Terlambat : hari
(Paraf dan stempel pada saat laporan di kumpulkan)
FAKULTAS TEKNIK UNTIRTA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA
LEMBAR PENUGASAN
Program *) : - TK.404 Lab. Operasi Teknik Kimia I
- TK.405 Lab. Operasi Teknik Kimia II
Percobaan No. 14
Nama Percobaan : ALIRAN FLUIDA
Keterangan Tugas:
NIP: 197607052002122002
Catatan:
Catatan:
Fluida merupakan suatu zat dapat berupa cairan ataupun gas yang mengalir
namun tidak dapat menaham bentuknya secara permanen, sehingga menyebabkan
fluida mengalami perubahan bentuk yang mengikuti ruang yang ditempatinya.
Dalam sistem atau instalasi perpipaan aliran fluida terbagi menjadi dua, yaitu aliran
laminar dan aliran turbulensi. Tujuan praktikum percobaan aliran fluida adalah
untuk dapat memahami sifat suatu fluida dalam sistem perpipaan serta menentukan
pressure drop dan friction loss di dalam aliran fluida yang dipengaruhi oleh
kelengkapan-kelengkapan seperti elbow, fitting, gate valve, globe valve dan
perubahan luas permukaan. Pengaplikasin dari aliran fluida yaitu pada industri
makanan dan minuman serta dalam chemical processing yang biasanya digunakan
untuk memodelkan proses kimia ke dalam aliran fluida mixing tank dan juga aliran
multiphase yang saling bereaksi. Prosedur percobaan ini dilakukan dengan tahapan
persiapan atau preparasi alat, selanjutnya melakukan kalibrasi alat. Setelah itu
melakukan percobaan dengan variasi panjang pipa, diameter pipa, kelengkapan
pipa dan bukaan valve.
iv
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fluida
Fluida merupakan sebuah zat yang mampu mengalir, baik berupa cairan
maupun gas. Fluida mengubah bentuknya dengan mudah dan pada kasus mengenai
gas, memiliki volume yang sama dengan volume aduk yang membatasi gas
tersebut. Penggunaan mekanika fluida pada sebuah medium kontinyu, baik benda
padat ataupun fluida, yaitu berdasarkan pada hukum gerak newton yang
digabungkan dengan hukum gaya yang sesuai. Chorlton (1967), mengartikan fluida
sebagai zat yang mengalami perubahan bentuk jika terkena tekanan, walaupun
tekanan tersebut sangat kecil. Fluida diartikan juga sebagai sebuah struktur molekul
pada media yang kontinyu dimana untuk memodelkan fluida secara matematis,
maka fluida tersebut diasumsikan sebagai media kontinyu.
Sebuah massa fluida yang mengalir dapat dipisahkan menjadi tabung aliran.
jika aliran tersebut tunak, waktu tabung-tabung tetap tidak berubah bentuknya dan
fluida yang ada di dalam suatu keadaan pada sebuah tatung akan tetap berada dalam
tabung ini seterusnya. Kecepatan suatu fluida di dalam tabung aliran akan sejajar
dengan tabung namun memiliki besar berbanding terbalik dengan luas
penampangnya. Konsep aliran fluida yang berkaitan dengan aliran fluida dalam
pipa yaitu sebagai berikut :
1. Hukum Kekekalan Massa
2. Hukum Kekekalan Energi
3. Hukum Kekekalan Momentum
4. Katup
5. Orifacemeter
6. Arcameter (rotarimeter)
pengangkutan minyak dari sumur bor ke tandon atau tangki penyimpan, sistem
distribusi air minum pada gedung atau kota sistem penyaluran minyak, sistem
distribusi udara pendingin pada gedung, dan juga pada sistem distribusi uap pada
proses pengeringan serta lainnya. Sistem perpipaan dalam suatu insdustri meliputi
semua komponen dari lokasi awal sampai dengan lokasi akhir atau tujuan, yaitu
saringan (strainer), katup atau valve, sambungan nosel, dan lain-lain. Sambungan
nosel diantaranya sambungan penampang tetap, sambungan penampang
berubah, sambungan bentuk T ataupun belokan (elbow) .
2. Aliran Turbulen
Aliran ini adalah tipe aliran fluida dengan kecepatan tinggi. Partikel-
partikel fluida mengalir secara tidak teratur atau acak pada pipa. Bilangan
Reynold menunjukkan bahwa untuk aliran turbulen besar bilangan
reynoldnya,yaitu NRe> 4000. Dalam keadaan aliran turbulen berlaku hubungan
5
head loss yang nilainya berbanding lurus dengan kecepatan linear berpangkat
n, atau H α Vn. Aliran turbulen memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Terbentuk arus Eddy
b. Terjadi lateral mixing
c. Secara keseluruhan arah aliran tetap sama
d. Distribusi kecepatan lebih uniformatau seragam
3. Aliran Transisi
Aliran Transisi merupakan jenis aliran fluida peralihan dengan besar
kecepatan diantara kecepatan linear dan kecepatan turbulen. Aliran transisi
ini dapat berbentuk aliran laminar ataupun berupa aliran turbulen bergantung
dengan pipa dan perlengkapannya. Bilangan Reynold menunjukkan bahwa
besar NRe untuk aliran transisi berlaku hubungan bilangan Reynold, yaitu
2100< NRe< 4000. [1]
𝜌𝑉𝐷
𝑁𝑅𝑒 =
𝜇
Dimana :
D =Diameter pipa (m)
V =Kecepatan rata-rata zat cair (m/s)
μ =Viskositas zat cair (kg/m.s)
ρ=Densitas zat cair (kg/m3)
𝑔 ∆𝑣 2 ∆𝐹
∆𝑍 + + + 𝐹 = −𝑊
𝑔𝑐 𝑧𝑔𝑐 𝜌
Dengan :
ΔZ : beda tinggi sistem perpipaan pada titik 1 dan titik 2, ft
g : gaya gravitasi, 32,2 ft/detik2
gc: konstanta gravitasi 32,2 lbm.ft/lbf.det2
ΔV: beda kecepatan linier fluida pada titik 1 dan titik 2, ft/det
ΔP: pressure drop atau beda tekanan dari pada titik 1 dan titik 2,
lbf/ft2
ρ : berat jenis fluida, fluida air, lbm/ft3
F: friction loss karena gesekan fluida pada dinding pipa, ft.lbf/lbm
W: kerjapada sistem, ft.lbf/lbm
M: viskositas, lbm/ft.detik [2]
fluida akan melewati bagian akhir dari tabung venturi yaitu outletcone. Outlet
cone ini berbentuk kerucut, dimana bagian kecil berada pada throat dan pada
outlet cone ini tekanan akan kembali menjadi normal. Ketika aliran melewati
tabung venturi tanpa gesekan maka tekanan fluida akan meninggalkan meteran
itu sama persis dengan tekanan fluida yang memasuki meteran dan keberadaan
meteran dalam jalur tersebut tidak akan membuat kehilangan tekanan yang
permanen dalam tekanan. Penurunan tekanan pada inlet cone akan dipulihkan
dengan sempurna pada outlet cone. Gesekan tidak dapat dihilangkan dan juga
kehilangan tekanan yang permanen pada sebuah meteran yang dirancang
dengan tepat.
Gambar 1 Venturimeter
b) Plat Orifice
Plat orifice merupakan alat pengukur aliran yang paling murah,
pemasangannya cukup mudah namun kecil juga ketelitiannya di antara
pengukur-pengukur aliran jenis head flow meter. Plat orifice adalah plat yang
berlubang dengan piringan tajam. Pelat-pelat ini terbuat dari bahan-bahan yang
kuat, selain terbuat dari logam, ada juga yang orificenya terbuat dari plastik agar
tidak terpengaruh oleh fluida yang mengalir.
c) Nozzle
Flow nozzle, hampir sama dengan Plat Orifice yaitu terpasang diantara dua
flens. Flow nozzle digunakan untuk aliran fluida yang besar sedangkan plat
orifice digunakan untuk aliran fluida yang kecil. Karena flow nozzle memilikii
10
lubang besar dan kehilangan tekanannya lebih kecil dibanding dengan plat
orifice, sehingga flow nozzle dipakai untuk fluida kecepatan tinggi seperti uap
tekanan tinggi pada temperatur tinggi dan untuk penyediaan air ketel. Flow
nozzle ini adalah alat primer dari pengukuran aliran yang mempunyai fungsi
untuk memperoleh beda tekanannya. Sedangkan alat untuk menunjukkan
besaran aliran fluida yang diukur atau alat sekundernya yaitu berupa
manometer. Pada flow nozzle kecepatan semakin bertambah dan tekanan akan
semakin berkurang seperti pada venturi meter. Dan aliran fluida akan keluar
secara bebas setelah melewati lubang flow nozzle sama seperti plat orifice. Flow
nozzle terdiri dari dua bagian utama dapat dilihat pada gambar di bawah, yaitu
bagian yang melengkung dan bagian yang silinder. Pada flow nozzle tap-up
stream atau tap awal diletakkan pada jarak yang sama dengan diameter pipa
yang digunakan, sedangkan untuk tap-down stream atau tap akhir diletakkan
pada jarak setengah dari diameter pipa yang digunakan.
