MEKANIKA FLUIDA
Disusun oleh:
Syafi’udin (1421800201)
Disusun Oleh :
Syafi’udin
(1421800201)
Mengetahui Menyetujui
Ka. Lab Mekanika Fluida Dosen pembimbing
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan FLUIDA ini.
Praktikum FLUIDA merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi setiap Mahasiswa
Fakultas Teknik Mesin yang telah mengikuti mata kuliah MEKANIKA FLUIDA di Universitas 17
Agustus 1945 Surabaya.
Kami menyadari bahwa masih ada beberapa hal yang perlu ditambahkan untuk
menyempurnakan dan melengkapi laporan ini, sehingga kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca.
Untuk itu kami ucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. Supardi.,M.Sc. selaku Ka.lab. MEKANIKA FLUIDA Jurusan Teknik Mesin
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
2. Bapak Ir. Supardi.,M.Sc. yang telah menyediakan waktunya untuk membimbing kami dalam
menyelesaikan laporan ini.
3. Para asisten praktikum FLUIDA, yang telah membantu kami dalam melaksanakan praktikum
dan segenap rekan–rekan yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Kami menyadari bahwa peyusunan laporan ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun, kami harapkan untuk kesempurnaan laporan ini. Semoga
laporan ini berguna bagi kita semua.
Syafi’udin
(1421800201)
3
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
4
BAB I
UJI KERUGIAN GESEK ALIRAN FLUIDA DALAM SISTEM PERPIPAAN
Q =- r 4 P ; dimana P = P2 – P1 = P
8 x x L L
maka :
D4
Q = =......................................................................(2.1)
128 L
1.2.2 Kecepatan Rata -Rata
V =Q = 4 Q.............................................................................(2.2a)
A D2
Atau
V = D2 P.................................................................................(2.2b)
32 L
5
1.2.3 Angka Reynold untuk aliran di dalam pipa :
Re = V D atau Re = V D.........................................................(2.3)
Keterangan :
Q = Laju volume aliran air dalam pipa......................m3 /s
P = Tekanan pada pipa…...........................................Kg/m2
= Viskositas dinamik..............................................Kg/m.s
A = Luas penampang pipa.........................................m²
D = Diameter pipa.....................................................m²
L = Panjang pipa…...................................................m
6
1.2.4 Faktor Gesek
fLaminer = 64...................................................................(2.4a)
Re
Dimana Re =Angka Reynold
Dari Rumus diatas tampak bahwa pada aliran laminer, faktor gesek tidak
tergantung pada kekasaran pipa .
Re 0,25
Faktor gesek dapat didefinisikan juga sebagai fungsi angka Reynold dan
kekasaran relatif bahan pipa.
f= ( Re , e )
D
Diagram untuk mencari harga faktor gesek dari Re dan e/D adalah sebagai
berikut :
7
1.3 ALAT UJI DAN KELENGKAPAN
Alat uji dan kelengkapan yang dipergunakan didalam melakukan percobaan adalah
sebagai berikut :
Keterangan Gambar :
1.3.4 Pompa sentrifugal
1.3.5 Rotameter
1.3.6 Tempat alat ukur pressure gauge
1.3.7 Tabung transparan
1.3.8 Venturi meter
1.3.9 Alat ukur Manometer Hg
1.3.10 Reservoir
1.3.11 Globe Valve
1.3.12 Gate Valve
8
1.3.2 Pompa
Pompa yang digunakan didalam mendukung pelaksanaan percobaan disini
adalah 1 (satu) unit pompa sentrifugal, dengan kapasitas maksimum 6
m3/jam.
1.3.4 Rotameter
Rotameter berfungsi untuk menunjukkan kapasitas atau debit air yang
dibutuhkan pada saat pengujian.
1.3.5 Manometer
Manometer berfungsi untuk mengukur perbedaan tekanan air yang terjadi
pada Venturi. Jenis manometer yang dipakai disini adalah manometer air
raksa.
