LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
“SEDIMENTASI”
OLEH :
LEMBAR PENGESAHAN
“SEDIMENTASI”
GRUP P
Kepala Laboratorium
Operasi Teknik Kimia I Dosen Pembimbing
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan resmi operasi teknik
kimia I ini dengan judul “Sedimentasi”.
Laporan resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah operasi teknik
kimia I yang telah kami lakukan berdasarkan percobaan, dengan melakukan
pengamatan hingga perhitungan dan dilengkapi dengan teori dan literatur serta
petunjuk dari asistem pembimbing yang dilaksanakan pada tanggal 9 Maret 2020
di laboratorium operasi teknik kimia I.
Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa
bantuan baik dari sarana, prasarana, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak lupa
kami ucapkan terima kasih kepada :
1. Ir. Ketut Sumada, MS selaku kepala Laboratorium Operasi Teknik Kimia.
2. Ir. Nurul Widji Triana, MT selaku dosen pembimbing.
3. Seluruh asisten dosen yang membantu dalam pelaksanaan praktikum.
4. Rekan-rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan-
masukan dalam praktikum.
Kami sangat menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini masih
banyak kekurangan, maka kami selalu mengharapkan kritik dan saran seluruh
asisten dosen yang turut membantu dalam praktikum yang kami lakukan.
Tentunya kami sangat berharap laporan yang telah kami susun ini dapat
bermanfaat bagi mahasiswa Fakultas Teknik khususnya jurusan Teknik Kimia.
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................1
KATA PENGANTAR................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................3
INTISARI....................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang.............................................................................................5
I.2 Tujuan...........................................................................................................5
I.3 Manfaat.........................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Secara umum................................................................................................6
II.2. Faktor yang mempengaruhi sedimentasai...............................................10
II.3. Bahan...........................................................................................................10
II.4. Hipotesa.......................................................................................................11
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1. Bahan...........................................................................................................12
III.2. Alat..............................................................................................................12
III.3. Gambar alat................................................................................................12
III.4. Rangkaian alat............................................................................................12
III.5. Prosedur......................................................................................................13
BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN
IV.1. Tabel hasil pengamatan.............................................................................14
IV.2. Tabel Perhitungan......................................................................................20
IV.3. Grafik..........................................................................................................21
IV.4. Pembahasan................................................................................................23
BAB V SIMPULAN dan SARAN
V.1. Simpulan.....................................................................................................25
V.2. Saran............................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
INTISARI
PENDAHULUAN
I.2 Tujuan
1. Untuk merancang/desain alat clarifier(tangki pengendap) dari data batch
sedimentasi
2. Untuk menghitung laju pengendapan slurry suatu campuran
3. Untuk mengetahui hubungan laju pengendapan dengan konsentrasi slurry
I.3 Manfaat
1. Agar praktikan dapat mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi
proses sedimentasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
𝑔. 𝐷𝑠2(𝜌𝑠 − 𝜌).......................................(1)
𝑉𝑠 =
18𝜇
Keterangan:
v = kecepatan pengendapan
g = percepatan gravitasi
dp = diameter partikel
ρs = densitas partikel
ρf = densitas cairan
Ɛf = fraksi volume cairan
µf = viskositas cairan
b = suatu konstanta
selain dua persamaan tersebut, terdapat pula persamaan fergusson church,
gibbs-mattew-link dan persamaan linerisasi faktor koreksi.(Setiyadi,2014).
II.1.3. Kecepatan pengendapan
Kecepatan pengendapan dapat ditentukan dengan mengamati tinggi
interface(interfase) sebagai fungsi waktu yang diperoleh dari :
𝑑𝑧
𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒 − = 𝑉1………………………………….(3)
𝑑𝑡
Pada point ini, tinggi Z1 dan Z2 adlah intercept tangen pada kurva tersebut.
