Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANIKA FLUIDA

Disusun oleh:

Syafi’udin (1421800201)

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
2020
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTIKUM FLUIDA

Disusun Oleh :

Syafi’udin
(1421800201)

Surabaya, 08 Desember 2020

Mengetahui Menyetujui
Ka. Lab Mekanika Fluida Dosen pembimbing

Ir. Supardi.,M.Sc Ir. Supardi.,M.Sc

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan FLUIDA ini.
Praktikum FLUIDA merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi setiap Mahasiswa
Fakultas Teknik Mesin yang telah mengikuti mata kuliah MEKANIKA FLUIDA di Universitas 17
Agustus 1945 Surabaya.
Kami menyadari bahwa masih ada beberapa hal yang perlu ditambahkan untuk
menyempurnakan dan melengkapi laporan ini, sehingga kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca.
Untuk itu kami ucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. Supardi.,M.Sc. selaku Ka.lab. MEKANIKA FLUIDA Jurusan Teknik Mesin
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
2. Bapak Ir. Supardi.,M.Sc. yang telah menyediakan waktunya untuk membimbing kami dalam
menyelesaikan laporan ini.
3. Para asisten praktikum FLUIDA, yang telah membantu kami dalam melaksanakan praktikum
dan segenap rekan–rekan yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.

Kami menyadari bahwa peyusunan laporan ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun, kami harapkan untuk kesempurnaan laporan ini. Semoga
laporan ini berguna bagi kita semua.

Surabaya, 29 Desember 2020

Syafi’udin
(1421800201)

3
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I UJI KERUGIAN GESEK DALAM SISTEM PERPIPAAN ............... 4


1.1 Tujuan Percobaan........................................................................ 5
1.2 Dasar Teori.................................................................................. 5
1.3 Alat Uji dan Kelengkapan........................................................... 8
1.4 Langkah – Langkah Pemujian..........................................................10
1.5 Data Hasil Pengujian.........................................................................12
1.6 Perhitungan Data...............................................................................14
1.8 Analisa Hasil Perhitungan Data........................................................20
1.9 Kesimpulan.......................................................................................20

BAB II UJI POMPA CENTRIFUGAL..................................................................21


2.1 Tujuan Percobaan..............................................................................21
2.2 Dasar Teori........................................................................................21
2.3 Perangkat Sistem Pengujian..............................................................30
2.4 Alat Ukur Yang Dipakai...................................................................31
2.5 Langkah – Langkah Pengujian..........................................................32
2.6 Data Hasil Percobaan........................................................................34
2.7 Perhitungan Data...............................................................................35
2.8 Grafik Hasil Perhitungan..................................................................42

BAB III KESIMPULAN........................................................................................44

4
BAB I
UJI KERUGIAN GESEK ALIRAN FLUIDA DALAM SISTEM PERPIPAAN

1.1 TUJUAN PENGUJIAN


Untuk mengetahui besarnya kerugian gesekan dari pada aliran fluida dalam suatu
sistem perpipaan (Instalasi pipa), akibat tekanan gesek yang timbul pada pipa karena
adanya viskositas fluida dan kekasaran permukaan dari bahan pipa.

1.2 DASAR TEORI


1.2.1 Laju Aliran Volumetrik .
Laju aliran sebagai fungsi penurunan tekanan (pressure drop), pada aliran yang sudah
berkembang penuh (Fully Developed Flow), dan gredasi tekanan P/x konstan, adalah
:

Q =- r 4 P ; dimana P = P2 – P1 = P
8 x x L L

maka :
D4 
Q = =......................................................................(2.1)
128 L
1.2.2 Kecepatan Rata -Rata
V =Q = 4 Q.............................................................................(2.2a)
A D2

Atau
V = D2 P.................................................................................(2.2b)
32 L

5
1.2.3 Angka Reynold untuk aliran di dalam pipa :

Re =  V D atau Re = V D.........................................................(2.3)
 
Keterangan :
Q = Laju volume aliran air dalam pipa......................m3 /s
P = Tekanan pada pipa…...........................................Kg/m2
 = Viskositas dinamik..............................................Kg/m.s
A = Luas penampang pipa.........................................m²
D = Diameter pipa.....................................................m²
L = Panjang pipa…...................................................m

6
1.2.4 Faktor Gesek

1. Faktor Gesek untuk aliran laminer

fLaminer = 64...................................................................(2.4a)
Re
Dimana Re =Angka Reynold

Dari Rumus diatas tampak bahwa pada aliran laminer, faktor gesek tidak
tergantung pada kekasaran pipa .

2. Faktor gesek untuk aliran turbulen


fTurbulen = 0,3164..........................................................(2.4b)

Re 0,25

Faktor gesek dapat didefinisikan juga sebagai fungsi angka Reynold dan
kekasaran relatif bahan pipa.

f= ( Re , e )
D

Diagram untuk mencari harga faktor gesek dari Re dan e/D adalah sebagai

berikut :

7
1.3 ALAT UJI DAN KELENGKAPAN
Alat uji dan kelengkapan yang dipergunakan didalam melakukan percobaan adalah
sebagai berikut :

1.3.1 Sistem perpipaan (Instalasi pipa gesek)


Instalasi pipa gesek tebuat dari pipa tembaga yang terdiri dari 4 pipa lurus dengan
diameter yang berbeda-beda dan dengan jarak ukur tekanan tertentu. Sistem perpipaan
ini dilengkapi dengan sambungan-sambungan pipa (Fittings) dan (Valves). (lihat
gambar instalasi pipa gesek)

Keterangan Gambar :
1.3.4 Pompa sentrifugal
1.3.5 Rotameter
1.3.6 Tempat alat ukur pressure gauge
1.3.7 Tabung transparan
1.3.8 Venturi meter
1.3.9 Alat ukur Manometer Hg
1.3.10 Reservoir
1.3.11 Globe Valve
1.3.12 Gate Valve

8
1.3.2 Pompa
Pompa yang digunakan didalam mendukung pelaksanaan percobaan disini
adalah 1 (satu) unit pompa sentrifugal, dengan kapasitas maksimum 6
m3/jam.

