Terlambat : hari
LEMBAR PENUGASAN
Program *) : - TK.404 Lab. Operasi Teknik Kimia I
- TK.405 Lab. Operasi Teknik Kimia II
Percobaan No. 01
Nama Percobaan : Drying
Keterangan Tugas:
Catatan:
Catatan:
NIP. 198110042008122003
ABSTRAK
Polimer adalah makromolekul yang dibangun dari sejumlah besar molekul kecil
(monomer) yang saling berikatan. Molekul-molekul kecil yang saling berikatan satu
sama lain untuk membentuk polimer disebut dengan monomer, dan reaksi
penggabungan monomer disebut dengan polimerisasi. Percobaan ini bertujuan untuk
mempelajari salah satu teknik polimerisasi, yaitu polimerisasi kondesasi urea-
formaldehid dan mempelajaari reaksi polimerisasi serta pengaruh-pengaruh kondisi
operasi terhadap hasil reaksi polimerisasi. Aplikasi industri yang menggunakan
polimer formaldehid, yaitu adhesive untuk plywood, tekstil resin finishing, laminating
coating, molding dan sebagainya. Prosedur percobaannya ialah menyusun peralatan
sesuai sketsa gambar, memastikan peralatan bekerja sesuai dengan fungsinya. Lalu,
menyiapkan peralatan untuk menganalisa, menyediakan botok pencuplik untuk
cuplikan (sampel) yang diambil tiap waktu yang telah ditentukan. Menyiapkan bahan
yang diperlukan untuk reaksi jumlah bahan harus terlebih dahulu dilakukan dengan
tepat sesuai dengan produk yang diinginkan kemudian melakukan reaksi kondensasi,
kelangsungan reaksi diamati dengan mengambil cuplikan setiap selang waktu tertentu,
kemudian menentukan kadar formaldehid bebasnya secara titrasi, pada saat
formaldehid menunjukkan harga yang konstan maka reaksi dapat dihentikan. Pada
percobaan ini menggunakan variasi rasio F/U yaitu 1,96, 1,99, 2,02 dan 2,05 dan
diperoleh orde terbaik pada variasi rasio F/U=1,96 adalah orde 2 dengan R^2= 0,5274,
pada variasi 1,99 adalah orde 0 dengan R^2= 0,45, pada variasi 2,02 adalah orde 2
dengan R^2 =0,4163 dan pada variasi rasio F/U=2,05 adalah orde 2 dengan R^2=
0,2238. Kadar urea formaldehid terbaik pada orde 0 = 50,1 dan pada orde 2=0,27.
iii
DAFTAR ISI
iv
2.5 Formaldehida .................................................................................... 9
2.6 Faktor- factor yang Mempengaruhi Polimerisasi .............................. 11
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Jenis polimer polietilen yang banyak digunakan sebagai insulasi listrik, film
production, food box dan lain-lain. Banyak dari proses polimerisasi yang ada di
sekitar kita, dan contoh produknya pun sudah kita gunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka praktikum ini perlu
dilakukan untuk mengetahui teknik polimerisasi agar kita sebagai calon engineer
dapat mengembangkan potensi teknik polimerisasi contohnya seperti
pengembangan polimer yang ramah lingkungan.
2.1 Polimer
Polimer adalah molekul besar yang tersusun atas monomer-monomer
sederhana. Polimer berasal dari bahasa Yunani, yaitu poly yang berarti banyak,
dan mer yang berarti bagian. Polimer terbentuk dari monomer-monomer yang
terikat secara bersama, sehingga membentuk beberapa unit kimia yang berulang
secara terus menerus (Stevens, 2000).
Polimer adalah makromolekul yang dibangun dari sejumlah besar molekul kecil
(monomer) yang saling berikatan. Molekul-molekul kecil yang saling berikatan
satu sama lain untuk membentuk polimer disebut dengan monomer, dan reaksi
penggabungan monomer disebut dengan polimerisasi (Odian, 2004). Pada
polimer, monomer penyusunnya dapat berupa unit/molekul yang sama atau pun
berbeda jenis (Teraoka, 2002). Jumlah monomer penyusunnya dapat mencapai
ratusan, ribuan, puluhan ribu atau lebih dalam satu polimer. Massa molekular yang
diperlukan agar suatu senyawa dapat disebut sebagai polimer masih
diperdebatkan, kebanyakan ilmuwan membatasi lebih dari 5000 g/mol (Odian,
2004).
Polimer merupakan senyawa-senyawa yang tersuusn dari molekul sangat besar
yang terbentuk oleh penggabungan dari banyak molekul kecil. Molekul yang kecil
disebut monomer, dapat terdiri dari satu jenis maupun beberapa jenis. Polimer
adalah sebuah molekul panjang yang mengandung rantai-rantai atom yang
dipadukan melalui ikatan kovalen yang terbentuk melalui proses polimerisasi
dimana molekul monomer bereaksi bersama-sama secara kimiawi untuk
membentuk suatu rantai linear atau jaringan tiga dimensi dari rantai polimer.
Polimer didefinisikan sebagai makromolekul yang dibangun oleh pengulangan
4
kesatuan kimia yang kecil dan sederhana yang setara dengan monomer, yaitu
bahan pembuat polimer.
Sifat - sifat polimer yang karakteristik ini antara lain:
• Mudah diolah untuk berbagai macam produk pada suhu rendah dengan
biaya murah.
• Ringan, maksudnya rasio bobot/volumnya kecil.
• Tahan korosi dan kerusakan terhadap lingkungan yang agresif.
• Bersifat isolator yang baik terhadap panas dan listrik.
• Berguna untuk bahan komponen khusus karena sifatnya yang elastis dan
plastis.
• Berat molekulnya besar sehingga kestabilan dimensinya tinggi.
pelarut tetapi tidak sampai larut. Ketaklarutan ini dapat digunakan sebagai
kriteria dari struktur jaringan. Makin besar persen sambung-silang (cross-
links) makin kecil jumlah penggembungannya (swelling). Jika derajat
sambung silat cukup tinggi. Polimer dapat menjadi kaku, titik leleh tinggi,
padat yang tak dapat digembungkan, misalnya intan (diamond).
b). Kopolimer
Polimer yang terbentuk dari polimer yang terbentuk dari beberapa jenis
monomer yang berbeda. Kopolimer ini dibagi lagi atas empat kelompok
yaitu:
• Kopolimer acak
Dalam kopolimer acak, sejumlah kesatuan berulang yang berbeda
tersusun secara acak dalam rantai polimer.
• Kopolimer silang teratur
Dalam kopolimer silang teratur kesatuan berulang yang berbeda
berselang-seling secara teratur dalam rantai polimer.
• Kopolimer blok
Dalam kopolimer blok kelompok suatu kesatuan berulang berselang-
seling dengan kelompok kesatuan berulang lainnya dalam rantai
polimer.
• Kopolimer cabang
Yaitu kopolimer dengan cabang rantai utama terdiri dari satuan
berulang yang sejenis dan rantai cabang monomer yang sejenis.
2.3 Polimerisasi
Polimerisasi adalah suatu jenis reaksi kimia dimana monomer-monomer
bereaksi untuk membentuk rantai yang besar. Jenis reaksi yang monomernya
mengalami perubahan reaksi tergantung pada strukturnya. Suatu polimer adisi
memiliki atom yang sama seperti monomer dalam unit ulangnya, sedangkan
polimer kondensasi mengandung atom-atom yang lebih sedikit karena
terbentuknya produk sampingan selama berlangsungnya proses polimerisasi. Pada
polimerisasi kondensasi terjadi reaksi antar molekul yang mengandung antara dua
gugus fungsi atau lebih yang dapat bereaksi dan menghasilkan satu molekul besar
yang diikuti oleh penyingkiran molekul kecil misalnya air (Cowd,1991).
disertai dengan terbentuknya molekul kecil seperti H2O, NH3 atau HCl. Contoh
dari polimerisasi kondensasi ini adalah pembentukan protein dari asam amino.
2.5 Formaldehida
Urea formaldehida resin adakah hasil kondensasi urea dengan formaldehid.
Resin jenis ini termasuk dalam kelas resin thermosetting yang mempunyai sifat
tahan terhadap asam,basa,tidak dapat melarut dan tidak dapat meleleh. Polimer
thermoset dibuat dengan menggabungkan komponen-komponen yang bersifat
saling menguatkan sehingga dihasilkan polimer dengan derajat cross link yang
sangat tinggi.
a). Proses Pertamma adalah Reaksi metiolasi yaitu penggabungan urea dan
formaldehid membentuk monomer-monomer yang berupa monometilol dan
dimetil urea.
b). Proses kedua adalah penggabungan monomer yang terbentuk menjadi polimer
yang lurus dan menghasilkan dua uap air. Tahap ini disebut tahap kondensasi.
c). Proses ketiga adalah proses curing, dimana polimer membentuk jaringan tiga
dimensi dengan bantuan pemanasan dalam oven. Pada praktikum ini akan
dipelajari pengaruh beban rasio urea formaldehid pada pembentukan resin.
Untuk itu digunakan variasi perbandingan formaldehid dan urea (F/U). untuk
mempelajari kinetika reaksi, sebelum proses curing larutan resin urea-
formaldehid di deteksi konsentrasi jumlah formaldehid yang bebas.
dengan semakin rendah rasio U-f maka akan membuat formaldehid bebas lebih
sedikit diakhir reaksi yang berpengaruh pada semakin pendeknya rantai polimer
yang dihasilkan.
3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum polimerisasi adalah:
a) Agitator
b) Bulp
c) Buret
d) Erlenmeyer
e) Gelas ukur
f) Labu leher tiga
g) Lertas lakmus universal
h) Neraca analitik
i) Piknometer
j) Pipet volum
k) Spatula
l) Thermometer
m) Viscometer Ostwald
n) Waterbath
16
3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum polimerisasi:
a) Formaldehid / FormaliN 37%
b) Etanol
c) H2SO4
d) Indicator PP
e) Na2CO3
f) Na2SO4
g) NH3
h) Urea
U/F sedangkan variabel tetap terdiri dari, suhu operasi, konsentrasi H2SO4, volume
sampel, volume alkohol, volume Na2SO4, dan volume indikator pp
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
Polimer adalah makromolekul yang dibangun dari sejumlah besar molekul kecil
(monomer) yang saling berikatan. Molekul-molekul kecil yang saling berikatan
satu sama lain untuk membentuk polimer disebut dengan monomer, dan reaksi
penggabungan monomer disebut dengan polimerisasi (Odian, 2004). Pada
percobaan ini variasi yang digunakan adalah rasio F/U dengan variasi yaitu 1,96,
1,99, 2,02 dan 2,04. Bahan yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari
formalin dengan volume tetap yaitu 250 ml, urea dengan massa urea yang
mengikuti variasi yaitu pada variasi 1,96 massa urea yaitu 101,8444 g, variasi 1,99
massa urea yaitu 1,671817 g, variasi 2,02 massa urea yaitu 98,81931 g dan variasi
2,05 massa urea yaitu 97,37317 g, katalis yang digunakan adalah ammonia (NH3)
dengan massa katalis sebesar 5% dari massa total campuran, dan buffer yang
digunakan berupa natrium karbonat (Na2CO3) sebanyak 5% dari katalis yang
digunakan.
Prosedur percobaan pada praktikum ini diawali dengan menyiapkan alat dan
bahan, kemudian selanjutnya yaitu merangkai reactor dengan memasang labu
leher tiga kepada heandel dimana labu leher tiga berfungsi sebagai terbentuknya
reaksi kemudian memasang pengaduk pada lubang tengah labu leher tiga dan
memasang alat agitator dan memastikan alat pengaduk dengan alat agitator
terpasang dengan tegak lurus. Selanjutnya yaitu prosedur reaksi polimerisasi
dengan Langkah yang pertama yaitu menghitung kebutuhan bahan formaldehid,
urea, katalis dan buffer selanjutnya yaitu menambahkan formaldehid 250 ml,
katalis dan padatan buffer ke dalam labu ukur kemudian diaduk dengan alat
agitator pada kecepatan 400 rpm selama ± 5 menit hingga homogen kemudian
sampling dengan pipet ukur yang disebut sampel 0 selanjutnya menambahkan urea
kedalam campuran kemudian diaduk selama ± 5 menit. Langkah selanjutnya yaitu
20
sedikit, laju reaksi kimia tersebut akan tetap sama. Orde reaksi satu menunjukkan
bahwa laju reaksi hanya dipengaruhi oleh konsentrasi satu reaktan saja, meskipun
reaksi tersebut memiliki dua reaktan. Jika konsentrasi reaktannya bertambah
tinggi, maka laju reaksi kimianya akan lebih cepat. Adapun jika konsentrasi
reaktannya dikurangi, maka laju reaksinya akan berkurang atau menjadi lebih
lambat. Orde reaksi dua menunjukkan bahwa laju reaksi dipengaruhi oleh
konsentrasi kedua reaktannya (v = k [A] [B]). Orde reaksi dua juga dapat terjadi
pada reaksi kimia yang dipengaruhi kuadrat konsentrasi hanya satu reaktannya saja
(v = k [A]2 ). Jika bergantung pada kuadrat konsentrasi satu reaktan, laju reaksi
akan langsung naik sebanyak empat kali lipatnya. Penurunan ataupun 21 penaikan
konsentrasi reaktan akan menyebabkan menurunnya atau naiknya laju reaksi
secara eksponensial.
Dalam menentukan orde kita perlu mengetahui kadar formaldehid bebas
terlebih dahulu (cf). Pada percobaan ini kami mencari orde terbaik diantara orde
0, orde 1 dan orde 2, berikut ini adalah grafik orde 0, orde 1 dan orde 2 untuk
semua variasi:
7
y = -0,008x + 5,01 y = -0,012x + 4,41
6 R² = 0,5 R² = 0,45
Rasio F/U=1.96
3
Rasio F/U= 1.99
2
Rasio F/U= 2.02
1
Rasio F/U= 2.05
0
0 10 20 30 40 50 60 70 Linear (Rasio
F/U=1.96)
waktu (menit) Linear (Rasio F/U=
1.99)
1 Rasio F/U=1,99
0,8
Rasio F/U= 2,02
0,6
0,4 Raso F/U=2,05
0,2
Linear (Rasio F/U=
0 0.96)
0 10 20 30 40 50 60 70 Linear (Rasio
waktu (menit) F/U=1,99)
Untuk menentukan orde terbaik dari setiap variasi dapat dilihat dari grafik pada
nilai R^2 yang paling mendekati 1. Terdapat nilai K atau konstanta laju reaksi yang
menunjukan mudah atau tidaknya suatu reaksi dapat berlangsung. Dimana
semakin besar nilai k maka reaksi akan berlangsung semakin cepat.