1.3.7 Termometer
Fungsi termometer disini adalah untuk mengukur suhu air pada saat
melakukan percobaan. Dengan diketahuinya suhu air, maka density
(massa
jenis) dan viskositas air dapat diketahui. Jenis termometer yang dipakai
disini adalah termometer air raksa biasa.
9
1.4 PROSEDUR / LANGKAH PENGUJIAN .
Langkah ke-1:
Resorvoir diisi air sampai batas ketinggian pemukaan air tertentu sesuai
dengan yang diinginkan. Sebelum pompa dihidupkan, semua globe valve
dalam keadaan terbuka kecuali gate valve pada pipa discharge dari pompa
dalam keadaan tertutup. Hal ini bertujuan untuk mencegah atau
menghindari terjadinya penekanan tiba-tiba dari laju aliran pada saat pompa
mulai dihidupkan, sehingga dapat merusak instalasi.
Langkah ke-2:
Hidupkan pompa (saklar dalam posisi “on”)kemudian secara perlahan-lahan
gate valve dibuka hingga laju aliran stabil. Laju aliran dapat diamati pada
pipa kaca, disini akan dapat terlihat apakah masih terdapat/terjadi
gelembung udara pada alirannya. Jika sudah tidak terjadi gelembung–
gelembung udara, maka globe valve pada pipa yang lain dalam keadaan
terbuka sebelum dilakukan pengamatan pada pengukuran ditiap–tiap tempat
yang telah ditetapkan.
Langkah ke-3:
Setelah aliran air bebas gelembung udara, laju aliran yang dipompakan
diatur dengan memutar gate valve sesuai dengan jumlah atau kapasitas laju
aliran yang ditentukan. (lihat pada rotameter)
Langkah ke-4:
Amati hasil pengukuran pada pressure gauge ditiap-tiap tempat yang telah
ditetapkan, untuk mengetahui perbedaan tekanan (pressure drop) pada pipa
yang diukur.
Misalkan : kita melakukan pengamatan pada pipa pertama, maka kita harus
menutup aliran yang menuju pipa kedua, ketiga & keempat. Gate valve
dibuka secara perlahan- lahan sambil mengamati rotameter dan pressure
gauge dengan jarak tap yang sudah ditetapkan.
Langkah ke-5:
Buka gate valve secara bertahap, hingga batas maximal. Berapa laju aliran
maksimum yang hanya diperlukan untuk pipa lurus sepanjang jarak tap
yang
10
sudah ditetapkan, serta berapa tekanan maksimum yang terjadi di sepanjang
pipa lurus tersebut.
Langkah ke-6:
Lakukan pecobaan yang sama pada pipa kedua, pipa ketiga dan pipa keempat.
11
1.5 DATA HASIL PENGUJIAN
Keterangan Gambar
1. Pompa sentrifugal
2. Rotameter
3. Tempat alat ukur pressure
5. Venturi meter
7. Reservoir
8. Globe Valve
9. Gate Valve
12
Data hasil pengamatan pada pipa lurus, temperatur air (Tair = 30 °c)
D : 27,2 D : 21 mm D : 17 mm L
Bukaan mm L : L : 134 mm : 135 mm
133 mm
NO Katup
(putaran) P1 P2 Q P1 P2 Q P1 P2 Q
1 1 3 2,9 0,028
3 2,8 2,7 0,029
Full 2,7 2,6 0,03
2 1 2,9 2,8 0,027
3 2,8 2,6 0,028
Full 2,6 2,4 0,029
3 1 2,8 2,6 0,026
3 2,7 2,4 0,027
Full 2,4 2,2 0,028
= 101325 N/m2
= 1,0332 Kg/cm2
1 psia = 0,0689 atm
= 6894,76 N/m2
= 0,0703 kg/cm
Dengan cara yang sama, konversi semua tekanan(P) dari psi ke N/m2.