1.3.3 Motor Listrik


Motor listrik digunakan untuk menggerakkan pompa. Rate motor listrik
adalah Sbb :
- Daya : 1,5 Kw
- Kecepatan (putaran) : 2900 rpm
- Voltage : 220 V / 380 V

1.3.4 Rotameter
Rotameter berfungsi untuk menunjukkan kapasitas atau debit air yang
dibutuhkan pada saat pengujian.

1.3.5 Manometer
Manometer berfungsi untuk mengukur perbedaan tekanan air yang terjadi
pada Venturi. Jenis manometer yang dipakai disini adalah manometer air
raksa.

1.3.6 Pressure Gauge (Pengukur tekanan)


Penggunaan pressure gauge disini adalah untuk mengukur tekanan yang
terjadi pada masing masing pipa uji.

1.3.7 Termometer
Fungsi termometer disini adalah untuk mengukur suhu air pada saat
melakukan percobaan. Dengan diketahuinya suhu air, maka density
(massa
jenis) dan viskositas air dapat diketahui. Jenis termometer yang dipakai
disini adalah termometer air raksa biasa.

9
1.4 PROSEDUR / LANGKAH PENGUJIAN .
Langkah ke-1:
Resorvoir diisi air sampai batas ketinggian pemukaan air tertentu sesuai
dengan yang diinginkan. Sebelum pompa dihidupkan, semua globe valve
dalam keadaan terbuka kecuali gate valve pada pipa discharge dari pompa
dalam keadaan tertutup. Hal ini bertujuan untuk mencegah atau
menghindari terjadinya penekanan tiba-tiba dari laju aliran pada saat pompa
mulai dihidupkan, sehingga dapat merusak instalasi.

Langkah ke-2:
Hidupkan pompa (saklar dalam posisi “on”)kemudian secara perlahan-lahan
gate valve dibuka hingga laju aliran stabil. Laju aliran dapat diamati pada
pipa kaca, disini akan dapat terlihat apakah masih terdapat/terjadi
gelembung udara pada alirannya. Jika sudah tidak terjadi gelembung–
gelembung udara, maka globe valve pada pipa yang lain dalam keadaan
terbuka sebelum dilakukan pengamatan pada pengukuran ditiap–tiap tempat
yang telah ditetapkan.

Langkah ke-3:
Setelah aliran air bebas gelembung udara, laju aliran yang dipompakan
diatur dengan memutar gate valve sesuai dengan jumlah atau kapasitas laju
aliran yang ditentukan. (lihat pada rotameter)

Langkah ke-4:
Amati hasil pengukuran pada pressure gauge ditiap-tiap tempat yang telah
ditetapkan, untuk mengetahui perbedaan tekanan (pressure drop) pada pipa
yang diukur.

Misalkan : kita melakukan pengamatan pada pipa pertama, maka kita harus
menutup aliran yang menuju pipa kedua, ketiga & keempat. Gate valve
dibuka secara perlahan- lahan sambil mengamati rotameter dan pressure
gauge dengan jarak tap yang sudah ditetapkan.

Langkah ke-5:
Buka gate valve secara bertahap, hingga batas maximal. Berapa laju aliran
maksimum yang hanya diperlukan untuk pipa lurus sepanjang jarak tap
yang
10
sudah ditetapkan, serta berapa tekanan maksimum yang terjadi di sepanjang
pipa lurus tersebut.

Langkah ke-6:
Lakukan pecobaan yang sama pada pipa kedua, pipa ketiga dan pipa keempat.

11
1.5 DATA HASIL PENGUJIAN

Keterangan Gambar

1. Pompa sentrifugal

2. Rotameter
3. Tempat alat ukur pressure

4. Gauge Tabung Transparan

5. Venturi meter

6. Alat ukur Manometer Hg

7. Reservoir

8. Globe Valve

9. Gate Valve

12
Data hasil pengamatan pada pipa lurus, temperatur air (Tair = 30 °c)

Pipa V Pipa IV Pipa 3

D : 27,2 D : 21 mm D : 17 mm L
Bukaan mm L : L : 134 mm : 135 mm
133 mm
NO Katup
(putaran) P1 P2 Q P1 P2 Q P1 P2 Q

1 1 3 2,9 0,028
3 2,8 2,7 0,029
Full 2,7 2,6 0,03
2 1 2,9 2,8 0,027
3 2,8 2,6 0,028
Full 2,6 2,4 0,029
3 1 2,8 2,6 0,026
3 2,7 2,4 0,027
Full 2,4 2,2 0,028

Catatan konversi satuan tekanan


1 atm = 14,7 psi

= 101325 N/m2
= 1,0332 Kg/cm2
1 psia = 0,0689 atm
= 6894,76 N/m2
= 0,0703 kg/cm

Dengan cara yang sama, konversi semua tekanan(P) dari psi ke N/m2.

1. aliran steady
2. aliran incompressible
3. fully developed flow
Keterangan : p = Penurunan tekanan (pressure drop)

D = Diameter dalam pipa

L = Jarak tap (panjang pipa yang diukur tekanannya)

D5 = 27,2 mm = 0,0272 m
L5 = 133 cm = 1,33 m
D4 = 21 cm = 0,021 m
L4 = 134 cm = 1,34 m
D3 = 17 mm = 0,017 m
L3 = 135 cm = 1,35 m
13
`Konversi satuan dari bar ke kg/ m2 sebagai berikut :

Pipa V Pipa IV Pipa 3

Bukaan D : 27,2 D : 21 mm L : D : 17 mm L
NO Katup mm L : 133 mm 134 mm : 135 mm

(putaran
P2 P2
) Q P1 P2 P1 P1

1 1 0,466 30591,48 29571,76


3 0,483 28552,05 27532,33
Full 0,05 27532,33 26512,62
2 1 0,45 29571,76 28552,05
3 0,466 28552,05 26512,62
Full 0,483 26512,62 24473,18
3 1 0,433 28552,05 26512,62
3 0,45 27532,33 24473,18
Full 0,466 24473,18 22433,75

14
1.6 PERHITUNGAN DATA
Temperatur air saat percobaan = 30 c, maka dari tabel sifat fisik air didapat :

Density ():
 = 995,7 kg/m3
viskositas kinematik ():

 = 0,800 x 10-6 m2/sec


viskositas dinamik () :

 = 0,798 x 10-3 kg/m.s

Pipa V diketahui: D = 0,0272 m


L = 1,33 m
Pipa V
Bukaan
NO Katup
P1 P2
(putaran) Q (m3/s)
2 2
(kg/m ) (kg/m ) X 10-3
1 1 30 591,48 29 571,76 0,466
2 2 28 552,05 27 532,33 0,483
3 3 27 535,33 26 512,62 0,05

