Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

ALAT PRODUKSI INDUSTRI PANGAN


“SORTASI DAN GRADING”

Disusun oleh :
Rera Haiefinah (4444190009)

JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2021
STUDI PUSTAKA
“SORTASI BUAH”

Disusun oleh :
Rera Haiefinah (4444190009)

JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan
Bahan pangan adalah semua bahan yang dapat dijadikan makanan
(Almatsier, 2001). Contohnya, jagung, sayur, ikan dan lain-lain. Biasanya bahan
pangan yang akan diolah memerlukan persiapan dan pemeriksaan terlebih dahulu.
Hal ini dikarenakan agar mendapatkan bahan dengan kualitas terbaik serta
menghasilkan produk yang berkualitas. Sebelum diolah, bahan pangan perlu
melakukan pembersihan, sortasi dan grading untuk mengurangi kerugian dan
kegagalan dalam produksi serta mampu menghasilkan produk yang berkualitas
dan bermutu.
Sortasi adalah pemisahan bahan yang sudah dibersihkan ke dalam berbagai
fraksi kualitas berdasarkan karakteristik fisik (kadar air, bentuk, ukuran, berat
jenis, tekstur, warna, benda asing/kotoran), kimia (komposisi bahan, bau dan rasa
ketengikan) dan biologis (jenis dan jumlah kerusakan oleh serangga, jumlah
mikroba dan daya tumbuh khususnya pada bahan pertanian berbentuk bijian).

1.2 Tujuan
Tujuan dari studi pustaka ini yaitu sebagai berikut
1. Untuk mengetahui jenis mesin sortasi buah
2. Untuk mengetahui prinsip kerja mesin sortasi buah
3. Untuk mengetahui bagian-bagian penyusun mesin sortasi buah beserta
fungsinya
4. Untuk mengetahui waktu dan kapasitas kerja mesin sortasi buah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
.

2.1 Deskripsi Alat dan Jenisnya


Sortasi adalah pemisahan bahan yang sudah dibersihkan kedalam berbagai
fraksi mutu berdasarkan karakteristik: fisik (kadar air, bentuk, ukuran, bobot jenis,
tekstur, warna, benda asing/kotoran); kimia (komposisi bahan, baud an rasa
tengik) dan biologis (jenis dan jumlah kerusakan oleh serangga, jumlah mikroba,
dan daya tumbuh khususnya pada bahan pertanian dalam bentuk bijian) (Afrianto,
2008).

Untuk memisahkan bahan-bahan yang telah dihancurkan berdasarkan


keseragaman ukuran partikel-partikel bahan dilakukan dengan pengayakan dengan
menggunakan standar ayakan. Pengayak (screen) dengan berbagai desain telah
digunakan secara luas pada proses pemisahan bahan pangan berdasarkan ukuran
yang terdapat pada mesin-mesin sortasi, tetapi pengayak juga digunakan sebagai
alat pembersih, memisahkan kontaminan yang berbeda ukurannya dari bahan
baku (fellow, 1988).
Berdasarkan jenisnya mesin sortasi dapat dibagi menjadi beberapa bagian
yakni :
1. Saringan Bergoyang
2. Aerodinamik Patikel Kecil
3. Separator Gravitasi Spesifik
4. Sparator Spiral
5. Separator Silinder
6. Separator Piringan
7. Separator Siklon (Cyclone)
8. Separator Sentrifugal
2.2 Prinsip Kerja Alat
Material yang sering digunakan dalam perangkaian peralatan dan mesin
adalah besi. Salah satu bentuknya adalah plat besi yang berfungsi sebagai penahan
beban komponen-komponen alat/mesin tersebut. Untuk menahan suatu beban
dengan optimal, plat besi harus memiliki ketebalan yang sesuai. Menurut Sularso
dan Kiyokatsu (1997), terdapat 4 tahapan untuk menentukan tebal plat besi yang
dibutuhkan untuk menahan beban.