1. aliran steady
2. aliran incompressible
3. fully developed flow
Keterangan : p = Penurunan tekanan (pressure drop)
D5 = 27,2 mm = 0,0272 m
L5 = 133 cm = 1,33 m
D4 = 21 cm = 0,021 m
L4 = 134 cm = 1,34 m
D3 = 17 mm = 0,017 m
L3 = 135 cm = 1,35 m
13
`Konversi satuan dari bar ke kg/ m2 sebagai berikut :
Bukaan D : 27,2 D : 21 mm L : D : 17 mm L
NO Katup mm L : 133 mm 134 mm : 135 mm
(putaran
P2 P2
) Q P1 P2 P1 P1
14
1.6 PERHITUNGAN DATA
Temperatur air saat percobaan = 30 c, maka dari tabel sifat fisik air didapat :
Density ():
= 995,7 kg/m3
viskositas kinematik ():
15
Penghitungan Bukaan 1.
a. Kecepatan rata – rata aliran (V)
Jadi faktor gesek aliran turbulen dari air pada pipa dengan diameter 27,2 mm, adalah
sebesar 0,0246
16
Dengan cara yang sama, maka didapat hasil perhitungan pipa gesek untuk bukaan katup 2
Q Δp V e
Bukaan Re f hl
{m³ (kg/m (m/s) X 10-6 ( mka )
/s) 2 (mka)
) x 10-7
1 0,466 1019,72 0,80237 27280 0,0246 3,264 1,02412
6
3 0,483 989,67 0,83164 28276 0,02439 3,264 1.02713
8
ful 0,05 1020,38 0,0860 29240 0,02419 3,264 1,02713
Penghitungan Bukaan 1.
a. Kecepatan rata – rata aliran (V)
17
c. Faktor gesek (f)
Jadi faktor gesek aliran turbulen dari air pada pipa dengan diameter 21 mm, adalah
sebesar 0,04139
Dengan cara yang sama, maka didapat hasil perhitungan pipa gesek untuk bukaan katup 2
Q Δp V e
Bukaan Re f hl
{m³ (kg/m (m/s) X 10-6 ( mka )
/s) 2 (mka)
) x 10-7
1 0,45 1019,71 0,1299 3411,975 0,04139 2,52 1,0241
8
3 0,466 2039,43 1,3461 35335,12 0,02307 2,52 2,048
5
full 0,483 2039,43 1,3952 36624 0,02287 2,52 2,04825
18
Pipa III diketahui: D = 17 mm = 0,017 m
L = 135 cm = 1,35 m
Pipa III
Bukaan
NO Katup
P1 P2
(putaran)
2 2
Q (m3/s)
(N/m ) (N/m )
1 1 28 552,05 26 512,62 0,433
2 2 27 535,33 24 473,18 0,45
3 3 24 473,18 22 433,75 0,466
Penghitungan Bukaan 1.
a. Kecepatan rata – rata aliran (V)
Jadi faktor gesek aliran turbulen dari air pada pipa dengan diameter 17 mm, adalah
sebesar 0,02229
19
Bila dinyatakan dalam mka = (6,69291 x 10-7) ft . (0.3048 m/ft)
= 2,04 x 10-7 mka
e. Kerugian gesek pada pipa ( hl )
Dengan cara yang sama, maka didapat hasil perhitungan pipa gesek untuk bukaan katup 2
Q Δp V e
Bukaan Re f hl
{m³ (kg/m (m/s) X 10-6 ( mka )
/s) 2 (mka)
) x 10-7
1 0,433 2039,43 1,9086 40558,17 0,02229 2,04 2,04824
2 5
3 0,45 3062,15 1,9835 42150,65 0,02208 2,04 3,07701
6
full 0,466 2039,43 2,0540 43649,41 0,022188 2,04 2,0482
9
20
1.7 Analisa Penghitungan.
1. Ketika aliran terjadi pada pipa dengan diameter tetap dan Debit Aliran (Q) di buat
semakin besar, analisa yang diperoleh yaitu meningkatnya Angka Reynold (Re) dan
faktor gesek (f) menurun, tetapi headloss (hl) hasilnya tak tentu.