15
Penghitungan Bukaan 1.
a. Kecepatan rata – rata aliran (V)

V=Q = 4Q = (4) 0,466 x 10-3 m³ / sec = 0,802376 m/s


A  . D2 (3,14) . (0,0272)2 m2

b. Angka Reynold (Re)

Re =V.D = (0,802376 m/s) . (0,0272 m)


 (0,800 x 10-6 m2/sec)

= 0,027280 x 106 > 2300  aliran turbulen


c. Faktor gesek (f)

Untuk aliran turbulen

f = 0,3164 = 0,3164 = 0,0246


(Re )0,25 (0,027280)0,25

Jadi faktor gesek aliran turbulen dari air pada pipa dengan diameter 27,2 mm, adalah
sebesar 0,0246

d. Harga kekasaran pipa gesek (e)

e/D = 0,000001  e = 0,000001 . D


= 0,000001 (0,272 cm x 1 inch /2,54 cm)
= 1,07087 x 10-6 ft

Bila dinyatakan dalam mka = (1,07087 x 10-6) ft . (0.3048 m/ft)


= 3,264 x 10-7
e. maka Kerugian gesek pada pipa ( hl )

hl =  = ((30591,48) – (29571,76)) kg /m 2 = 1,02412 mka


 995,7 kg / m3

16
Dengan cara yang sama, maka didapat hasil perhitungan pipa gesek untuk bukaan katup 2

dan 3 hasilnya dapat dilihat sebagai berikut :

Q Δp V e
Bukaan Re f hl
{m³ (kg/m (m/s) X 10-6 ( mka )
/s) 2 (mka)
) x 10-7
1 0,466 1019,72 0,80237 27280 0,0246 3,264 1,02412
6
3 0,483 989,67 0,83164 28276 0,02439 3,264 1.02713
8
ful 0,05 1020,38 0,0860 29240 0,02419 3,264 1,02713

Pipa IV diketahui: D = 21 mm = 0,021 m


L = 134 cm = 1,34 m
Pipa IV
Bukaan
NO Katup
P1 P2
(putaran)
2 2
Q (m3/s)
(N/m ) (N/m )
1 1 29 571,76 28 552,05 0,45
2 2 28 552,05 26 512,62 0,466
3 3 26 512,62 24 473,18 0,483

Penghitungan Bukaan 1.
a. Kecepatan rata – rata aliran (V)

V=Q = 4Q = (4) 0,45 x 10-3 = 0,12998 m/s


A  . D2 (3,14) . (0,021)2 m2

b. Angka Reynold (Re)

Re =V.D = (0,12998m/s) . (0,021 m)


 (0,800 x 10-6 m 2/s)

= 3411,975 > 2300  aliran turbulen

17
c. Faktor gesek (f)

Untuk aliran turbulen

f = 0,3164 = 0,3164 = 0,04139


(Re )0,25 (3411,975)0,25

Jadi faktor gesek aliran turbulen dari air pada pipa dengan diameter 21 mm, adalah
sebesar 0,04139

d. Harga kekasaran pipa gesek (e)

e/D = 0,000001  e = 0,000001 . D


= 0,000001 (0,21 cm x 1 inch /1 cm)
= 8,26772 x 10-7 ft

Bila dinyatakan dalam mka = (8,26772 x 10-7) ft . (0.3048 m/ft)


= 2,52 x 10-7 mka

e. Kerugian gesek pada pipa ( hl )

hl =  = ((29571,76) – (28552,05)) kg /m 2 = 1,0241 mka


 995,7 kg / m3

Dengan cara yang sama, maka didapat hasil perhitungan pipa gesek untuk bukaan katup 2

dan 3 hasilnya dapat dilihat sebagai berikut :

Q Δp V e
Bukaan Re f hl
{m³ (kg/m (m/s) X 10-6 ( mka )
/s) 2 (mka)
) x 10-7
1 0,45 1019,71 0,1299 3411,975 0,04139 2,52 1,0241
8
3 0,466 2039,43 1,3461 35335,12 0,02307 2,52 2,048
5
full 0,483 2039,43 1,3952 36624 0,02287 2,52 2,04825

18
Pipa III diketahui: D = 17 mm = 0,017 m
L = 135 cm = 1,35 m
Pipa III
Bukaan
NO Katup
P1 P2
(putaran)
2 2
Q (m3/s)
(N/m ) (N/m )
1 1 28 552,05 26 512,62 0,433
2 2 27 535,33 24 473,18 0,45
3 3 24 473,18 22 433,75 0,466

Penghitungan Bukaan 1.
a. Kecepatan rata – rata aliran (V)

V=Q = 4Q = (4) 0,433 x 10-3 m³ / sec = 1,90862 m/s


A  . D2 (3,14) . (0,017)2 m2

b. Angka Reynold (Re)

Re =V.D = (1,90862 m/s) . (0,017 m)


 (0,800 x 10-6 m2/sec)

= 40559,175 > 2300  aliran turbulen


c. Faktor gesek (f)

Untuk aliran turbulen

f = 0,3164 = 0,3164 = 0,02229


(Re )0,25 (40559,175)0,25

Jadi faktor gesek aliran turbulen dari air pada pipa dengan diameter 17 mm, adalah
sebesar 0,02229

d. Harga kekasaran pipa gesek (e)

e/D = 0,000001  e = 0,000001 . D


= 0,000001 (1,7 cm x 1 inch /2,54 cm)
= 6,69291 x 10-7 ft

19
Bila dinyatakan dalam mka = (6,69291 x 10-7) ft . (0.3048 m/ft)
= 2,04 x 10-7 mka
e. Kerugian gesek pada pipa ( hl )

hl =  = ((28552,05 – (26512,62)) kg /m 2 = 2,04824 mka


 995,7 kg / m3

Dengan cara yang sama, maka didapat hasil perhitungan pipa gesek untuk bukaan katup 2

dan 3 hasilnya dapat dilihat sebagai berikut :

Q Δp V e
Bukaan Re f hl
{m³ (kg/m (m/s) X 10-6 ( mka )
/s) 2 (mka)
) x 10-7
1 0,433 2039,43 1,9086 40558,17 0,02229 2,04 2,04824
2 5
3 0,45 3062,15 1,9835 42150,65 0,02208 2,04 3,07701
6
full 0,466 2039,43 2,0540 43649,41 0,022188 2,04 2,0482
9

20
1.7 Analisa Penghitungan.
1. Ketika aliran terjadi pada pipa dengan diameter tetap dan Debit Aliran (Q) di buat
semakin besar, analisa yang diperoleh yaitu meningkatnya Angka Reynold (Re) dan
faktor gesek (f) menurun, tetapi headloss (hl) hasilnya tak tentu.
2. Ketika diameter pipa dibuat semakin besar dan debit aliran dalam keadaan tetap,
analisa yang didapat yaitu menurunya Angka Reynold (Re) dan meningkatnya nilai
faktor gesek (f). Tetapi untuk headloss hasilnya tak tentu.