2.3 Bagian Penyusun Mesin dan Fungsinya


Wadah bahan dibuat dari bahan aluminium tebal 2 mm dan rangka hopper
dibuat dari besi siku 40 x 4 mm. Wadah bahan memiliki ukuran dimensi panjang,
lebar dan tinggi masing-masing 600 mm, 500 mm, dan 670 mm, dengan kapasitas
tampung maksimum 25 kg biji kopi robusta dengan kadar air 9—10%. Beberapa
komponen tambahan adalah bucket elevator yang memiliki ukuran dimensi
panjang, lebar dan tinggi masing-masing 310 mm, 130 mm dan 2000 mm. Sabuk
bucket elevator digerakkan dengan motor listrik berdaya 1 HP, 1 fase, 220/110 V
dan kecepatan putar 1430 rpm. Fungsi dari elevator tersebut adalah untuk
memudahkan pengumpanan biji kopi dari wadah bahan yang terletak di bagian
bawah bucket elevator ke corong pengumpan (hopper) yang terletak di atas sabuk
karet konveyor. Wadah bahan yang terletak di atas sabuk karet konveyor ini
dilengkapi dengan bukaan pintu (feeding rate) untuk mengatur kerapatan biji kopi
yang akan disortasi (Widyotomo et al., 2006).
BAB III
METODOLOGI STUDI PUSTAKA

3.1 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu mesin sortasi buah yang
dilengkapi dengan motor penggerak. Detail bagian penyusun mesin sortasi buah
ini ditunjukkan pada Gambar 1. Mesin ini dirancang untuk memisahkan buah
sehingga dihasilkan 3 kelompok (grade), yaitu; grade A (d ≥ 3 cm), B (2,5 ≤ d < 3
cm), dan C (2 ≤ d < 2,5 cm) ditunjukkan pada Gambar 2. Rak sortasi pada mesin
menggunakan sudut kemiringan 20° dan getaran sebesar 6,6 Hz. Bahan yang
digunakan yaitu buah X yang berbentuk bulat.

3.2 Prosedur Kerja


Langkah yang harus dilakukan dalam pelaksanaan studi pustaka sortasi
yaitu:

Timbang dan catat


Masa buah X

Lakukan sortasi dan catat

Mesin grading waktu yang dibutuhkan


hingga proses sortasi selesai
menggunakan stopwatch

Hitung kapasitas kerja mesin buah


X dan catat pada tabel

Lakukan sebanyak 5 kali


ulangan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan


Tabel 1. Metode sortasi pada industri pangan
No. Metode Sortasi Keterangan
1 Sortasi berdasarkan  Biasanya menggunakan ayakan lubang
(size sorting) dengan ukuran tertentu
 Sistem ayakan dengan ukuran yang beragam:
a. Sistem drum berputar dengan ukuran
lubang bergradasi
b. Sistem ban berjalan
2 Sortasi berdasarkan  Benruk ditentukan dengan model
bentuk (shape sorting)  Bisa menggunakan cakram dengan cetakan
tertentu sesuai dengan bentuk yang
diinginkan
3 Sortasi berdasarkan  Menggunkana timbangan (mekanik atau
berat (weight sorting) elektronik)
 Lebih efektif daripada pemisahan
berdasarkan bentuk/dimensi
 Biasa digunakan untuk buah, sayur, telur
4 Sortasi berdasarkan  Menggunakan dasar perbedaan reflektansi
warna (photometric a. Visual colour sorting
sortng) b. Mechanized colour sorting
5 Sortasi berdasarkan  Sistem aspirasi atau klasifikasi pneumatic
ensitas (density sorting)  Dapat dikombinasikan sortasi berdasarkan
karakteristik aerodinamika dan bentu
6 Sortasi berdasarkan Pemisahan berdasarkan karakteristik mutu
mutu permukaan permukaaan, kelengketan, kekerasan, kehalusan,
(surface property dan keseragaman permukaan.
sorting)
Tabel 2. Pengujian kapasitas mesin sortasi buah X
Ulangan ke- Massa buah X Waktu Sortasi Kapasitas Kerja
(kg) (detik) Mesin (kg/jam)
1 20 181 397,79
2 9,3 50,4 664,28
3 9,27 68,4 487,89
4 8,97 64,8 498,33
5 20 156 461,53
Rata-rata 501,964

