BAB I : PENDAHULUAN
BAB IV : Kesimpulan
2
BAB V : Kesan dan Saran
3
DAFTAR TABEL
Hal
4
DAFTAR GRAFIK
Hal
5
DAFTAR GAMBAR
Hal
6
BAB I
PENDAHULUAN
Viskositas merupakan parameter penting yang memerlukan perhatian besar tentang aliran
fluida. Viskositas adalah sifat fluida yang mendasari diberikannya tekanan terhadap tekanan
geser yang diberikan oleh fluida tersebut. Viskositas gas akan bertambah besar dengan naiknya
suhu namun apabila sudah melewati suatu tekanan tertentu, naiknya suhu akan mengakibatkan
viskositas gas menjadi berkurang, sedangkan viskositas cairan akan berkurang dengan naiknya
suhu.
Pada percobaan ini, waktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan 50 cc sampel melalui viscometer
redwood (dalam detik) diukur pada temperatur tertentu dimana pada percobaan ini adalah 100,
140, dan 180 0F. Harga viskositas kinematik bisa dihitung dengan menggunakan hubungan:
TABEL 1
Persamaan Konversi Viskositas Kinematik
7
Viscosity Index (VI) dari minyak adalah suatu bilangan yang dapat menyatakan besarnya
perubahan viskositas akibat perubahan temperatur. Nilai ini sangat berpengaruh terhadap oli
lubrikan di industri otomotif. VI dapat ditentukan dengan menggunakan hubungan:
Untuk minyak dengan viskositas kinematik di atas 75 cSt pada 210 0F dapat digunakan
persamaan:
Untuk minyak dengan viskositas kinematik di bawah 2,0 cSt pada 210 0F digunakan
persamaan:
L = Y (1,655 + 1,2665Y)
H = Y (0,1725 + 0,34984Y)
Untuk minyak dengan viskositas kinematik pada 210 0F antara 2,0 cSt sampai 75 cSt
digunakan rumus:
L = aY2 + bY + c
H = dY2 + eY + f
8
Konstanta a, b, c, d, e dan f dapat dicari dari table “coefficient of quadratic equation”, atau nilai
L dan H dapat langsung dicari dari table “basic value for L and H for kinematic viscosity”.
VI
antiLogN 1 100
0.00715
Dimana:
N
log H log U
log Y
9
BAB II
PENGOLAHAN DATA
2.1 DATA PERCOBAAN
massa picnometer massa picnometer massa sample
T (oC) Waktu Alir (s)
+ sample (gr) (gr) (gr)
38 118 45.13 21.54 23.59
60 54.01 25.10 14.81 10.29
82 48.53 25.56 15.31 10.25
99 45.05 25.17 14.96 10.21
Keterangan :
msample = mpicnometer+sample – mpicnometer
volume picnometer = 25ml (38oC)
volume picnometer = 10ml (60oC,82oC,99o C)
A. Specific Gravity
Dengan
= = 25ml (a)
= = 10ml (b-d)
= 1 gram/ml
10
a. T= 38oCelcius
b. T= 60oCelcius
c. T= 82oCelcius
d. T= 99oCelcius
B. Viscosity
Skala Viskositas Waktu Viskositas kinematik (cm2/sec)
43<t<100 0.00269t – 1.79/t
Redwood
t>100 0.00247t – 0.50/t
Tabel 3 : Tabel rumus perhitungan skala viskositas Redwood
Viskositas Dinamis =
a. T= 38oCelcius
t = 55.60 s
11
b. T= 60oCelcius
t = 54.01 s
c. T= 82oCelcius
t = 48.53 s
d. T= 99oCelcius
t = 45.05 s
12
U=8.145
Karena nilai VI yang diperoleh lebih dari 100, maka nilai VI dihitung secara lebih lanjut
menggunakan rumus VI untuk VI > 100.
( )
13
BAB III
ANALISIS
12.2ANALISIS ALAT
1. Picnometer
Piknometer dapat digunakan untuk menghitung densitas sampel yang ingin diukur.