Dari grafik yang dilahasilkan dapat diperoleh nilai K untuk masing- masing
orde yaitu:
23
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa nilai orde reaksi terbaik adalah orde
2 karena memiliki nilai R^2 paling mendekati 1 yaitu 0,5274 dan nilai K yang
didapat yaitu, k = 0,0004. Sehingga didapatkan persamaan laju reaksi yaitu:
𝑑𝑐𝑓
− = 0,0004. 𝑐𝑓
𝑑𝑡
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa niali orde reaksi terbaik adalah orde
0 karena memiliki nilai R^2 paling mendekati 1 yaitu 0,45 dan nilai K yang didapat
yaitu, k = -0,012. Sehingga didapatkan persamaan laju reaksi yaitu:
𝑑𝑐𝑓
− = −0,012. 𝑐𝑓
𝑑𝑡
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa nilai orde reaksi terbaik adalah orde
2 karena memiliki nilai R^2 paling mendekati 1 yaitu 0,4163 dan nilai K yang
didapat yaitu, k = 0,0005. Sehingga didapatkan persamaan laju reaksi yaitu:
𝑑𝑐𝑓
− = 0,0005. 𝑐𝑓
𝑑𝑡
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa nilai orde reaksi terbaik adalah orde
2 karena memiliki nilai R^2 paling mendekati 1 yaitu 0,2238dan nilai K yang
didapat yaitu, k = 0,0007. Sehingga didapatkan persamaan laju reaksi yaitu:
𝑑𝑐𝑓
− = −0,0007. 𝑐𝑓
𝑑𝑡
Dari data yang sudah diperoleh dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh orde
terhadap produk yang dihasilkan yaitu dimana semakin besar orde reaksi maka
menyebabkan kadar urea formaldehid semakin kecil hal ini disebabkan karena
volume blanko dan volume titrant yang dibutuhkan semakin sedikit dengan lama
waktu pengambilan sampel.
1180
1160
Densitas (kg/m3)
1140
Rasio F/U= 1.96
1120
Rasio F/U=1,99
1100
Rasio F/U= 2,02
1080
Raso F/U=2,05
1060
Linear (Rasio F/U=
1040
1.96)
0 1 2 3 4 5 6 7 Linear (Rasio
sampel F/U=1,99)
Dalam percobaan polimerisasi ini menggunakan 4 variasi rasio F/U yaitu 1,96
; 1,99 ; 2,02 dan 2,05. Berdasarkan teori dijelaskan bahwa semakin tinggi rasio molar
maka akan semakin rendah densitasnya. Hal ini disebabkan karena semakin besar rasio
molar F/U maka akan semakin rendah kadar formaldehida bebas pada resin, maka
semakin banyak cabang pada rantai polimer yang menyebabkan semakin kecilnya nilai
densitas polimer. Pada percobaan ini tidak sesuai dengan teori, karena rasio tertinggi
yaitu rasio 2,05 yang justru berada pada nilai densitas yang lebih besar dari rasio
dibawahnya. Sementara rasio 1,99 memiliki nilai densitas yang lebih kecil. Jika
disesuaikan dengan teori, seharusnya rasio dengan nilai tertinggi (2,05) akan memiliki
nilai densitas yang lebih rendah dari rasio lainnya. Hal ini dapat disebabkan karena data
massa yang diambil pada sampel tidak akurat dan cenderung tidak stabil. Selain itu,
lamanya waktu bereaksi dapat mempengaruhi densitas. Hal ini berkaitan dengan teori
semakin lama reaksi terjadi maka akan semakin tinggi nilai densitasnya.
5,00E-03
4,50E-03
4,00E-03
Viskositas (kg/m.s)
3,50E-03
Rasio F/U= 1.96
3,00E-03
2,50E-03 Rasio F/U=1,99
2,00E-03
Rasio F/U= 2,02
1,50E-03
1,00E-03 Raso F/U=2,05
5,00E-04
Linear (Rasio F/U=
0,00E+00
1.96)
0 1 2 3 4 5 6 7 Linear (Rasio
sampel F/U=1,99)
Dalam percobaan polimerisasi ini menggunakan 4 variasi rasio F/U yaitu 1,96
; 1,99 ; 2,02 dan 2,05. Berdasarkan teori bahwa semakin tinggi rasio molar F/U maka
viskositas resin UF yang diperoleh semakin kecil. Tingginya jumlah formaldehida
bebas dapat meningkatkan derajat percabangan molekul UF. Semakin banyak cabang
pada rantai polimer maka densitasnya akan semakin kecil. Semakin kecil densitas maka
viskositasnya juga akan semakin kecil.
Rasio 1,99 ; 2,02 dan 2,05 pada sampel 0 hingga 2 memiliki nilai viskositas
yang lebih rendah dari rasio 1,96 , namun pada saat sampel 3 hingga 6 justru mengalami
kenaikkan yang signifikan. Sementara pada rasio 1,96 pada sampel 0 hingga 2 memiliki
nilai viskositas yang lebih tinggi dari ketiga rasio lainnya dan pada sampel 3 mengalami
penurunan. Hal ini dapat disebabkan karena sampel yang terbaca waktunya tidak stabil.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berikut ini merupakan kesimpulan yang didapatkan pada percobaan polimerisasi,
yaitu:
1. Reaksi urea formaldehid terjadi karena adanya pencampuran antara formalin
dan urea
2. Pada variasi F/U =1,96 diperoleh orde terbaik pada orde 2 dengan nilai R^2
0,527. Pada variasi F/U= 1,99 diperoleh orde terbaik pada orde 0 dengan nilai
R^2= 0,45, pada variasi F/U = 2,02 diperoleh orde terbaik pada orde 2 dengan
nilai R^2=0,4163. dan pada variasi F/U= 2,05 diperoleh orde terbaik pada orde
2 dengan nilai R^2= 0,2238, Kadar urea formaldehid terbaik pada orde 0 =
50,1 dan pada orde 2=0,27.
3. Densitas Urea-Formaldehid yang terbentuk pada F/U 1,96 adalah 1148 kg/m3,
pada variasi F/U 1,99 sebesar 1136 kg/m3, pada F/U 2,02 adalah 1144 kg/m3
dan pada F/U 2,05 yaitu 1152 kg/m3.
4. Viskositas urea formaldehid yang merupakan hasil terbaik adalah pada saat
F/U=1.96 dengan nilai viskositas 0.00295 kg/m.s.
5.2 Saran
Berikut ini saran yang dapat diberikan untuk percobaan polimerisasi berikutnya:
1. Lebih teliti saat melakukan pengambilan data agar data perhitungan tidak
terjadi kekeliruan
2. Memastikan alat yang digunakan memiliki keakuratan yang tinggi agar data
actual dan teori yang dihasilkan baik
3. Dapat dilakukan lebih banyak variasi agar pada praktikum selanjutnya bisa
lebih baik lagi
DAFTAR PUSTAKA
5. Penentuan Densitas
Sampel :1
t (waktu) : 0 menit
Volume H2SO4 blangko : 0,25 ml
Volume H2SO4 titrant : 5,45 ml
Massa pikno+sampel : 54,4 gr
Masssa sampel : 28,5 gr
Volume pikno : 25 ml
Densitas
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜
𝜌= 𝑥1000
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
25
𝜌= 𝑥1000
28,5
𝜌 = 1140 𝑘𝑔/𝑚3
6. Penentuan Viskositas
t rata-rata : 0,25 s
k viscometer : 9,90E-06 m2/s2
Viskositas Kinematik
µk = t . k = 0,25 s . 9,90E-06 m2/s2 = 2,48E-06 m2/s
Viskositas Absolut
µ = ρ . µk = 1140 kg/m3 . 2,48E-06 = 2,82E-03 kg/m.s
BLANGKO PERCOBAAN POLIMERISASI
Penentuan Jumlah Formaldehid Data Viskometer Ostwald dan Piknometer Kelompok= 12A
V formalin = 250 mL k viskometer = 9.90E-06 m2/s2 Reno Rizky Ramadhan (3335180090)
Anggota=
ρ formalin = 1.079 g/mL V piknometer = 25 mL Eva Zulvani (3335180024)
m larutan folmalin = 269.75 g m piknometer = 25.9 gr Asisten= Annisa Rizqia
kadar formaldehid = 37 %
m formaldehid = 99.8075 g
mol formaldehid = 3.326917 mol
VARIASI 1
Katalis : Amonia
Rasio F/U = 1.96 Penentuan Jumlah Katalis dan Buffer
m total campuran = 371.5944 g
Penentuan Jumlah Urea m katalis = 18.57972 g
mol urea = 1.697406 mol m buffer = 0.928986 g
m urea = 101.8444 g m katalis yang digunakan = 88.47485 g
V katalis = 94.72682 mL
V H2SO4
Densitas Viskositas Rasio F/U
Blangko Titran
Sampel t (menit) m
m sampel
V1 V2 V avg V1 V2 V avg sampel + t1 (s) t2 (s) t avg
(g)
pikno (g)
0 0 0.3 0.2 0.25 16 16.9 16.45 52.9 27 0.18 0.22 0.2
1 0 0.3 0.2 0.25 6.1 4.8 5.45 54.4 28.5 0.26 0.24 0.25
1.96
2 0 0.3 0.1 0.2 1.7 2 1.85 54.4 28.5 0.24 0.34 0.29
3 15 0.1 0.1 0.1 1.5 1.9 1.7 54.5 28.6 0.28 0.3 0.29
4 30 0.1 0 0.05 1.6 1.9 1.75 54.5 28.6 0.21 0.31 0.26
5 45 0 0 0 1.5 1.5 1.5 54.6 28.7 0.22 0.26 0.24
6 60 0 0 0 1.5 1.5 1.5 54.6 28.7 0.28 0.24 0.26
VARIASI 2
Katalis : Amonia
Rasio F/U = 1.99 Penentuan Jumlah Katalis dan Buffer
m total campuran = 370.059 g
Penentuan Jumlah Urea m katalis = 18.50295 g
mol urea = 1.671817 mol m buffer = 0.925148 g
m urea = 100.309 g m katalis yang digunakan = 88.1093 g
V katalis = 94.33544 mL
V H2SO4
Densitas Viskositas Rasio F/U
Blangko Titran
Sampel t (menit) m
m sampel
V1 V2 V avg V1 V2 V avg sampel + t1 (s) t2 (s) t avg
(g)
pikno (g)
0 0 0.3 0.3 0.3 14.2 14.9 14.55 52.4 26.5 0.19 0.17 0.18
1 0 0.3 0.1 0.2 4.5 2.5 3.5 54.1 28.2 0.24 0.2 0.22
1.99
2 0 0.2 0.1 0.15 1.5 1.9 1.7 54.2 28.3 0.29 0.21 0.25
3 15 0.2 0.3 0.25 1.4 1.6 1.5 54.3 28.4 0.33 0.31 0.32
4 30 0.1 0.1 0.1 1.4 1.7 1.55 54.3 28.4 0.31 0.31 0.31
5 45 0.05 0.1 0.075 1.55 1.1 1.325 54.3 28.4 0.34 0.31 0.325
6 60 0 0 0 1 1.5 1.25 54.3 28.4 0.4 0.36 0.38
VARIASI 3
Katalis : Amonia
Rasio F/U = 2.02 Penentuan Jumlah Katalis dan Buffer
m total campuran = 368.5693 g
Penentuan Jumlah Urea m katalis = 18.42847 g
mol urea = 1.646988 mol m buffer = 0.921423 g
m urea = 98.81931 g m katalis yang digunakan = 87.7546 g
V katalis = 93.95567 mL
V H2SO4
Densitas Viskositas Rasio F/U
Blangko Titran
Sampel t (menit) m
m sampel
V1 V2 V avg V1 V2 V avg sampel + t1 (s) t2 (s) t avg
(g)
pikno (g)
0 0 1.2 0.3 0.75 16.1 19.6 17.85 52.9 27 0.19 0.21 0.2
1 0 0.1 0.2 0.15 8.1 6.3 7.2 54.2 28.3 0.2 0.19 0.195
2.02
2 0 0.3 0.2 0.25 2.3 2.1 2.2 54.3 28.4 0.26 0.22 0.24
3 15 0.3 0.25 0.275 2 2.95 2.475 54.3 28.4 0.24 0.26 0.25
4 30 0.3 0.2 0.25 1.8 2.2 2 54.5 28.6 0.26 0.29 0.275
5 45 0.1 0.05 0.075 1.8 1.75 1.775 54.5 28.6 0.27 0.31 0.29
6 60 0.2 0.1 0.15 1.9 2 1.95 54.5 28.6 0.27 0.32 0.295
VARIASI 4
Katalis : Amonia
Rasio F/U = 2.05 Penentuan Jumlah Katalis dan Buffer
m total campuran = 367.1232 g
Penentuan Jumlah Urea m katalis = 18.35616 g
mol urea = 1.622886 mol m buffer = 0.917808 g
m urea = 97.37317 g m katalis yang digunakan = 87.41028 g
V katalis = 93.58702 mL
V H2SO4
Densitas Viskositas Rasio F/U
Blangko Titran
Sampel t (menit) m
m sampel
V1 V2 V avg V1 V2 V avg sampel + t1 (s) t2 (s) t avg
(g)
pikno (g)
0 0 0.1 0.3 0.2 16.2 17.6 16.9 53 27.1 0.19 0.2 0.195
1 0 0.4 0.5 0.45 5.9 4 4.95 54.2 28.3 0.19 0.23 0.21
2.05
2 0 0.1 0.2 0.15 1.8 1 1.4 54.6 28.7 0.24 0.24 0.24
3 15 0.1 0.2 0.15 2 2.1 2.05 54.7 28.8 0.26 0.24 0.25
4 30 0.1 0.1 0.1 1.8 1.8 1.8 54.7 28.8 0.26 0.26 0.26
5 45 0.1 0.1 0.1 1.8 1.7 1.75 54.7 28.8 0.27 0.31 0.29
6 60 0 0 0 1.6 1.7 1.65 54.7 28.8 0.29 0.32 0.305
PERHITUNGAN POLIMERISASI 12A
V H2SO4
Massa Viskositas Viskositas Viskositas
Blangko Titrant Densitas
Sampel t (menit) Kinematis Absolut Cf lnCf 1/Cf
m sampel + (kg/m3)
V avg V avg m sampel (g) t1 (s) t2 (s) t avg (m2/s) (kg/m.s)
pikno (g)
0 0 0.25 16.45 52.9 27 1080 0.18 0.22 0.2 1.98E-06 2.14E-03 48.6 3.883624 0.020576
1 0 0.25 5.45 54.4 28.5 1140 0.26 0.24 0.25 2.48E-06 2.82E-03 15.6 2.747271 0.064103
2 0 0.2 1.85 54.4 28.5 1140 0.24 0.34 0.29 2.87E-06 3.27E-03 4.95 1.599388 0.20202
3 15 0.1 1.7 54.5 28.6 1144 0.28 0.3 0.29 2.87E-06 3.28E-03 4.8 1.568616 0.208333
4 30 0.05 1.75 54.5 28.6 1144 0.21 0.31 0.26 2.57E-06 2.94E-03 5.1 1.629241 0.196078
5 45 0 1.5 54.6 28.7 1148 0.22 0.26 0.24 2.38E-06 2.73E-03 4.5 1.504077 0.222222
6 60 0 1.5 54.6 28.7 1148 0.28 0.24 0.26 2.57E-06 2.95E-03 4.5 1.504077 0.222222
V H2SO4
Massa Viskositas Viskositas Viskositas
Blangko Titrant Densitas
Sampel t (menit) Kinematis Absolut Cf lnCf 1/Cf
m sampel + (kg/m3)
V avg V avg m sampel (g) t1 (s) t2 (s) t avg (m2/s) (kg/m.s)
pikno (g)
0 0 0.3 14.55 52.4 26.5 1060 0.19 0.17 0.18 1.78E-06 1.89E-03 42.75 3.755369 0.023392
1 0 0.2 3.5 54.1 28.2 1128 0.24 0.2 0.22 2.18E-06 2.46E-03 9.9 2.292535 0.10101
2 0 0.15 1.7 54.2 28.3 1132 0.29 0.21 0.25 2.48E-06 2.80E-03 4.65 1.536867 0.215054
3 15 0.25 1.5 54.3 28.4 1136 0.33 0.31 0.32 3.17E-06 3.60E-03 3.75 1.321756 0.266667
4 30 0.1 1.55 54.3 28.4 1136 0.31 0.31 0.31 3.07E-06 3.49E-03 4.35 1.470176 0.229885
5 45 0.075 1.325 54.3 28.4 1136 0.34 0.31 0.325 3.22E-06 3.66E-03 3.75 1.321756 0.266667
6 60 0 1.25 54.3 28.4 1136 0.4 0.36 0.38 3.76E-06 4.27E-03 3.75 1.321756 0.266667
V H2SO4
Massa Viskositas Viskositas Viskositas
Blangko Titrant Densitas
Sampel t (menit) Kinematis Absolut Cf lnCf 1/Cf
m sampel + (kg/m3)
V avg V avg m sampel (g) t1 (s) t2 (s) t avg (m2/s) (kg/m.s)
pikno (g)
0 0 0.75 17.85 52.9 27 1080 0.19 0.17 0.18 1.78E-06 1.92E-03 51.3 3.937691 0.019493
1 0 0.15 7.2 54.2 28.3 1132 0.24 0.2 0.22 2.18E-06 2.47E-03 21.15 3.05164 0.047281
2 0 0.25 2.2 54.3 28.4 1136 0.29 0.21 0.25 2.48E-06 2.81E-03 5.85 1.766442 0.17094
3 15 0.275 2.475 54.3 28.4 1136 0.33 0.31 0.32 3.17E-06 3.60E-03 6.6 1.88707 0.151515
4 30 0.25 2 54.5 28.6 1144 0.31 0.31 0.31 3.07E-06 3.51E-03 5.25 1.658228 0.190476
5 45 0.075 1.775 54.5 28.6 1144 0.34 0.31 0.325 3.22E-06 3.68E-03 5.1 1.629241 0.196078
6 60 0.15 1.95 54.5 28.6 1144 0.4 0.36 0.38 3.76E-06 4.30E-03 5.4 1.686399 0.185185
V H2SO4
Massa Viskositas Viskositas Viskositas
Blangko Titrant Densitas
Sampel t (menit) Kinematis Absolut Cf lnCf 1/Cf
m sampel + (kg/m3)
V avg V avg m sampel (g) t1 (s) t2 (s) t avg (m2/s) (kg/m.s)
pikno (g)
0 0 0.2 16.9 53 27.1 1084 0.19 0.17 0.18 1.78E-06 1.93E-03 50.1 3.914021 0.01996
1 0 0.45 4.95 54.2 28.3 1132 0.24 0.2 0.22 2.18E-06 2.47E-03 13.5 2.60269 0.074074
2 0 0.15 1.4 54.6 28.7 1148 0.29 0.21 0.25 2.48E-06 2.84E-03 3.75 1.321756 0.266667
3 15 0.15 2.05 54.7 28.8 1152 0.33 0.31 0.32 3.17E-06 3.65E-03 5.7 1.740466 0.175439
4 30 0.1 1.8 54.7 28.8 1152 0.31 0.31 0.31 3.07E-06 3.54E-03 5.1 1.629241 0.196078
5 45 0.1 1.75 54.7 28.8 1152 0.34 0.31 0.325 3.22E-06 3.71E-03 4.95 1.599388 0.20202
6 60 0 1.65 54.7 28.8 1152 0.4 0.36 0.38 3.76E-06 4.33E-03 4.95 1.599388 0.20202
B. Tugas Khusus
1. Jelaskan tahapan polimerisasi adisi
Jawab :
Pada reaksi polimerisasi ini, monomernya merupakan senyawa alkena,
yaitu hidrokarbon tak jenuh yang berikatan rangkap dua. Reaksi
polimerisasi adisi dari alkena membentuk polialkena. Adapun tahapan
reaksi polimerisasi adisi adalah sebagai berikut:
1) Iniasiasi pembentukan pusat aktif hasil peruraian suat inisiator.