4.2 Analisa Data


Note : untuk praktikum 1, dibahas mengenai sortasi dan grading, hasil yang
didapat pada tabel, serta menjawab tujuan nomor 4 pada studi pustaka
Sortasi dalam kamus bahasa Indonesua dikenal dengan istilah menyortir
yang berarti memilah (yang diperlukan dan mengeluarkan yang tidak diperlukan
dan sebagainya). Pengertian tersebut sesuai dengan pengertian dalam the
freedictionary yang menjelaskan bahwa sortasi adalah mengklasifikasikan atau
memisahkan dari bahan yang lain, contohnya memilah gandum dari sekam.
Kegiatan sortasi dan grading bisa dilaksanakan secara manual,
menggunakan alat sederhana hingga menggunakan alat yang kompleks, hal ini
biasanya tergantung dari jenis komoditas, skala kegiatan, serta sumber daya yang
tersedia. ortasi dilakukan untuk memisahkan hasil panen yang baik dan yang
jelek.
Sortasi dilakukan untuk mengetahui jenis, ukuran, berat dan lain-lain
sesuai standar target konsumen. Hal ini sesuai dengan pendapat Afrianto et al.
(2008) yaitu sortasi adalah pemisahan komoditi selama dalam aliran komoditas,
misalnya sortasi di lokasi pemanenan yang didasarkan pada jenis, ukuran yang
diminta pasar. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa pengertian
sortasi adalah serangkaian kegiatan memisahkan bahan dengan berbagai cara
untuk mendapatkan bahan sesuai dengan kriteria tertentu.
Sedangkan grading yaitu proses pemisahan bahan pangan berdasarkan
mutu, misalnya ukuran, bobot, kualitas (Afrianto et al, 2008). Sortasi dan grading
dilakukan untuk memisahkan hasil panen yang baik dan yang jelek serta
memisahkan atau mengelompokkan produk menjadi beberapa kelas mutu/grade
sesuai kriteria kelas mutu/grade masing-masing komoditas/produk. Faktor-faktor
mutu atau kriteria mutu dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok diantaranya
adalah sifat fisik, sifat kimia dan sifar biologi. Sifat fisik meliputi kadar air,
ukuran, bentuk, berat, densitas, tekstur, warna, kepadatan, benda asing dan lain-
lain. Sifat kimia meliputi komponen kimia, ketengikan, indeks asam lemak bebas,
bau, cita rasa, residu dan lain-lain, sedangkan sifat biologis diantaranya adalah
perkecambahan, pertunasan, jenis dan jumlah kerusakan oleh mikroba. Sedangkan
menurut Kramer dan Twigg (1983) telah mengklasifikasikan karakteristik mutu
bahan pangan menjadi dua kelompok, yaitu:
(1) karakteristik fisik atau karakteristik tampak, meliputi penampilan
yaitu warna, ukuran, bentuk dan cacat fisik; kinestikayaitu tekstur,
kekentalan dan konsistensi; flavor 15 yaitu sensasi dari kombinasi bau
dan cicip, dan
(2) karakteristik tersembunyi, yaitu nilai gizi dan keamanan
mikrobiologis.
Pada praktikum kali ini yaitu sortasi buah melakukan pengujian kapasitas
mesin sortasi buah X. Pada ulangan ke-1 diketahui masa buahnya 20 kg dan
waktunya 181 detik. Hasil hitungan untuk kapasitas kerja mesinnya sebesar
397,79 kg/jam. Selanjutnya ada ulangan ke-2 diketahui masa buahnya 9,3 kg dan
waktunya 50,4 detik. Hasil hitungan untuk kapasitas kerja mesinnya sebesar
664,28 kg/jam. Lalu pada pengujian ulangan ke-3 diketahui masa buahnya 9,27 kg
dan waktunya 68,4 detik. Hasil hitungan untuk kapasitas kerja mesinnya sebesar
487,89 kg/jam. Selanjutnya pengujian kapasitas mesin sortasi buah X pada
ulangan ke-4 diketahui masa buahnya 8,97 kg dan waktunya 64,8 detik. Hasil
hitungan untuk kapasitas kerja mesinnya sebesar 498,33 kg/jam. Yang terakhir
yaitu pengujian kapasitas mesin sortasi buah X pada ulangan ke-5 diketahui masa
buahnya 20 kg dan waktunya 156 detik. Hasil hitungan untuk kapasitas kerja
mesinnya sebesar 461,53 kg/jam. Dari semua hasil hitungan dari pengujian
kapasitas mesin sortasi buah X didapat rata-ratanya adalah 501,964 kg/jam.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini yaitu untuk memisahkan atau
mengelompokan suatu bahan pangan diperlukannya sortasi dan grading. Sortasi
adalah pemisahan komoditi selama dalam aliran komoditas, misalnya sortasi di
lokasi pemanenan yang didasarkan pada jenis, ukuran yang diminta pasar.
Sedangkan Grading yaitu proses pemisahan bahan pangan berdasarkan mutu,
misalnya ukuran, bobot, kualitas. Dengan melakukan sortasi dan grading maka
akan didapatkan hasil pangan yang berkualitas dan bermutu. Menurut Hubeis
(1994) mutu dianggap sebagai derajat penerimaan konsumen terhadap produk
yang dikonsumsi berulang (seragam atau konsisten dalam standar dan spesifikasi),
terutama sifat organoleptiknya.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat pada praktikum kali ini agar praktikan lebih teliti
dan memperhatikan panduan yang diberikan selama praktikum online.
DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, Eddy. 2008. Pengawasan Mutu Bahan/Produk Pangan Jilid 1 untuk