Piknometer dapat menghasilkan data berupa massa sampel yang diperoleh dengan
mengurangi massa sampel dan piknometer dengan massa piknometer kosong. Volume
sampel memiliki volume yang sama dengan piknometer karena piknometer diisi penuh
dengan sampel. Setelah mendapatkan kedua data tersebut, dapat dihitung densitas
sampel. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan picnometer:
a. Sebelum digunakan, diperlukan kalibrasi terhadap picnometer terlebih dahulu. Proses
kalibrasi picnometer dilakukan karena volume picnometer yang tertera belum tentu
14
sama dengan volume aslinya. Salah satu penyebab perbedaan tulisan dengan
kenyataannya adalah pemuaian yang terjadi pada picnometer karena sudah digunakan
pada percobaan-percobaan sebelumnya dalam temperatur tinggi.
b. Fluida sisa percobaan sebelumnya dapat mempengaruhi pengukuran oleh picnometer;
oleh karena itu, kebersihan picnometer sangat perlu untuk dipastikan terlebih dahulu
sebelum digunakan.
c. Kalibrasi picnometer dapat dilakukan dengan menggunakan aquades. Namun pada
percobaan ini, diasumsikan volume picnometer sama dengan keterangan yang tertera
padanya, sehingga proses kalibrasi tidak perlu dilakukan.
d. Dalam menggunakannya, cairan diisi penuh lalu ditutup dengan penutupnya. Saat
ditutup, pastikan ada semburan cairan yang keluar dan tumpah ke badan
picnometer.Karena massa tumpahannya dapat mempengaruhi pengukuran
picnometer, maka tumpahan cairan tersebut dilap terlebih dahulu sebelum picnometer
ditimbang.
2. Redwood Viscometer
Redwood Viscometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur viskositas suatu
fluida. Dengan menggunakan prinsip gravitasi, fluida yang terdapat didalam oil cup pada
redwood viscometer tersebut dapat dialirkan menuju flask melalui orifice. Waktu alir
yang dibutuhkan oleh fluida tersebut dapat kita ukur. menggunakan stopwatch. Setelah
mendapatkan data pengukuran dan dihitung viskositasnya, dapat dihitung viskositas
kinematic dari suatu fluida. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan
Redwood viscometer:
a. Umumnya digunakan air sebagai fluida penghantar yang memanaskan sampel
minyak. Dipilih air karena air memiliki kecenderungan untuk tetap pada
temperaturnya; dimana fakta ini akan membantu dalam mempertahankan temperature
sampel saat pengukuran dilakukan. Satu kekurangan air adalah memiliki titik
didihnya yang rendah; dimana air akan mendidih dan berubah menjadi fasa gasnya.
b. Redwood viscometer bekerja akurat hanya untuk minyak berviskositas tinggi. Untuk
pengukuran viskositas minyak rendah hasil yang didapat akan tidak akurat karena
Redwood viscometer terbatas untuk minyak yang memiliki waktu pengaliran di atas
15
43 sekon. Untuk dibawah waktu pengaliran di bawah 43 sekon, digunakan bantuan
perhitungan dengan persamaan Engler.
3. Stopwatch
Stopwatch digunakan untuk mengukur waktu. Dalam percobaan ini, stopwatch digunakan
untuk mengukur waktu saat emulsi terpisah secara parsial menjadi fluida asalnya seperti
air dan minyak. Stopwatch yang digunakan pada percobaan kali ini adalah digital
stopwatch dari smartphone.
16
cara membuka valve dan menyalakan stopwatch di saat yang bersamaan. Pengukuran waktu
menggunakan stopwatch dihentikan saat volume sampel pada flask sudah mencapai 50cc.
Setelah percobaan pengukuran waktu selesai, dilakukan pengukuran terhadap massa ssample
minyak menggunakan picnometer untuk mencari nilai SG nya. Massa sample yang ada di
dalam picnometer adalah selisih massa picnometer yang terdapat sampel di dalamnya dengan
massa picnometer kosong.
Data untuk percobaan dengan temperatur sampel sebesar 60o, 82o, dan 99o Celcius diperoleh
dari data referensi.