2. Ketika diameter pipa dibuat semakin besar dan debit aliran dalam keadaan tetap,
analisa yang didapat yaitu menurunya Angka Reynold (Re) dan meningkatnya nilai
faktor gesek (f). Tetapi untuk headloss hasilnya tak tentu.
1.8 Kesimpulan
Setelah menganalisa data setelah praktikum, didapat perubahan yang tetap pada
analisa untuk pipa tetap tetapi debit aliran dibuat berubah. Hasil analisa diperoleh nilai
angka reynold dan faktor gesek menurun, tetapi nilai headloss tak tentu.
Di dalam analisa berikutnya yaitu diameter pipa dibuat semakin besar dan debit
aliran dibuat tetap diperoleh hasil nilai angka reynold menurun dan nilai faktor gesek
meningkat, tetapi nilai headloss tak tentu. Hasil yang tak tentu bisa terjadi disebabkan:
21
BAB II
UJI POMPA CENTRIFUGAL
Disamping itu, dapat pula diperoleh karakteristik kerja dari pompa, seperti misalnya
: H = f (Q)
WHP = f (Q)
N = f (Q)
p = f (Q)
Vo
Panjang “ entrance length “ (L) aliran laminer adalah fungsi dari angka Reynold :
22
L = 0,06 V D , dimana Re = V D atau
D
Re = V D
Untuk aliran laminar dalam pipa berarti Re < 2300 , maka “ entrance length “ (L)
kita dapatkan :
L = 0,06 . Re . D
L = 0,06 . ( 2300 ) . D
L =138 D................................................................(2.1)
Untuk aliran turbulen, karena tumbuhnya lapisan batas lebih cepat maka
“entrance legth“ akan menjadi lebih pendek, yaitu kira-kira 25 – 40 kali diameter
pipa.
P1 + V1 2 + z1 = P2 + V2 2 + z2
2g 2g
H + 0 + 0 = V12 + H – V + 0
2g
Dapat V = 2gy..........................................................................................(2.2)
23
Kapasitas discharge menjadi :
H
Qt = AV
dA = V . L . dy
o
= 2g L y 0,5
dy
O
=2 3/ 2g LH 3/2........................................................................................................
(2.3)
Q = 62 % Qt..............................................................................................(2.4)
Jadi :Q = 3,33 LH3/2 Satuan English….....................(2.5a)
Q = 1,84 LH3/2 Satuan S.I.................................(2.5b)
2.1.2.2 V – Notch Weir
L 1/2L
dy
x /2 /2
H-y
Dengan menggunakan metode yang sama seperti pada rectangular Weir, didapat :
V = 2gy ( dari persamaan 2.2 )
24
Kapasitas discharge teoritis :
H
Qt = A V. dA = V . x. dy.......................................................(2.6)
0
Dengan mengunakan segutiga sebangun, kita dapatkan hubungan x dan y sebagai berikut:
X = L....................................................................................(2.7)
H–y H
Maka : x = L( H – y )
H
Qt = 2g L/ H V 0,5
( H – y ) dy
0
L =tan Q................................................................................(2.9)
2H 2
Sehingga :
Qt = Q 2g tan Q .H 5/2...............................................................(2.10)
15 2
25
Q = 2,50 H2,5 Satuan English…................................(2.12a)
Q = 1,38 H2,5 Satuan S.I...........................................(2.12b)
2.1.3 Head Pompa dihitung dengan Rumus :
Hp = Pdr – Psr + Vdr2- Vsr2 + Hs + Hd + Hls + Hld ( mka )
2.g
Keterangan :
Hp = Head pompa
Hs = Tinggi isap statis