SMK. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,
Departemen Pendidikan Nasional.
Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta; Gramedia.
Fellow, P. J. ( 1998 ). Food Processing Technology Principle and Practice. Ellis
Horwood. London.
Hubeis, M. 1994. “Pemasyarakatan ISO 9000 untuk Industri Pangan di
Indonesia”. Buletin Teknologi dan Industri Pangan. Vol. V (3). Fakultas
Teknologi Pertanian, IPB Bogor.
Kramer, A. dan B.A. Twigg. 1983. Fundamental of Quality Control for the Food
Industry. The AVI Pub. Inc., Conn., USA.
Sularso dan Kiyokatsu Suga, 1997. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen
Mesin. Pradnya Paramita, Jakarta.
Widyotomo, S. ; Sri Mulato; O. Atmawinata, & Yusianto (1998). Kinerja mesin
sortasi biji kakao tipe silinder tunggal berputar. Pelita Perkebunan, 14,
197— 210.
LAMPIRAN

 Ulangan ke-1
Kapasitas kerja mesin = 3600÷181×20
=397,79
 Ulangan ke-2
Kapasitas kerja mesin =3600÷50,4×9,3
=664,28
 Ulangan ke-3
Kapasitas kerja mesin =3600÷68,4×9,27
=487,89
 Ulangan ke-4
Kapasitas kerja mesin =3600÷64,8×8,97
=498,33
 Ulangan ke-5
Kapasitas kerja mesin =3600÷156×20
 Rata-rata
Rata-rata = 397,79+664,28+487,89+498,33+461,53
5
=501,964
STUDI PUSTAKA
“GRADING”

Disusun oleh :
Rera Haiefinah (4444190009)

JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahan pangan adalah semua bahan yang dapat dijadikan makanan (Sunita,
2001). Contohnya, jagung, sayur, ikan dan lain-lain. Biasanya bahan pangan yang
akan diolah memerlukan persiapan dan pemeriksaan terlebih dahulu. Hal ini
dikarenakan agar mendapatkan bahan dengan kualitas terbaik serta menghasilkan
produk yang berkualitas. Sebelum diolah, bahan pangan perlu melakukan
pembersihan, sortasi dan grading untuk mengurangi kerugian dan kegagalan
dalam produksi serta mampu menghasilkan produk yang berkualitas dan bermutu.
Grading adalah proses pemilihan bahan berdasarkan permintaan konsumen
atau berdasarkan nilai komersilnya. Sortasi dan grading berkait erat dengan
tingkat selera konsumen suatu produk atau segmen pasar yang akan dituju dalam
pemasaran suatu produk. Terlebih apabila yang akan dituju adalah segmen pasar
tingkat menengah ke atas dan atau segmen pasar luar negeri. Kegiatan sortasi dan
grading sangat menentukan apakah suatu produk laku pasar atau tidak (Afrianto,
2008).

1.2 Tujuan
Tujuan dari studi pustaka grading yaitu sebagai berikut
1. Untuk mengetahui jenis mesin grading biji Y
2. Untuk mengetahui prinsip kerja mesin grading biji Y
3. Untuk mengetahui bagian-bagian penyusun mesing grading biji beserta
fungsinya
4. Untuk mengetahui jumlah biji Y hasil grading pada waktu tertentu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jenis-Jenis Mesin Grading


Menurut Afrianto (2008) alat-alat grading berdasarkan berat relatif
akurat dengan kecepatan sedang serta aman (tidak menimbulkan kerusakan
bahan). Bahan yang disortasi bisa sangat bervariasi secara ukuran dan bentuknya.
Berdasarkan jenisnya mesin sortasi dapat dibagi menjadi beberapa bagian yakni :
1. Pemisah saringan
2. Pneumatic separator
3. Separator berat jenis
4. Separator ulir
5. Separator bentuk silinder
6. Separator bentuk piringan
7. Separator dengan sentrifugal
8. Separator dengan siklon

2.2 Prinsip Kerja Mesin Grading


Mesin grading biji kopi berdasarkan mutu fisik tipe meja konveyor adalah
produk yang datang ditempatkan dalam wadah sortasi, disortasi oleh seorang
pekerja, kemudian dimasukkan ke dalam wadah pengemas dan akhirnya dikemas
oleh pekerja kedua. Jika pekerja harus berdiri untuk menyortasi produk, maka
diperlukan bantalan karet cukup tebal pada lantai agar dapat membantu
mengurangi kelelahan. Selanjutnya adalah meja sortasi yang bergerak yang
dikonstruksi dari kanvas dan mempunyai radius sekitar satu meter. Produk dapat
ditumpahkan ke atas meja dari wadah pemanenan, kemudian disortir berdasarkan
ukuran, warna atau dilakukan pengkelasan, dan selanjutnya dikemas langsung ke
dalam kemasan. Metode ini produk harus mengalir dengan kecepatan tertentu dan
tidak terlalu cepat sehingga pekerja dapat melakukan pekerjaannya dengan baik
(Reyes, 1988).
Alat grading yang menggunakan aliran udara sering disebut dengan
pneumatic separator. Alat ini bekerja menggunakan prinsip pengipasan
berdasarkan perbedaan berat biji-bijian dan kotoran. Penentuan kecepatan aliran
angin/udara sangat penting, untuk menentukan kecepatan udara yang digunakan.