Gambar 2 Nozzle
d) Pitot Tube
Pitot tubes mengukur besaran aliran fluida dengan jalan menghasilkan beda
tekanan yang diberikan oleh kecepatan fluida itu sendiri, sama halnya dengan
plat orifice, pitot tubes juga memerlukan dua lubang pengukur tekanan untuk
mendapatkan suatu beda tekanan. Pada pitot tube, biasanya fluida yang
digunakan yaitu jenis cairan dan gas. Pitot tubes terbuat dari stainless steel dan
kuningan. Pada dasarnya prinsip kerja dari keempat tersebut itu sama, yaitu jika
aliran fluida yang mengalir melalui alat ini maka terjadi perbedaan tekanan
11
sebelum dan sesudah alat ini. Beda tekanan menjadi lebih besar jika laju arus
yang diberikan pada alat ini bertambah. [4]
2. 6 Head Loss
Head loss terbagi menjadi head loss mayor dan head loss minor.
a. Head Loss Mayor
Head loss mayor merupakan gesekan antara aliran fluida yang mengalir dengan
suatu dinding permukaan dalam pipa. Head loss ini dipengaruhi oleh panjang pipa
dan untuk dapat menghitung head loss mayor harus diketahui jenis aliran fluida
yang mengalir. Dengan menggunakan persamaan bilangan Reynold Jenis aliran
tersebut dapat diketahui, berikut merupakan persamaannya
Keterangan:
𝑄 = Debit aliran fluida, m3 /s
𝜌 = massa jenis fluida, kg/m3
𝐷 = diameter pipa, m
𝜇 = viskositas fluida, kg/m.s
Menurut Darcy Weisbach Perhitungan head loss mayor dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus
12
Keterangan:
𝐻𝑓 = head loss mayor, m
f = faktor gesekan (dapat diketahui melalui diagram Moody)
L = panjang pipa, m
D = diameter pipa, m
𝑉 = kecepatan aliran, m/s
𝑔 = percepatan gravitasi, m/𝑠 2
Dalam persamaan Darcy Weisbach terdapat Faktor gesekan (f) yang digunakan.
Koefisien ini dapat diperkirakan dengan diagram dibawah ini:
Head loss minor merupakan gesekan yang terjadi pada sambungan pipa (fitting)
seperti valve, elbow, strainer, tee, losses pada bagian entrance, losses pada bagian
exit, expansion, contraction, dan lainnya.
1. Elbow
Elbow atau belokan adalah sambungan yang digunakan pada suatu sistem
perpipaan.
2. Percabangan (Tee)
Penggunaan Tee dilakukan untuk mengalirkan aliran fluida menuju dua arah
yang berbeda dalam satu siklus tertentu yang dipasang secara parallel
3. Entrance dan Exit
Entrance timbul pada saat perpindahan dari pipa menuju suatu reservoir.
Entrance dapat dibedakan menjadi 4 macam berdasarkan jenisnya yaitu
reentrant, square edge, slightly rounded dan well rounded. Exit merupakan
kebalikan dari entrance, Exit dapat timbul karena adanya perpindahan dari
reservoir menuju ke suatu pipa.
4. Pembesaran (Expansion)
Pembesaran dalam suatu perpipaan dapat dibagi menjadi 2 yaitu
pembesaran mendadak atau terjadi secara tiba-tiba yang dan disebut dengan
sudden ekspansion ataupun gradual ekspansion.
5. Pengecilan (Contraction)
Contraction juga dapat dibedakan menjadi 2 yaitu sudden contraction atau
pengecilan secara tiba-tiba dan gradual contraction atau pengecilan secara
bertahap.
6. Katup (Valve)
Valve atau katup adalah sebuah perangkat yang terpasang pada sistem
perpipaan, yang berfungsi untuk mengatur, mengontrol dan mengarahkan
laju aliran fluida dengan cara membuka, menutup atau menutup sebagian
katup pada valve tersebut dengan cara diputar.
Keterangan:
𝑉 = kecepatan fluida, m/s
k = koefisien minor losses
g = percepatan gravitasi, m/𝑠 2
“k” adalah koefisien kerugian minor, harga k sendiri bergantung pada jenis
komponen sistem perpipaan seperti katup, sambungan, belokan, sisi masuk,
sisi keluar, dan sebagainya.
NRE (menentukan laminer atau aliran turbulen), dan kekasaran relatif pipa,ε
/ D. NRE =Dvρ /μ Dimana D adalah diameter pipa dalam meter, v adalah
kecepatan aliran dalam meter perdetik,ρ adalah densitas dalam kilogram per
meter kubik, dan μ adalah dalam kilogram permeter-detik. Ukuran dari
sebuah saluran pipa biasanya berdasarkan pada keseimbangan antara
pressure drop di satu pihak dan biaya serta berat di pihak lain.. Pressure drop
dalam sebuah pipa adalah fungsi dari kecepatan berat jenis dan kekentalan
/ viscositas dari cairan dan panjang serta diameter pipa. Selain itu pressure
drop juga berfungsi sebagai sifat aliran / arus termasuk jumlah dan jari–jari
serta tingkat turbulensi. Didalam penggunaanya dilaut , dimana saluran pipa
biasanya pendek , bagian terbesar dari jumlah pressure drop dalam sebuah
sistem akan terjadi didalam saluran keran .
kinerja pompa atau peralatan industri perlu mengetahui nilai viskositas dari fluida
yang akan diuji.
Aliran fluida (cairan atau gas) dalam pipa mungkin dapat berupa aliran
laminar atau turbulen. Pada aliran laminer, partikel-partikel fluida seolah-olah
bergerak sepanjang satu lintasan yang halus dan lancar dengan kecepatan fluida
rendah dan viskositasnya tinggi. Sedangkan pada aliran turbulen, partikel-partikel
fluida bergerak secara acak dan tidak stabil dengan kecepatan fluida tinggi dan
viskositasnya rendah. Dalam penelitian ini kita mencari nilai head pompa, daya
proses pompa dan efisiensi pompa. Pompa sentrifugal adalah jenis pompa yang
biasa digunakan untuk memompa minyak ata fluida dengan viskositas tinggi,
bilangan reynoldnya menjadi turbulen rendah atau laminar.
Penelitian ini menggunakan objek minyak kelapa dalam pengujian
performasi pompa sentrifugal yang bertujuan untuk menganalisis adanya pengaruh
viskositas terhadap debit aliran, head pompa dan efisiensi pompa untuk aliran
fluida air dan minyak kelapa. Massa jenis dari minyak kelapa sendiri yaitu 858
kg/m3 dan besar viskositas minyak kelapa 3,98 mPa. Dan dilakukan variasi bukaan
valve dalam pengujiannya yaitu bukaan 100%, 75%, 50% dan 25%. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh penulis diperoleh hasil pengujian fluida air
menunjukan debit maksimum pada 36 l/min sedangkan pada fluida minyak kelapa
sebesar 17 l/min. Besar head fluida air adalah 15,18 m, sedangkan head pada fluida
minyak kelapa didapat 9,18 m. Selai itu BHP fluida air adalah sebesar 130,04 W
dan pada fluida minyak kelapa yaitu sebesar 131,98 W. Lalu nilai efisiensi fluida
air yaitu sebesar 68,46%, sedangkan pada fluida minyak kelapa yaitu sebesar
16,59%. Dari percobaan yang dilakukan diperoleh besar nilai debit fluida air lebih
tinggi dari fluida minyak kelapa, nilai head fluida air akan lebih tinggi dari fluida
minyak kelapa, lalu nilai efisiensi fluida air juga akan lebih tinggi dari minyak
kelapa, sedangkan nilai daya pompa dari fluida minyak kelapa lebih tinggi
dibandingkan dengan fluida air. [5]
17
temperatur pada alat penukar kalor dengan pengarah helix dipengaruhi oleh pola
aliran fluida dingin bergerak berputar mengitari pipa yang berisikan fluida panas.