Peruraian suatu inisiator dapat dilakukan menggunakan panas, sinar
uv, dan sinar gamma (radiasi).
2) Propagasi (perambatan) tahapan dimana pusat aktif bereaksi dengan
monomer secara adisi kontinyu (berlanjut).
3) Terminasi (pengakhiran) tahapan dimana pusat aktif dinonaktifkan
pada tahap akhir. Penoktifan ini dapat dilakukan dengan
menggandengkan radikal dan disporposionasi yang melibatkan
transfer suatu atom dari satu ujung rantai ke ujung rantai lainnya
Abstract
The function of urea encapsulation is to control its release in water, thus increasing effectiveness of using
urea and reducing environmental pollution. Microcapsule shell is formed directly on the surface of urea particles
called in-situ polymerization. This research aimed to study the kinetics of the polymerization reaction of urea
and acetaldehyde in the urea encapsulation process.
Urea and acetaldehyde in the ratio of 1:1.2 mol/mol were placed in an erlenmeyer equipped with a
thermometer and cooler. The reaction was run for 2 hours in erlenmeyer and sample was taken every 20 minutes.
The amount of remaining acetaldehyde was determined by sodium sulfite method and grain size was measured
by optical microscope and image pro software. Variables investigated were reaction temperatures (5 - 15°C),
particle sizes (14, 18, and 25 mesh), and pH (2 - 4). Reaction rate and diffusivity constants were determined
through fitting the experimental data and proposed model.
The results showed that the higher temperature and grain size, the higher conversion was. Lower pH (more
acid) provides higher conversion but urea particle was seen slightly swelling during the reaction, and also
slightly sticky. Addition reaction was much faster than condensation reaction. The proposed reaction kinetics
model fitted reasonably well to the experimental data. The process was best conducted at 15°C, 14 mesh, pH 4
and 120 minutes time of reaction which result in 63.38% conversion. Polymer product of urea-acetaldehyde
obtained at this condition was slightly harder than that at other conditions.
Abstrak
Untuk meningkatkan efektivitas penggunaan urea dan mengurangi pencemaran lingkungan, perlu dilakukan
enkapsulasi urea sehingga pelepasan urea dalam air dapat dikontrol. Dinding kapsul terbentuk langsung di
permukaan partikel urea yang disebut in situ polimerisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kinetika
reaksi polimerisasi urea dan asetaldehid dalam proses enkapsulasi urea.
Urea dan asetaldehid dengan perbandingan 1:1,2 mol/mol dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang dilengkapi
dengan termometer dan pendingin. Reaksi dijalankan di dalam erlenmeyer selama 2 jam dan contoh diambil
setiap 20 menit untuk dianalisis asetaldehid sisa dengan metode sodium sulfit dan ukuran butiran diukur dengan
mikroskop optik dan menggunakan software image pro. Variabel yang dipelajari adalah suhu reaksi (5-15°C),
ukuran butir urea (14, 18, dan 25 mesh), dan pH (2, 3, 4). Konstanta kecepatan reaksi dan koefisien difusivitas
ditentukan dengan optimasi antara model dengan data penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu dan ukuran butir, semakin tinggi konversi yang
dihasilkan. Semakin rendah pH (semakin asam) memberikan konversi yang semakin tinggi akan tetapi butiran
hasil sedikit mengembang dan lengket. Model kinetika reaksi yang diajukan sesuai dengan data pengamatan.
Reaksi adisi berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan reaksi kondensasi. Kondisi reaksi yang cukup baik
terjadi pada suhu reaksi 15°C, pH 4, ukuran butir 14 mesh dan waktu 120 menit dengan konversi sebesar
63,38%. Pada kondisi ini, produk polimer yang dihasilkan lebih keras dibandingkan dengan kondisi yang
lainnya.
monoetilol yang terbentuk semakin banyak dan menurun (terhambat) sehingga konversinya
reaksi kondensasi (nilai k2) berlangsung sangat rendah pada akhir reaksi (100-120 menit).
lambat yang mengakibatkan konversi lebih kecil Tabel 2 menunjukkan koefisien difusivitas
(polimer belum banyak terbentuk) dibandingkan (DA dan DH+) semakin besar dengan besarnya
pada suhu 15°C. ukuran partikel urea. Hal ini disebabkan karena
belum banyak polimer yang terbentuk sehingga
Tabel 1. Nilai parameter proses hasil simulasi pada tidak menghambat difusivitas asetaldehid dan ion
berbagai suhu reaksi (pH = 4, ukuran butir = hidrogen ke permukaan butir. Dari Tabel 2 juga
14 mesh, R = 1:1,2)
ditunjukkan k1 lebih besar dari k2 sehingga dapat
Suhu (°C)
Konstanta 5 10 15
dikatakan bahwa reaksi adisi berlangsung lebih
DA (cm2/min) 9.07 x 10-7 9.66 x 10-7 1.75 x 10-5 cepat dari reaksi kondensasi, sehingga polimer
k1 (mL/mmol/min) 242.7 217.4 6.97 yang dihasilkan cenderung lengket dan memiliki
k2 (mL/mmol/min) 2.81x 10-3 8.92 x 10-3 3.04 x 10-2 berat molekul yang rendah.
k3 (mL/mmol/min) 3.09 x 10-4 6.06 x 10-4 8.31 x 10-3
DH+ (cm2/min) 3.18 x 10-6 7.24 x 10-6 5.95 x 10-5
Pengaruh pH
SSE 0.00038 0.00024 0.00863
Gambar 5 menunjukkan bahwa konversi
Nilai k1, k2, dan k3 dinyatakan dalam bentuk semakin meningkat dengan turunnya pH. Reaksi
persamaan Arrhenius sebagai berikut. adisi meningkat dan reaksi kondensasi berjalan
sangat cepat pada keadaan asam. Turunnya pH
k1 = 5,63 x 10-7 exp ( ) mL/(mmol.min) (14) disebabkan penambahan H2SO4 yang berfungsi
sebagai katalis. Katalis asam inilah yang
k2 = 1,72 x 1027 exp ( ) mL/(mmol.min) (15) berfungsi untuk mempercepat reaksi dengan
menurunkan energi aktivasi (Chang, 2005)
k3 = 2,33 x 1037 exp ( ) mL/(mmol.min) (16)
Tabel 3 menunjukkan bahwa semakin tinggi
konsentrasi ion H+ (pH semakin rendah),
Nilai E yang dihasilkan pada k1, k2, dan k3 kecepatan reaksi kondensasi akan semakin cepat
adalah -455, 1570, dan 2150 mL.atm/mmol. Nilai sehingga nilai k2 semakin besar. Reaksi
E pada k1 (reaksi adisi) relatif lebih rendah bila kondensasi inilah yang membuat rantai urea-
dibandingkan dengan nilai tenaga pengaktif pada asetaldehid menjadi panjang. Hal ini
k2 dan k3 (reaksi kondensasi). Jika dibandingkan membuktikan kebenaran teori Schildknecht
dengan tenaga pengaktif yang sebesar 10000 (1956) yang menyatakan bahwa reaksi
cal/mol atau 413,223 mL. atm/mmol (Rochmadi kondensasi berlangsung baik pada kondisi asam.
dan Hasokowati, 2004), tenaga pengaktif pada Tabel 3 juga menunjukkan bahwa koefisien
reaksi adisi jauh lebih kecil, gejala ini difusivitas asetaldehid (DA) menurun dengan
menunjukkan bahwa transfer massa ikut turunnya pH. Hal ini disebabkan karena pada pH
berpengaruh dalam reaksi adisi. yang rendah menghasilkan polimer yang lebih
banyak sehingga difusivitas asetaldehid ke butir
Pengaruh Ukuran Butir Urea urea menjadi terhambat. Sedangkan koefisien
Gambar 4 menunjukkan konversi asetaldehid difusivitas ion hidrogen (DH+) tidak terlalu
yang meningkat dengan kecilnya ukuran butir terpengaruh dengan turunnya pH. Hal ini dapat
tetapi pada waktu 100-120 menit konversi dilihat dari nilai koefisien difusivitas ion
asetaldehid menurun. Hal ini berhubungan hidrogen yang cenderung stabil.
dengan luas bidang kontak per satuan volume Persamaan empiris untuk menggambarkan
urea dengan asetaldehid. Ukuran partikel yang hubungan konstanta k1, k2 dan k3
semakin kecil mempunyai luas kontak antara (mL/(mmol.menit)) dengan pH disajikan sebagai
urea dan asetaldehid yang semakin besar berikut.
sehingga jumlah asetaldehid yang bereaksi lebih k1 = 45,422 e-0,471.pH mL/(mmol.menit) (17)
banyak, produk etilol urea dan polimer lebih -0,737 pH
banyak terbentuk. Tetapi semakin banyak k2 = 0,737 e . mL/(mmol.menit) (18)
polimer yang terbentuk dipermukaan butir, k3 = 0,017 e-0,170.pH mL/(mmol.menit) (19)
difusivitas asetaldehid masuk ke butiran terlihat
41 Jurnal Rekayasa Proses, Vol. 6, No. 2, 2012
0,7
data, 5⁰C
0,6 data, 10⁰C
Konversi, XA (bagian)
data, 15⁰C
0,5
simulasi, 5 ⁰C
simulasi, 10 ⁰C
0,4
simulasi 15
0,3
0,2
0,1
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130
waktu, t (menit)
Gambar 3. Hubungan konversi dengan waktu reaksi pada pelbagai suhu
0,7
0,6
Konversi, XA (bagian)
0,5
0,4
data,14 mesh
0,3 data,18 mesh
data,25 mesh
0,2 simulasi, 18 mesh
simulasi, 25 mesh
0,1 simulasi 14 mesh
Log. (simulasi 14 mesh)
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130
waktu, t
Gambar 4. Hubungan konversi(menit)
dengan waktu pada pelbagai ukuran butir urea
0,8
0,7
0,6
Konversi, XA (bagian)
0,5 data,pH = 2
0,4 data,pH = 3
0,3 data,pH = 4
simulasi, pH 3
0,2
simulasi, pH 2
0,1
simulasi, pH 4
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130
waktu, t (menit)
Gambar 5. Hubungan konversi dan waktu pada pelbagai pH.
Tabel 2. Nilai parameter proses hasil simulasi pada Tabel 3. Nilai parameter proses hasil Simulasi dan Data
variasi ukuran butir (T = 15°C, pH = 4, R= Pada Variasi pH (T = 15°C, ukuran butir = 14
1:1,2) mesh, R= 1:1,2)
Ukuran Butir (mesh) pH
Konstanta 14 18 25 Konstanta pH 2 pH 3 pH 4
DA (cm2/min) 1.75 x 10-5 2.36 x 10-6 1.24x 10-6 DA (cm2/min) 2.69 x 10-6 3.89 x 10-6 1.75 x 10-5
k1 (mL/mmol/min) 6.97 11.35 97.67 k1 (mL/mmol/min) 17.92 10.74 6.97
k2 (mL/mmol/min) 3.04x 10-2 1.28 x 10-2 3.24 x 10-3 k2(mL/mmol/min) 0.133 0.129 3.04 x 10-2
k3 (mL/mmol/min) 8.31 x 10-3 1.23 x 10-3 4.70 x 10-5 k3 (mL/mmol/min) 1.17 x 10-2 1.03 x 10-2 8.31 x 10-3
DH+ (cm2/min) 5.95 x 10-5 3.39 x 10-5 4.45 x 10-6 DH+ (cm2/min) 7.06 x 10-5 6.53 x 10-5 5.95 x 10-5
SSE 0.00863 0.01088 0.01061 SSE 0.00475 0.01356 0.00863
Jurnal Rekayasa Proses, Vol. 6, No. 2, 2012 42
Abstract : urea-formaldehyde fl!adion is a step reaction, the first step is formation methylol from an
addition reaction of urea-formaldehyde. The second step is polymerization methylol forms three
dimensional networks structure. This research studied the effect of temperature and concentration of
acid catalyst upon rate constant. :
Experiment was carried out in a stirred batch reactor equipped with water bath. The mo/ ratio
•
urea formaldehyde
: Sample was taken at certain time to determine
was 1:2. the rest of formaldehyde
concentration. The effect of temperature was investigated at pH 5 with temperature range 50 "C 80 -
"C. The effect of acid catalyst was investigated at temperature 60 'C with pH range 3 6. -
It is concluded that the model proposed was appropriate for the urea-formaldehyde reactions.