Hd = Tinggi tekanan Statis
Pdr = Tekanan Disharge reservoir
Psr = Tekanan suction resetvoir
= Berat jenis
g = Percepatan gravitasi bumi
ls = Head loss pada pipa suction
ld = Head loss pada pipa discharge
26
2.1.3.3 Kecepatan pada Reservoir
Pada suction reservoir
Vsr = Kecepatan turunan permukaan fluida di dalam reservoir. Karena luas
permukaan fluida pada reservoir jauh lebih besar dari pada luas
penampang pipa isap, maka kecepatan turunannya permukaan fluida di
dalam reservoir sangat kecil . sehingga Vsr = 0
Bila pipa discharge di atas permukaan fluida dalam reservoir dan masih
mempunyai tekanan yang lebih besar dari maka Pdr harus di ukur atau di
hitung dengan persamaan :
Pdr = ( Pd + Patm ) – Hd - Vd 2 - hl
2g
2.1.5 Tekanan pada pipa
2.1.5.1 pada pipa isap
Ps = Tekanan yang di ukur dengan pressure gauge pada inlet isap pompa (
Lubang masukkan pompa )
27
2.1.6 Tinggi tekanan statis ( Statis Head )
2.1.6.1 Pada pipa isap
Hs = Tinggi statis pada pipa isap
= Jarak Vertikal dari permukaan air pada reservoir, sampai ke poros pipa
2.1.6.2 Pada pipa tekan
Hd = Tinggi statis pada pipa tekan
= Jarak Vertikal dan poros pompa sampai ke lubang pengeluaran fluida (
discharge reservoir )
Hd = Hd – zz1= Hd – 10 cm
28
WHP = . Q . H ( hp )
75
Dimana :
WHp = Water Horse power = Daya Hidroulik pompa
Q = Laju Volume ( debit ) aliran dalri pompa ( hp )
H = Head pompa ( mka )
mek = Effisiensi mekanik, kerena adanya kerugian mekanik pada poros motor akibat
gesekan dengan bantalan, packing dan sebagainya .
29
2.1.11 Effisiensi Pompa
Effisiensi pompa adalah perbandingan antara daya yang dimiliki fluida terhadap
daya mekanik .
= WHP x 100 %
N mek
NPSH ( Head Isap Positive Netto ) yang diperlukan lebih besar dari pada NPSH sisi
isap pompa ( ekivalen dengan tekanan mutlak pada sisi isap pompa dikurangi
dengan tekanan uap jenuh zat cair dari tempat terbuka ( dengan atmosfer pada
permukaan zat cair ), maka besarnya NPSH yang diperlukan dapat ditulis sebagai
berikut :
NPSH = Pa + Pv - Hs - hls
Dimana :
Pa = 10,333 m
Keterangan :
30
2.3 PERANGKAT SISTEM PENGUJIAN
2.3.1 Mesin Uji pompa centrifugal
Mesin Uji pompa centrifugal terdiri dari
- pompa dan instalasi pipanya ( Pipa Gate valve dan elbow 90 )
- Bak ( reservoir ) atas dan bawah
- Saluran pengukur debit : V- Notch Weir dan rectangular Weir
Sedangkan pompa yang di pakai adalah 1 unit pompa centrifugal merk DAP sengan
spesifikasi sebagai berikut :
31
Keterangan: Zd = 27,8 cm Zs = 9 cm
ZZ1 = 10 cm
Hs ( Tinggi isap statis ) = hs
– Zs Hd ( Tinggi tekanan statis )
= hd – Zd hs dan hd : diperoleh
dari pengujian
31
2.5 LANGKAH – LANGKAH PERCOBAAN
2.5.1 Persiapan sebelum pengujian
Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan, terutama instalasi pengujian
pompa
Membersikan peralatan pengujian
Mengisi bak air secukupnya
Memeriksa ada tidaknya kebocoran pada sambungan instalasi
Memeriksa alat pengatur regulator voltage listrik, gate valve, dan
alat penunjukan manometer, voltmeter, ampermeter dan tachometer .
Switch harus pada posisi off dan gate valve pada pipa dischange harus
tertutup rapat.