Pergerakan aliran fluida menyebabkan terjadinya kontak thermal antara sisi-sisi
pengarah sehingga akan menambah area penyerapan kalor, Dengan penambahan
area penyerapan kalor maka akan mempercepat menurunnya temperature fluida
panas dari titik didihnya. kecepatan aliran akan meningkat seiring dengan
pengecilan penampang. Peningkatan kecepatan akan menyebabkan aliran fluida
pendingin menjadi turbulen sehingga mempengaruhi besar perpindahan kalor yang
terjadi. Dimana semakin besar kecepatan fluida pendingin maka akan
meningkatkan perpindahan kalor yang terjadi. [6]
2.8.3 Review Jurnal mengenai “Analisa Head Losses Akibat Perubahan Diameter
Penampang, Variasi Material Pipa Dan Debit Aliran Fluida Pada Sambungan
Elbow 90o”
Sistem perpipaan merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan terutama
dalam kawasan yang berpenduduk padat. Terkadang aliran yang keluar di rumah
rumah tidak stabil ketika digunakan. Penyebab hal ini diantaranya adanya
perubahan pada penampang, material pipa, serta debit aliran ketika melewati elbow
atau belokan pipa. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apa saja
pengaruh dari perubahan debit fluida, diameter penampang, jenis material terhadap
head losses dan mengetahui koefesien kerugian akibat Reynold number. Penelitian
ini menggunakan desain factorial orthogonal array L12 lalu Analisa data data yang
digunakan yaitu ANOVA (Analysis of Variance) dengan bantuan minitab 16 dan
tahap uji lanjut kontras dengan metode scheffe. Adapun hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa nilai head loss paling tinggi terdapat pada diameter pipa 1 inci
menuju pipa 0,75 inci, jenis pipa PVC dan debit alir 20 l/min sebesar 42,33
milimeter. besar head loss paling rendah terdapat pada pipa berdiameter 0,75 inci
menuju pipa berdiameter 1 inci, jenis pipa PE dengan debit alir 10 l/min sebesar
5,33 milimeter. Koefisien kerugian paling besar terdapat pada pipa berdiamater
0,75 inci menuju 1 inci, jenis pipa PVC dan debit alir 10 l/min sebesar 1,4602
sedangkan untuk bilangan reynild sebesar 12325,3. sehingga dari hasil ANOVA
dan uji lanjut kontras disimpulkan bahwa diameter penampang, material pipa dan
debit aliran fluida berpengaruh terhadap head loss [7].
19
2.8.4 Review Jurnal mengenai “Analisis Perbedaan Tekanan Fluida pada Ball
Valve
Kondisi Full Closed dan Full Open dengan Computational Fluid Dynamics”
Valve atau katup sering dipergunakan dalam industri terutama pada sistem
perpipaan. Gunanya yaitu untuk mengendalikan laju alir fluida. Bagi produsen
valve merupakan hal yang sangat penting untuk mengetahui karakteristik di dalam
valve seperti tekanan dan temeratur. valve sanggup mengontrol aliran fluida dengan
baik ketika kondisi valve tertutup atau terbuka. Salah satu valve jenis tipe gerak
memutar adalah Ball Valve. Ball valve berfungsi sebagai pengendali aliran
berbentuk seperti bola. Ball valve sering dipergunakan sebab cukup mudah dalam
perbaikan dan kemampuan menahan suhu dan tekanan tinggi. Tekanan fluida saat
keadaan tertutup berbeda dengan kondisi terbuka. Tekanan yang terlalu besar atau
melebihi spesifikasi dapat mempengaruhi mekanisme kerja ball valve dan kekuatan
material ball valve.
Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis perbedaan
tekanan fluida pada ball valve 4 inci ANSI 300 pada keadaan tertutup dan terbuka
pada temperatur 425oC terhadap mekanisme kerja ball valve 4 inci ANSI 300.
Penelitian ini menggunakan metode Computational Fluid Dynamics dengan
bantuan perangkat lunak Flow Simulation Solidworks. Langkah awalnya yaitu
pembuatan model 3D ball valve, lalu analisis CFD pada ball valve diantaranya
penentuan kondisi batas, penentuan material fluida, dan penentuan pembebanan.
Setelah dilakukan percobaan analisis, dapat disimpulkan bahwa penurunana
tekanan fluida pada temperature 425oC yang terjadi tidak terlalu mempengaruhi
kondisi katup. Perbedaan tekanan fluid antara keadaan terbuka dan tertutup hanya
sebesar 0,01 psi saja [8].
20
BAB III
METODE PERCOBAAN
Berikut ini merupakan diagram alir kalibrasi pada percobaan aliran fluida
Mencukupkan pengisian pada tangki jika dirasa telah penuh dengan melihat
tanda selang luaran tangki
Membuka valve yang ada pada pipa terjauh dan menutup valve pada pipa yang
tidak digunakan pada proses kalibrasi
Membuka valve utama yang menghubungkan air di dalam tangki dengan pipa-
pipa lainnnya sebanyak 1 kali putaran kearah kiri
Menyalakan pompa
Mengatur valve bypass agar laju alir fluida tidak terlalu kencang atau lambat
Memastikan valve dengan membuka (bila air mengalir maka akan keluar pada
valve)
Memasang selang manometer pada valve pipa sesuai panjang variasi 0,6 m;
0,8 m; dan 1,4 m
Membuka valve pada titik dan panjang pipa sesuai variasi secara bersamaan
Mencari perbedaan tekanan air rakasa pada manometer bergerak naik turun
Memastikan valve dengan membuka (bila air mengalir maka akan keluar pada
valve)
22
Memasang selang manometer pada valve pipa sesuai diameter variasi 0,5 inci ;
0,7 inci dan 2 inci
Membuka valve pada titik dan panjang pipa sesuai variasi secara bersamaan
Mencari perbedaan tekanan air rakasa pada manometer bergerak naik turun
Memastikan valve dengan membuka (bila air mengalir maka akan keluar pada
valve)
Memasang selang manometer pada valve pipa sesuai kelengkapan pipa seperti
elbow, pipa tee, globe valve, gate valve
Membuka valve pada titik dan panjang pipa sesuai variasi secara bersamaan
Mencari perbedaan tekanan air rakasa pada manometer bergerak naik turun
3.2.2 Bahan
Adapan bahan yang digunakan yaitu:
1. Air
Percobaan pertama yaitu variasi panjang pipa. Data yang dicatat dalam
kalibrasi yaitu variasi panjang pipa, panjang pipa yang divariasikan yaitu 0,6 m; 0,8
m dan 1,4 m, langkah pertama yaitu mengatur bukaan valve sesuai variasi, lalu
melakukan pengecekan valve dengan membuka bila air mengalir maka air akan
keluar pada valve, memasang selang manometer pada valve pipa sesuai panjang
variasi 0,6 ; 0,8 dan 1,4 meter, pastikan selang terpasang dengan rapat dan kuat,
memasang milimeter blok, menyalakan kembali pompa, membuka valve pada titik
dan panjang pipa sesuai variasi secara bersamaan, air raksa yang ada pada
manometer U akan bergerak naik turun kemudian catat perbedaan tekanan, tandai
milimeter blok lalu ukur dengan penggaris, lakukan pencatatan pada blangko untuk
variasi lainnya.
25
Untuk prosedur kerja variasi diameter yaitu variasi diameter yang dipakai
0,5 inci ; 0,7 inci dan 2 inci, langkah pertama yaitu mengatur bukaan valve sesuai
variasi, lalu melakukan pengecekan valve dengan membuka bila air mengalir maka
air akan keluar pada valve, memasang selang manometer pada valve pipa sesuai
panjang variasi 0,5 inci ; 0,7 inci dan 2 inci, pastikan selang terpasang dengan rapat
dan kuat, memasang milimeter blok, menyalakan kembali pompa, membuka valve
pada titik dan panjang pipa sesuai variasi secara bersamaan, air raksa yang ada pada
manometer U akan bergerak naik turun kemudian catat perbedaan tekanan, tandai
milimeter blok lalu ukur dengan penggaris, lakukan pencatatan pada blangko untuk
variasi lainnya
Untuk prosedur kerja variasi kelengkapan pipa yaitu, langkah pertama yaitu
mengatur bukaan valve sesuai variasi, lalu melakukan pengecekan valve dengan
membuka bila air mengalir maka air akan keluar pada valve, memasang selang
manometer pada valve pipa sesuai kelengkapan variasi elbow, pipa tee, globe valve,
gate valve, pastikan selang terpasang dengan rapat dan kuat, memasang milimeter
blok, menyalakan kembali pompa, membuka valve pada titik dan panjang pipa
sesuai variasi secara bersamaan, air raksa yang ada pada manometer U akan
bergerak naik turun kemudian catat perbedaan tekanan, tandai milimeter blok lalu
ukur dengan penggaris, lakukan pencatatan pada blangko untuk variasi lainnya
Saat proses perpindahan variasi pastikan fluida mengaliri pipa, jika tidak,
maka atur dengan cara membuka valve agar fluida mengalir pada pipa, bila valve
sudah terbuka sepenuhnya, nyalakan kembali pompa, buka valve dan air akan
keluar (tanda pipa dialiri fluida). Kemudian catat data yang diperoleh dalam variasi
tinggi, diameter dan kelengkapan pipa.