The effect of temperature reaction and concentration acid catalyst upon rate constant was expressed
in overall equation,
expl. T ) .
k2 = 1,609 48;6)-10·0.24.3rH
exp(-
Keywords : step reaction, urea-formaldehyde, kinetics
Korespondensi penulis :
yc.danarto@lycos.com
6 .
DaaarTeori
Reaksi urea-formaldehid terjadi pada
larutan ideal dan merupakan reaksi bertahap
antar gugus aktif. Reaksinya dapat dituliskan
sebagai berikut,
CH20 + N-H ? N-CH20H
...... (1) Keterangan gambar :
N-CH20H + N-H ? N-CH2 -N 1. water bath
...... (2) 2. labu leher tiga
Reaksi-reaksi di atas dapat disederhanakan 3. pengaduk
sebagai berikut : 4. pendingin bola
A+ B 1ci
R 5. termometer
> (3)
6.
.......
pemanas listrik
R+B 1c2>S (4) 7.
........ motor pengaduk
Persamaan-persamaan kecepatan reaksinya 8. regulator
sebagai berikut :
tertentu
dijaga konstan dan tiap selang waktu
sample diambil dan dianalisi untuk
Dengan menggunakan persamaan ditent!,lkan kadar formaldehid sisa dengan
(5),(6), dan (8) maka konstanta kecepatan hydroxy/amine test ( D' Alelio, 1948).
reaksi k1 dan k2 dapat diperoleh dengan Percobaan dilakukan pada pH konstan
optimasi Hooke-Jeeves. 5 dengan variasi suhu dari 50°C sampai 80°C
rrr ( 1/K)
Pada tabel di atas terlihat bahwa
makin tinggi suhu reaksi maka nilai konstanta
Gambar 2. Hubungan In k1 dan In k2 dengan
kecepatan reaksi k1 dan k2 juga makin besar
1/T
karena makin tinggi suhu reaksi maka gerakan
molekul-molekul pereaksi juga makin cepat
sehingga kemungkinan terjadinya reaksi juga
2. Pengaruh pH ( konsentrasi katalis )
makin besar. Dari tabel juga terlihat bahwa
nilai k2 lebih besar dari nilai k1, ini
menunjukkan bahwa reaksi pembentukan
polimer dari metilol lebih cepat daripada reaksi
pembentukan metilol dengan demikian reaksi
polimerisasi secara keseluruhan sangat
dipengaruhi oleh reaksi pembentukkan metilol.
Hubungan konstanta kecepatan reaksi
dengan suhu reaksi mengikuti persamaan
Arrhenius,
Pada tabel 2 terlihat bahwa makin
kt= 1,779.10-1 ex{-17;2) (9) tinggi konsentrasi
turun) maka nilai
katalis
konstanta
asam ( pH makin
kecepatan reaksi
k, = 3,6056 exp(-
l?O) (10)
k1 dan k2 makin
konsentrasi
penurunan
besar
katalis
energi aktivasi
karena
akan
makin tinggi
menyebabkan
yang makin besar
dengan penyimpangan rerata 2, 18% dan
pufa.
1,75%.
Hubungan k1 dan k2 dengan pH dapat
Energi
aktivasi untuk k1 adalah dinyatakan dengan oersamaan berikut,
14.732,4 J/mol dan untuk k2 adalah 10.641,9 k1 0,0403. 10 -0,32'rpH
=
(11)
J/mol. Dari nilai energi aktivasi masing-masing k2 1,3810. 10 -0,242 pH
=
(12)
reaksi terlihat bahwa reaksi pembentukan dengan penyimpangan rerata 3, 76% dan
polimer lebih mudah terjadi daripada reaksi
15,63%.
pembentukan metilof. Hubungan antara log k1 dan log k2
Hubungan In k1 dan In k2 dengan 1/T
dengan pH dapat dilihat pada gambar 3.
dapat dilihat pada gambar 2.
-1 (9&kll)
Ca : konsentrasi gugus hidrogen dalam amin
-1.5
,a, (gek/l)
J -2 Ceo: konsentrasi gugus hidrogen dalam amin
-2.5 mula-mula (gex/1.)
-3 CR : konsentrasi metilol(gek/L)
k1 konstanta kecepatan reaksi adisi
-3.5
•
(Ugek.mnt)
?-'--?????????--'
k2 : konstanta kecepatan reaksi kondensasi
pH (Ugek.mnt)
T : suhu reaksi (°C)
Gambar 3. Hubungan log k1 dan log k2 dengan
Daftar Pustaka
pH
[1] D' Alelio, G.F., Experimental
11
Plastic and
Apabila pengaruh suhu reaksi dan Synthetic Resins 11, 3rc1,John Willey &
konsentrasi katalis asam {pH) terhadap nilai Sons, Inc., NewYork, pp. 1-170, 1948
konstanta kecepatan reaksik1 dan k2 digabung (2) Griffin.RC., Technical
11
Methods of
maka persamaan gabungannya sebagai Analysis 11, 2nd, Mc Graw-Hill Book
berikut, Company, Inc., NewYork, pp. 87-94, 1927
[3) Kirk and Othmer, Encyclopedia of
"
k, = 5,66.10-2 Bi ).10-0,mpH
ex{- 72
Chemical Technology",
Sons, Inc., New York, pp. 442-447,
3rd,John Willey
1978
&
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Reaksi polimerisasi urea-fonnaldehid
dapat dijelaskan dengan
menggunakan model di atas.
2. Pengaruh suhu reaksi terhadap nilai
konstanta kecepatan reaksi k1 dan k2
mengikuti persamaan Arrhenius
sedang pengaruh pH terhadap nilai k1
dan k2 dapat dinyatakan dengan
persamaan empiris .
..
3. Suhu reaksi dan konsentrasi
katalisator asam sangat berpengaruh
terhadap polimerisasi urea-
formaldehid.
Saran
Penelitian di atas hanya dicoba
dengan menggunakan katalis asam saja,
untuk pengembangan lebih lanjut dapat dicoba
menggunakan katalis basa.
Abstract : urea-formaldehyde fl!adion is a step reaction, the first step is formation methylol from an
addition reaction of urea-formaldehyde. The second step is polymerization methylol forms three
dimensional networks structure. This research studied the effect of temperature and concentration of
acid catalyst upon rate constant. :
Experiment was carried out in a stirred batch reactor equipped with water bath. The mo/ ratio
•
urea formaldehyde
: Sample was taken at certain time to determine
was 1:2. the rest of formaldehyde
concentration. The effect of temperature was investigated at pH 5 with temperature range 50 "C 80 -
"C. The effect of acid catalyst was investigated at temperature 60 'C with pH range 3 6. -
It is concluded that the model proposed was appropriate for the urea-formaldehyde reactions.
The effect of temperature reaction and concentration acid catalyst upon rate constant was expressed
in overall equation,
expl. T ) .
k2 = 1,609 48;6)-10·0.24.3rH
exp(-
Keywords : step reaction, urea-formaldehyde, kinetics
Korespondensi penulis :
yc.danarto@lycos.com
6 .
DaaarTeori
Reaksi urea-formaldehid terjadi pada
larutan ideal dan merupakan reaksi bertahap
antar gugus aktif. Reaksinya dapat dituliskan
sebagai berikut,
CH20 + N-H ? N-CH20H
...... (1) Keterangan gambar :
N-CH20H + N-H ? N-CH2 -N 1. water bath
...... (2) 2. labu leher tiga
Reaksi-reaksi di atas dapat disederhanakan 3. pengaduk
sebagai berikut : 4. pendingin bola
A+ B 1ci
R 5. termometer
> (3)
6.
.......
pemanas listrik
R+B 1c2>S (4) 7.
........ motor pengaduk
Persamaan-persamaan kecepatan reaksinya 8. regulator
sebagai berikut :
tertentu
dijaga konstan dan tiap selang waktu
sample diambil dan dianalisi untuk
Dengan menggunakan persamaan ditent!,lkan kadar formaldehid sisa dengan
(5),(6), dan (8) maka konstanta kecepatan hydroxy/amine test ( D' Alelio, 1948).
reaksi k1 dan k2 dapat diperoleh dengan Percobaan dilakukan pada pH konstan
optimasi Hooke-Jeeves. 5 dengan variasi suhu dari 50°C sampai 80°C
rrr ( 1/K)
Pada tabel di atas terlihat bahwa
makin tinggi suhu reaksi maka nilai konstanta
Gambar 2. Hubungan In k1 dan In k2 dengan
kecepatan reaksi k1 dan k2 juga makin besar
1/T
karena makin tinggi suhu reaksi maka gerakan
molekul-molekul pereaksi juga makin cepat
sehingga kemungkinan terjadinya reaksi juga
2. Pengaruh pH ( konsentrasi katalis )
makin besar. Dari tabel juga terlihat bahwa
nilai k2 lebih besar dari nilai k1, ini
menunjukkan bahwa reaksi pembentukan
polimer dari metilol lebih cepat daripada reaksi
pembentukan metilol dengan demikian reaksi
polimerisasi secara keseluruhan sangat
dipengaruhi oleh reaksi pembentukkan metilol.
Hubungan konstanta kecepatan reaksi
dengan suhu reaksi mengikuti persamaan
Arrhenius,
Pada tabel 2 terlihat bahwa makin
kt= 1,779.10-1 ex{-17;2) (9) tinggi konsentrasi
turun) maka nilai
katalis
konstanta
asam ( pH makin
kecepatan reaksi
k, = 3,6056 exp(-
l?O) (10)
k1 dan k2 makin
konsentrasi
penurunan
besar
katalis
energi aktivasi
karena
akan
makin tinggi
menyebabkan
yang makin besar
dengan penyimpangan rerata 2, 18% dan
pufa.
1,75%.
Hubungan k1 dan k2 dengan pH dapat
Energi
aktivasi untuk k1 adalah dinyatakan dengan oersamaan berikut,
14.732,4 J/mol dan untuk k2 adalah 10.641,9 k1 0,0403. 10 -0,32'rpH
=
(11)
J/mol. Dari nilai energi aktivasi masing-masing k2 1,3810. 10 -0,242 pH
=
(12)
reaksi terlihat bahwa reaksi pembentukan dengan penyimpangan rerata 3, 76% dan
polimer lebih mudah terjadi daripada reaksi
15,63%.
pembentukan metilof. Hubungan antara log k1 dan log k2
Hubungan In k1 dan In k2 dengan 1/T
dengan pH dapat dilihat pada gambar 3.
dapat dilihat pada gambar 2.
-1 (9&kll)
Ca : konsentrasi gugus hidrogen dalam amin
-1.5
,a, (gek/l)
J -2 Ceo: konsentrasi gugus hidrogen dalam amin
-2.5 mula-mula (gex/1.)
-3 CR : konsentrasi metilol(gek/L)
k1 konstanta kecepatan reaksi adisi
-3.5
•
(Ugek.mnt)
?-'--?????????--'
k2 : konstanta kecepatan reaksi kondensasi
pH (Ugek.mnt)
T : suhu reaksi (°C)
Gambar 3. Hubungan log k1 dan log k2 dengan
Daftar Pustaka
pH
[1] D' Alelio, G.F., Experimental
11
Plastic and
Apabila pengaruh suhu reaksi dan Synthetic Resins 11, 3rc1,John Willey &
konsentrasi katalis asam {pH) terhadap nilai Sons, Inc., NewYork, pp. 1-170, 1948
konstanta kecepatan reaksik1 dan k2 digabung (2) Griffin.RC., Technical
11
Methods of
maka persamaan gabungannya sebagai Analysis 11, 2nd, Mc Graw-Hill Book
berikut, Company, Inc., NewYork, pp. 87-94, 1927
[3) Kirk and Othmer, Encyclopedia of
"
k, = 5,66.10-2 Bi ).10-0,mpH
ex{- 72
Chemical Technology",
Sons, Inc., New York, pp. 442-447,
3rd,John Willey
1978
&
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Reaksi polimerisasi urea-fonnaldehid
dapat dijelaskan dengan
menggunakan model di atas.
2. Pengaruh suhu reaksi terhadap nilai
konstanta kecepatan reaksi k1 dan k2
mengikuti persamaan Arrhenius
sedang pengaruh pH terhadap nilai k1
dan k2 dapat dinyatakan dengan
persamaan empiris .
..
3. Suhu reaksi dan konsentrasi
katalisator asam sangat berpengaruh
terhadap polimerisasi urea-
formaldehid.
Saran
Penelitian di atas hanya dicoba
dengan menggunakan katalis asam saja,
untuk pengembangan lebih lanjut dapat dicoba
menggunakan katalis basa.
Nomor Registrasi REACH Nomor registrasi tidak tersedia untuk bahan ini karena bahan
atau penggu naannya dibebaskan dari pendaftaran sesuai
dengan Pasal 2 peraturan REAC H (EC) No 1907/2006, tonase
tahunan tidak memerlukan pendaftaran atau pe ndaftaran
diantisipasi untuk batas waktu pendaftaran akan datang.
No-CAS 7757-82-6
1.2 Penggunaan yang relevan dari bahan atau campuran yang diidentifikasi dan
penggunaan yang disarankan terhadap
Penggunaan yang Reagen untuk analisis
teridentifikasi
Untuk informasi tambahan mengenai penggunaan, silakan
rujuk ke portal Merck Chemicals (www.merckgroup.com).
1.4 Nomor telepon Customer Call Centre : + 62 0800 140 1253 (TollFree)
darurat
The life science business of Merck operates as MilliporeSigma in the US and Canada
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 106637
Nama Produk Sodium sulfat butiran kasar, anhidrat untuk analisis EMSURE® ACS
3.2 Campuran
Tidak berlaku
4.3 Indikasi pertolongan medis pertama dan perawatan khusus yang diperlukan
Tidak tersedia informasi.
The life science business of Merck operates as MilliporeSigma in the US and Canada
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 106637
Nama Produk Sodium sulfat butiran kasar, anhidrat untuk analisis EMSURE® ACS
Halaman 3 dari 9
The life science business of Merck operates as MilliporeSigma in the US and Canada
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 106637
Nama Produk Sodium sulfat butiran kasar, anhidrat untuk analisis EMSURE® ACS
Halaman 4 dari 9
The life science business of Merck operates as MilliporeSigma in the US and Canada
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 106637
Nama Produk Sodium sulfat butiran kasar, anhidrat untuk analisis EMSURE® ACS
Warna putih
pH 5,2 - 8,0
pada 50 g/l
20 °C
Halaman 5 dari 9
The life science business of Merck operates as MilliporeSigma in the US and Canada
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 106637
Nama Produk Sodium sulfat butiran kasar, anhidrat untuk analisis EMSURE® ACS
The life science business of Merck operates as MilliporeSigma in the US and Canada
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 106637
Nama Produk Sodium sulfat butiran kasar, anhidrat untuk analisis EMSURE® ACS
Iritasi kulit
Kelinci
Hasil: Tidak menyebabkan iritasi kulit
Pedoman Tes OECD 404
Iritasi mata
Kelinci
Hasil: iritasi ringan
Pedoman Tes OECD 405
Sensitisasi
Tes maksimumisasi Kelinci percobaan
Hasil: Negatif
Metoda: Pedoman Tes OECD 406
(ECHA)
Karsinogenisitas
Informasi ini tidak tersedia.