1.8 Kesimpulan
Setelah menganalisa data setelah praktikum, didapat perubahan yang tetap pada
analisa untuk pipa tetap tetapi debit aliran dibuat berubah. Hasil analisa diperoleh nilai
angka reynold dan faktor gesek menurun, tetapi nilai headloss tak tentu.

Di dalam analisa berikutnya yaitu diameter pipa dibuat semakin besar dan debit
aliran dibuat tetap diperoleh hasil nilai angka reynold menurun dan nilai faktor gesek
meningkat, tetapi nilai headloss tak tentu. Hasil yang tak tentu bisa terjadi disebabkan:

1. Kurang ketelitian dalam pembacaan alat ukur.


2. Masalah/kerusakan pada alat ukur,
3. Kurangnya ketelitian dalam mengkonversi satuan.

21
BAB II
UJI POMPA CENTRIFUGAL

1.1 Tujuan Pengujian


Tujuan pengujian pompa sentrifugal adalah untuk mengetahui besarnya laju aliran
volume (debit) aliran fluida yang dihasilkan oleh pompa, dengan metode pengukuran yang
menggunakan V-Notch Weir dan Rectanguler Weir. Dengan diketahui debit pompa (Q),
maka pompa dapat pula diketahui variabel –variabel yang lain dari pompa tersebut, yaitu
head pompa (H), daya hidrolik (WHP), daya pompa (N), effisiensi pompa ( p), dan NPSH
pompa.

Disamping itu, dapat pula diperoleh karakteristik kerja dari pompa, seperti misalnya
: H = f (Q)

WHP = f (Q)
N = f (Q)

p = f (Q)

2.1 Dasar Teori


2.1.1 Aliran Internal (Dalam Saluran Tertutup/Pipa)

Vo

Gambar 2.1. Aliran pada kawasan masuk pipa

Kecepatan rata – rata aliran :

V=1  Luas U .dA


A

Ini tentunya harus sama dengan Uo


V = Uo = Konstan

Panjang “ entrance length “ (L) aliran laminer adalah fungsi dari angka Reynold :
22
L = 0,06  V D , dimana Re =  V D atau
D  
Re = V D

Untuk aliran laminar dalam pipa berarti Re < 2300 , maka “ entrance length “ (L)
kita dapatkan :

L = 0,06 . Re . D
L = 0,06 . ( 2300 ) . D
L =138 D................................................................(2.1)
Untuk aliran turbulen, karena tumbuhnya lapisan batas lebih cepat maka
“entrance legth“ akan menjadi lebih pendek, yaitu kira-kira 25 – 40 kali diameter
pipa.

2.1.2 Aliran Eksternal (Aliran Dalam Saluran Terbuka)


2.1.2.1 Rectagular Weir

Gambar 2.2.Aliran melalui rectangular Weir

Disini berlaku persamaan Bernoulli :

P1 + V1 2 + z1 = P2 + V2 2 + z2
 2g  2g

H + 0 + 0 = V12 + H – V + 0
2g

Dapat V =  2gy..........................................................................................(2.2)

23
Kapasitas discharge menjadi :
H

Qt =  AV 
dA = V . L . dy
o

=  2g L  y 0,5
dy
O

=2 3/  2g LH 3/2........................................................................................................
(2.3)

Dimana : Qt = Kapasitas discharge teoritis


L = Lebar saluran weir
g = Gravitasi = 9,8 m/sec2
Eksperimen menunjukkan bahwa eksponen H adalah benar, tetapi koefisiennya terlalu
besar. Konstruksi dan kerugian-kerugian lainnya mengurangi kerugian teoritis, sehingga
kapasitas nyata :

Q = 62 % Qt..............................................................................................(2.4)
Jadi :Q = 3,33 LH3/2 Satuan English….....................(2.5a)
Q = 1,84 LH3/2 Satuan S.I.................................(2.5b)
2.1.2.2 V – Notch Weir

L 1/2L

dy
x /2 /2

H-y

Gambar 2.2b celah dari V – notch weir

Dengan menggunakan metode yang sama seperti pada rectangular Weir, didapat :
V =  2gy ( dari persamaan 2.2 )

24
Kapasitas discharge teoritis :
H

Qt =  A V. dA =  V . x. dy.......................................................(2.6)
0

Dengan mengunakan segutiga sebangun, kita dapatkan hubungan x dan y sebagai berikut:

X = L....................................................................................(2.7)
H–y H

Maka : x = L( H – y )
H

Di subsitusikan pada V, kita dapatkan :


H

Qt =  2g L/ H  V 0,5
( H – y ) dy
0

Qt = 8/15  2g L/H . H 5/2...........................................................................


(2.8)

Dengan merubah L/H dalam bentuk sudut … dari V – Notch, didapat

L =tan Q................................................................................(2.9)
2H 2

Sehingga :

Qt = Q  2g tan Q .H 5/2...............................................................(2.10)
15 2

Dimana : Q = besar sudut V- notch = 90 


Eksponen pada persamaan diatas benar, tetapi kerugiannya harus dikurangi kira – kira 42
%. karena kontruksinya telah kita abaikan maka “kapasitasnya nyata“ :
Q = 58 % Qt….................................................................(2.11)
Secara pendekatan untuk 90  V – notch weir , kita dapatkan :

25
Q = 2,50 H2,5 Satuan English…................................(2.12a)
Q = 1,38 H2,5 Satuan S.I...........................................(2.12b)
2.1.3 Head Pompa dihitung dengan Rumus :
Hp = Pdr – Psr + Vdr2- Vsr2 + Hs + Hd + Hls + Hld ( mka )
 2.g