Berikut ini merupakan gambar alat yang digunakan pada percobaan aliran fluida
Variabel pada percobaan aliran fluida ini yaitu variabel terikatnya panjang
pipa, diameter pipa. Sedangkan variabel bebasnya yaitu tekanan fluida.
DAFTAR PUSTAKA
[2] Giles, R.V.1986. Mekanika Fluida dan Hidraulika. Ed. 2., Jakarta:
Erlangga Diterjemahkan oleh: Ir. Herman Widodo Soemitro.
[3] Tim Penyusun. 2012. Penuntun Praktikum Operasi Teknik Kimia I.Program
Studi D-III Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Riau.
Pekanbaru
[5] Arijanto, Yohana1. E., dan Sinaga, F.T.H. 2015. Analisis Pengaruh
Kekentalan Fluida Air Dan Minyak Kelapa Pada Performansi
Pompa Sentrifugal. Jurnal Teknik Mesin S-1, Vol. 3 (2). 212-219.
[6] Putra, E.A.P., Kennedy, dan Mustofa. 2018. Pengaruh Laju Aliran
Fluida Pendingin Terhadap Unjuk Kerja Alat Penukar Kalor Pipa
Ganda Dengan Pengarah Beralur Helix. Jurnal Mekanikal. Vol. 9
(1). 808-813
Abstrak
Dunia industri sekarang ini memerlukan peralatan kerja yang efektif dan efisien untuk mengurangi
biaya operasional .Salah satu alat yang sering dijumpai adalah pompa. Hal ini dikarenakan sistem
pemompaan bertanggungjawab terhadap hampir 20% kebutuhan energy listrik dunia dan penggunaan
energi dalam operasi pabrik industri. Salah satu masalah yang paling sering ditemui dalam proses
pemompaan adalah kekentalan atau viskositas fluida yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisa pengaruh viskositas/kekentalan terhadap debit/kapasitas aliran, head pompa, daya pompa
dan efisiensi pompa untuk aliran fluida air dengan minyak kelapa. Massa jenis air 996 kg/m 3, massa
jenis minyak 858 kg/m3, viskositas air 0,82 mPa s, viskositas minyak kelapa 3,98 mPa s. Variasi yang
diberikan yaitu bukaan penuh atau 100%, bukaan 75%, bukaan 50% dan bukaan 25%. Data penilitian
dihitung dari nilai tekanan, rpm, arus, dan kecepatan aliran. Dari data hitungan penilitian kita mendapat
head, daya poros pompa dan efisiensi didapat dengan metode kurva performansi tak berdimensi. Hasil
pengujian fluida air menunjukkan nilai debit maksimum adalah 36 l/min, sedangkan pada fluida
minyak kelapa adalah 17 l/min. Nilai head fluida air adalah 15,18 m, sedangkan pada fluida minyak
kelapa didapat 9,18 m. Nilai BHP fluida air 130,04 W, sedangkan pada fluida minyak kelapa adalah
131,98 W. Dan untuk nilai efisiensi fluida air 68,46%, sedangkan pada fluida minyak kelapa adalah
16,59%. Kesimpulan yang didapat adalah nilai debit fluida air lebih tinggi dari fluida minyak kelapa,
nilai head fluida air air lebih tinggi dari fluida minyak kelapa, nilai efisiensi fluida air lebih tinggi dari
minyak kelapa, sedangkan nilai daya pompa dari fluida minyak kelapa lebih tinggi dari fluida air.
The current industrial world requires equipment, that working effectively and efficiently to reduce
operational costs. One tool that is often encountered is the pump. This is because the pumping system
is responsible for nearly 20% of the world's electrical energy demand and energy use in industrial
plants. One of the most frequent problems encountered in the process of pumping is the viscosity of the
fluid. This research aimed to analyze the effect of viscosity of the flow capacity, pump head, power and
efficiency of the pump for pump fluid flow of water and coconut oil. Water density 996 kg/m 3, oil
density of 858 kg/m3, water viscosity of 0.82 mPas, the viscosity of the coconut oil 3,98 mPas.
Variations that give the full aperture or100%, opening 75%, 50% and aperture openings 25%.
research data calculated from the pressure, rpm, flow, and flow velocity. From the data we receive a
pump head, the pump shaft and the efficiency of the performance curve obtained with the method of
dimensionless. The research results show the water fluid maximum flow rate is 36 l/min, while the fluid
coconut oil is 17 l/min. Value of water fluid head is 15.18 m, while the oil fluid obtained 9.18 m. The
value of BHP water fluid 130.04 W, where as the oil fluid is 131.98 W. And for the value of water fluid
efficiency 68.46%, while the oil fluid is 16,59%. The conclusion is the value of higher water discharge
fluid from the fluid coconut oil, water fluid water head value is higher than the fluid coconut oil, water
fluid efficiency values higher than coconut oil, while the value of fluid power pumps oil is higher than
the fluid water.
1. PENDAHULUAN
Di era globalisasi sekarang ini perkembangan teknologi sangatlah pesat sehingga mengakibatkan perkembangan
dunia industri juga semakin cepat. Dunia industri memerlukan sejumlah peralatan kerja yang efektif dan efisien untuk
mengurangi biaya operasional. Berbagai alat bantu untuk memudahkan pekerjaan manusia banyak ditemukan. Salah
satunya adalah pompa yang mempunyai peranan penting untuk menyediakan air umpan boiler. Pompa banyak
2. TINJAUAN PUSTAKA
Fluida merupakan zat yang dapat mengalir yang mempunyai partikel yang mudah bergerak dan berubah
bentuk tanpa pemisahan massa. Ketahanan fluida terhadap perubahan bentuk sangat kecil sehingga fluida dapat dengan
mudah mengikuti bentuk ruang. Berdasarkan wujudnya, fluida dapat dibedakan menjadi dua yaitu: fluida cair dan fluida
gas. Untuk mengerti aliran fluida maka harus mengetahui beberapa sifat dasar fluida. Sifat–sifat dasar fluida tersebut
yaitu; kekentalan, kerapatan, berat jenis, tekanan, temperatur.
Karakteristik struktur aliran internal (dalam pipa) sangat tergantung dari kecepatan rata-rata aliran dalam pipa,
densitas, viskositas dan diameter pipa. Aliran fluida (cairan atau gas) dalam pipa mungkin merupakan aliran laminer
atau turbulen. Pada aliran laminer, partikel-partikel fluida seolah-olah bergerak sepanjang lintasan yang halus dan
lancar dengan kecepatan fluida rendah dan viskositasnya tinggi. Sedangkan aliran turbulen, partikel-partikel fluida
bergerak secara acak dan tidak stabil dengan kecepatan fluida tinggi dan viskositasnya rendah. Hal tersebut ditunjukkan
oleh percobaan Osborne Reynolds. Menurut hasil percobaan Reynold, untuk membedakan apakah aliran itu turbulen
atau laminar dapat menggunakan bilangan tak berdimensi yang disebut dengan bilangan Reynold [2].
Pompa merupakan mesin fluida yang digunakan untuk memindahkan fluida cair yang umumnya dari tempat
yang rendah ke tempat yang lebih tinggi melalui sistem perpipaan. Proses pemindahan ini terjadi akibat perubahan
energi mekanik mekanik dari motor pompa menjadi energi potensial pada fluida. Pompa beroperasi dengan
mengadakan perbedaan tekanan antara bagian masuk (suction) dan bagian keluar (discharge). Dengan kata lain pompa
berfungsi mengubah tenaga mekanis dari suatu sumber tenaga (penggerak) menjadi tenaga cairan, dimana tenaga ini
berguna untuk mengalirkan cairan dan mengatasi hambatan yang ada sepanjang pengaliran.
Secara umum pompa dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu pompa kerja positif (positive displacement
pump) dan pompa kerja dinamis (non positive displacement pump). Salah satu jenis pompa kerja dinamis adalah pompa
sentrifugal yang prinsip kerjanya mengubah energi kinetis (kecepatan) cairan menjadi energi potensial (dinamis)
melalui suatu impeller yang berputar dalam casing.