Switch di “ ON “ kan
Gate valve di buka sedikitdemi sedikit sehingga gelembung - gelembung udara
habis
Pengujian dapat di mulai
32
2.5.3 Selesai pengujian
setelah pengujian selesai , mesin dimatikan dengan urutan sbb:
gate valve di tutup
Switch di “ of “ kan
Fluida di buang
Alat alat dikembalikan
33
2.6 DATA HASIL PENGUJIAN
V-Nochweir
Bukaan Voltage Ampere hs Hd Pd
Rpm
katup (V) (A) (cm) (cm) (kg/cm 2 ) Hweir Lweir
(cm) (cm)
2250 1 220 1 10 29,5 1,7 3,5 4,5
2468 3 220 1 12 29,5 0.8 4 6
2565 7,5 220 1 14 29,5 0.2 5 7,5
full
Zd = 27,8 cm = 0,278 m L
Zs = 9 cm = 0,09 m HV-
Nochweir = 25 cm = 0,25 m LV- y
Nochweir = 35,3 cm = 0,353 m
d
Lpipa = 131,5 cm = 1,315 m x
Dpipa =2,54 cm = 0,0254 m θ H-y
∅ = 90℃
34
2.7 PERHITUNGAN DATA
a) kapasitas teoritis
8 8 5
𝑄𝑡 = √2 𝑥 9 tan 𝐻2 , 𝐷𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝐻 = ℎ𝑑
15 2
𝑄𝑡1 = 8 90 0,125= 0,0122 𝑚 3 /𝑠
2
tan
𝑄 = 1,38 ℎ𝑑2,5
𝑄1 = 1,38 (0,1)2,5 = 0,0043 𝑚3/𝑠
𝑄3 = 1,38 (0,12)2,5 = 0,00868 𝑚3/𝑠
𝑄𝑓𝑢𝑙𝑙 = 1,38 (0,14)2,5 = 0,00101 𝑚3/𝑠
𝐷𝑠 = 𝐷𝑑 = 1 𝑖𝑛𝑐ℎ = 0,0254 𝑚
4𝑥𝑄
𝑉𝑠 =
𝜋 𝑥 𝐷𝑑2
4 𝑥 0,0043
𝑉𝑠1 = = 8,490 𝑚/𝑠
𝜋 𝑥 0,02542
4 𝑥 0,0068
𝑉𝑠3 = = 13,426 𝑚/𝑠
𝜋 𝑥 0,02542
4 𝑥 0,0101
𝑉𝑠𝑓𝑢𝑙𝑙 = = 19,942 𝑚/𝑠
𝜋 𝑥 0,02542
35
d) Head Losses
pada pipa suction (masukan) :
Ds = 0,0254 m ; ls = 1,315 m ;
Density ():
= 995,7 kg kg/m3
viskositas dinamik () :
Bukaan katup = 1
Re = . Vs . Ds = 995,7 . (8,490) . (0,0254) = 269071,08
( 0,798 x 10-3 )
f = 0,3164 = 0,3164 = 0,0138
Re 0,25 (269071,08) 0,25
𝑉𝑠2 8,490 2
ℎ𝑙𝑠 = 𝑘 = 0,5 = 1,802
2 𝑒𝑛𝑡 29 2 𝑥 10
Bukaan katup = 3
Re = . Vs . Ds = 995,7 . (13,426) . (0,0254) = 425506,28 (turbulen)
( 0,798 x 10-3 )
f = 0,3164 = 0,3164 = 0,0123
Re 0,25 (425506,28) 0,25
36
ℎ𝑙𝑠
=𝑘 𝑉𝑠2 813 = 4,506
2 𝑒𝑛𝑡 29 = 0,5 2 𝑥 10
ℎ𝑙𝑠
=𝑘 𝑉𝑠2 819,9422
2 𝑒𝑛𝑡 29 = 0,5 2 𝑥 10
= 9,942
37
𝑉𝑑2 8, 4902
ℎ𝑙𝑑2 = =1𝑥 = 3,604
2𝑔 2 𝑥 10
𝑉𝑑2 13,4262
ℎ𝑙𝑑2 = =1𝑥 = 9,012
2𝑔 2 𝑥 10
𝑉𝑑2 19,9422
ℎ𝑙𝑑2 = =1𝑥 = 19,884
2𝑔 2 𝑥 10
38
e) Head Pompa
Hp = P dr – P sr + V dr 2 – V sr 2 + Hs + Hd + hl
air 2.g
Dimana :
𝑘𝑔
