PD = log tD (2.44)

Jelas disini bahwa selama qsf = 0, maka log-log plot antara PD vs tD


akan menjadi tangen sudut sama dengan satu. Atau dapat pula dikatakan
bahwa setiap titik (PD, tD) pada garis dengan tangen = 1 ini akan memenuhi
persamaan

C D PD
=1
tD

Pengamatan akan hal-hal tersebut diatas merupakan suatu


sumbangan yang besar sekali untuk lebih dapat menganalisa transien
tekanan secara memadai.

Aliran Fluida di Media Berpori 26


2.5.2 Saat Berakhirnya Efek dari Wellbore Storage

Ketika produksi fluida telah berasal dari formasinya, q sf  q, maka


efek dari Wellbore Storage akan berakhir. Sejak saat itu tentu saja bahwa
solusi persamaannya akan sama dengan solusi persamaan aliran radial
silindris tanpa Wellbore Storage (CD = 0). Terlihat dari Gambar 2-10 bahwa
solusi untuk suatu harga CD dan untuk CD = 0 akan sama setelah selang
waktu tertentu. Secara empiris, waktu ini, yaitu saat berakhirnya Wellbore
Storage akan berakhir kurang lebih 1 sampai 12 log cycle diukur sari saat
penyimpangan dari ”Unit Slope”. Atau dapat pula diperkirakan, bahwa efek
Wellbore Storage akan berakhir pada :

TD = (60 + 3.5 s) CD (2.45)

2.6. KONSEP JARI-JARI PENGAMATAN (RADIUS OF


INVESTIGATION)

Konsep ini, secara kwalitatif maupun kwantitatif, mempunyai arti yang


sangat penting baik didalam analisa maupun perencanaan suatu pengujian
sumur. Jari-jari pengamatan menggambarkan sejauh mana (jarak dari
lubang bor yang diuji) pencapaian transien tekanan kedalam formasi
apabila diadakan gangguan keseimbangan tekanan akibat suatu produksi
atau penutupan sumur. Akan diperlihatkan disini bahwa jarak yang
ditempuh oleh transien tekanan tadi berhubungan dengan sifat-sifat fisik
batuan dan fluida formasinya dan juga tergantung kepada lamanya waktu
pengujian.

Sebelum membicarakan hal ini secara kwalitatif, tinjaulah suatu


contoh mengenai distribusi tekanan disuatu reservoir yang ditunjukkan oleh

Gambar 2.11. Reservoir yang mempunyai batas (re = 3000 ft) ini diamati
distribusi tekanannya setelah 0.1, 1, 10 dan 100 jam produksi. Distribusi

Aliran Fluida di Media Berpori 27


tekanan ini dihitung dengan persmaan difusivitas (Ei) dengan data-data
yang ditunjukkan pada Gambar 2.11.

Ada 2 hal yang penting dapat dilihat dari kenyataan Gambar 2.11
tersebut yaitu :

1. Tekanan pada lubang sumur (r = rw) terus menurun dengan


bertambahnya waktu produksi; demikian pula, tekanan pada titik-
titik sejarak dari lubang sumur.

2. Transien tekanan yang diakibatkan oleh produksi minyak sebesar


177 STB/D terus bergerak semakin dalam dengan bertambahnya
waktu produksi. Untuk setiap waktu produksi yang terlihat pada
Gambar 2.11, selalu ada titik diatas mana penurunan tekanan
dari tekanan awal hampir dapat diabaikan, sehingga setelah titik
tersebut P = Pi.

Jadi ada suatu waktu t, disaat gangguan tekanan akan mencapai


jarak ri (radius in investigation). Hubungan antara t dan ri ini diberikan oleh
persamaan

1
 kt  2
ri =   (2.46)
 948Ct 

ri yang diberikan oleh persamaan 2.46 ini menggambarkan suatu


jarak dimana gangguan tekanan (turun atau naik) cukup berarti akibat
produksi atau injeksi fluida dengan laju yang tetap.