Komponen berputar terdiri dari poros dan impeler, sedangkan komponen yang tetap adalah rumah pompa
(casing), penutup casing, dan bantalan (bearing). Komponen lainnya dapat dilihat secara lengkap pada Gambar 1.
H,(m)
BHP
(l/min)
3. METODOLOGI PENELITIAN
Data hasil eksperimen diperoleh dengan melakukan percobaan yang menggunakan fasilitas eksperimental yang
dirancang. Diagram skematis instalasi pengujian pompa ditunjukkan dalam Gambar 3.
Mulai
Penentuan Judul
Studi Literatur
kurang
Pembuatan Prototype Instlasi
Pencarian Minyak Kelapa
Uji
baik
Data Hasil
baik
Selesai
Sifat fisik air adalah Density (w) = 0,996 g/cm3, Dynamic Viscosity (w) = 0,82 mPa.s, Kinematic Viscosity
(w) = 0,823 cSt. Sedangkan sifat fisik minyak kelapa adalah Density (w) = 0,996 g/cm3, Dynamic Viscosity (w) =
0,82 mPa.s, Kinematic Viscosity (w) = 0,823 cSt.
Q V1=V2 p1 p2 z1 z2 U I m n
Variasi
bukaan l/min m/s bar bar meter meter volt ampere kg rpm
100% 36 1.743 -0.120 1.153 0.210 0.250 220 2.320 0.303 2610
75% 35 1.695 -0.100 1.200 0.210 0.250 220 2.250 0.308 2607
50% 30 1.453 -0.090 1.229 0.213 0.250 220 2.230 0.316 2618
25% 21 1.017 -0.030 1.423 0.217 0.250 220 2.160 0.328 2663
Q V1=V2 p1 p2 z1 z2 U I m n
Variasi
bukaan l/min m/s bar bar meter meter volt ampere kg rpm
100% 17 0.823 -0.060 0.600 0.150 0.250 220 3.450 0.335 2396
75% 15 0.726 -0.043 0.617 0.152 0.250 220 2.950 0.348 2350
50% 13 0.629 -0.040 0.633 0.154 0.250 220 2.970 0.363 2310
25% 10 0.484 -0.037 0.767 0.157 0.250 220 2.960 0.367 2298
Gambar 6. Grafik perbandingan antara debit dan head fluida minyak kelapa
4.2.2. Perbandingan debit dengan daya poros pompa antara fluida air dan minyak kelapa
Gambar 7 menunjukkan hubungan antara debit dengan daya poros pompa (BHP) pada fluida air dan minyak
kelapa. Pada Gambar 7 terlihat bahwa nilai BHP pada fluida air dari bukaan penuh menuju bukaan 25% adalah 130,04
Gambar 7. Grafik perbandingan antara debit dengan BHP antara fluida air dan fluida minyak kelapa.
Dari nilai BHP fluida air dan fluida minyak kelapa mengalami penurunan seiring meningkatnya nilai
kapasitasnya. hal isi disebabkan semakin kecil bukaan yang diatur maka nilai kapasitas aliran akan semakin kecil tetapi
nilai kecepatan rpm-nya meningkat. Meningkatnya nilai rpm membuat nilai BHP menjadi naik.
4.2.3. Perbandingan debit dengan daya efisiensi antara fluida air dan minyak kelapa
Gambar 8. Grafik perbandingan antara head dengan efisiensi pompa antara fluida air dan fluida minyak kelapa.
Dari Gambar 8, dapat dilihat bahwa efisiensi pompa cenderung naik sejalan dengan naiknya debit aliran.
Efisiensi pompa pada fluida air bukaan penuh menuju 25% adalah 68,46%; 67,06%; 57,18%; 44,28%. Sedangkan nilai
efisiensi yang ditunjukkan dari fluida minyak kelapa adalah 16,59%; 14,89%; 12,87%; 11,33%. Sehingga nilai efisiensi
dari fluida air lebih besar dari nilai efisiensi yang didapat oleh fluida minyak kelapa.
Nilai efisiensi dipengaruhi oleh debit aliran, head pompa yang merupakan variabel untuk menghitung daya air
dan daya poros pompa sebagai pembandingnya. Dapat dikatakan nilai efisiensi berbanding lurus dengan nilai debit
aliran dan nilai head pompa tetapi berbanding terbalik dengan nilai BHP. Sehingga semakin tinggi nilai kapasitas aliran
maka semakin tinggi nilai efisiensi pompa.
5. KESIMPULAN
Dari perolehan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
• Menganalisis pengaruh viskositas terhadap head pompa:
6. SARAN
Penelitian selanjutnya hendaknya menggunakan pressure transducer ntuk mendapatkan hasil pengukuran
tekanan yang lebih teliti. Penelitian selanjutnya hendaknya membuat perangkat pompa yang lebih kemampuan dan
kepresisian hasilnya. Penelitian serupa menggunakan software diperlukan untuk kepentingan validasi atas pengujian
yang telah dilakukan ini.
7. DAFTAR PUSTAKA
[1] Ippen, A.T.,2009,“The Influence of Viscosity on Centrifugal Pump Performance”, Trans ASME, pp.823.
[2]. Munson, B. R., 2006, Fundamental of Fluid Mechanics.Iowa-USA. John Wiley And Sons, Inc.
[3] Sahdev, M., Centrifugal Pumps: Basic concepts of operation, maintenance and trouble shooting, Part I. Presented
at The Chemical Engineers’ Resource Page.
[4] White, F. M., 1999, Fluid Mechanics, 4th Edition, McGraw-Hill International Edition.
Abstract: The effect of the coolant fluid flow rate on the performance of a double pipe heat
exchanger with a helix grooved o
guide. The aim of this research is to study the double pipe heat
exchanger with the addition of 40 helix guide and without guide, at counterflow dirrection with variation
of cold fluid velocity of 0.67 m / s, 0.60 m / s and 0.52 m/s.
In this research we use double pipe type heat exchanger with acrylic material at shell side with an inner
diameter 74 mm and outer diameter 80 mm and stainless steel material at tube side with an inner diameter of
24 mm and an outer diameter of 26 mm with a length of 1500 mm.
The results obtained showed that the faster the flow of cooling fluid it will increase the value of effectiveness,
the rate of heat transfer and the reduction of heat fluid temperature. Temperature decrease obtained by helix
guide of each variation of velocity of 34.275 oC; 34.45 oC; 25.99 oC and heat transfer of 7262.8; 6560,8; 5530
Watt.
Keywords: 40o helix guide, Cold fluid velocity, heat transfer.
Abstrak: Pengaruh laju aliran fluida pendingin terhadap unjuk kerja alat penukar kalor pipa
ganda dengan pengarah beralur helix. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji alat penukar kalor pipa
ganda dengan penambahan pengarah helix 40 dan tanpa pengarah, pada arah aliran fluida berlawanan
arah dengan variasi kecepatan fluida dingin yaitu sebesar 0.67 m/s,
0.60 m/s dan 0.52 m/s. Dalam penelitian ini digunakan kondensor tipe double pipe dan untuk bahan shell
digunakan akrilik dengan diameter dalam 74 mm dan diameter luar 80 mm. Pada tube menggunakan bahan
stainless steel dengan diameter dalam 24 mm dan diameter luar 26 mm dengan panjang 1500 mm. hasil
penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa semakin cepat aliran fluida pendingin yang diberikan maka akan
meningkatkan nilai efektifitas, laju perpindahan kalor dan penurunan temperature fluida panas. Penurunan
temperatur yang diperoleh dengan menggunakan pengarah helix tiap variasi kecepatan sebesar 34,275 oC;
34,45 oC; 25,99 oC dan perpindahan kalor sebesar 7262,8; 6560,8; 5530 Watt.
Kata Kunci : Pengarah helix 40ᵒ, kecepatan fluida dingin, perpindahan kalor.
808
Jurnal Mekanikal, Vol.9 No.1: Januari 2018: 808-813 e-ISSN 2502-700X p-
ISSN 2086-3403
809
Jurnal Mekanikal, Vol.9 No.1: Januari 2018: 808-813 e-ISSN 2502-700X p-
ISSN 2086-3403
810
Jurnal Mekanikal, Vol.9 No.1: Januari 2018: 808-813 e-ISSN 2502-700X p-
ISSN 2086-3403
811
Jurnal Mekanikal, Vol.9 No.1: Januari 2018: 808-813 e-ISSN 2502-700X p-
ISSN 2086-3403
efektivitas dari alat penukar kalor penelitian ini bermanfaat kepada kita
dipengaruhi oleh perpindahan kalor aktual semua terlebih kepada diri saya sendiri. Amin.