Keterangan :
Hp = Head pompa
Hs = Tinggi isap statis
Hd = Tinggi tekanan Statis
Pdr = Tekanan Disharge reservoir
Psr = Tekanan suction resetvoir

Vdr = Kecepatan aliran fluida pada discharge resevoir


Vsr = Kecepatan aliran fluida pada suction reservoir

 = Berat jenis
g = Percepatan gravitasi bumi
ls = Head loss pada pipa suction
ld = Head loss pada pipa discharge

2.1.3.1 Angka Reynold aliran fluida didalam pipa isap


a. Pada pipa isap : Re = Vs . Ds

b. Pada pipa tekan : Re = Vd . Dd

2.1.3.2 Kecepatan rata – rata aliran didalam pipa

Pada pipa isap : Vs = 4.Q


. Ds2

Pada pipa tekan : Vd = 4 . Q


. Dd2

26
2.1.3.3 Kecepatan pada Reservoir
Pada suction reservoir
Vsr = Kecepatan turunan permukaan fluida di dalam reservoir. Karena luas
permukaan fluida pada reservoir jauh lebih besar dari pada luas
penampang pipa isap, maka kecepatan turunannya permukaan fluida di
dalam reservoir sangat kecil . sehingga Vsr = 0

Pada discharge reservoir


Vdr = Kecepatan fluida keluar dari ujung pipa disharge karena diameter ujung
pipa disharge sama dengan diameter pipa discharge , maka Vdr = Vd

2.1.4 Tekanan pada Reservoir


2.1.4.1 Pada Suction
Reservoir
Psr = Tekanan pada suction reservoir adalah sebesar tekanan atmosfer, Psr = P atm
( karena reservoir terbuka ke udara )

2.1.4.2 Pada disharge reservoir


Pdr = Tekanan pada discaharge reservoir
Bila pipa discharge masuk ( tenggelam ) ke permukaan fluida dalam
reservoir, dimana reservoir terbuka ke udara, maka Pdr = tekanan di
permukaan fluida pada reservoir = Patm

Bila pipa discharge di atas permukaan fluida dalam reservoir dan masih
mempunyai tekanan yang lebih besar dari maka Pdr harus di ukur atau di
hitung dengan persamaan :

Pdr = ( Pd + Patm ) – Hd - Vd 2 -  hl
2g
2.1.5 Tekanan pada pipa
2.1.5.1 pada pipa isap
Ps = Tekanan yang di ukur dengan pressure gauge pada inlet isap pompa (
Lubang masukkan pompa )

2.1.5.2 Pada pipa tekan


Pd = Tekanan yang di ukur dengan pressure gauge pada outlet isap pompa (
Lubang masukkan pompa )

27
2.1.6 Tinggi tekanan statis ( Statis Head )
2.1.6.1 Pada pipa isap
Hs = Tinggi statis pada pipa isap
= Jarak Vertikal dari permukaan air pada reservoir, sampai ke poros pipa
2.1.6.2 Pada pipa tekan
Hd = Tinggi statis pada pipa tekan
= Jarak Vertikal dan poros pompa sampai ke lubang pengeluaran fluida (
discharge reservoir )

Hd = Hd – zz1= Hd – 10 cm

2.1.7 Kerugian Gesek pada instalasi pompa (  hl )


 hl =  hls + hld
2.1.7.1 pada pipa isap
 hls =  hls1 + hls2
Dimana :
hls 1 = Kerugian gesek karena panjang pipa isap ( mayor losses )
hls 2 = Kerugian gesek karena sambunagan (elbow dan tee) dan Valve serta “
entrance”

2.1.7.2 pada pipa isap


 hld =  hld1 + hld2
Dimana :
hld1= Kerugian gesek karena panjang pipa tekan ( mayor losses )
hld2 = Kerugian gesek karena sambunagan dan Valve serta “ entrance”

2.1.8 Daya Hidroulik Pompa ( WHP )


Daya hidroulik pada pompa adalah daya yang dimiliki oleh fuida atau daya yang
dilakukan oleh pompa untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ketempat yang
lain pada ketinggian ( H ) tertentu .

28
WHP =  . Q . H ( hp )
75

Dimana :
WHp = Water Horse power = Daya Hidroulik pompa
Q = Laju Volume ( debit ) aliran dalri pompa ( hp )
H = Head pompa ( mka )

 = Berat jenis cairan kg / m 3

2.1.9 Daya motor ( Nmtr )


Nmtr = E . I . Cos 
Dimana :
E = Tegangan a ( Voltage ) Listrik ( Volt )
I = Kuat arus ( Ampere )

Cas  = Faktor konversi dari daya listrik ke daya mekanik motor

2.1.10 Daya mekanik motor ( Nmek )


Nmek = mek . Nmtr
Di mana :

mek = Effisiensi mekanik, kerena adanya kerugian mekanik pada poros motor akibat
gesekan dengan bantalan, packing dan sebagainya .

mek = 0,97 ( Untuk pompa centrifugal )

29
2.1.11 Effisiensi Pompa
Effisiensi pompa adalah perbandingan antara daya yang dimiliki fluida terhadap
daya mekanik .

 = WHP x 100 %
N mek

2.1.12 NPSH ( Net positive Suction Head )


Agar pompa dapat bekerja tanpa mengalami kavitasi, maka harus dipenuhi
persyaratan :

NPSH ( Head Isap Positive Netto ) yang diperlukan lebih besar dari pada NPSH sisi
isap pompa ( ekivalen dengan tekanan mutlak pada sisi isap pompa dikurangi
dengan tekanan uap jenuh zat cair dari tempat terbuka ( dengan atmosfer pada
permukaan zat cair ), maka besarnya NPSH yang diperlukan dapat ditulis sebagai
berikut :

NPSH = Pa + Pv - Hs - hls
 
Dimana :

Pa = 10,333 m

Keterangan :

Hsv = NPSH yang diperlukan ( mka )


Pa = Tekanan atmosfer ( mka )
Pv = Tekan Uap jenuh ( mka )
 = Berat zat cair persatuan volume ( Kgf / m3 )
Hs = Head isap pipa statis (m), (hs) (+) jika pompa terletak diatas permukaan zat
cair yang di isapkakan dan (-) jika di bawah

hls = kerugian head pipa isap


Contoh :
Pada temperatur air 25  C di dapat :
Tekanan Uap jenuh ( Pv ) = 3351 N / m2 = 0,360 mka