2.3 Bagian Penyusun Mesing Grading dan Fungsinya


Mesin grading biji kopi berdasarkan mutu fisik tipe meja konveyor adalah
produk yang datang ditempatkan dalam wadah sortasi, disortasi oleh seorang
pekerja, kemudian dimasukkan ke dalam wadah pengemas dan akhirnya dikemas
oleh pekerja kedua. Jika pekerja harus berdiri untuk menyortasi produk, maka
diperlukan bantalan karet cukup tebal pada lantai agar dapat membantu
mengurangi kelelahan. Selanjutnya adalah meja sortasi yang bergerak yang
dikonstruksi dari kanvas dan mempunyai radius sekitar satu meter. Produk dapat
ditumpahkan ke atas meja dari wadah pemanenan, kemudian disortir berdasarkan
ukuran, warna atau dilakukan pengkelasan, dan selanjutnya dikemas langsung ke
dalam kemasan. Metode ini produk harus mengalir dengan kecepatan tertentu dan
tidak terlalu cepat sehingga pekerja dapat melakukan pekerjaannya dengan baik
(Reyes, 1988).
Alat grading yang menggunakan aliran udara sering disebut dengan
pneumatic separator. Alat ini bekerja menggunakan prinsip pengipasan
berdasarkan perbedaan berat biji-bijian dan kotoran. Penentuan kecepatan aliran
angin/udara sangat penting, untuk menentukan kecepatan udara yang digunakan.
Pemisahan saringan yang dikombinasikan dengan blower atau tiupan merupakan
alat yang banyak digunakan untuk memisahkan biji-bijian. Biji-bijian akan
melewati saringan dan kotoran berupa ranting tertinggal di atas saringan, dengan
adanya blower maka kotoran atau benda lain yang melewati saringan bersama
dengan biji-bijian akan terhembus dan terpisahkan karena beratnya lebih ringan
dari pada biji-bijian. Saringan biasanya dibuat bertingkat untuk memisahkan
kotoran yang ukuranya lebih kecil dari biji dan beratnya lebih besar dari biji
misalnya kerikil (Reyes, 1988).
BAB III
METODOLOGI STUDI PUSTAKA

3.1 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu mesin grading biji Y yang
dilengkapi dengan motor penggerak dan ayakan tiga tingkat. Detail bagian penyusun
mesin grading biji ini ditunjukkan pada Gambar 3. Mesin ini dirancang untuk
memisahkan biji pada tiga tingkat ayakan, yaitu: tingkat 1 (diameter lubang 8 mm),
tingkat 2 (diameter lubang 6 mm), dan tingkat 3 (diameter lubang 4 mm) sehingga
diperoleh grade A, B, dan C (Gambar 4).

3.2 Prosedur Kerja


Langkah yang harus dilakukan dalam pelaksanaan studi pustaka yaitu:

Timbang biji Y
sebanyak 1 kg

Lakukan grading selama 1, 2,

Mesin grading 3 menit dan catat jumlah biji


yang lolos pada masing-
masing ayakan

Lakukan sebanyak 3
kali ulangan

Hasil rata-rata dibuat diagram


batang dan dihitung standar
deviasinya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel. 3 Grading biji Y selama 1, 2, dan 3 menit
Waktu Grading
Ulangan ke- Grade A (kg) Grade B (kg) Grade C (kg)
(menit)
1 0,7 0,3 0,0
1 2 0,7 0,3 0,0
3 0,7 0,3 0,0
Rata-rata 0,7 0,3 0,0
Standar deviasi 1,35974E-16 0 0
1 0,60 0,39 0,01
2 2 0,60 0,39 0,01
3 0,61 0,39 0,01
Rata-rata 0,60 0,39 0,01
Standar deviasi 0,005773503 6,8E-17 0,005196
1 0,46 0,52 0,02
3 2 0,46 0,52 0,02
3 0,45 0,53 0,02
Rata-rata 0,45 0,52 0,02
Standar deviasi 0,005773503 0,005774 0

Diagram Batang 1.