(Qact) dan perpindahan kalor maksimum
(Qmax) yang terjadi. Dimana ()
berbanding lurus terhadap terhadap Qact dan
berbanding terbalik terhadap Qmax.
DAFTAR RUJUKAN
SIMPULAN Arifianto, Deni Y. (2009). Rancang Bangun Dan
Pengujian Model Kondensor Tipe
Penurunan temperatur fluida panas Concentric Tube Counter Current
dengan penambahan pengarah helix 40ᵒ Ganda Dengan Penambahan Sirip.
lebih besar dibandingkan tanpa Tugas Akhir. Universitas
Muhammadiyah
pengarah. begitu pula dengan Surakarta.
penambahan kecepatan fluida
pendingin, dimana semakin besar Cengel, Y A. (2003). Heat Transfer A
kecepatan maka penurunan temperature Practical Approach. 2nd Ed. McGraw-
akan semakin besar pula. hal ini terlihat Hill. New York
untuk penggunaan pengarah helix pada Ektrom & Son. (2009). Save Energy With
saat kecepatan 0,67 m/s; 0,60 m/s; 0,52 HelixchangerTM Heat Exchangers.
m/s penurunan temperature yang terjadi Touch Breafing.
sebesar 34,28 oC; 34,45 oC dan 35,75 oC
Frank M White. (1997). Mekanika Fluida.
sedangkan pada penukar kalor tanpa Cetakan Ke-2. Penerbit Erlangga.
pengarah sebesar 38,65 oC; 40,08 oC; dan Jakarta
40,79 oC. Sedangkan Untuk perpindahan
kalor yang terjadi pengarah dengan Holman, J. P. (1986). Heat Transfer. 3th Ed.
helix 40ᵒ menghasilkan perpindahan McGraw-Hil. New York
kalor lebih besar dibandingkan tanpa Handoyo, Ekadewi Anggraini. (2001).
tanpa pengarah. Dimana perpindahan Pengaruh Penggunaan Baffle Pada
kalor yang terjadi akan meningkat sesuai Shell And Tube Heat Exchanger. Jurnal
dengan peningkatan debit fluida dingin Teknik Mesin. Universitas Kristen
Petra.
yang diberikan.
Kreith, Frank. (2000) Prinsip-Prinsip
UCAPAN TERIMA KASIH Perpindahan Panas. Edisi Ke-3.
Penerbit Erlangga. Jakarta
Terima kasih kami ucapkan kepada pihak-
pihak yang membantu dalam penyelesaian Prasetio, Sandi (2008) Study Komparasi
penelitian ini, terutama staf laboratorium Koefisien Konveksi Sisi Shell Dengan
teknik pendingin dan mesin perkakas jurusan Metode Kern Dan Eksperimen Dalam
teknik mesin universitas tadulako atas segala Penukar Panas Helix 10o. Tugas
fasilitas yang diberikan selama penelitian ini Akhir. Institut Teknologi Sepuluh
berlangsung. Mudah-mudahan hasil November.
Ramesh K. Shah dan Dusan P. Seculic (2003)
Fundamentals Of Heat Exchanger
Designe. Jhon Wiley & Son, INC. New
Jersey.
812
Jurnal Mekanikal, Vol.9 No.1: Januari 2018: 808-813 e-ISSN 2502-700X p-
ISSN 2086-3403
813
Simki-Techsain Vol. 01 No. 02 Tahun 2017 ISSN : XXXX-XXXX
JURNAL
Oleh:
SAUT KASDIARDI SILALAHI
13.1.03.01.0012
Dibimbing oleh :
1. IRWAN SETYOWIDODO, M.Si.
2. AM. MUFARRIH, M.T.
Abstrak
Sistem perpipaan merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam kalangan penduduk
padat. Aliran air yang keluar di rumah masyarakat terkadang tidak stabil saat
dipergunakan. Hal ini disebabkan faktor perubahan penampang, material pipa, dan
debit aliran fluida saat melewati belokan (elbow) pipa. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh perubahan diameter penampang, variasi material, debit aliran
fluida terhadap head losses serta mengetahui koefisien kerugian akibat bilangan
reynold. Desain penelitian ini menggunakan faktorial orthogonal array L12 kemudian
analisa data yang digunakan Analysis Of Variance (ANOVA) dengan bantuan
software minitab 16 serta tahap uji lanjut kontras (metode scheffe). Hasil penelitian
menunjukkan nilai head losses tertinggi pada diameter pipa 1 inch menuju ¾ inch,
material pipa PVC (Poly Vinyl Chloride) dan debit aliran fluida 20 liter/menit sebesar
42.33 mm. Nilai head losses terendah pada diameter pipa ¾ inch menuju 1 inch,
material pipa PE (Polyethylene) dengan debit aliran fluida 10 liter/menit sebesar 5.33
mm. Koefisien kerugian terbesar pada diamater ¾ inch menuju 1 inch, material pipa
PVC dan debit aliran fluida 10 liter/menit sebesar 1.4602 sedangkan untuk reynold
number sebesar 12325.3. sehingga dari hasil ANOVA dan uji lanjut kontras (metode
scheffe) dapat disimpulkan diameter penampang, material pipa dan debit aliran fluida
berpengaruh signifikan terhadap head losses.
Kata kunci : head losses, diameter elbow 900, material pipa, debit aliran
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
aliran yang terjadi dapat diketahui dengan standar kesalahan (standard error) sebagai
(3)
Sedangkan nilai kritis yang akan
Dimana:
dibandingkan dengan Cu dapat ditentukan
Re = Bilangan Reynold (tak berdimensi)
melalui formulasi berikut:
D = diameter pipa (ft atau m)
S .u = Scu (a −1)F a−1 (6)
N −a
v = viskositas kinematik (m2/s)
Bila nilai Cu > S .u maka rata – rata
Sehingga jenis aliran berdasarkan
bilangan Reynolds untuk aliran internal. Re himpunan data tersebut berbeda secara
< 2300, aliran adalah laminar, Re > 4000, signifikan atau yang bisa disebut sebagai
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Tabel 1. Variabel dan Level Penelitian Di bawah ini adalah gambar 4. yang
Variabel Level Nilai Variabel merupakan skema pipa uji yang akan
Bebas
Diameter 2 1 inch ¾ Inch - diletakkan pada instalasi.
Penampang
Material
2 Pipa PVC Pipa PE -
Pipa
Debit Aliran 3 10 l/menit 15 l/menit 20 l/menit
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
7. 10 l/menit 18.33 mm
Tabel dibawah ini merupakan hasil Pipa PVC
8. (PolyVinyl 15 l/menit 31.66 mm
Chloride)
pengambilan data dari alat ukur manometer Diameter
9. Penampang 1 20 l/menit 42.33 mm
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
95
StDev
N
11.51
12
penelitian ini dilakukan dengan
AD 0.320
90
P-Value 0.487
80
70
menggunakan auto coreelation function
Percent
60
50
40
30
20
(ACF).
10
5
Autocorrelation Function for Head Losses
(with 5% significance limits for the autocorrelations)
1
-10 0 10 20 30 40 50
1.0
Head Losses
0.8
0.6
0.4
Autocorrelation
0.2
1 2 3
Lag
4
Analisa data menggunakan analysis
3
2
of varians (ANOVA).
Residual
0
Tabel 5. Analisa Varians Variabel Proses
-1
-2
Terhadap Head Losses
-3
0 10 20 30 40
Analysis of Variance for Head Losses, using
Fitted Value
Adjusted SS for Tests
Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P
Gambar 10. Plot residual head losses
Diameter 1 650.04 650.04 650.04 68.36 0.000
versus fitted values
Material 1
Gambar 10. menunjukkan bahwa 73.31 73.31 73.31 7.71 0.027
Pipa
residual terbesar secara acak disekitar harga Debit 2 666.68 666.68 333.34 35.05 0.000
Aliran
minus dua dan tidak membentuk pola Error 7 66.56 66.56 9.51
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Sedangkan nilai persentase kontribusi ada pengaruh debit aliran fluida terhadap
pengaruh dari setiap faktor penelitian head losses.
(variabel bebas) terhadap head losses Pengaruh yang diberikan dari tiga
adalah sebagai berikut : variabel ini mampu terlihat dengan jelas
Tabel 6. Persentase Kontribusi Untuk melalui gambar main effect plot untuk head
Setiap Faktor Penelitian losses yang didapat dari uji ANOVA pada
Variabel %
DF Seq SS Adj MS SS' Software Minitab 16 sebagai berikut.