17
Density to Temperature
1,040
Density (gram/ml) 1,020
1,000
0,980
0,960
0,940
0,920
0,900
38 60 82 99
Temperature (Celcius)
Dari kecenderungan yang terdapat pada grafik di atas, dapat terlihat bahwa nilai densitas akan
berkurang seiring dengan meningkatnya temperatur. Namun dari data yang kami peroleh,
terdapat penyimpangan pada percobaan pertama yang dilakukan pada saat temperatur 38 o
Celcius. Penyimpangan ini juga terlihat dari grafik dimana nilai densitas meningkat drastis dari
temperatur 38oCelcius menuju ke temperatur 60oCelcius dan kemudian baru mengalami
penurunan secara konstan seiring dengan kenaikan temperatur. Adapula data percobaan pada
temperatur 38oCelcius ini merupakan data percobaan yang kami lakukan, sedangkan sisanya
kami peroleh dari data referensi. Penyimpangan ini bisa terjadi akibat beberapa kesalahan dalam
melakukan percobaan, antara lain : timing yang kurang tepat dalam menggunakan stopwatch,
pengamatan yang kurang jeli saat membaca volume minyak pada flask, dan kesalahan dalam
pengukuran massa picnometer maupun sampel minyak. Berdasarkan teori, nilai densitas memang
seharusnya menurun seiring dengan peningkatan temperatur yang terjadi. Peningkatan pada
temperatur meyebabkan bertambahnya jumlah gas yang terdapat di dalam minyak yang
mengakibatkan ekspansi volume minyak dan berkurangnya kerapatan molekul yang ada di dalam
minyak. Penurunan kerapatan molekul ini adalah sama dengan penurunan nilai densitas.
18
SG to Temperature
1,040
1,020
1,000
0,980
SG
0,960
0,940
0,920
0,900
38 60 82 99
Temperature (Celcius)
Plot grafik Specific Gravity terhadap temperatur memiliki bentuk yang identik dengan grafik
densitas terhadap temperatur. Hal ini disebabkan karena nilai SG merupakan nilai yang diperoleh
dari hasil bagi antara densitas minyak dengan densitas air dimana densitas air bernilai 1 gram/ml.
Hal ini menyebabkan nilai SG minyak yang diperoleh dari percobaan ini adalah sama dengan
nilai densitas minyak yang terhitung dari percobaan. Oleh karena hal tersebut, penyimpangan
yang terjadi pada nilai SG ini adalah sama dengan kasus penyimpangan yang terjadi pada nilai
densitas pada temperatur 38oCelcius. Nilai SG berbanding lurus dengan nilai densitas dan akan
mengalami penurunan seiring dengan kenaikan temperatur. Saat suatu benda (baik solid maupun
fluida) dipanaskan, volume dari benda tersebut akan meningkat (memuai). Dengan massa yang
tetap dan volume yang meningkat, maka densitas akan mengecil. Pada percobaan dengan
T=38oF, viskositas kinematiknya dihitung menggunakan rumus v=0.00247t – 0.50/t karena
memiliki waktu alir t >100 sekon. Sedangkan untuk percobaan pada temperatur yang lainnya,
digunakan rumus v=0.00269t – 1.79/t karena memiliki waktu alir 43<t<100 sekon.
19
Kinematic Viscosity to Temperature
35
Kinematic Viscosity (cSt) 30
25
20
15
10
5
0
38 60 82 99
Temperature (Celcius)
Dari plot grafik data di atas, dapat terlihat bahwa nilai viskositas kinetis minyak akan berkurang
seiring dengan kenaikan temperatur. Secara teoritis, memang benar bahwa nilai viskositas
berbanding terbalik dengan temperatur. Bila temperatur suatu sampel minyak ditingkatkan, akan
mengakibatkan nilai viskositasnya mengalami penurunan. Sesuai definisi, viskositas fluida yang
rendah mengindikasikan bahwa tekanan geser antara molekul di dalam fluida semakin kecil,
sehingga fluida semakin mudah mengalir. Semakin mudah fluida tersebut mengalir, maka akan
membuat waktu pengalirannya juga semakin kecil. Hubungan antara waktu alir dan temperatur
akan dijelakan dari plot grafik berikutnya. Perhitungan viskositas dimulai dengan memasukan
waktu alir yang dihasilkan dari percobaan ke dalam persamaan penentuan viskositas kinematis
Redwood, lalu dapat diperlohe nilai viskositas dinamis dengan mengalikan nilai viskositas
kinematis yang diperoleh dengan densitas minyaknya.