30
2.3 PERANGKAT SISTEM PENGUJIAN
2.3.1 Mesin Uji pompa centrifugal
Mesin Uji pompa centrifugal terdiri dari
- pompa dan instalasi pipanya ( Pipa Gate valve dan elbow 90  )
- Bak ( reservoir ) atas dan bawah
- Saluran pengukur debit : V- Notch Weir dan rectangular Weir
Sedangkan pompa yang di pakai adalah 1 unit pompa centrifugal merk DAP sengan
spesifikasi sebagai berikut :

Model : Aqua 175 A, pompa susun dangkal (non otomatis )


Kapasitas maximum : 100 lt / min

Total Head : 22,5 m


Putaran : 2850 rpm
Diameter dischange : 1 inch
Diameter suction : 1 inch

Voltage : 220 Volt


Daya motor : 175 watt

Gambar : Instalasi Alat Uji Pompa Centrifugal

31
Keterangan: Zd = 27,8 cm Zs = 9 cm
ZZ1 = 10 cm
Hs ( Tinggi isap statis ) = hs
– Zs Hd ( Tinggi tekanan statis )
= hd – Zd hs dan hd : diperoleh
dari pengujian

hs : Tinggi permukaan air pada sisi


isap hd : Tinggi permukaan air pada
sisitekan

2.4 ALAT UKUR YANG DIPAKAI


Alat ukur yang dipakai untuk pengujian ini adalah:
2.4.1. mistar ukur
Terpasang pada bak ,dipergunakan untuk mengukur
ketinggian air bak( reservoir)

2.4.2. Head tachometer


Di pakai untuk mengukur putaran poros electromotor penggerak pompa ,
dipergunakan pada saat poros berputar.

2.4.3. Volt meter


untuk mengukur perubahan voltage ( tegangan ) listrik saat pompa di
operasikan
.
2.4.4 Amper meter
Untuk mengukur perubahab arus listrik pada saat pompa di operasikan
2.4.5 Regulator Voltage Listrik
Untuk menaikkan dan menurunan tegangan listrk (pengujian dilakukan
dengan tegangan listrk yang berbeda beda )

31
2.5 LANGKAH – LANGKAH PERCOBAAN
2.5.1 Persiapan sebelum pengujian
 Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan, terutama instalasi pengujian
pompa
 Membersikan peralatan pengujian
 Mengisi bak air secukupnya
 Memeriksa ada tidaknya kebocoran pada sambungan instalasi
 Memeriksa alat pengatur regulator voltage listrik, gate valve, dan
alat penunjukan manometer, voltmeter, ampermeter dan tachometer .
 Switch harus pada posisi off dan gate valve pada pipa dischange harus
tertutup rapat.
 Switch di “ ON “ kan
 Gate valve di buka sedikitdemi sedikit sehingga gelembung - gelembung udara
habis
 Pengujian dapat di mulai

2.5.2 saat pengujian


o Putaran poros pompa di coba pada 3 macam putaran.
o Untuk tiap - tiap putaran tertentu, gate valve dibuka sedikit demi sedikit, hingga
ketinggian air dalam bak (reservoir )atas dan bawah dapat ditunjukkan oleh
indicator ketinggian permukaan air (lihat pada skala mistar ukur ) kecepatan
putaran poros diatas masing masing dengan katup ( gate valve ) :1;3;7 bukaan
katup kemudian di catat :
 Besarnya voltage listrik dalam volt
 Besarnya arus listrik dalam ampere
 Tinggi permukaan air pada sisi tekan ( hd ) dalam cm
 Tinggi permukaan air pada sisi isap ( hs ) dalam cm
 Head statis discharge ( Hd ) dalam cm , diman Hd = hd +hs
 Head statis suction ( Hs ) dalam cm , di mana Hs = hd + zs
 Tekanan discharge ( Pd ) dalam kg / cm 2

32
2.5.3 Selesai pengujian
setelah pengujian selesai , mesin dimatikan dengan urutan sbb:
 gate valve di tutup
 Switch di “ of “ kan
 Fluida di buang
 Alat alat dikembalikan

33
2.6 DATA HASIL PENGUJIAN

V-Nochweir
Bukaan Voltage Ampere hs Hd Pd
Rpm
katup (V) (A) (cm) (cm) (kg/cm 2 ) Hweir Lweir
(cm) (cm)
2250 1 220 1 10 29,5 1,7 3,5 4,5
2468 3 220 1 12 29,5 0.8 4 6
2565 7,5 220 1 14 29,5 0.2 5 7,5
full

Zd = 27,8 cm = 0,278 m L
Zs = 9 cm = 0,09 m HV-
Nochweir = 25 cm = 0,25 m LV- y
Nochweir = 35,3 cm = 0,353 m
d
Lpipa = 131,5 cm = 1,315 m x
Dpipa =2,54 cm = 0,0254 m θ H-y
∅ = 90℃

34
2.7 PERHITUNGAN DATA
a) kapasitas teoritis
8 8 5
𝑄𝑡 = √2 𝑥 9 tan 𝐻2 , 𝐷𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝐻 = ℎ𝑑
15 2
𝑄𝑡1 = 8 90 0,125= 0,0122 𝑚 3 /𝑠
2
tan

𝑄𝑡3 = 8 90 0,1235= 0,0192 𝑚 3 /𝑠


2
tan
8 90 0,1425= 0,0183 𝑚 3 /𝑠
𝑄𝑡𝑓𝑢𝑙𝑙 =
2
tan

b) Kapasitas Nyata Untuk 90℃ V-Notch Weir

𝑄 = 1,38 ℎ𝑑2,5
𝑄1 = 1,38 (0,1)2,5 = 0,0043 𝑚3/𝑠
𝑄3 = 1,38 (0,12)2,5 = 0,00868 𝑚3/𝑠
𝑄𝑓𝑢𝑙𝑙 = 1,38 (0,14)2,5 = 0,00101 𝑚3/𝑠

c) Kecepatan Rata – rata Aliran didalam pipa

𝐷𝑠 = 𝐷𝑑 = 1 𝑖𝑛𝑐ℎ = 0,0254 𝑚

4𝑥𝑄
𝑉𝑠 =
𝜋 𝑥 𝐷𝑑2
4 𝑥 0,0043
𝑉𝑠1 = = 8,490 𝑚/𝑠
𝜋 𝑥 0,02542
4 𝑥 0,0068
𝑉𝑠3 = = 13,426 𝑚/𝑠
𝜋 𝑥 0,02542
4 𝑥 0,0101
𝑉𝑠𝑓𝑢𝑙𝑙 = = 19,942 𝑚/𝑠
𝜋 𝑥 0,02542