Toksisitas terhadap Reproduksi
Informasi ini tidak tersedia.
Teratogenisitas
Informasi ini tidak tersedia.
Toksisitas pada organ sasaran spesifik - paparan tunggal
Informasi ini tidak tersedia.
Toksisitas pada organ sasaran spesifik - paparan berulang
Informasi ini tidak tersedia.
Bahaya aspirasi
Informasi ini tidak tersedia.
Halaman 7 dari 9
The life science business of Merck operates as MilliporeSigma in the US and Canada
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 106637
Nama Produk Sodium sulfat butiran kasar, anhidrat untuk analisis EMSURE® ACS
Derajat racun bagi daphnia dan binatang tak bertulang belakang lainnya yang hidup dalam air
EC50 Daphnia magna (Kutu air): 1.766 mg/l; 48 h
US-EPA
Keracunan untuk bakteria
EC10 Pseudomonas putida: > 1.000 mg/l; 16 h
(IUCLID)
12.2 Persistensi dan penguraian oleh lingkungan
Daya hancur secara biologis
Tidak berlaku
12.4 Mobilitas dalam tanah
Tidak tersedia informasi.
12.5 Hasil dari asesmen PBT dan vPvB
PBT/vPvB: Tidak berlaku untuk zat anorganik
12.6 Efek merugikan lainnya
Informasi ekologis tambahan
Pelepasan ke lingkungan harus dihindarkan.
Halaman 8 dari 9
The life science business of Merck operates as MilliporeSigma in the US and Canada
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 106637
Nama Produk Sodium sulfat butiran kasar, anhidrat untuk analisis EMSURE® ACS
Nasehat pelatihan
Menyediakan informasi, instruksi dan pelatihan yang memadai bagi operator.
Perwakilan regional
Alamat Merck Indonesia Kantor Pusat: Jl T.B Simatupang No 8 Pasar Rebo Jakarta
13760 * Phone: +62 21 8400081, +62 21 87791415 Kantor Marketing: Gedung PP
Plaza Jl. T.B Simatupang No 57 Jakarta 13760 * Phone: +62 21 8413889* email:
Chemicals@merck
Informasi yang terkandung di dalam ini berdasarkan pada pengetahuan terkini. Informasi ini
menggambarkan produk sesuai dengan tindakan pencegahan dan keselamatan. Informasi ini tidak
menjamin sifat dari produk.
Merek di header dan/atau footer dokumen ini untuk sementara tidak sesuai secara visual
dengan produk yang dibeli karena kami sedang berada dalam transisi merek kami.
Namun, semua informasi di dokumen terkait produk tetap tidak berubah dan sesuai
dengan produk yang dipesan. Untuk informasi lebih lanjut, mohon hubungi
mlsbranding@sial.com.
Halaman 9 dari 9
The life science business of Merck operates as MilliporeSigma in the US and Canada
No: F/QCL/008 Rev.01
LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN
Menurut peraturan ( UE ) no.1907/2006
Pernyataan Kehati-hatian
Respons
P305 + P351 + P338 JIKA TERKENA MATA : Bilas dengan seksama dengan air untuk beberapa
menit. Lepaskan lensa kontak jika memakainya dan mudah
melakukannya.Lanjutkan membilas.
Kata sinyal
Awas
PT.SMART-LAB INDONESIA LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN – SODIUM CARBONATE ANHYDROUS Page 1
No: F/QCL/008 Rev.01
LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN
Menurut peraturan ( UE ) no.1907/2006
No-CAS 497-19-8
3.1 Bahan
Sinonim : SODIUM KARBONAT ANHIDRAT
Rumus Kimia : Na₂CO₃
Berat Molekul : 105,99 g/mol
No. CAS : 497-19-8
EC-No. : 207-838-8
Untuk teks pernyataan –H selengkapnya dari yang disebutkan dalam Bagian ini, lihat Bagian 16.
3.2 Campuran
Tidak berlaku
Setelah terhirup: hirup udara segar.Jika napas terhenti: berikan napas buatan mulut
ke mulut atau secara mekanik. Berikan masker oksigen jika
mungkin.Segera hubungi dokter.
Bila terjadi kontak kulit: bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi dokter mata.
Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Segera hubungi dokter
mata.Lepaskan lensa kontak.
Setelah tertelan: beri air minum (paling banyak dua gelas). Segera cari anjuran
pengobatan.Hanya di dalam kasus khusus, jika pertolongan tidak
tersedia dalam satu jam, rangsang untuk muntah (hanya jika korban
tidak sadarkan diri), telan karbon aktif and konsultasikan kepada
dokter secepatnya.
4.3 Indikasi pertolongan medis pertama dan perawatan khusus yang diperlukan
Tidak tersedia informasi.
PT.SMART-LAB INDONESIA LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN – SODIUM CARBONATE ANHYDROUS Page 2
No: F/QCL/008 Rev.01
LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN
Menurut peraturan ( UE ) no.1907/2006
Sodium azide dan azide inorganik lainnya (termasuk logam berat azide yang dapat meledak) bisa diubah
menjadi tidak berbahaya dengan menyemprot atau mencelupkannya kedalam larutan 0.1 N ammonium(IV)
nitrate dalam perchloric acid 2 N
PT.SMART-LAB INDONESIA LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN – SODIUM CARBONATE ANHYDROUS Page 3
No: F/QCL/008 Rev.01
LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN
Menurut peraturan ( UE ) no.1907/2006
Tindakan higienis
Segera ganti pakaian yang terkontaminasi.Gunakan krim pelindung kulit.Cuci tangan dan muka setelah
bekerja dengan bahan tersebut.
Perlindungan mata/wajah
Kacamata-pengaman
perlindungan kulit
Menangani dengan sarung tangan. Sarung tangan harus diperiksa sebelum digunakan. Gunakan teknik
penghapusan sarung tangan yang tepat (Tanpa menyentuh permukaan luar sarung tangan) untuk menghindari
kontak kulit dengan produk ini. Buang sarung tangan yang terkontaminasi setelah digunakan sesuai dengan
hukum yang berlaku dan praktek laboratorium yang baik. Cuci dan keringkan tangan.
Sarung tangan pelindung yang dipilih harus memenuhi spesifikasi dari EU Directive 89/686 / EEC dan
standar EN 374 berasal dari itu.
Kontak penuh
Bahan: Karet nitril
ketebalan lapisan minimal: 0,11 mm
Menembus waktu: >480 menit
Kontak percikan
Bahan: Karet nitril
ketebalan lapisan minimal: 0,11 mm
Menembus waktu: >480 menit
PT.SMART-LAB INDONESIA LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN – SODIUM CARBONATE ANHYDROUS Page 4
No: F/QCL/008 Rev.01
LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN
Menurut peraturan ( UE ) no.1907/2006
perlindungan pernapasan
diperlukan ketika debu dihasilkan. Jenis filter yang direkomendasikan: Filter P2 (menurut DIN 3181) untuk
partikel padat dan cair bahan berbahaya Pengusaha harus memastikan bahwa perawatan, pembersihan, dan
pengujian perangkat perlindungan pernafasan telah dilakukan sesuai dengan petunjuk dari pabriknya.
Tindakan ini harus didokumentasikan dengan benar
10.1 Reaktifitas
Lihat bagian 10.3.
PT.SMART-LAB INDONESIA LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN – SODIUM CARBONATE ANHYDROUS Page 5
No: F/QCL/008 Rev.01
LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN
Menurut peraturan ( UE ) no.1907/2006
Iritasi kulit
Kelinci
Hasil: Tidak menyebabkan iritasi kulit
Pedoman Tes OECD 404
Iritasi mata
Kelinci
Hasil: Iritasi mata US-EPA
Menyebabkan iritasi mata yang serius.
Sensitisasi
Local lymph node assay (LLNA)
Mencit
Hasil: Negatif
Metoda: Pedoman Tes OECD 429
Karsinogenisitas
Informasi ini tidak tersedia.
PT.SMART-LAB INDONESIA LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN – SODIUM CARBONATE ANHYDROUS Page 6
No: F/QCL/008 Rev.01
LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN
Menurut peraturan ( UE ) no.1907/2006
Teratogenisitas
Informasi ini tidak tersedia.
Bahaya aspirasi
Informasi ini tidak tersedia.
12.1 Toksisitas
Keracunan untuk ikan
Tes statik LC50 Lepomis macrochirus (Ikan bluegill sunfish): 300 mg/l; 96 h (ECHA)
Derajat racun bagi daphnia dan binatang tak bertulang belakang lainnya yang hidup dalam air
Tes semi-statik
EC50 Ceriodaphnia dubia (kutu air): 220 - 227 mg/l; 48 h US-EPA
PT.SMART-LAB INDONESIA LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN – SODIUM CARBONATE ANHYDROUS Page 7
No: F/QCL/008 Rev.01
LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN
Menurut peraturan ( UE ) no.1907/2006
14.7 Transportasi dalam jumlah besar berdasarkan pada MARPOL 73/78 lampiran II dan IBC Code
Tidak bersangkut paut
15.1 Regulasi tentang lingkungan , kesehatan dan keamanan untuk produk tersebut
Perundang-undangan nasional
Kelas penyimpanan 10 - 13
Nasehat pelatihan
Menyediakan informasi, instruksi dan pelatihan yang memadai bagi operator.
PT.SMART-LAB INDONESIA LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN – SODIUM CARBONATE ANHYDROUS Page 8
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
Revisi tanggal 15.06.2017 Versi 2.5
No katalog 107227
Nomor Registrasi REACH Produk ini adalah suatu preparasi. Nomor Registrasi REACH lihat bab
3.
1.2 Penggunaan yang relevan dari bahan atau campuran yang diidentifikasi dan penggunaan yang disarankan
terhadap
1.4 Nomor telepon darurat Customer Call Centre : + 62 0800 140 1253 (TollFree)
Lembar data keselamatan bahan untuk produk-produk di dalam katalog, juga tersedia di www.merckgroup.com
Halaman 1 dari 19
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 107227
Nama Produk Phenolphthalein solution 1% in ethanol indicator pH 8.2 - 9.8
Teks pernyataan-H penuh yang disebutkan dalam Bagian ini, baca Bagian 16.
Piktogram bahaya
Kata sinyal
Bahaya
Pernyataan Bahaya
H350 Dapat meyebabkan kanker.
H226 Cairan dan uap mudah menyala.
H319 Menyebabkan iritasi mata yang serius.
H341 Diduga menyebabkan kerusakan genetik.
Pernyataan Kehati-hatian
Pencegahan
P201 Dapatkan instruksi spesial sebelum menggunakannya.
P210 Jauhkan dari panas/percikan/api terbuka /permukaan yang panas. - Dilarang merokok.
Respons
P305 + P351 + P338 JIKA TERKENA MATA : Bilas dengan seksama dengan air untuk beberapa
menit. Lepaskan lensa kontak jika memakainya dan mudah melakukannya.Lanjutkan membilas.
P308 + P313 Jika terpapar atau dikuatirkan : Dapatkan nasehat/perhatian pengobatan.
Lembar data keselamatan bahan untuk produk-produk di dalam katalog, juga tersedia di www.merckgroup.com
Halaman 2 dari 19
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 107227
Nama Produk Phenolphthalein solution 1% in ethanol indicator pH 8.2 - 9.8
Piktogram bahaya
Kata sinyal
Bahaya
Pernyataan Bahaya
H350 Dapat meyebabkan kanker.
H341 Diduga menyebabkan kerusakan genetik.
Pernyataan Kehati-hatian
P201 Dapatkan instruksi spesial sebelum menggunakannya.
P308 + P313 Jika terpapar atau dikuatirkan : Dapatkan nasehat/perhatian pengobatan.
Mengandung: phenolphthalein
3.2 Campuran
Lembar data keselamatan bahan untuk produk-produk di dalam katalog, juga tersedia di www.merckgroup.com
Halaman 3 dari 19
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 107227
Nama Produk Phenolphthalein solution 1% in ethanol indicator pH 8.2 - 9.8
*) Nomor registrasi tidak tersedia untuk bahan ini karena bahan atau penggu naannya dibebaskan dari pendaftaran sesuai dengan Pasal
2 peraturan REAC H (EC) No 1907/2006, tonase tahunan tidak memerlukan pendaftaran atau pe ndaftaran diantisipasi untuk batas
waktu pendaftaran akan datang.
Teks pernyataan-H penuh yang disebutkan dalam Bagian ini, baca Bagian 16.
Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan segera semua pakaian yang terkontaminasi. Bilaslah kulit
dengan air/ pancuran air. Periksakan ke dokter.
Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi dokter mata.
Setelah tertelan: segera beri korban minum air putih (dua gelas paling banyak). Periksakan ke
dokter.
4.3 Indikasi pertolongan medis pertama dan perawatan khusus yang diperlukan
Tidak tersedia informasi.
Lembar data keselamatan bahan untuk produk-produk di dalam katalog, juga tersedia di www.merckgroup.com
Halaman 4 dari 19
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 107227
Nama Produk Phenolphthalein solution 1% in ethanol indicator pH 8.2 - 9.8
6.1 Langkah-langkah pencegahan diri, alat pelindung dan prosedur tanggap darurat
Nasihat untuk personel nondarurat Jangan menghirup uap-uap, aerosol. Hindari kontak dengan
bahan. Pastikan ventilasi memadai. Jauhkan dari panas dan sumber api. Evakuasi dari daerah
bahaya, amati prosedur darurat, hubungi ahli.
Lembar data keselamatan bahan untuk produk-produk di dalam katalog, juga tersedia di www.merckgroup.com
Halaman 5 dari 19
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 107227
Nama Produk Phenolphthalein solution 1% in ethanol indicator pH 8.2 - 9.8
Tutup saliran. Kumpulkan, ikat dan pompa keluar tumpahan. Amati kemungkinan pembatasan
bahan (lihat bagian 7 dan 10). Ambil hati-hati dengan bahan penyerap cairan (misal
Chemizorb®). Teruskan ke pembuangan. Bersihkan area yang terkena.
Tindakan higienis
Segera ganti pakaian yang terkontaminasi. Gunakan krim pelindung kulit. Cuci tangan dan muka
setelah bekerja dengan bahan tersebut.
Lembar data keselamatan bahan untuk produk-produk di dalam katalog, juga tersedia di www.merckgroup.com
Halaman 6 dari 19
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 107227
Nama Produk Phenolphthalein solution 1% in ethanol indicator pH 8.2 - 9.8
Ethanol (64-17-5)
ID OEL Nilai Ambang Batas 1.000 ppm
(NAB)
Perlindungan mata/wajah
Kacamata-pengaman
Perlindungan tangan
kontak penuh:
Bahan sarung tangan: karet butil
Tebal sarung tangan: 0,7 mm
Waktu terobosan: > 480 min
kontak percikan:
Bahan sarung tangan: Karet nitril
Tebal sarung tangan: 0,40 mm
Waktu terobosan: > 120 min
Sarung tangan pelindung yang digunakan harus mengikuti spesifikasi pada EC directive
89/686/EEC dan standar gabungan d EN374, untuk contoh KCL 898 Butoject® (kontak penuh),
KCL 730 Camatril® -Velours (kontak percikan).