Sebagai contoh, penggunaan persamaan 2.46 terhadap Gambar 2.11


memberikan hasil sebagai berikut :

Aliran Fluida di Media Berpori 28


1 (jam) ri (ft)

0.1 32

1.0 100

10.0 316

100.0 1000

Angka-angka ri diatas menunjukkan, jarak dimana (untuk setiap


waktu produksi) perubahan tekanan karena produksi dapat diabaikan (P 
P1)

Konsep jari-jari pengamatan ini merupakan pemandu kita untuk


merencanakan suatu pengujian. Katakanlah kita hendak menguji suatu
reservoir sejauh, paling tidak, 500 ft. dari sumur yang diuji. Berapa lama
pengujian ini harus berlangsung? Apakah 10 jam sudah cukup, atau harus
24 jam ? Kita tidak dapat hanya menduga-duga atau menguji dengan
waktu sebarang, yang mungkin terlalu pendek atau bahkan terlalu panjang.
Ingat, biaya pengujian ini sangat mahal, apalagi untuk sumur-sumur lepas
pantai. Dengan konsep tadi dapat diperkirakan waktu pengujian tersebut.

Persmaan 2-46 juga dapat digunakan untuk memperkirakan waktu


untuk mencapai ”stabilized flow”, yaitu waktu yang diperlukan oleh transien
tekanan untuk mencapai batas reservoir yang sedang diuji. Sebagai
contoh, jika sumur yang diuji terletak di pusat reservoir yang berbentuk
silinder yang terbatas re, dengan menuliskan ri = re, maka waktu yang
diperlukan untuk stabilized flow tersebut adalah:

t s = 948Ct re2 / k (2.47)

Aliran Fluida di Media Berpori 29


ts tersebut juga adalah saat dimulainya perioda pseudo steady-state
dimana persamaan 2.19 berlaku sebagai solusi yang eksak dari
persamaan difusivitas. Patut dicatat bahwa untuk bentuk-bentuk reservoir
lainnya, selain silinder, waktu untuk mencapai stabilized flow ini akan
berlainan pula.

Untuk menggunakan konsep jari-jari pengamatan ini, kita harus


menyadari sepenuhnya bahwa konsep ini akan memberikan hasil yang
sangat teliti jika dan hanya jika formasi yang diselidiki mempunyai sifat-sifat
homogen, isotropik dan berbentuk silinder. Adanya keheterogenan suatu
reservoir akan mengurangi ketelitian persamaan 2.46 dan 2.47.

Contoh 2.4. Penggunaan Konsep Jari-jari Pengamatan

Kita berniat merencanakan suatu ”flow test” pada suatu sumur


explorasi untuk menguji kepastian bahwa sumur tersebut akan menguras
formasi dengan jari-jari sejauh lebih dari 1000 ft.

Suatu studi pendahuluan memberikan data-data sebagai berikut:

K = 100 md, 0 = 0.2, Ct = 2 x 10-5 , psi-1, yU = 0.5.

Berapa lamakah pengujian ini harus berlangsung?

Jawab :

Jarak minimum yang harus ditempuh oleh transien tekanan adalah


2000 ft (2xri untuk lebih aman). Waktu yang dibutuhkan adalah :

ts = 948Ct ri 2 / k

(948 )(0.2)(0.5)(2 x10 −5 )(2000 )


2
=
100

= 75.8 jam

Aliran Fluida di Media Berpori 30


Ada suatu hal yang sangat unik di sini bahwa ts ini tidak tergantung
dari laju aliran. Berapapun laju aliran yang diberikan akan meraih jarak
yang sama pada suatu ts yang sama. Didalam prakteknya, laju aliran yang
harus dipilih sedemikian rupa sehingga perubahan tekanan terjadi dapat
direkam dengan ketelitian yang cukup untuk suatu analisa. Tentu saja ini
akan sangat bergantung kepada pencatat tekanan yang dipakai selama
pengujian ini berlangsung.

Aliran Fluida di Media Berpori 31


Aliran Fluida di Media Berpori 32
Aliran Fluida di Media Berpori 33
Aliran Fluida di Media Berpori 34
Aliran Fluida di Media Berpori 35
Aliran Fluida di Media Berpori 36
Aliran Fluida di Media Berpori 37
Aliran Fluida di Media Berpori 38
Aliran Fluida di Media Berpori 39
Aliran Fluida di Media Berpori 40
Aliran Fluida di Media Berpori 41
Aliran Fluida di Media Berpori 42
Aliran Fluida di Media Berpori 43
Aliran Fluida di Media Berpori 44
Aliran Fluida di Media Berpori 45

Anda mungkin juga menyukai