Kecepatan pengendapan (sedimentation rate):
𝑍𝑖 − 𝑍1……………………………………(4)
𝑉1 = 𝑡1 − 0
Dengan V1 adalah kecepatan pengendapan(cm/menit), zi adalah tinggi
interface 1(cm), z1 adalah tinggi interface 2(cm) dan t1 adalah waktu pengendapan
(menit). (Silvia, 2013).
II.1.4. Clarifier
Pemisahan gravitasi dalam kondisi hindred settling biasa digunakan saat ingin
mengubah slurry encer dari partikel halus menjadi cairan murni yang sudah
dijernihkan atau juga suspensi terkonsentrasi. Proses ini dilakukan didialam tangki
besar yang terbuka disebut thickeners atau clarifiers. Suspensi yang terkonsentrasi
atau sludge biasanya tetap.
Filtrasi kembali untuk menghasilkan produK yang lebih kering, namun
biaya dan langkah-langkah filtrasinya akan lebih rendah dibandingkan jika sludge
itu langsung difiltrasi. Cairan yang sudah diclarifiers telah terbebas atau hampir
terbebas dan pertikel- partikel yang mensuspensinya dapat digunakan kembali
sebagai air proses atau dibuang sebagai limbah. (McCabe, 2005).
II.1.5. Macam tipe clarifier
Berdasarkan fungsinya calrifiers dikategorikan menjadi primer dan
sekunder. Clarifiers primer biasa terletak di hilir instalasi pengolahan air limbah.
Biasanya memiliki tujuan utama untuk menghilangkan padtana tersuspensi yang
dapat diendapakan di influen pabrik. Tangki sekunder terletak di hilir dari fasilitas
sekunder engolahan biologis dari pabrik pengolahan air limbah. Biasanyan
digunakn untuk memisahkan biomassa yang terbentuk saat pengolahan sekunder
dari limbah pabrik yang diaolah.
Berdasarkan bentuk geometrisnya, baik clarifier primer maupun sekunder
diklasifikasikan kedalam dua kategori utama yaitu rectangular clarifier(persegi) dan
circular clarifier(lingkaran). Berbentuk klarifier yang cocok untuk diaplikasikan
bergantung pada sejumlah faktor dan analisis biaya manfaatnya. (Voutchkov, 2017).
II.3. Bahan
1. Aquadest
A. Sifat fisika
1. Fase cair
2. Warna : Tidak berwarna
B. Sifat kimia
1. Rumus kimia : H2O
2. Berat molekul 18,016 gr/mol
C. Fungsi : Sebagai pelarut sampel padatan pada sedimentasi
(Perry, 1984 “water”)
2. Tepung tapioka
A. Sifat fisika
1. Fasse bubuk
2. Warna putih
B. Sifat kimia
1. Rumus kimia : C6H10O5
2. Berat molekul : 1,06 -1,08 gr/cm3
C. Fungsi : sebagai sampel padatan pada sedimentasi
(Anonim,2020 “starch”)
II.4. Hipotesa
Pada percobaan sedimentasi ini diharapkan dengan waktu pengendapan
yang semakin lama akan diperoleh konsentrasi slurry yang semakin besar namaun
berbanding terbalik dengan laju pengendapannya yang semakin lambat.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1. Bahan
1. Padatan
2. air
III.2. Alat
1. Gelas ukur
2. Stopwatch
3. Beaker glass
4. Penggaris
5. Spatula
III.3. Gambar alat
1 Keterangan:
1. Gelas ukur
2. Larutan slurry
2
III.5. Prosedur
Buat larutan padatan (tepung, CaO) dalam air dengan berat berbeda
Masukan larutan dalam gelas ukur dan diaduk. Lalu mulai waktu
pada stopwatch
BAB IV
HASIL dan PEMBAHASAN
IV.1. Tabel hasil pengamatan
A. Tepung beras
B. Tepung Maizena
A. Tepung Beras
c0 c1 V t Q Vol D H
B.