35
d) Head Losses
pada pipa suction (masukan) :

Ds = 0,0254 m ; ls = 1,315 m ;
Density ():
 = 995,7 kg kg/m3
viskositas dinamik () :

 = 0,798 x 10-3 kg/m.s

Bukaan katup = 1
Re =  . Vs . Ds = 995,7 . (8,490) . (0,0254) = 269071,08
 ( 0,798 x 10-3 )
f = 0,3164 = 0,3164 = 0,0138
Re 0,25 (269071,08) 0,25

hl1 = f . ls . Vs 2 = 0,0138. 1,315,5. (8,490)2 = 2,574


Ds 2g 0,0254 . 2.(10)

𝑉𝑠2 8,490 2
ℎ𝑙𝑠 = 𝑘 = 0,5 = 1,802
2 𝑒𝑛𝑡 29 2 𝑥 10

hls = hls1 + hls2 = 2,574 + 1,802 = 4,376

Bukaan katup = 3
Re =  . Vs . Ds = 995,7 . (13,426) . (0,0254) = 425506,28 (turbulen)
 ( 0,798 x 10-3 )
f = 0,3164 = 0,3164 = 0,0123
Re 0,25 (425506,28) 0,25

hls1 = f . ls . Vs 2 = 0,0123. 1,315,5. (13,426)2 = 5,739


Ds 2g 0,0254 . 2.(10)

36
ℎ𝑙𝑠
=𝑘 𝑉𝑠2 813 = 4,506
2 𝑒𝑛𝑡 29 = 0,5 2 𝑥 10

hls = hls1 + hls2 = 5,739 + 4,506 = 10,245


Bukaan katup = full (7,5)
Re =  . Vs . Ds = 995,7 . (19,942) . (0,0254) = 63205,95
 ( 0,798 x 10-3 )
f = 0,3164 = 0,3164 = 0,0112
Re 0,25 (63205,95) 0,25

hls1 = f . ls . Vs 2 = 0,0112. 1,315,5. (19,942)2 = 11,529


Ds 2g 0,0254 . 2.(10)

ℎ𝑙𝑠
=𝑘 𝑉𝑠2 819,9422
2 𝑒𝑛𝑡 29 = 0,5 2 𝑥 10
= 9,942

hls = hls1 + hls2 = 11,529 + 9,942 = 21,471

pada pipa Dischange (keluaran) :


Dd = Ds = 0,0254 m ; ls = 1,315 m ; Vd = Vs
Density () :
 = 995,7 kg/m3
viskositas dinamik () :

 = 0,7898 x 10-3 kg/m.s


 Bukaan Katup = 1
𝜌 𝑥 𝑉𝑑 𝑥 𝐷𝑑 995,7 𝑥 8,490 𝑥 0,0254
𝑅𝑒 = =
𝜇 = 26907,08 (𝑡𝑢𝑟𝑏𝑢𝑙𝑒𝑛)
0,798 𝑥 10−3
0,3164 0,0164
𝑓= = = 0,0138
𝑟𝑒0,25 26907,080,25
𝑓 𝑥 𝐼𝑑 𝑥 𝑉𝑑2 0,0138 𝑥 1,315 𝑥 8,4902
ℎ𝑙𝑑1 = = = 2,574
𝐷𝑑 𝑥 2. 𝑔 0,0254 𝑥 2 (10)

37
𝑉𝑑2 8, 4902
ℎ𝑙𝑑2 = =1𝑥 = 3,604
2𝑔 2 𝑥 10

hls = hld1 + hld2 = 2,574 + 3,604 = 6,178


 Bukaan Katup = 3
𝜌 𝑥 𝑉𝑑 𝑥 𝐷𝑑 995,7 𝑥 13,426 𝑥 0,0254
𝑅𝑒 = =
𝜇 = 425506,28 (𝑡𝑢𝑟𝑏𝑢𝑙𝑒𝑛)
0,798 𝑥 10−3
0,3164 0,0164
𝑓= = = 0,0123
𝑟𝑒0,25 425506,280,25
𝑓 𝑥 𝐼𝑑 𝑥 𝑉𝑑2 0,0123 𝑥 1,315 𝑥 13,4262
ℎ𝑙𝑑1 = = = 5,739
𝐷𝑑 𝑥 2. 𝑔 0,0254 𝑥 2 (10)

𝑉𝑑2 13,4262
ℎ𝑙𝑑2 = =1𝑥 = 9,012
2𝑔 2 𝑥 10

hls = hld1 + hld2 = 5,739 + 9,012 = 14,751


 Bukaan Katup = 7,5 (full)
𝜌 𝑥 𝑉𝑑 𝑥 𝐷𝑑 995,7 𝑥 19,942 𝑥 0,0254
𝑅𝑒 = =
𝜇 = 632015,95 (𝑡𝑢𝑟𝑏𝑢𝑙𝑒𝑛)
0,798 𝑥 10−3
0,3164 0,0164
𝑓= = = 0,0112
𝑟𝑒 0,25 632015,95 0,25

𝑓 𝑥 𝐼𝑑 𝑥 𝑉𝑑2 0,0112 𝑥 1,315 𝑥 19,9422


ℎ𝑙𝑑1 = = = 11,529
𝐷𝑑 𝑥 2. 𝑔 0,0254 𝑥 2 (10)

𝑉𝑑2 19,9422
ℎ𝑙𝑑2 = =1𝑥 = 19,884
2𝑔 2 𝑥 10

hls = hld1 + hld2 = 11,529 + 19,884 =31,413

38
e) Head Pompa

Hp = P dr – P sr + V dr 2 – V sr 2 + Hs + Hd +  hl
 air 2.g

Dimana : Psr = P atm, Pdr = Psr, V dr = Vd

Pdr = P atm, V sr = 0, hl = hls + hld


𝛾𝑎𝑖𝑟 = 995,67 𝑘𝑔/𝑚3
 Bukaan Katup 1
𝐻𝑝 = 1 − 1 + 8,490 − 8,490
+ 0,295 + 0,1 + (4,376 + 6,178)
995,67 2 𝑥 10
= 10,949 𝑚𝑘𝑎
 Bukaan Katup 3
𝐻𝑝 = 1 − 1 +
13,466 − 13,426
+ 0,295 + 0,12 + (10,245 + 9,012)
995,67 2 𝑥 10
= 19,672 𝑚𝑘𝑎
 Bukaan Katup 7,5 (full)
𝐻𝑝 = 1 − 1 + 19,942 − 19,942
+ 0,295 + 0,14
995,67 2 𝑥 10
+ (21,471 + 31,413)
= 53,319 𝑚𝑘𝑎

f) Daya Hidrolik Pompa (WHP)