𝛾 = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑎𝑖𝑟 ( 2)
𝑚
𝑚3
𝑄 = 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 ( )
𝑠
𝐻 = 𝐻𝑒𝑎𝑑 𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎(𝑚𝑘𝑎)
39
Bukaan Katup 1
𝑁𝑚𝑡𝑟 = 𝐸 𝑥 𝑖 𝑥 𝐶𝑜𝑠 𝜃
Dimana :
𝐸 = 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 (𝑣𝑜𝑙𝑡)
𝐼 = 𝐾𝑢𝑎𝑡 𝐴𝑟𝑢𝑠 (𝑎𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒)
𝐶𝑜𝑠 𝜃 = 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑜𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 𝑘𝑒 𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑚𝑒𝑘𝑎𝑛𝑖𝑘 𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 (𝑚𝑘𝑎)
𝑉1 = 𝑉2 = 𝑉3 = 220 𝑣𝑜𝑙𝑡
I1 = I 2 = I 3 = 1 A
1 𝐻𝑝
𝑁𝑚𝑡𝑟 = 220 𝑥 1 𝑥 0,8 𝑤𝑎𝑡𝑡 𝑥 = 0,236 𝐻𝑝
749 𝑤𝑎𝑡𝑡
h) Daya Mekanik
i) Efisiensi Pompa
𝑊𝐻𝑃
𝜂𝑝 = 𝑥 100 %
𝑁𝑚𝑒𝑘
40
Bukaan Katup 1
0,62502
𝜂𝑝 = 𝑥 100 % = 2,73 %
0,2289
Bukaan Katup 3
1,77587
𝜂𝑝 = 𝑥 100 % = 7,75 %
0,2289
Bukaan Katup 3
7,14920
𝜂𝑝 = 𝑥 100 % = 31,23 %
0,2289
Dengan cara yang sama untuk perhitungan pada putaran mesin 1500 rpm maka didapat
hasil
– hasil perhitungan sebagai berikut:
Kapasitas Daya Daya Efisiensi Head Daya Hidrolik
Bukaan Nyata Mekanik Motor Pompa Pompa Pompa
Rpm
katub (Q) (N ( N mtr ) ( p ) ( HP ) ( WHP )
( m3 / sec ) mek ) ( hp ) (%) ( mka ) ( hp )
( hp )
2826 1 0,0043 0,2289 0,236 2,73 10,949 0,62502
2271 3 0,0068 0,2289 0,236 7,75 19,672 1,77587
1259 full 0,0101 0,2289 0,236 31,23 53,319 7,14920
41
2.8 GRAFIK HASIL PERHITUNGAN
0,0101
50
40
Head Pompa
30
0,0068
20
0,0043
10
42
GRAFIK DEBIT ALIRAN DENGAN
4,00
%
3,50
%
3,00
%
EFISIENSI
1,50
%
1,00
%
0,50
0,000,000,0
Tinggi rendahnya Efisiensi pompa dipengaruhi oleh bukaan katub (valve) karena bila
bukaan katub semakin besar maka debit aliran semakin besar sehingga mempengaruhi
daya hidrolik pompa, head pompa dan debit aliran semakin rendah.
43
BAB III
KESIMPULAN
Pada hasil data grafik hubungan efisiensi pompa dengan debit aliran
membuktikan bahwa semakin besar debit aliran maka semakin tinggi efisiensi
pompanya.
44