(cm/menit) (jam) (m3) (ml) (meter) (meter)
1.5
% 0,015922 0,286667 1,5 175 262,5 13,27759 1,896798
3.5
% 0,038984 0,510476 1,75 175 306,25 13,97767 1,99681
5.5 1,91666 335,416
% 0,063489 0,651304 7 175 7 14,40802 2,058289
Tepung Maizena
c0 c1 V t Q Vol D H
(cm/menit) (jam) (m3) (ml) (meter) (meter)
247,9166667
1.5% 0,017313 0,658824 1,416667 175 13,02701 1,861001
335,416667
3.5% 0,040883 0,653913 1,916667 175 14,40802 2,058289
379,166667
5.5% 0,060655 0,453077 2,166667 175 15,00904 2,144148
IV.3. Grafik
16
14
12 f(x) = 28.26 x + 12.9
R² = 0.98
10
diameter
8
6 Linear (diameter)
4 tinggi
2
0
0.01 0.02 0.02 0.03 0.03 0.04 0.04 0.05 0.05 0.06 0.06
fraksi berat
Grafik 2. Hubungan antara fraksi berat dengan tinggi dan diameter clarifier
tepung beras
Grafik fraksi berat vs Dimensi clarifier(tepung maizena)
16
diameter
14 f(x) = 49.55 x + 12.41
dimensi clarifier(m^3)
Linear
12 R² = 0.95
(diameter)
10 tinggi
8
6
4
2
0
0.01 0.02 0.02 0.03 0.03 0.04 0.04 0.05 0.05 0.06 0.06
fraksi berat
Grafik 3. Hubungan antara fraksi berat dengan tinggi dan diameter clarifier
tepung maizena
Berdasarkan yang terdapat pada grafik 2 dan 3 bahwa diameter clarifier(D)
dan tinggi clarifier(H) pada tepung beras dengan konsentrasi 1,5% sebesar 13,27759
meter dan 1,896798 meter, pada konsentrasi 3,5% besar diameter clarifier(D) dan
tinggi clarifier(H) sebesar 13,97767 meter dan 1,99681 meter , dan pada konsentrasi
5,5 % besar diameter clarifier(D) dan tinggi clarifier (H) sebesar 14,40802 meter dan
2,058289 meter. pada tepung Maizena dengan konsentrasi 1,5% sebesar 13,02701
meter dan 1,861001 meter, pada konsentrasi 3,5% besar diameter clarifier(D) dan
tinggi clarifier(H) sebesar 14,40802 meter dan 2,058289 meter , dan pada konsentrasi
5,5 % besar diameter clarifier(D) dan tinggi clarifier (H) sebesar 15,00904 meter dan
2,144148 meter. Dapat disimpulkan bahwa hubungan fraksi berat dengan dimensi
clarifier kurang sesuai dengan teori dimana kecepatan sedimentasi semakin cepat
seiring dengan meningkatnya diameter yang lebih besar, jarak antar partikel lebih
besar shingga jatuhnya partikel dipengaruhi oleh faktor benturan dengan partikel lain,
maka laju pengendapan akan semkain cepat. Laju pengendapan yang cepat
dipengaruhi oleh konsentrasi partikel padatan tersebut . sedangkan pad tinggi clarifier,
semkain tinggi clarifier maka waktu pengendapan yang diperoleh akan semakin lama
sehingga laju pengendapan akan rendah. Laju pengendapan rendah dipengaruhi oleh
besarnya knsentrasi partikel padatan juga.(McCabe,1993)
Grafik waktu pengendapan vs tinggi larutan slurry(z1)
23
22 f(x) = − 7.2 x + 33.6
21 R² = 0.92
20 tepung beras
z1(cm)
19
18 Linear (tepung beras)
17 tepung maizena
16
15
1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 2
waktu pengendapan(jam)
IV.4. Pembahasan
Pada percobaan sedimentasi,pada tepung beras dengan waktu 1,5 jam
konsentrasi yang awalnya 1,5% berubah menjadi 0,015922, pada waktu 1,75 jam