𝛾𝑥𝑄𝑥𝐻
𝑊𝐻𝑃 = ; 𝐻𝑃
75

Dimana :
𝑘𝑔
𝛾 = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑎𝑖𝑟 ( 2)
𝑚
𝑚3
𝑄 = 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 ( )
𝑠
𝐻 = 𝐻𝑒𝑎𝑑 𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎(𝑚𝑘𝑎)

39
 Bukaan Katup 1

995,67 𝑥 0,0043 𝑥 10,949


𝑊𝐻𝑃 = = 0,62502 𝐻𝑝
75
 Bukaan Katup 3

995,67 𝑥 0,0068 𝑥 19,672


𝑊𝐻𝑃 = = 1,77587 𝐻𝑝
75
 Bukaan Katup 7,5 (full)

995,67 𝑥 0,0101 𝑥 19,319


𝑊𝐻𝑃 = = 7,14920 𝐻𝑝
75

g) Daya Motor (Nmtr)

𝑁𝑚𝑡𝑟 = 𝐸 𝑥 𝑖 𝑥 𝐶𝑜𝑠 𝜃

Dimana :
𝐸 = 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 (𝑣𝑜𝑙𝑡)
𝐼 = 𝐾𝑢𝑎𝑡 𝐴𝑟𝑢𝑠 (𝑎𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒)
𝐶𝑜𝑠 𝜃 = 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑜𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 𝑘𝑒 𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑚𝑒𝑘𝑎𝑛𝑖𝑘 𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 (𝑚𝑘𝑎)

𝑉1 = 𝑉2 = 𝑉3 = 220 𝑣𝑜𝑙𝑡
I1 = I 2 = I 3 = 1 A

1 𝐻𝑝
𝑁𝑚𝑡𝑟 = 220 𝑥 1 𝑥 0,8 𝑤𝑎𝑡𝑡 𝑥 = 0,236 𝐻𝑝
749 𝑤𝑎𝑡𝑡

h) Daya Mekanik

𝑁𝑚𝑒𝑘 = 𝜂𝑚𝑒𝑘 𝑥 𝑁𝑚𝑡𝑟 ; 𝜂𝑚𝑒𝑘 = 0,97


𝑁𝑚𝑒𝑘 = 𝜂𝑚𝑒𝑘 𝑥 𝑁𝑚𝑡𝑟
= 0,2289 𝐻𝑝

i) Efisiensi Pompa

𝑊𝐻𝑃
𝜂𝑝 = 𝑥 100 %
𝑁𝑚𝑒𝑘

40
 Bukaan Katup 1

0,62502
𝜂𝑝 = 𝑥 100 % = 2,73 %
0,2289
 Bukaan Katup 3

1,77587
𝜂𝑝 = 𝑥 100 % = 7,75 %
0,2289
 Bukaan Katup 3

7,14920
𝜂𝑝 = 𝑥 100 % = 31,23 %
0,2289
Dengan cara yang sama untuk perhitungan pada putaran mesin 1500 rpm maka didapat
hasil
– hasil perhitungan sebagai berikut:
Kapasitas Daya Daya Efisiensi Head Daya Hidrolik
Bukaan Nyata Mekanik Motor Pompa Pompa Pompa
Rpm
katub (Q) (N ( N mtr ) ( p ) ( HP ) ( WHP )
( m3 / sec ) mek ) ( hp ) (%) ( mka ) ( hp )
( hp )
2826 1 0,0043 0,2289 0,236 2,73 10,949 0,62502
2271 3 0,0068 0,2289 0,236 7,75 19,672 1,77587
1259 full 0,0101 0,2289 0,236 31,23 53,319 7,14920

41
2.8 GRAFIK HASIL PERHITUNGAN

Grafik Hubungan Antara Debit Aliran


dengan

0,0101
50

40
Head Pompa

30
0,0068
20
0,0043
10

0,0020,004 0,006 0,008 0,0090,008 0,0100,011


Debit Aliran

Analisa hubungan Head pompa dan debit aliran :


Tinggi rendahnya Head Pompa dipengaruhi oleh bukaan katub (valve) karena bila
bukaan katub semakin besar maka head pompa akan semakin turun dan sebaliknya
apabila bukaan katub kecil maka head pompa yang dicapai semakin tinggi.

42
GRAFIK DEBIT ALIRAN DENGAN
4,00
%

3,50
%

3,00
%

EFISIENSI
1,50
%

1,00
%

0,50
0,000,000,0

Analisa hubungan Efisiensi pompa dan debit aliran :

Tinggi rendahnya Efisiensi pompa dipengaruhi oleh bukaan katub (valve) karena bila
bukaan katub semakin besar maka debit aliran semakin besar sehingga mempengaruhi
daya hidrolik pompa, head pompa dan debit aliran semakin rendah.

43
BAB III
KESIMPULAN

A. Uji Kerugian Gesek Aliran Fluida Dalam Sistem Perpipaan :


Pada hasil pengolahan data dan analisa membuktikan bahwa pada saat debit
aliran semakin besar maka akan mempengaruhi nilai kerugian gesek pada pipa,
akibat kerugian gesek pada pipa akan terjadi penurunan tekanan pada pipa.

B. Uji Pompa Sentrifugal :


Pada hasil pengolahan data dan grafik hubungan head pompa dengan debit
aliran membuktikan bahwa tinggi rendahnya head pompa dipengaruhi bukaan katub
dan debit aliran, karena bukaan katub yang semakin besar akan berpengaruh pada debit
aliran,sehingga semakin besar debit aliran nilai head pompa akan semakin menurun.

Pada hasil data grafik hubungan efisiensi pompa dengan debit aliran
membuktikan bahwa semakin besar debit aliran maka semakin tinggi efisiensi
pompanya.

44

Anda mungkin juga menyukai