Pengaruh Waktu dalam Grading

0,8
0,7
0,6
Massa Kopi (kg)

0,5 A
0,4 B
0,3 C
0,2
0,1
0
1 Menit 2 Menit 3 Menit
Waktu Grading (menit)
4.2 Analisis Data
Sortasi dan grading dilakukan untuk memisahkan hasil panen yang baik
dan yang jelek serta memisahkan atau mengelompokkan produk menjadi beberapa
kelas mutu/grade sesuai kriteria kelas mutu/grade masing-masing
komoditas/produk. Faktor-faktor mutu atau kriteria mutu dapat dikelompokkan
menjadi 3 kelompok diantaranya adalah sifat fisik, sifat kimia dan sifar biologi.
Sifat fisik meliputi kadar air, ukuran, bentuk, berat, densitas, tekstur, warna,
kepadatan, benda asing dan lain-lain. Sifat kimia meliputi komponen kimia,
ketengikan, indeks asam lemak bebas, bau, cita rasa, residu dan lain-lain,
sedangkan sifat biologis diantaranya adalah perkecambahan, pertunasan, jenis dan
jumlah kerusakan oleh mikroba.
Menurut Afrianto (2008) grading yaitu sebuah proses pemisahan bahan
pangan berdasarkan misalnya ukuran, bobot, kualitas. Grading dilakukan untuk
mengelompokkan produk menjadi beberapa kelas mutu/grade sesuai kriteria kelas
mutu/grade masing-masing komoditas. grading bisa dilaksanakan secara manual,
menggunakan alat sederhana hingga menggunakan alat yang kompleks, hal ini
biasanya tergantung dari jenis komoditas, skala kegiatan, serta sumber daya yang
tersedia.
Pada praktikum kali ini yaitu sortasi dan grading dengan studi pustaka
grading biji Y yang melakukan perhitungan untuk mengetahui pengaruh waktu
dalam grading. Durasi waktu yang digunakan yaitu 1 menit, 2 menit, dan 3 menit
demgan masing-masing melakukan 3 kali pengulangan. Pertama yaitu perhitungan
pengaruh waktu 1 menit dalam grading biji Y pada pengulangan ke-1 didapatkan
hasil pada grade A yaitu 0,7 kg, lalu pada grade B didapatkan hasil 0,3, dan grade
C didapatkan hasil 0,0 kg. Selanjutnya pada pengulangan ke-2 didapatkan hasil
pada grade A 0,7 kg, lalu pada grade B didapatkan hasil 0,3 kg , lalu pada grade
C didapatkan hasil 0,0 kg. Lalu yang terakhir waktu grading 1 menit yaitu pada
hitungan ke-3 mendapatkan hasil pada grade A yaitu 0,7 kg, selanjutnya pada
grade B didapatkan hasil 0,3 kg, dan pada grade C didapat hasil 0,0kg. Dari
perhitungan grading dengan durasi 1 menit mendapat hasil rata-rata pada grade A
yaitu 0,7 kg, lalu pada grade B rata-ratanya yaitu 0,3 kg, dan pada grade C hasil
rata-ratanya yaitu 0,0 kg. Selanjutnya, melakukan perhitungan standar deviasi.
Dari grade A mendapatkan hasil standar deviasi yaitu 1,35974E-16, lalu pada
grade B mendapatkan hasil standar deviasi 0, dan pada grade C mendapatkan
hasil standar deviasi 0.
Kedua yaitu perhitungan pengaruh waktu 2 menit dalam grading biji Y
pada pengulangan ke-1 didapatkan hasil pada grade A yaitu 0,60 kg, lalu pada
grade B didapatkan hasil 0,39 kg dan grade C didapatkan hasil 0,01 kg.
Selanjutnya pada pengulangan ke-2 didapatkan hasil pada grade A 0,60 kg, lalu
pada grade B didapatkan hasil 0,39 kg , lalu pada grade C didapatkan hasil 0,01
kg. Lalu yang terakhir waktu grading 2 menit yaitu pada hitungan ke-3
mendapatkan hasil pada grade A yaitu 0,61 kg, selanjutnya pada grade B