konsentrasi yang awalnya 3,5% berubah menjadi 0,038984, dan pada waktu 1,916667
jam konsentrasi yang awalnya 5,5% berubah menjadi 0,063489. Pada tepung maizena
dengan waktu 1,416667 jam konsentrasi yang awalnya 1,5% berubah menjadi
0,017313, pada waktu 1,916667 jam konsentrasi yang awalnya 3,5% berubah menjadi
0,040883, dan pada waktu 2,166667 jam konsentrasi yang awalnya 5,5% berubah
menjadi 0,060655. Sedangkan laju pengendapan pada tepung beras untuk konsentrasi
1,5%, 3,5%, 5,5%, berturut-turut adalah 0,286667 cm/menit, 0,0,510476 cm/menit,
0,651304 cm/menit. Pada tepung maizena sendiri sebesar 0,658824 cm/menit,
0,653913 cm/menit dan 0,453077 cm/menit. Hasil ini kurang sesuai dengan hipotesa,
dimana dalam hipotesa waktu pengendapan lama akan diperoleh konsentrasi slurry
akhir yang besar dan berbanding terbalik dengan laju pengendapan yang lambat. Hal
ini dikarenakan kurangnya pengadukan larutan untuk mengubah larutan menjadi
benar-benar homogen dan juga dikarenakan perbedaan warna antara zona transisi
dengan zona larutan jernih yang tidak begitu jelas.
BAB V
SIMPULAN dan SARAN
V.1. Simpulan
Berdasarkan pada data-data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa
sebagai berikut
1) Rancangan/desain dari alat clarifier untuk tepung beras dengan asumsi laju
volumetrik 175 m3/jam dan perbandingan diameter dengan tingginya
dibutuhkan diameter 13,27759 meter dan tinggi 1,896798 meter untuk
konsentrasi 1,5%, diameter 13,97767 meter dan tinggi 1,99681 meter
untuk konsentrasi 3,5%, diameter 14,40802 meter dan tinggi 2,058289
meter untuk konsentrasi 5,5% . pada tepung maizena dengan asumsi laju
volumetrik 175 m3/jam dan perbandingan diameter dengan dibutuhkan
diameter 13,02701 meter dan tinggi 1,861001 meter untuk konsentrasi
1,5%, diameter 14,40802 meter dan tinggi 2,058289 meter untuk
konsentrasi 3,5%, diameter 12,058289 meter dan tinggi 2,144148 meter
untuk konsentrasi 5,5%
2) Laju pengendapan pada tepung beras dengan konsentrasi 1,5% sebesar
0,286667 cm/menit, konsentrasi 3,5% sebesar 0,510476 cm/menit,
konsentrasi 3,5% sebesar 0,651304 cm/menit. pada tepung maizena
dengan konsentrasi 1,5% sebesar 0,658824 cm/menit, konsentrasi 3,5%
sebesar 0,653913 cm/menit, konsentrasi 3,5% sebesar 0,453077 cm/menit.
3) Hubungan laju pengendapan dengan konsentrasi slurry adalah semakin
besar konsentrasi slurry maka laju pengendapan semakin cepat.
V.2. Saran
1) Sebaiknya praktikan memastikan larutan dalam keadaan homogen saat
memulai melakukan pengamatan.
2) Sebaiknya praktikan teliti dan jeli dalam melakukan pengukuran tinggi
larutan slurry
DAFTAR PUSTAKA
1. Tabel pengamatan
a. Tepung beras
Z 0−Z 1
- V=
∆t
25−24,9
=
5−0
= 0,02 cm/menit
C0 x Z0
- C1 =
Z1
0,015 x 25
=
24,9
= 0,015922
vol X 4
- H=
√
3
π x 49
262,5 X 4
=
√3
3,14 x 49
= 1,896798 meter
5) Perhitungan diameter clarifier(D)
- D=7xH
= 7 x 1,896798 meter
= 13,27759 meter
LAMPIRAN 2