MODUL 4
2
DAFTAR GAMBAR
3
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1.1. Data viskositas kinematik dan viskositas dinamik air terhadap temperatur .............................. 9
Tabel 4.1.2. Data Waktu Alir Sampel............................................................................................................. 9
Tabel 4.2.4.1. Data suhu terhadap Viskositas Kinematik ............................................................................ 11
4
BAB I
TUJUAN
1.1.Tujuan Percobaan
Mengetahui pemakaian Ostwald Viscometer untuk:
1. Menentukan konstanta (C) alat Ostwald Viscometer.
2. Menentukan viskositas fluida yang mengalir melalui pipa kapiler.
3. Menentukan hubungan viskositas dan temperatur.
5
BAB II
DASAR TEORI
Di mana:
v = Viskositas kinematik (cSt)
d = Diameter pipa kapiler (cm)
l = Panjang pipa kapiler (cm)
h = Jarak vertikal antara atas dan bawah meniskus (cm)
V = Volume cairan yang melalui pipa kapiler (cm2)
E = Koreksi energi kinetik (cSt/sec2)
t = Waktu alir (sec)
Persamaan tersebut dapat disederhanakan dengan mengabaikan koreksi energi kinetik sehingga
menjadi:
v=Cxt
Koreksi energi kinetik terhadap waktu dapat diabaikan jika waktu aliran lebih dari 200 detik
dengan pengecualian pada ukuran yang umum untuk pengukuran viskositas cairan yang rendah
(seperti dikatakan di dalam tabel dimensi viscometer yang konstantanya sama atau kurang dari
0,05 cSt/sec maka koreksi energi akan berpengaruh tetapi jika waktu aliran minimumnya 200
detik maka diabaikan).Persamaan di atas berasal dari persamaan umum Poiseulle untuk pipa
kapiler. Pada metode ini diukur waktu yang diperlukan sejumlah volume tertentu cairan yang
mengalir melalui pipa kapiler di bawah pengaruh tekanan penggerak yang tetap.
𝜋𝜋𝜋𝜋2∆𝑝𝑝
μ=
8𝑉𝑉𝑉𝑉
Dimana:
μ = Viskositas dinamik (poise)
6
r = Jari-jari pipa kapiler (cm)
t = Waktu pengaliran (detik)
ΔP = Selisih tekanan (dyne/cm2)
Konsanta (C) dapat ditentukan dari viscometer standar dengan persamaan sebagai berikut:
𝐶𝐶1 𝑡𝑡2
=
𝐶𝐶2 𝑡𝑡1
Dimana:
C1 = Konstanta C dari viscometer yang dikalibrasi
t1 = Flowtime dari viscometer yang dikalibrasi
C2 = Konstanta C dari viscometer standar
t2 = Flowtime dari viscometer standar
Seperti telah dikemukakan sebelumnya, konstanta alat (C, cp/sec) dapat ditentukan dari
hubungan v = C x t. Sedangkan viskositas dinamik dapat ditentukan dari hubungan:
µ=ρxv
Di mana:
ρ = Densitas pada temperatur yang sama dengan temperatur pengukuran (gr/cc)
7
BAB III
ALAT DAN BAHAN
1. Ostwald Viscometer
2. Stopwatch
3. Picnometer
4. Termometer
5. Constant Temperature Bath
6. Gelas ukur
7. Neraca analitis
8. Rubber penjepit
9. Aquades
10. Sampel Crude oil
11. Bola karet
8
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATA
9
4.2 Pengolahan Data
4.2.1. Mencari tahu konstanta alat
Pertama kita telah mengetahui v dan t untuk air dalam rentang suhu tertentu. Sekarang kita
tinggal mencari konstantanya.
𝑣𝑣̅ = Σ𝑣𝑣𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎
𝑣𝑣̅ = 0.791 cSt
Maka C nya adalah :
𝑣𝑣
𝐶𝐶 =
𝑡𝑡
0.791
𝐶𝐶 =
23.34
𝐶𝐶 = 0.0338
Jadi, diketahui konstanta viscometer standarnya adalah 0.0338
4.2.2. Menghitung volume picnometer
Volume Picnometer didapat dari mengkalibrasi alat ukur sendiri yaitu Picnometer, maka
Volume Picnometer adalah
11.6 mL
4.2.3. Densitas Oil
Densitas di dapat lewat pengurangan massa total dengan massa kosong dibagi oleh
volume.
𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 − 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘
𝜌𝜌 =
𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣
25.3 − 14.79
𝜌𝜌 =
11.6
𝜌𝜌 = 0.906
Sehingga didapat densitas dari crude oilnya 0.906
4.2.4. Viskositas kinematic dan interpretasinya
Rumus dari viskositas adalah :
𝑣𝑣 = 𝐶𝐶. 𝑡𝑡
Dengan C = 0.0338
Maka untuk sampel yang 400C :
𝑣𝑣 = 0.0338 . 313
𝑣𝑣 = 10.5794
10
Untuk sampel yang 500C :
𝑣𝑣 = 0.0338 . 230
𝑣𝑣 = 7.774
11
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
5.1. Asumsi
1. Selama percobaan berlangsung, kondisi P dan T tetap (T = 25 oC, P = 1 atm)
2. Semua peralatan yang digunakan dalam kondisi baik
3. Temperature minyak diasumsikan sama (homogen) Ostwald Viscometer dalam
keadaan kering dan bersih selama percobaan
4. Densitas air diasumsikan 1gr/cm3
5. Pemanasan dengan menggunakan cannon water bath diasumsikan homogen di seluruh
fluida
6. Fluida yang mengalir pada viscometer dianggap mengalir secara laminar
7. Posisi Ostwald viscometer stabil secara vertikal saat pengukuran di dalam water bed
8. Diasumsikan tidak ada kesalahan paralaks
9. Picnometer diasumsikan sudah dikalibrasi dengan tepat (kalibrasi volume)
10. Sampel minyak diasumsikan tanpa pengotor
11. Penimbangan picnometer kosong diasumsikan benar benar massa keringnya
12
Gambar 5.2.1. Constant Temperature Bath
13
5.3 Analisis Keberjalanan Praktikum
Pada praktikum ini video yang dihasilkan lebih jelas, karena lebih mudah dimengerti.
Kemudian cara menjelaskan cukup komperhensif karena memperlihatkan secara runtut
baik dari awal, kemudian mengukur dengan stopwatch dan sampai ke mengukur densitas.
Pada praktikum ini yang perlu diperhatikan seperti jangan lupa untuk memasukan
viscometer pada karet penjepit, lalu jangan lupa memasukan balon karet pada lubang
viscometer yang kecil. Selama keberjalanan praktikum ini saya sebagai praktikan juga
mempelajari bahwa poin utama dari bagiamana kita mengukur viskositas pada aquades
adalah dengan mengukur waktu alur saat dipanaskan oleh Constant Temperature Bath dan
mengukur densitas didapat lewat bagimana kita mengukur sampel dengan neraca analitis.
14
Pada percobaan ini kita mengetahui bahwa viskositas merupakan salah satu materi
fluida statis yang dipelajari saat perkuliahan fisika dasar. Viskositas merupakan gesekan
yang terjadi diantara lapisan-lapisan yang bersebelahan di dalam fluida.Viskositas ini
sendiri juga sangat berhubungan dengan dunia Teknik Perminyakan. Di dalam praktikum
ini kita mendapat cara menghitung viskositas kinematic metode Otswald, viskositas
kinematic didapat dengan menggunakan fungsi waktu. Hasil viskositas kinetic yang
didapat yaitu :
10.5794 cSt untuk sampel 1 dan 7.774 cSt untuk sampel 2
Dan kita akan mencoba membahas pengaruh suhu akan viskositas kinematic, pengaruh
suhu terhadap viskositas kinematic diperlihatkan dalam grafik berikut :
10
6
Vk
0
40 50
Suhu
Didapat bahwa semakin besar suhu akan menurunkan viskositas, penurunan nilai
viskositas ini karena turunnya gaya kohesi dari molekul yang disebabkan oleh suhu. Gaya
kohesi ini tergantung dari rantai yang ada pada molekul dan semakin tinggi suhu maka
rantai akan lepas, sehinggga gaya kohesi turun. Turunnya kohesi akan membuat larutan
semakin cepat mengalir dan inilah yang merupakan ciri – ciri dari derajat kekentalan yang
turun sehingga viskositas turun.
15
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari perobaan yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
6.1.1. Konstanta ( C ) dari Otswald Viscometer didapat 0.0338
6.1.2. Nilai dari viskositas kinematic adalah 10.5794 cSt untuk sampel 1 dan 7.774 untuk
sampel 2
6.1.3. Hubungan dari viskositas dan temperature adalah berbanding terbalik, semakin
tinggi temperature maka viskositas akan semakin kecil.
6.2 Saran
Saran dari praktikum ini bagi saya sendiri adalah bahwa diperlukan ketelitian dalam
menghitung waktu saat proses sampel berada di Constant Temperature Bath dan
Picnometer yang harus diperiksa apakah sudah disterilisasi sebelumnya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Perry, Robert H. et.al., “Chemical Engineers Handbook”, fifth ed., International Student
Edition. Mc Graw Hill int. Book Co.
Annual Book ASTM Standard Part 24, American Society for Testing and Materials, 1981.
IP Standard for Petroleum Its Product Part I, “Methods for Analysis and Testing “, Fourty
Second Annual Edition, 1983, Hlm. 226-1 s/d 226-8.
ASTM Designation D 2270-64 Part 17, 1966.
17