didapatkan hasil 0,39 kg, dan pada grade C didapat hasil 0,01 kg. Dari
perhitungan grading dengan durasi 2 menit mendapat hasil rata-rata pada grade A
yaitu 0,60 kg, lalu pada grade B rata-ratanya yaitu 0,39 kg, dan pada grade C
hasil rata-ratanya yaitu 0,01 kg. Selanjutnya, melakukan perhitungan standar
deviasi. Dari grade A mendapatkan hasil standar deviasi yaitu 0,005773503, lalu
pada grade B mendapatkan hasil standar deviasi 6,8E-17, dan pada grade C
mendapatkan hasil standar deviasi 0,005196.
Lalu yang terakhir yaitu perhitungan pengaruh waktu 3 menit dalam
grading biji Y pada pengulangan ke-1 didapatkan hasil pada grade A yaitu 0,46
kg, lalu pada grade B didapatkan hasil 0,52 kg dan grade C didapatkan hasil 0,02
kg. Selanjutnya pada pengulangan ke-2 didapatkan hasil pada grade A 0,46 kg,
lalu pada grade B didapatkan hasil 0,52 kg , lalu pada grade C didapatkan hasil
0,02 kg. Lalu yang terakhir waktu grading 3 menit yaitu pada hitungan ke-3
mendapatkan hasil pada grade A yaitu 0,45 kg, selanjutnya pada grade B
didapatkan hasil 0,53 kg, dan pada grade C didapat hasil 0,02 kg. Dari
perhitungan grading dengan durasi 3 menit mendapat hasil rata-rata pada grade A
yaitu 0,45 kg, lalu pada grade B rata-ratanya yaitu 0,52 kg, dan pada grade C
hasil rata-ratanya yaitu 0,02 kg. Selanjutnya, melakukan perhitungan standar
deviasi. Dari grade A mendapatkan hasil standar deviasi yaitu 0,005773503, lalu
pada grade B mendapatkan hasil standar deviasi 0,005774, dan pada grade C
mendapatkan hasil standar deviasi 0.
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini yaitu untuk memisahkan atau
mengelompokan suatu bahan pangan diperlukannya sortasi dan grading. Grading
adalah proses pemilihan bahan berdasarkan permintaan konsumen atau
berdasarkan nilai komersilnya. Sedangkan sortasi adalah serangkaian kegiatan
memisahkan bahan dengan berbagai cara untuk mendapatkan bahan sesuai dengan
kriteria tertentu. Dengan melakukan sortasi dan grading maka akan didapatkan
hasil pangan yang berkualitas dan bermutu. Menurut Hubeis (1994) mutu
dianggap sebagai derajat penerimaan konsumen terhadap produk yang dikonsumsi
berulang (seragam atau konsisten dalam standar dan spesifikasi), terutama sifat
organoleptiknya.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat pada praktikum kali ini agar praktikan lebih teliti
dan memperhatikan panduan yang diberikan selama praktikum online.
DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, Eddy. 2008. Pengawasan Mutu Bahan/Produk Pangan Jilid 1 untuk


SMK. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,
Departemen Pendidikan Nasional.
Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta; Gramedia.
Hubeis, M. 1994. “Pemasyarakatan ISO 9000 untuk Industri Pangan di
Indonesia”. Buletin Teknologi dan Industri Pangan. Vol. V (3). Fakultas
Teknologi Pertanian, IPB Bogor.
Panganiban, C. A., Reyes, R. B., Agojo, I., Armedilla, R., Consul, J. Z., Dagli, H.
F. & Esteban, L., 1988. Antibacterial Activity of Cacao (Theobroma cacao
L.) Pulp Crude Extract Against Selected Bacterial Isolates, International
Journal of Science and Clinical Laboratory, 1, 32-44.

Anda mungkin juga menyukai