Lembar data keselamatan bahan untuk produk-produk di dalam katalog, juga tersedia di www.merckgroup.com
Halaman 7 dari 19
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 107227
Nama Produk Phenolphthalein solution 1% in ethanol indicator pH 8.2 - 9.8
Waktu terobosan yang disebutkan diatas ditentukan oleh KCL dalam uji laboratorium
berdasarkan EN374 dengan sampel tipe sarung tangan yang dianjurkan.
Rekomendasi ini berlaku hanya untuk produk yang disebutkan dalam lembar data keselamatan
dan disuplai oleh kami sesuai tujuan yang kami maksud. Ketika dilarutkan dalam atau dicampur
dengan bahan lain dan dalam kondisi yang menyimpang dari yang disebutkan dalam EN374
silahkan hubungi suplier sarung tangan CE-resmi (misalnya KCL GmbH, D-36124 Eichenzell,
Internet: www.kcl.de).
Perlindungan pernapasan
diperlukan ketika uap/aerosol dihasilkan
Jenis filter yang direkomendasikan: Filter A (menurut DIN 3181) untuk uap senyawa organik
Pengusaha harus memastikan bahwa perawatan, pembersihan, dan pengujian perangkat
perlindungan pernafasan telah dilakukan sesuai dengan petunjuk dari pabriknya. Tindakan ini
harus didokumentasikan dengan benar.
Bentuk cair
Lembar data keselamatan bahan untuk produk-produk di dalam katalog, juga tersedia di www.merckgroup.com
Halaman 8 dari 19
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 107227
Nama Produk Phenolphthalein solution 1% in ethanol indicator pH 8.2 - 9.8
Titik nyala 23 °C
Lembar data keselamatan bahan untuk produk-produk di dalam katalog, juga tersedia di www.merckgroup.com
Halaman 9 dari 19
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 107227
Nama Produk Phenolphthalein solution 1% in ethanol indicator pH 8.2 - 9.8
10.1 Reaktifitas
Campuran uap/udara bersifat mudah-meledak pada pemanasan yang menyengat.
hydrogen peroxide, perchlorates, perchloric acid, Asam nitrat, mercury(II) nitrate, permanganic
acid, Nitril, senyawa peroxi, Oksidator kuat, senyawa nitrosyl, Peroksida, sodium, Kalium, halogen
oxides, calcium hypochlorite, nitrogen dioxide, logam oxides, uranium hexafluoride, iodides,
Chlorin, Logam basa, Logam alkali-tanah, alkali oxides, Ethylen oksida
Resiko ignisi dan pembentukan gas atau uap yang tidak menyala dengan :
No katalog 107227
Nama Produk Phenolphthalein solution 1% in ethanol indicator pH 8.2 - 9.8
penyerapan
Iritasi kulit
Pendedahan berulang-kali atau berkepanjangan dapat menyebabkan iritasi kulit dan dermatitis,
akibat sifat produk yang bisa menghilangkan lemak.
Iritasi mata
Campuran menyebabkan gangguan mata berat.
Sensitisasi
Informasi ini tidak tersedia.
Karsinogenisitas
Informasi ini tidak tersedia.
Teratogenisitas
Informasi ini tidak tersedia.
Lembar data keselamatan bahan untuk produk-produk di dalam katalog, juga tersedia di www.merckgroup.com
Halaman 11 dari 19
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 107227
Nama Produk Phenolphthalein solution 1% in ethanol indicator pH 8.2 - 9.8
Efek CMR
Karsinogenisitas:
Kemungkinan karsinogen.
Sifat mutagenik:
Cacat genetik terbukti.
Bahaya aspirasi
Informasi ini tidak tersedia.
Komponen
Ethanol
Toksisitas oral akut
LD50 Tikus: 10.470 mg/kg
Pedoman Tes OECD 401
Iritasi kulit
Kelinci
Hasil: Tidak menyebabkan iritasi kulit
Pedoman Tes OECD 404
Lembar data keselamatan bahan untuk produk-produk di dalam katalog, juga tersedia di www.merckgroup.com
Halaman 12 dari 19
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 107227
Nama Produk Phenolphthalein solution 1% in ethanol indicator pH 8.2 - 9.8
Iritasi mata
Kelinci
Hasil: Iritasi mata
Pedoman Tes OECD 405
Sensitisasi
Uji kesensitifan (Magnusson and Kligman):
Hasil: Negatif
(IUCLID)
phenolphthalein
Iritasi kulit
Penelitian dalam tabung percobaan
Hasil: nonkorosif
Pedoman Tes OECD 431
Iritasi mata
Hasil: nonkorosif
Pedoman Tes OECD 437
Lembar data keselamatan bahan untuk produk-produk di dalam katalog, juga tersedia di www.merckgroup.com
Halaman 13 dari 19
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 107227
Nama Produk Phenolphthalein solution 1% in ethanol indicator pH 8.2 - 9.8
Sensitisasi
Uji kepekaan: Mencit
Hasil: Negatif
Metoda: Pedoman Tes OECD 429
(Lit.)
(Lit.)
Campuran
12.1 Toksisitas
Tidak tersedia informasi.
Lembar data keselamatan bahan untuk produk-produk di dalam katalog, juga tersedia di www.merckgroup.com
Halaman 14 dari 19
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 107227
Nama Produk Phenolphthalein solution 1% in ethanol indicator pH 8.2 - 9.8
Komponen
Ethanol
Keracunan untuk ikan
LC50 Leuciscus idus: 8.140 mg/l; 48 h
(IUCLID)
Derajat racun bagi daphnia dan binatang tak bertulang belakang lainnya yang hidup dalam air
EC5 E.sulcatum: 65 mg/l; 72 h
(Lit.)
Derajat racun bagi daphnia dan binatang tak bertulang belakang lainnya yang hidup dalam air (Toksisitas kronis)
Tes semi-statik NOEC Daphnia magna (Kutu air): 9,6 mg/l; 9 d
(ECHA)
Lembar data keselamatan bahan untuk produk-produk di dalam katalog, juga tersedia di www.merckgroup.com
Halaman 15 dari 19
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 107227
Nama Produk Phenolphthalein solution 1% in ethanol indicator pH 8.2 - 9.8
Ratio COD/ThBOD
90 %
(Lit.)
Bahan-bahan tidak memenuhi kriteria untuk PBT atau vPvB sesuai dengan Pe raturan (EC) No 1907/2006,
Lampiran XIII.
phenolphthalein
Derajat racun bagi daphnia dan binatang tak bertulang belakang lainnya yang hidup dalam air
EC50 Daphnia magna (Kutu air): > 4,34 mg/l; 48 h
Pedoman Tes OECD 202
(di atas batas kelarutan dalam media uji)
Penghambat pertumbuhan ErC50 Desmodesmus subspicatus (Ganggang hijau): > 3,33 mg/l; 72 h
Pedoman Tes 201 OECD
Lembar data keselamatan bahan untuk produk-produk di dalam katalog, juga tersedia di www.merckgroup.com
Halaman 16 dari 19
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 107227
Nama Produk Phenolphthalein solution 1% in ethanol indicator pH 8.2 - 9.8
Tegangan permukaan
71,8 mN/m
pada 20 °C
Metoda: Pedoman Tes OECD 115
Lihat www.retrologistik.com untuk mengetahui proses pengembalian bahan k imia dan wadah,
atau hubungi kami di sana jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut.
14.3 Kelas 3
Tidak bersangkut-paut
Lembar data keselamatan bahan untuk produk-produk di dalam katalog, juga tersedia di www.merckgroup.com
Halaman 17 dari 19
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 107227
Nama Produk Phenolphthalein solution 1% in ethanol indicator pH 8.2 - 9.8
14.3 Kelas 3
14.3 Kelas 3
14.7 Transportasi dalam jumlah besar berdasarkan pada MARPOL 73/78 Lampiran II dan IBC
Code
Tidak bersangkut-paut
15.1 Regulasi tentang lingkungan, kesehatan dan keamanan untuk produk tersebut
Perundang-undangan nasional
Kelas penyimpanan 3
Untuk produk ini, penilaian keselamatan kimia sesuai dengan peraturan EU REACH No
1907/2006 tidak dilakukan.
Lembar data keselamatan bahan untuk produk-produk di dalam katalog, juga tersedia di www.merckgroup.com
Halaman 18 dari 19
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 107227
Nama Produk Phenolphthalein solution 1% in ethanol indicator pH 8.2 - 9.8
Nasehat pelatihan
Menyediakan informasi, instruksi dan pelatihan yang memadai bagi operator.
Perwakilan regional
Alamat Merck Indonesia Kantor Pusat: Jl T.B Simatupang No 8 Pasar Rebo Jakarta 13760 *
Phone: +62 21 8400081, +62 21 87791415 Kantor Marketing: Gedung PP Plaza Jl. T.B
Simatupang No 57 Jakarta 13760 * Phone: +62 21 8413889* email: Chemicals@merck
Informasi yang terkandung di dalam ini berdasarkan pada pengetahuan terkini. Informasi ini menggambarkan produk
sesuai dengan tindakan pencegahan dan keselamatan. Informasi ini tidak menjamin sifat dari produk.
Lembar data keselamatan bahan untuk produk-produk di dalam katalog, juga tersedia di www.merckgroup.com
Halaman 19 dari 19
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 117048
Nomor Registrasi REACH Nomor registrasi tidak tersedia untuk bahan ini karena bahan atau
penggu naannya dibebaskan dari pendaftaran sesuai dengan Pasal 2
peraturan REAC H (EC) No 1907/2006, tonase tahunan tidak
memerlukan pendaftaran atau pe ndaftaran diantisipasi untuk batas
waktu pendaftaran akan datang.
No-CAS 7664-93-9
1.2 Penggunaan yang relevan dari bahan atau campuran yang diidentifikasi dan penggunaan yang
disarankan terhadap
1.4 Nomor telepon darurat Customer Call Centre : + 62 0800 140 1253 (TollFree)
The life science business of Merck operates as MilliporeSigma in the US and Canada
Halaman 1 dari 16
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 117048
Nama Produk Asam sulfat 95 - 97% untuk pengujian COD
Teks pernyataan-H penuh yang disebutkan dalam Bagian ini, baca Bagian 16.
Piktogram bahaya
Kata sinyal
Bahaya
Pernyataan Bahaya
H290 Dapat korosif terhadap logam.
H314 Menyebabkan kulit terbakar yang parah dan kerusakan mata.
Pernyataan Kehati-hatian
Pencegahan
P280 Pakai sarung tangan pelindung /pakaian pelindung /pelindung mata/pelindung wajah.
Respons
P301 + P330 + P331 JIKA TERTELAN : Basuh mulut. JANGAN merangsang muntah.
P305 + P351 + P338 JIKA TERKENA MATA : Bilas dengan seksama dengan air untuk beberapa
menit. Lepaskan lensa kontak jika memakainya dan mudah melakukannya.Lanjutkan membilas.
P308 + P310 Jika terpapar atau dikuatirkan: Segera hubungi SENTRA INFORMASI KERACUNAN
atau dokter/tenaga medis.
The life science business of Merck operates as MilliporeSigma in the US and Canada
Halaman 2 dari 16
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 117048
Nama Produk Asam sulfat 95 - 97% untuk pengujian COD
Kata sinyal
Bahaya
Pernyataan Bahaya
H314 Menyebabkan kulit terbakar yang parah dan kerusakan mata.
Pernyataan Kehati-hatian
P280 Pakai sarung tangan pelindung /pakaian pelindung /pelindung mata/pelindung wajah.
P301 + P330 + P331 JIKA TERTELAN : Basuh mulut. JANGAN merangsang muntah.
P305 + P351 + P338 JIKA TERKENA MATA : Bilas dengan seksama dengan air untuk beberapa menit. Lepaskan
lensa kontak jika memakainya dan mudah melakukannya.Lanjutkan membilas.
P308 + P310 Jika terpapar atau dikuatirkan: Segera hubungi SENTRA INFORMASI KERACUNAN atau dokter/tenaga
medis.
No-Indeks 016-020-00-8
No-Indeks 016-020-00-8
No-EC 231-639-5
The life science business of Merck operates as MilliporeSigma in the US and Canada
Halaman 3 dari 16
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 117048
Nama Produk Asam sulfat 95 - 97% untuk pengujian COD
7664-93-9 *)
Korosif pada logam, Kategori 1, H290
Korosi kulit, Kategori 1A, H314
*) Nomor registrasi tidak tersedia untuk bahan ini karena bahan atau penggu naannya dibebaskan dari pendaftaran sesuai dengan Pasal
2 peraturan REAC H (EC) No 1907/2006, tonase tahunan tidak memerlukan pendaftaran atau pe ndaftaran diantisipasi untuk batas
waktu pendaftaran akan datang.
Teks pernyataan-H penuh yang disebutkan dalam Bagian ini, baca Bagian 16.
3.2 Campuran
Tidak berlaku
Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan segera semua pakaian yang terkontaminasi. Bilaslah kulit
dengan air/ pancuran air. Segera panggil dokter.
Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Segera hubungi dokter mata.
Lepaskan lensa kontak.
Setelah tertelan: beri air minum kepada korban (paling banyak dua gelas), hidari muntah (resiko
perforasi!). Segera panggil dokter. Jangan mencoba menetralisir.
The life science business of Merck operates as MilliporeSigma in the US and Canada
Halaman 4 dari 16
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 117048
Nama Produk Asam sulfat 95 - 97% untuk pengujian COD
4.3 Indikasi pertolongan medis pertama dan perawatan khusus yang diperlukan
Tidak tersedia informasi.
The life science business of Merck operates as MilliporeSigma in the US and Canada
Halaman 5 dari 16
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 117048
Nama Produk Asam sulfat 95 - 97% untuk pengujian COD
Tindakan higienis
Ganti pakaian yang terkontaminasi dan rendam di dalam air. Pelindung kulit preventif Cuci
tangan dan muka setelah bekerja dengan bahan tersebut.
Kondisi penyimpanan
Tertutup sangat rapat.
The life science business of Merck operates as MilliporeSigma in the US and Canada
Halaman 6 dari 16
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 117048
Nama Produk Asam sulfat 95 - 97% untuk pengujian COD
Perlindungan mata/wajah
Kacamata / Goggles pelindung yang pas dan ketat
Perlindungan tangan
kontak penuh:
Bahan sarung tangan: Viton (R)
Tebal sarung tangan: 0,7 mm
Waktu terobosan: > 480 min
kontak percikan:
Bahan sarung tangan: karet butil
Tebal sarung tangan: 0,7 mm
Waktu terobosan: > 120 min
Sarung tangan pelindung yang digunakan harus mengikuti spesifikasi pada EC directive
89/686/EEC dan standar gabungan d EN374, untuk contoh KCL 890 Vitoject® (kontak penuh),
KCL 898 Butoject® (kontak percikan).
Waktu terobosan yang disebutkan diatas ditentukan oleh KCL dalam uji laboratorium
berdasarkan EN374 dengan sampel tipe sarung tangan yang dianjurkan.
The life science business of Merck operates as MilliporeSigma in the US and Canada
Halaman 7 dari 16
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 117048
Nama Produk Asam sulfat 95 - 97% untuk pengujian COD
Rekomendasi ini berlaku hanya untuk produk yang disebutkan dalam lembar data keselamatan
dan disuplai oleh kami sesuai tujuan yang kami maksud. Ketika dilarutkan dalam atau dicampur
dengan bahan lain dan dalam kondisi yang menyimpang dari yang disebutkan dalam EN374
silahkan hubungi suplier sarung tangan CE-resmi (misalnya KCL GmbH, D-36124 Eichenzell,
Internet: www.kcl.de).