Bebas Kontribusi
Diameter 1 650.04 650.04 640.53 44.63
Penampang Main Effects Plot for Head Losses
Data Means
25
Debit Aliran 2 666.68 35.05 647.66 45.77
20
10
Total 11 1456.59 100.00
Mean
1 inch - 3/4 inch 3/4 inch - 1 inch PE PVC
Debit Aliran
30
25
4. Pengujian Hipotesis 20
15
Penampang. Kesimpulan: Fhitung = 68.36 > Scheffe ini digunakan oleh peneliti untuk
ada pengaruh diameter penampang terhadap Tabel 7. Hasil Pengujian Lanjut Kontras
head losses. C S0,05 Hasil Uji
Untuk variabel bebas Material Pipa μ1-μ4 2.00 < 2.02 Tidak Kontras
μ2-μ5 2.67 > 2.02 Kontras
Kesimpulan: Fhitung = 7.71 > F(0.05;2,33) = μ3-μ6 5.00 > 2.02 Kontras
μ7-μ10 5.00 > 2.02 Kontras
3.28, maka H0 ditolak, artinya ada pengaruh μ8-μ11 8.66 > 2.02 Kontras
μ9-μ12 6.33 > 2.02 Kontras
material pipa terhadap head losses.
Untuk variabel bebas Debit Aliran Hasil uji kontras pada tabel 8 untuk
Fluida. Kesimpulan: Fhitung = 35.05 > rata – rata head losses perbandingan
F(0.05;2,33) = 3.28, maka H0 ditolak, artinya diameter 1 inch menuju ¾ inch (μ7, μ8, μ9,
μ10, μ11, μ12) memiliki hasil uji kontras yang
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
lebih tinggi. Kemudian diuji kontras halus dari pada pipa PVC. Hal ini diperkuat
kembali dapat dilihat tabel dibawah ini. penelitian Hendarwati Pamungkas (2011:6)
Tabel 8. Hasil Pengujian Lanjut Kontras “Analisi Pengaliran Dalam Pipa” yang
menjelaskan kekasaran permukaan pipa
C S0,05 Hasil Uji
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
sebesar 5.03%. nilai head losses tertinggi Pamungkas, Hendarwati. 2011. Analisis
Pengaliran Air Dalam Pipa Dengan
ada pada material pipa PVC
Berbagai Perubahan Penampang
c. Debit aliran fluida juga mempengaruhi Pada Suatu Jaringan Pipa. (Skripsi).
Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
hasil head losses hasil analisa varian
nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel atau Rahmat, Sugi dan Adhe Irawan. 2010.
Analisa Kerugian Head Perluasan
nilai P-value tidak lebih besar dari nilai dan Penyempitan Penampang Pada
signifikan (0.05 = 5%), untuk presentasi Sambungan 900. Skripsi. Makassar:
Universitas Hasanuddin.
kontribusi hanya memperoleh sebesar
45.77%. Nilai head losses tertinggi ada Raswari. 1987. Teknologi dan Perencanaan
Sistem Perpipaan. Jakarta:
pada debit aliran 20 liter/menit. Universitas Indonesia.
d. Koefisien kerugian terbesar pada
Streeter, Victor L dan Prijono Arko. 1987.
diameter penampang ¾ inch menuju 1 Mekanika Fluida (Terjemahan).
inch dan debit aliran 10 liter/menit untuk Jakarta: Erlangga.
pipa PVC sebesar 1.46026 serta pipa PE White, Frank M dan Manahan Hariandja.
1986. Mekanika Fluida (Edisi
sebesar 1.10418.
Pertama). Terjemahan. Jakarta:
Erlangga.
2. Saran
Cara mengurangi head losses pilihlah White, Frank M. 1988. Handook Fluid
Mechanics (Fifth Edition). Boston:
perubahan diameter penampang yang
McGraw-Hill Series in Mechanical
terkecil menuju diameter terbesar dengan Engineering.
material pipa yang kontruksinya baik.
Untuk debit aliran fluida yang mengalir,
aturlah hingga paling rendah sesuai
kebutuhan.
E. DAFTAR PUSTAKA
Montgomery, Douglas C. 2001. Design And
Analysis of Experiments (Fifth
Edition). New York: Jhon Wiley &
Sons, INC.
Abstrak
Ball valve merupakan salah satu katup tipe gerak memutar. Ball valve berfungsi sebagai pengontrol aliran
berbentuk disc seperti bola. Ball valve banyak digunakan karena mudah dalam perbaikan dan
kemampuan menahan tekanan dan suhu tinggi. Aliran fluida dalam ball valve tidak selalu mengalir, ada
saatnya aliran ditutup. Tekanan fluida pada kondisi tertutup berbeda dengan kondisi terbuka. Hal ini akan
berdampak terhadap kekuatan ball valve sebagai katup. Tekanan yang besar atau melebihi spesifikasi
akan mempengaruhi mekanisme kerja ball valve dan kekuatan material ball valve. Pengaruh tekanan ini
menjadi sangat penting dalam ball valve karena tekanan fluida dengan temperatur, pada kondisi tertentu
bisa diluar batas spesifikasi khususnya ball valve 4 inch ANSI 300. Hal ini menjadi faktor penting,
terutama dalam faktor keamanan. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis perbedaan
tekanan fluida yang terjadi pada ball valve 4 inch ANSI 300 saat kondisi tertutup (full closed) dan kondisi
terbuka (full open) pada temperatur fluida 425oC terhadap mekanisme kerja ball valve 4 inch ANSI 300.
Metode yang digunakan adalah Computational Fluid Dynamics dengan bantuan software Flow
Simulation Solidworks. Berdasarkan hasil analisis, penurunan tekanan fluida dengan temperature 425 oC
yang terjadi tidak signifikan mempengaruhi kondisi material ball valve 4 inch ANSI 300. Perbedaan
tekanan fluida antara kondisi full closed dengan full open hanya 0.01 psi.
Abstract
Ball valve is one type of rotary motion valve. Ball valve serves as a disc-shaped flow controller such as
a ball. Ball valve is widely used because it is easy to repair and the ability to withstand high pressure
and temperature. The fluid flow in the ball valve does not always flow, there are times the flow is closed.
Fluid pressure in closed conditions is different from open conditions. This will affect the strength of the
ball valve as a valve. Pressure that large or exceed the specifications will affect the mechanism of work
ball valve and ball valve material strength. The effect of this pressure becomes very important in the ball
valve because of fluid pressure with temperature, under certain conditions can be beyond the
specification limits, especially 4-inch ball valve ANSI 300. This becomes an important factor, especially
in the safety factor. Therefore, this study aims to analyze the difference of fluid pressure occurring in 4
inch ANSI 300 ball valve during full closed condition and full open condition at 425oC fluid temperature
to 4 inch ANSI 300 ball valve mechanism. Method used is Computational Fluid Dynamics with the help
of Flow Simulation Solidworks software. Based on the analysis result, the decrease of fluid pressure with
425 oC temperature that happened did not significantly affect the condition of 4 inch ANSI 300 ball valve
material. The difference of fluid pressure between full closed condition and full open is only 0.01 psi.
Keywords: CFD, Pressure, Ball Valve
7
Jurnal Teknologi Terapan | Volume 4, Nomor 1, Maret 2018 p-ISSN 2477-3506
e-ISSN 2549-1938
psi dan dengan temperatur sekitar 200oC. Hal ini II.2 Computational Fluid Dynamics (CFD)
dipengaruhi pada saat pemilihan material ball valve. Computational Fluid Dynamics (CFD) merupakan
Kemampuan ball valve menahan tekanan pada suhu perangkat lunak yang memungkinkan analisis aliran
tinggi, dapat menyebabkan kerusakan serius pada sistem fluida, termasuk perpindahan panas termal dan efek
perpipaan. Penelitian menyatakan bahwa bentuk aliran konduksi panas dalam cairan dan melalui batas-batas
dan kondisi aliran dalam ball valve pada kondisi full open padat dari domain aliran. Penerapan CFD cukup
dengan kecepatan inlet yang berbeda dapat meningkatkan kinerja mesin selama 20 tahun terakhir,
divisualisasikan dengan menggunakan metode visualisasi sekaligus mengurangi waktu siklus desain [3].
arus pelacak partikel (PTFV) [1]. CFD berkaitan dengan solusi numerik persamaan
Pengaruh penurunan bukaan katup mengakibatkan diferensial yang mengatur aliran massa, momentum, dan
panjang resirkulasi meningkat. Peningkatan resirkulasi energi dalam bergerak cairan. Kesulitan utama dalam
akan berpengaruh terhadap penurunan tekanan fluida [2]. informasi empiris yaitu terbatasnya rentang skala
Penelitian Zhang hanya melakukan analisis optimisasi kecepatan fluida, suhu, waktu, atau panjang yang
desain terhadap ball valve dengan menggunakan flow dihasilkan [4].