20
time to Temperature
140
120
100
time (second)
80
60
40
20
0
38 60 82 99
Temperature (Celcius)
Dari grafik hubungan antara waktu alir minyak dengan temperatur diatas dapat terlihat bahwa
waktu alir minyak berbanding terbalik dengan temperatur. Semakin tinggi temperatur minyak,
maka waktu pengalirannya akan semakin kecil atau bisa dikatakan semakin cepat. Pernyataan ini
dapat diterima dengan akal dan benar secara teori. Semakin tinggi temperatur, maka viskositas
minyak akan menurun dan minyak tersebut akan semakin mudah mengalir. Bila minyak dapat
mengalir dengan mudah, maka waktu yang diperlukannya untuk mengalir juga akan semakin
kecil/cepat karena bersifat lebih ringan atau encer.
Nilai Viscosity Index(VI) dalam percobaan kali ini pertama-tama dihitung menggunakan rumus
. Karena viskositas kinematik yang diperoleh pada temperatur 210 oF adalah
sebesar dan berada dalam selang antara 2,0 cSt sampai 75 cSt, maka digunakan
rumus:
L = aY2 + bY + c
H = dY2 + eY + f
untuk mencari nilai L dan H. Adapula nilai L dan H dari persamaan diatas dapat diperoleh dari
proses regresi berdasarkan data pada table “basic value for L and H for kinematic viscosity”
untuk v=8.1 dan v=8.2. Setelah dihitung menggunakan rumus , ternyata
21
dihasilkan nilai VI sebesar Karena nilai VI yang dihasilkan ini bernilai diatas 100,
maka nilai VI akan diproses menggunakan rumus VI untuk nilai VI >100, yaitu :
dengan nilai N :
Hasil akhir daripada perhitungan ini adalah nilai daripada Viscosity Index (VI) sebesar
.
22
BAB IV
KESIMPULAN
2. Nilai Viscosity Index dari sampel minyak adalah sebesar setelah dihitung
menggunakan rumus untuk VI > 100.
23
BAB V
KESAN DAN PESAN
5.1 Kesan
Sebelum melaksanakan praktikum saya agak bingung dengan penggunaan Redwood Viscometer
karena belum pernah menggunakannya sebelumnya. Namun ternyata penggunaannya cukup
mudah dan tidak sesulit yang saya kira. Pengerjaan praktikum dan segala prosedurnya berjalan
dengan lancar dan baik. Pada awalnya, saya sempat merasa ragu dalam menjalani tes alat, karena
saya takut tidak bisa menjawab pertanyaan yang diberikan dengan baik. Namun pada akhirnya
saya dapat menjalani tes alat dengan lancar dan lumayan bisa dalam menjawab pertanyaan yang
diberikan kepada saya. Angka yang harus dihafalkan dalam rumus penentuan viskosias
kinematik dalam mempersiapkan tes awal sangatlah banyak.
5.2 Pesan
Sejauh ini tidak ada kendala yang terjadi pada saat praktikum dan asisten sudah sangat baik
dalam melakukan tugasnya untuk membimbing kami selama praktikum. Semoga semua hal yang
baik ini dapat dijaga terus kedepannya.
24
DAFTAR PUSTAKA
McCain, William D.Jr. 1990. The Properties of Petroleum Fluids, 2nd Edition. Oklahoma: Pen
Well Publishing Co.
Laboratorium Analisa Fluida Reservoir. 2018. Modul Praktikum Analisis Fluida Reservoir.
Bandung: TM ITB.
Haynes, W. M. 2011. Handbook of Chemistry and Physics 91st Edition 2010-2011. Florida:
CRC Press.
25