Perlindungan pernapasan
diperlukan ketika uap/aerosol dihasilkan
Jenis filter yang direkomendasikan: Filter B-(P2)
Pengusaha harus memastikan bahwa perawatan, pembersihan, dan pengujian perangkat
perlindungan pernafasan telah dilakukan sesuai dengan petunjuk dari pabriknya. Tindakan ini
harus didokumentasikan dengan benar.
Bentuk cair
pH 0,3
pada 49 g/l
25 °C
The life science business of Merck operates as MilliporeSigma in the US and Canada
Halaman 8 dari 16
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 117048
Nama Produk Asam sulfat 95 - 97% untuk pengujian COD
The life science business of Merck operates as MilliporeSigma in the US and Canada
Halaman 9 dari 16
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 117048
Nama Produk Asam sulfat 95 - 97% untuk pengujian COD
Logam basa, senyawa alkali, Amonia, Aldehida, acetonitrile, Logam alkali-tanah, basa, Asam,
senyawa alkaline tanah, Logam, campuran logam, Oksida fosfor, phosphorus, hydrides, senyawa
halogen-halogen, senyawa oxyhalogenic, permanganates, nitrates, carbides, bahan mudah
terbakar, Senyawa pelarut organik, acetylidene, Nitril, senyawa nitro organik, anilines, Peroksida,
picrates, nitrides, lithium silicide, senyawa iron (III), bromates, chlorates, Amin, perchlorates,
hydrogen peroxide
The life science business of Merck operates as MilliporeSigma in the US and Canada
Halaman 10 dari 16
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 117048
Nama Produk Asam sulfat 95 - 97% untuk pengujian COD
Iritasi kulit
Mengakibatkan luka bakar yang parah.
Iritasi mata
Sensitisasi
Informasi ini tidak tersedia.
Karsinogenisitas
Informasi ini tidak tersedia.
Teratogenisitas
Tidak menunjukkan efek teratogenik pada percobaan hewan. (IUCLID)
The life science business of Merck operates as MilliporeSigma in the US and Canada
Halaman 11 dari 16
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 117048
Nama Produk Asam sulfat 95 - 97% untuk pengujian COD
Bahaya aspirasi
Informasi ini tidak tersedia.
The life science business of Merck operates as MilliporeSigma in the US and Canada
Halaman 12 dari 16
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 117048
Nama Produk Asam sulfat 95 - 97% untuk pengujian COD
Lihat www.retrologistik.com untuk mengetahui proses pengembalian bahan k imia dan wadah,
atau hubungi kami di sana jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut.
14.3 Kelas 8
Tidak bersangkut-paut
14.3 Kelas 8
The life science business of Merck operates as MilliporeSigma in the US and Canada
Halaman 13 dari 16
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 117048
Nama Produk Asam sulfat 95 - 97% untuk pengujian COD
14.3 Kelas 8
14.7 Transportasi dalam jumlah besar berdasarkan pada MARPOL 73/78 Lampiran II dan IBC
Code
Tidak bersangkut-paut
Untuk produk ini, penilaian keselamatan kimia sesuai dengan peraturan EU REACH No
1907/2006 tidak dilakukan.
The life science business of Merck operates as MilliporeSigma in the US and Canada
Halaman 14 dari 16
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 117048
Nama Produk Asam sulfat 95 - 97% untuk pengujian COD
Nasehat pelatihan
Menyediakan informasi, instruksi dan pelatihan yang memadai bagi operator.
Pelabelan
Piktogram bahaya
Kata sinyal
Bahaya
Pernyataan Bahaya
H290 Dapat korosif terhadap logam.
H314 Menyebabkan kulit terbakar yang parah dan kerusakan mata.
Pernyataan Kehati-hatian
Pencegahan
P280 Pakai sarung tangan pelindung /pakaian pelindung /pelindung mata/pelindung wajah.
Respons
P301 + P330 + P331 JIKA TERTELAN : Basuh mulut. JANGAN merangsang muntah.
P305 + P351 + P338 JIKA TERKENA MATA : Bilas dengan seksama dengan air untuk beberapa
menit. Lepaskan lensa kontak jika memakainya dan mudah melakukannya.Lanjutkan membilas.
P308 + P310 Jika terpapar atau dikuatirkan: Segera hubungi SENTRA INFORMASI KERACUNAN
atau dokter/tenaga medis.
Perwakilan regional
Alamat Merck Indonesia Kantor Pusat: Jl T.B Simatupang No 8 Pasar Rebo Jakarta 13760 *
The life science business of Merck operates as MilliporeSigma in the US and Canada
Halaman 15 dari 16
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
No katalog 117048
Nama Produk Asam sulfat 95 - 97% untuk pengujian COD
Phone: +62 21 8400081, +62 21 87791415 Kantor Marketing: Gedung PP Plaza Jl. T.B
Simatupang No 57 Jakarta 13760 * Phone: +62 21 8413889* email: Chemicals@merck
Informasi yang terkandung di dalam ini berdasarkan pada pengetahuan terkini. Informasi ini menggambarkan produk
sesuai dengan tindakan pencegahan dan keselamatan. Informasi ini tidak menjamin sifat dari produk.
The life science business of Merck operates as MilliporeSigma in the US and Canada
Halaman 16 dari 16
LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN
Menurut peraturan ( UE ) no.1907/2006
Kata sinyal
Bahaya
Pernyataan Bahaya
H350 Dapat meyebabkan kanker.
H301 + H311 + H331 Toksik bila tertelan, terkena kulit atau bila terhirup.
H314 Menyebabkan kulit terbakar yang parah dan kerusakan mata.
H317 Dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit.
H341 Diduga menyebabkan kerusakan genetik.
H370 Menyebabkan kerusakan pada organ (Mata).
Pernyataan Kehati-hatian
P201 Dapatkan instruksi spesial sebelum menggunakannya.
P280 Pakai sarung tangan pelindung /pakaian pelindung /pelindung mata/pelindung wajah.
P301 + P330 + P331 JIKA TERTELAN : Basuh mulut. JANGAN merangsang muntah.
P302 + P352 JIKA TERKENA KULIT: Cuci dengan banyak sabun dan air.
P304 + P340 JIKA TERHIRUP : Pindahkan korban ke tempat berudara segar dan jaga tetap relaks pada
posisi yang nyaman untuk bernafas.
P305 + P351 + P338 JIKA TERKENA MATA : Bilas dengan seksama dengan air untuk beberapa menit.
Lepaskan lensa kontak jika memakainya dan mudah melakukannya.Lanjutkan membilas.
P308 + P310 Jika terpapar atau dikuatirkan: Segera hubungi SENTRA INFORMASI KERACUNAN
atau dokter/tenaga medis
3.2 Campuran:
Teks pernyataan-H penuh yang disebutkan dalam Bagian ini, baca Bagian 16.
Untuk teks penuh frasa R yang tercantum dalam Bagian ini, lihat Bagian 16.
4.3 Indikasi pertolongan medis pertama dan perawatan khusus yang diperlukan
Sebutkan methanol.
Nasihat untuk personel nondarurat Jangan menghirup uap-uap, aerosol. Hindari kontak dengan bahan.
Pastikan ventilasi memadai. Jauhkan dari panas dan sumber api.
Evakuasi dari daerah bahaya, amati prosedur darurat, hubungi ahli.
Saran bagi responden darurat: Melengkapi dengan alat pelindung yang tepat.Lihat bagian 8.
Tindakan higienis
Segera ganti pakaian yang terkontaminasi. Gunakan krim pelindung kulit. Cuci tangan dan muka setelah
bekerja dengan bahan tersebut.
Kondisi penyimpanan
Tertutup sangat rapat. Lindungi dari cahaya. Simpan di tempat yang berventilasi baik. Simpan dalam tempat
terkunci atau di tempat yang hanya bisa dimasuki oleh orang-orang yang mempunyai kualifikasi atau
berwenang.
Suhu penyimpanan yang direkomendasikan.
methanol (67-56-1)
ID OEL penunjukan kulit kulit
Nilai Ambang Batas 250 ppm
paparan singkat yang
diperkenankan (psd)
Nilai Ambang Batas 200 ppm
(NAB)
Perlindungan mata/wajah
kacamata keselamatan dengan sisi-perisai sesuai dengan peralatan EN166 Gunakan untuk perlindungan mata
yang telah diuji dan disetujui di bawah standar pemerintah yang sesuai seperti NIOSH (US) atau EN 166
(EU).
kontak penuh:
Bahan sarung tangan: Karet nitril
Tebal sarung tangan: 0,40 mm
Waktu terobosan: > 480 min
kontak percikan:
Bahan sarung tangan: polychloroprene
Tebal sarung tangan: 0,65 mm
Waktu terobosan: > 240 min
Sarung tangan pelindung yang digunakan harus mengikuti spesifikasi pada EC directive 89/686/EEC dan
standar gabungan d EN374, untuk contoh KCL 730 Camatril® -Velours (kontak penuh), KCL 720
Camapren® (kontak percikan) . Waktu terobosan yang disebutkan diatas ditentukan oleh KCL dalam uji
laboratorium berdasarkan EN374 dengan sampel tipe sarung tangan yang dianjurkan. Rekomendasi ini
berlaku hanya untuk produk yang disebutkan dalam lembar data keselamatan dan ini hanya bersifat
PT.SMART-LAB INDONESIA LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN – FORMALDEHYDE SOLUTION Page 6
LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN
Menurut peraturan ( UE ) no.1907/2006
konsultasi dan harus dievaluasi oleh situasi industri yang dapat diantisipasi oleh pelanggan kami. Seharusnya
tidak ditafsirkan sebagai menawarkan persetujuan untuk skenario penggunaan tertentu. Ketika dilarutkan
dalam atau dicampur dengan bahan lain dan dalam kondisi yang menyimpang dari yang disebutkan dalam
EN374, silahkan hubungi suplier sarung tangan CE-resmi (misalnya KCL GmbH, D-36124 Eichenzell,
Internet: www.kcl.de).
Perlindungan tubuh
jas lengkap melindungi terhadap bahan kimia, Flame retardant pakaian pelindung antistatis., Jenis peralatan
pelindung harus dipilih sesuai dengan konsentrasi dan jumlah bahan berbahaya di tempat kerja tertentu.
perlindungan pernapasan
diperlukan ketika uap/aerosol dihasilkan
Jenis filter yang direkomendasikan: filter ABEK
Pengusaha harus memastikan bahwa perawatan, pembersihan, dan pengujian perangkat perlindungan
pernafasan telah dilakukan sesuai dengan petunjuk dari pabriknya. Tindakan ini harus didokumentasikan
dengan benar.
10.1 Reaktifitas
Reduktor
condong berpolimerisasi
Membentuk campuran yang dapat meledak dengan udara pada pemanasan terus-menerus.
Sebuah kisaran kira-kira 15 Kelvin dibawah titik nyala dapat dianggap sebagai kritis.
10.2 Stabilitas Kimia
Kepekaan terhadap cahaya
Stabilisator
methanol
10.3 Reaksi berbahaya yang mungkin di bawah kondisi spesifik/khusus
Beresiko meledak dengan:
Nitrometana, performic acid, Asam, phenol, Asam nitrat, hydrogen peroxide, asam perasetat, nitrogen
dioxide
Reaksi eksotermik dengan :
basa, pencetus polimerisasi, nitrides, Sodium hydroxide, potassium permanganate, furfuril alkohol,
Oksidator kuat
perchloric acid, dengan, ANILINE
Menghasilkan gas atau uap yang berbahaya jika mengalami kontak dengan:
asam hidroklorida, magnesium karbonat
10.4 Kondisi yang harus dihindari
Panas, api dan percikan api.
Pendedahan pada cahaya.
10.5 Bahan yang harus dihindari
Oksidator kuat, Anilin, Fenol, Isosianat, Anhidrida asam, Asam kuat, Basa kuat, Amin, Peroksida, Klorida
asam, Logam basa, Reduktor
10.6 Produk berbahaya hasil penguraian
tidak ada informasi yang tersedia
Iritasi kulit
Campuran mengakibatkan luka bakar.
Iritasi mata
Campuran menyebabkan kerusakan mata berat. Iritasi lacrimal karena uap. Resiko kebutaan!
Sensitisasi
Campuran dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit.
Karsinogenisitas
Informasi ini tidak tersedia.
Teratogenisitas
Informasi ini tidak tersedia.
Efek CMR
Karsinogenisitas:
Kemungkinan karsinogen.
Sifat mutagenik:
Cacat genetik terbukti.
Bahaya aspirasi
Informasi ini tidak tersedia.
Komponen
Formaldehyde
methanol
Toksisitas oral akut
LDLO manusia: 143 mg/kg
(RTECS)
Iritasi kulit
Kelinci
Hasil: Tidak menyebabkan iritasi kulit
(ECHA)
Iritasi mata
Kelinci
Hasil: Tidak menyebabkan iritasi mata
(ECHA)
Sensitisasi
Uji kepekaan: Kelinci percobaan
Hasil: Negatif
Metoda: Pedoman Tes OECD 406
Toksisitas subakut
Tikus
pria dan wanita
Penghirupan
365 d
Tiap hari
NOAEL: 0,13 mg/l
LOAEL: 1,3 mg/l
Pedoman Tes OECD 453
12.1 Toksisitas
Tidak tersedia informasi
12.2 Persistensi dan penguraian oleh lingkungan
Tidak tersedia informasi
12.3 Potensi bioakumulasi
Tidak tersedia informasi
12.4 Mobilitas dalam tanah
Tidak tersedia informasi
12.5 Hasil dar asesmen PBT dan vPvB
Bahan-bahan dalam campuran tidak memenuhi kriteria untuk PBT atau vPvB s esuai dengan Peraturan
(EC) No 1907/2006, Lampiran XIII, atau penilaian PVT/vPvB tidak dilakukan.
12.6 Efek merugikan lainnya
Informasi ekologis tambahan
Dapat membakar kulit (kaustij) walaupun dalam bentuk encer. Efek disinfektan. Membahayakan pasokan
air minum jika dibiarkan memasuki tanah dan/atau air dalam jumlah besar.
Pelepasan ke lingkungan harus dihindarkan.
Komponen
formaldehyde
Koefisien partisi (n-oktanol/air)
log Pow: 0,021
(Lit.) Diperkirakan tidak ada potensi bioakumulasi.
methanol
Keracunan untuk ikan
Tes flow-through LC50 Lepomis macrochirus (Ikan bluegill sunfish): 15.400 mg/l; 96 h
US-EPA
Derajat racun bagi daphnia dan binatang tak bertulang belakang lainnya yang hidup dalam air
EC5 E.sulcatum: > 10.000 mg/l; 72 h
(Lit.)
EC50 Daphnia magna (Kutu air): > 10.000 mg/l; 48 h
(IUCLID)
14.7 Transportasi dalam jumlah besar berdasarkan pada MARPOL 73/78 Lampiran II dan IBC
Code
Tidak bersangkut-paut
15.1 Regulasi tentang lingkungan , kesehatan dan keamanan untuk produk tersebut
Perundang-undangan nasional
Kelas penyimpanan 6.1C
Nasehat pelatihan
Menyediakan informasi, instruksi dan pelatihan yang memadai bagi operator.