simulation dan menyatakan bahwa hasil simulais aliran
dapat membantu dan bisa dijadikan indikator metode yang II.3 Tekanan (Pressure)
lebih baik [7]. Dalam penelitian ini, akan melakukan Kekuatan fluida yang terjadi substansinya adalah gaya
analisis perbedaan tekanan terhadap ball valve pada saat geser, tegangan, dan kompresi. Menurut definisi, cairan
kondisi valve tertutup (full closed) dan terbuka (full open) dalam keadaan statis tidak dapat menahan gaya geser
dengan temperatur 425 oC. Tujuannya adalah untuk apapun tanpa mengalir. Fluida yang dapat menahan
mengetahui bagaimana perubahan tekanan akibat kompresi kekuatan disebut tekanan (pressure). Tekanan
temperatur tinggi terhadap kondisi dan mekanisme ball fluida akan dipengaruhi juga oleh tekanan atmosfer yaitu
valve 4 inch ANSI 300. Dengan metode Computational berat per satuan luas udara dan bervariasi dengan kondisi
Fluid Dynamics dengan software Solidworks. Penelitian cuaca. Biasanya diukur dengan barometer, disebut
ini disusun sebagai berikut. Pendahuluan diberikan barometric pressure [5]. Tekanan didefinisikan sebagai
Bagian I. Kajian literatur terkait penelitian ada pada gaya normal yang diberikan oleh cairan per satuan luas.
Bagian II. Bagian III menyajikan metode yang diusulkan. Tekanan dalam padatan adalah tegangan normal [6].
Hasil analisis dibahas pada Bagian IV. Bagian V
𝑊
menjelaskan tentang kesimpulan. 𝑃 = 𝜎𝑛 = 𝐴𝑓𝑒𝑒𝑡 (1)
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Ball Valve Tekanan fluida pada saat tidak mengalir, tidak
Ball valve merupakan katup putar yang dapat tergantung pada bentuk atau penampang wadah.
digunakan sebagai bagian kontrol atau blok pada sistem Perubahan terjadi karena jarak vertikal. Konsekuensi
atau dalam suatu proses aliran. Umumnya berutar 90◦ tekanan pada cairan, konstan ke arah horizontal sehingga
untuk memblokir aliran. Ball valve memiliki kemampuan meningkatkan tekanan dalam jumlah yang sama [6].
aliran yang baik pada saat tekanan rendah dan suhu tetap
pada kondisi baik. Pemilihan ukuran, desain dan material II.4 Suhu (Temperature)
tertentu memegang peranan penting dalam kehandalan Suhu merupakan hal penting dalam termodinamika
dan kinerja dari sistem pada saat bekerja., untuk dalam mempengaruhi aliran dalam sistem perpipaan. Pada
memproduksi katup bola yang andal. Ball valve memiliki suhu konstan, modulus bulk cairan mnegalami penurunan
karakteristik antara lain; resistansi terhadap cairan ringan, suhu. Air merupakan pengecualian karena terjadi
tidak mudah bocor dan daya kerja tinggi. Ball valve tidak peningkatan menjadi nilai maksimum pada 120°F (49°C)
hanya digunakan pada pipa industri umum, juga banyak dan penurunan suhu diatas tekanan atmosfer. Untuk
digunakan di berbagai jaringan pipa industri persamaan suhu cairan dapat didekati dengan persamaan
kedirgantaraan [7]. [5]:
𝜕𝑝 𝑝2− 𝑝1
𝐸
𝑛= − 𝑣 (𝜕𝑣) = 𝑣1 (𝑣 1−𝑣 )2 (2)
𝑛 𝑛
III. METODE
Bagian ini menjelaskan metode yang digunakan untuk
analisis perbedaan tekanan pada ball valve yang di ulas
dalam penelitian ini. Proses analisis tekanan terdiri dari
dua bagian, yaitu pembuatan model 3D ball valve dan
analisis CFD pada ball valve.
8
Jurnal Teknologi Terapan | Volume 4, Nomor 1, Maret 2018 p-ISSN 2477-3506
e-ISSN 2549-1938
Batas 2
Gambar 5. Tekanan Fluida Kondisi Full Closed
9
Jurnal Teknologi Terapan | Volume 4, Nomor 1, Maret 2018 p-ISSN 2477-3506
e-ISSN 2549-1938
IV. 2 Ball Valve Kondisi Full Open Gambar 10. Temperatur Fluida Kondisi Full Open
Perubahan tekanan berdasarkan hasil analisis CFD
terhadap ball valve 4 inch ANSI 300 untuk kondisi full Berdasarkan analisis CFD terhadap ball valve 4 inch
open dapat dilihat pada Gambar 8. ANSI 300 didapatkan hasil perubahan tekanan yang
dipengaruhi oleh temperatur tinggi yang dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1. Rekapitulasi hasil CFD
Ball Valve 4 inch ANSI 300
Kondisi
Full Closed Full Open
Tekanan
Input 1087.50 psi 1087.50 psi
Max. Output 1087.42 psi 1087.42 psi
Min. Output 1087.27 psi 1087.28 psi
Temperatur
Input 425oC 425oC
Gambar 8. Tekanan Fluida Kondisi Full Open Max. Output 425oC 425oC
Min. Output 425oC 425oC
Hal yang sama juga ditunjukkan pada aat kondisi full
a
open, tekanan fluida juga tidak menunjukkan adanya
peningkatan signifikan. Nilai perubahan tekanan fluida V. PENUTUP
menunjukkan penurunan diantara 1087.42 psi sampai
dengan nilai minimum 1087.28 psi. Grafik perubahan Kesimpulan
tekanan fluida dapat dilihat pada Gambar 9. Tekanan yang terjadi pada ball valve 4 inch ANSI 300,
tidak menunjukkan perubahan secara signifikan antara
kondisi full closed dan full open setelah dilakukan analisis
dengan CFD flow simulation Solidworks. Pada kondisi full
closed perubahan tekanan berkisar 0.15 psi, sedangkan
pada kondisi full open perubahan tekanan hanya sekitar
10
Jurnal Teknologi Terapan | Volume 4, Nomor 1, Maret 2018 p-ISSN 2477-3506
e-ISSN 2549-1938
Saran
Saran untuk pengembangan penelitian selanjutnya adalah
bagaimana kekuatan ball valve berdasarkan pengaruh
aliran fluida yang sudah dianalisis dengan CFD. Analisis
lanjutan untuk mengetahui kekuatan komponen-
komponen penting dalam ball valve dengan metode Finite
Elemen Analysis (FEA).
11
He a lt h 0
0
Fire 0
0 0
Re a c t iv it y 0
Pe rs o n a l
Pro t e c t io n A
p. 1
Skin Contact: Not applicable.
Serious Skin Contact: Not available.
Inhalation: Not applicable.
Serious Inhalation: Not available.
Ingestion: Not Applicable
Serious Ingestion: Not available.
Small Spill: Mop up, or absorb with an inert dry material and place in an appropriate waste disposal container.
Large Spill: Absorb with an inert material and put the spilled material in an appropriate waste disposal.
Precautions: No specific safety phrase has been found applicable for this product.
Storage: Not applicable.
p. 2
Odor: Odorless.
Taste: Not available.
Molecular Weight: 18.02 g/mole
Color: Colorless.
pH (1% soln/water): 7 [Neutral.]
Boiling Point: 100°C (212°F)
Melting Point: Not available.
Critical Temperature: Not available.
Specific Gravity: 1 (Water = 1)
Vapor Pressure: 2.3 kPa (@ 20°C)
Vapor Density: 0.62 (Air = 1)
Volatility: Not available.
Odor Threshold: Not available.
Water/Oil Dist. Coeff.: Not available.
Ionicity (in Water): Not available.
Dispersion Properties: Not applicable
Solubility: Not Applicable
p. 3
Special Remarks on Chronic Effects on Humans: Not available.
Special Remarks on other Toxic Effects on Humans: Not available.
Waste Disposal:
Waste must be disposed of in accordance with federal, state and local environmental control regulations.
p. 4
Protective Equipment:
Not applicable. Lab coat. Not applicable. Safety glasses.
The information above is believed to be accurate and represents the best information currently available to us. However, we
make no warranty of merchantability or any other warranty, express or implied, with respect to such information, and we assume
no liability resulting from its use. Users should make their own investigations to determine the suitability of the information for
their particular purposes. In no event shall ScienceLab.com be liable for any claims, losses, or damages of any third party or for
lost profits or any special, indirect, incidental, consequential or exemplary damages, howsoever arising, even if ScienceLab.com
has been advised of the possibility of such damages.
p. 5