Simbol T Beracun
R - Frasa 45-23/24/25-39/23/24/25-34-68-43
Dapat menyebabkan kanker. Juga beracun jika terhirup, jika kena
kulit, dan jika tertelan. Juga beracun : bahaya efek takterpulihkan
yang sangat serius jika terhirup, jika kena kulit, dan jika tertelan.
Mengakibatkan luka bakar. Mungkin berisiko timbulnya efek tak-
terpulihkan. Dapat mengakibatkan sensitisasi jika kena kulit.
HMIS (U.S.A.):
Bahaya Kesehatan: 3
Bahaya Kebakaran: 2
Reaktivitas: 0
Perlindungan Pribadi: G
Informasi di atas diyakini benar tetapi tidak dimaksudkan untuk menjadi semua inklusif dan harus
hanya digunakan sebagai panduan. Informasi dalam dokumen ini didasarkan pada pengetahuan terkini
kami dan berlaku untuk produk yang berkaitan dengan tindakan pencegahan dan keselamatan. Itu tidak
mewakili menjamin sifat dari produk. PT.SMART-LAB INDONESIA dan Afiliasinya tidak bertanggung
jawab atas segala kerusakan akibat penanganan atau dari kontak dengan produk di atas. dan / atau sisi
sebaliknya dari faktur atau slip kemasan untuk syarat dan ketentuan penjualan tambahan.
ABSTRAK
Polimer merupakan senyawa makromolekul yang terbentuk dari susunan ulang molekul kecil. Reaksi
penggabungan dari monomer menjadi polimer disebut reaksi polimerisasi. Urea-formaldehid dibuat dengan
reaksi polimerisasi kondensasi. Tujuan dari percobaan polimer adalah agar dapat memahami salah satu teknik
polimerisasi, khususnya polimerisasi kondensasi Urea-formaldehid, dan mengerti reaksinya serta mengetahui
pengaruh-pengaruh kondisi operasi terhadap hassil reaksi polimerisasi. Aplikasi industry dari urea-formaldehid
adalah sebagai coating, mikro enkapsulasi dan perekat. Percobaan dilakukan dengan reaksi kondensasi,
kelangsungan reaksi diamati dengan mengambil cuplikan setiap 10 menit selama satu jam, kemudian
menentukan kadar, densitas, viskositas dan pH formaldehid. Hasil percobaan menunjukkan orde reaksi pada
percobaan polimerisasi adalah orde 2, hasil terbaik terjadi pada saat F/U = 1.75
Memanaskan T=800C
Menambahkan 25
Analisa ml Na2SO4 Analisa
Hasil
Sampel 1
Sampel 1
Menitrasi dengan
larutan H2SO4
Memanaskan t=10 menit
Sampel 6 Hasil
Sampel 6
Daftar Pustaka
[1] Stevens, M,P 2007. Kimia Polimer. Cetakan 2.
Terjemahan L. Sopyan. Pradnya pranita. Jakarta :
Gambar 12. Grafik Perubahan pH pada Setiap Waktu xxi + 669 hlm.
[2] Efan, Ahmad. Polimer. Jurusan Teknik Mesin,
Pada gambar 12 menujukkan perubahan pH FT. UMJ. Jember.
pada setiap waktu dengan variasi F/U. Pada grafik [3] Rudin, A. 1982. The Element of Polimer Sciens
ini diperoleh hasil pada F/U = 1.75, nilai pH pada and Engineering. London : Academic Press Inc.
menit ke 0 hinggan menit ke 20 pH konstan pada
pH 10. Hal ini menandakan bahwa proses
[4] Othmer, K. 1984. Encyclopedia of Chemical [8] De’Aldio, CF. 1952. Fundamental Principles of
Technology. 3rd Edition. Intersciens Publication. Polymerization. John Willey and Jons. New York
John Willey and Sons. New York. Inc.
[5] Flory,PJ. 1984. Principle of Chemical [9] Rochmadi. 2010. Technologi Polimer.
Chemistry. Edition 7. Cornell, University Press. [10] Dhedy. 2011. Densifikasi Randu
London. Menggunakan Proses Penekanan dan Pelapisan
[6] Billmeyer. 1984. Textbook of Polimer Sciens Permukaan Poliester. UIN Syarif Hidayatullah.
New York. John Willey and Sons. Jakarta
[7] Suppriyadi. 1985. Polimerisasi Urea-
formaldehid. ITB. Bandung
37 Jurnal Rekayasa Proses, Vol. 6, No. 2, 2012
Abstract
The function of urea encapsulation is to control its release in water, thus increasing effectiveness of using
urea and reducing environmental pollution. Microcapsule shell is formed directly on the surface of urea particles
called in-situ polymerization. This research aimed to study the kinetics of the polymerization reaction of urea
and acetaldehyde in the urea encapsulation process.
Urea and acetaldehyde in the ratio of 1:1.2 mol/mol were placed in an erlenmeyer equipped with a
thermometer and cooler. The reaction was run for 2 hours in erlenmeyer and sample was taken every 20 minutes.
The amount of remaining acetaldehyde was determined by sodium sulfite method and grain size was measured
by optical microscope and image pro software. Variables investigated were reaction temperatures (5 - 15°C),
particle sizes (14, 18, and 25 mesh), and pH (2 - 4). Reaction rate and diffusivity constants were determined
through fitting the experimental data and proposed model.
The results showed that the higher temperature and grain size, the higher conversion was. Lower pH (more
acid) provides higher conversion but urea particle was seen slightly swelling during the reaction, and also
slightly sticky. Addition reaction was much faster than condensation reaction. The proposed reaction kinetics
model fitted reasonably well to the experimental data. The process was best conducted at 15°C, 14 mesh, pH 4
and 120 minutes time of reaction which result in 63.38% conversion. Polymer product of urea-acetaldehyde
obtained at this condition was slightly harder than that at other conditions.
Abstrak
Untuk meningkatkan efektivitas penggunaan urea dan mengurangi pencemaran lingkungan, perlu dilakukan
enkapsulasi urea sehingga pelepasan urea dalam air dapat dikontrol. Dinding kapsul terbentuk langsung di
permukaan partikel urea yang disebut in situ polimerisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kinetika
reaksi polimerisasi urea dan asetaldehid dalam proses enkapsulasi urea.
Urea dan asetaldehid dengan perbandingan 1:1,2 mol/mol dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang dilengkapi
dengan termometer dan pendingin. Reaksi dijalankan di dalam erlenmeyer selama 2 jam dan contoh diambil
setiap 20 menit untuk dianalisis asetaldehid sisa dengan metode sodium sulfit dan ukuran butiran diukur dengan
mikroskop optik dan menggunakan software image pro. Variabel yang dipelajari adalah suhu reaksi (5-15°C),
ukuran butir urea (14, 18, dan 25 mesh), dan pH (2, 3, 4). Konstanta kecepatan reaksi dan koefisien difusivitas
ditentukan dengan optimasi antara model dengan data penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu dan ukuran butir, semakin tinggi konversi yang
dihasilkan. Semakin rendah pH (semakin asam) memberikan konversi yang semakin tinggi akan tetapi butiran
hasil sedikit mengembang dan lengket. Model kinetika reaksi yang diajukan sesuai dengan data pengamatan.
Reaksi adisi berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan reaksi kondensasi. Kondisi reaksi yang cukup baik
terjadi pada suhu reaksi 15°C, pH 4, ukuran butir 14 mesh dan waktu 120 menit dengan konversi sebesar
63,38%. Pada kondisi ini, produk polimer yang dihasilkan lebih keras dibandingkan dengan kondisi yang
lainnya.
monoetilol yang terbentuk semakin banyak dan menurun (terhambat) sehingga konversinya
reaksi kondensasi (nilai k2) berlangsung sangat rendah pada akhir reaksi (100-120 menit).
lambat yang mengakibatkan konversi lebih kecil Tabel 2 menunjukkan koefisien difusivitas
(polimer belum banyak terbentuk) dibandingkan (DA dan DH+) semakin besar dengan besarnya
pada suhu 15°C. ukuran partikel urea. Hal ini disebabkan karena
belum banyak polimer yang terbentuk sehingga
Tabel 1. Nilai parameter proses hasil simulasi pada tidak menghambat difusivitas asetaldehid dan ion
berbagai suhu reaksi (pH = 4, ukuran butir = hidrogen ke permukaan butir. Dari Tabel 2 juga
14 mesh, R = 1:1,2)
ditunjukkan k1 lebih besar dari k2 sehingga dapat
Suhu (°C)
Konstanta 5 10 15
dikatakan bahwa reaksi adisi berlangsung lebih
DA (cm2/min) 9.07 x 10-7 9.66 x 10-7 1.75 x 10-5 cepat dari reaksi kondensasi, sehingga polimer
k1 (mL/mmol/min) 242.7 217.4 6.97 yang dihasilkan cenderung lengket dan memiliki
k2 (mL/mmol/min) 2.81x 10-3 8.92 x 10-3 3.04 x 10-2 berat molekul yang rendah.
k3 (mL/mmol/min) 3.09 x 10-4 6.06 x 10-4 8.31 x 10-3
DH+ (cm2/min) 3.18 x 10-6 7.24 x 10-6 5.95 x 10-5
Pengaruh pH
SSE 0.00038 0.00024 0.00863
Gambar 5 menunjukkan bahwa konversi
Nilai k1, k2, dan k3 dinyatakan dalam bentuk semakin meningkat dengan turunnya pH. Reaksi
persamaan Arrhenius sebagai berikut. adisi meningkat dan reaksi kondensasi berjalan
sangat cepat pada keadaan asam. Turunnya pH
k1 = 5,63 x 10-7 exp ( ) mL/(mmol.min) (14) disebabkan penambahan H2SO4 yang berfungsi
sebagai katalis. Katalis asam inilah yang
k2 = 1,72 x 1027 exp ( ) mL/(mmol.min) (15) berfungsi untuk mempercepat reaksi dengan
menurunkan energi aktivasi (Chang, 2005)
k3 = 2,33 x 1037 exp ( ) mL/(mmol.min) (16)
Tabel 3 menunjukkan bahwa semakin tinggi
konsentrasi ion H+ (pH semakin rendah),
Nilai E yang dihasilkan pada k1, k2, dan k3 kecepatan reaksi kondensasi akan semakin cepat
adalah -455, 1570, dan 2150 mL.atm/mmol. Nilai sehingga nilai k2 semakin besar. Reaksi
E pada k1 (reaksi adisi) relatif lebih rendah bila kondensasi inilah yang membuat rantai urea-
dibandingkan dengan nilai tenaga pengaktif pada asetaldehid menjadi panjang. Hal ini
k2 dan k3 (reaksi kondensasi). Jika dibandingkan membuktikan kebenaran teori Schildknecht
dengan tenaga pengaktif yang sebesar 10000 (1956) yang menyatakan bahwa reaksi
cal/mol atau 413,223 mL. atm/mmol (Rochmadi kondensasi berlangsung baik pada kondisi asam.
dan Hasokowati, 2004), tenaga pengaktif pada Tabel 3 juga menunjukkan bahwa koefisien
reaksi adisi jauh lebih kecil, gejala ini difusivitas asetaldehid (DA) menurun dengan
menunjukkan bahwa transfer massa ikut turunnya pH. Hal ini disebabkan karena pada pH
berpengaruh dalam reaksi adisi. yang rendah menghasilkan polimer yang lebih
banyak sehingga difusivitas asetaldehid ke butir
Pengaruh Ukuran Butir Urea urea menjadi terhambat. Sedangkan koefisien
Gambar 4 menunjukkan konversi asetaldehid difusivitas ion hidrogen (DH+) tidak terlalu
yang meningkat dengan kecilnya ukuran butir terpengaruh dengan turunnya pH. Hal ini dapat
tetapi pada waktu 100-120 menit konversi dilihat dari nilai koefisien difusivitas ion
asetaldehid menurun. Hal ini berhubungan hidrogen yang cenderung stabil.
dengan luas bidang kontak per satuan volume Persamaan empiris untuk menggambarkan
urea dengan asetaldehid. Ukuran partikel yang hubungan konstanta k1, k2 dan k3
semakin kecil mempunyai luas kontak antara (mL/(mmol.menit)) dengan pH disajikan sebagai
urea dan asetaldehid yang semakin besar berikut.
sehingga jumlah asetaldehid yang bereaksi lebih k1 = 45,422 e-0,471.pH mL/(mmol.menit) (17)
banyak, produk etilol urea dan polimer lebih -0,737 pH
banyak terbentuk. Tetapi semakin banyak k2 = 0,737 e . mL/(mmol.menit) (18)
polimer yang terbentuk dipermukaan butir, k3 = 0,017 e-0,170.pH mL/(mmol.menit) (19)
difusivitas asetaldehid masuk ke butiran terlihat
41 Jurnal Rekayasa Proses, Vol. 6, No. 2, 2012
0,7
data, 5⁰C
0,6 data, 10⁰C
Konversi, XA (bagian)
data, 15⁰C
0,5
simulasi, 5 ⁰C
simulasi, 10 ⁰C
0,4
simulasi 15
0,3
0,2
0,1
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130
waktu, t (menit)
Gambar 3. Hubungan konversi dengan waktu reaksi pada pelbagai suhu
0,7
0,6
Konversi, XA (bagian)
0,5
0,4
data,14 mesh
0,3 data,18 mesh
data,25 mesh
0,2 simulasi, 18 mesh
simulasi, 25 mesh
0,1 simulasi 14 mesh
Log. (simulasi 14 mesh)
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130
waktu, t
Gambar 4. Hubungan konversi(menit)
dengan waktu pada pelbagai ukuran butir urea
0,8
0,7
0,6
Konversi, XA (bagian)
0,5 data,pH = 2
0,4 data,pH = 3
0,3 data,pH = 4
simulasi, pH 3
0,2
simulasi, pH 2
0,1
simulasi, pH 4
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130
waktu, t (menit)
Gambar 5. Hubungan konversi dan waktu pada pelbagai pH.
Tabel 2. Nilai parameter proses hasil simulasi pada Tabel 3. Nilai parameter proses hasil Simulasi dan Data
variasi ukuran butir (T = 15°C, pH = 4, R= Pada Variasi pH (T = 15°C, ukuran butir = 14
1:1,2) mesh, R= 1:1,2)
Ukuran Butir (mesh) pH
Konstanta 14 18 25 Konstanta pH 2 pH 3 pH 4
DA (cm2/min) 1.75 x 10-5 2.36 x 10-6 1.24x 10-6 DA (cm2/min) 2.69 x 10-6 3.89 x 10-6 1.75 x 10-5
k1 (mL/mmol/min) 6.97 11.35 97.67 k1 (mL/mmol/min) 17.92 10.74 6.97
k2 (mL/mmol/min) 3.04x 10-2 1.28 x 10-2 3.24 x 10-3 k2(mL/mmol/min) 0.133 0.129 3.04 x 10-2
k3 (mL/mmol/min) 8.31 x 10-3 1.23 x 10-3 4.70 x 10-5 k3 (mL/mmol/min) 1.17 x 10-2 1.03 x 10-2 8.31 x 10-3
DH+ (cm2/min) 5.95 x 10-5 3.39 x 10-5 4.45 x 10-6 DH+ (cm2/min) 7.06 x 10-5 6.53 x 10-5 5.95 x 10-5
SSE 0.00863 0.01088 0.01061 SSE 0.00475 0.01356 0.00863
Jurnal Rekayasa Proses, Vol. 6, No. 2, 2012 42