Anda di halaman 1dari 13

Nama asisten : Tiara Aray Rahmah

Tanggal Praktikum : 6 Desember 2019


Tanggal Pengumpulan: 19 Desember 2019

PRAKTIKUM KARAKTERISTIK DAN PENGARUH BERBAGAI


PERLAKUAN TERHADAP PIGMEN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN

Zahida Rahmi (240210180086)

Departemen Teknologi Industri Pangan Universitas Padjadjaran, Jatinangor


Jalan Raya Bandung-Sumedang Km. 21, Jatinangor, Sumedang 40600 Telp. (022)
7798844, 779570 Fax. (022) 7795780Email: zahida18001@mail.unpad.ac.id

ABSTRACT

The pigment contained in food will determine the color of the food itself. The
strongest pigment will give a dominant color to a food. for example, the chlorophyll
pigment in plants gives a strong green color compared to other pigments in chloroplasts.
The purpose of this practicum is to find out the effect of different kinds of behavior on
pigments and compare them. Pigments in vegetables and fruits or food and drinks can
change when heating, adding acids, bases and metals. Pigments are used as indicators of
freshness or maturity. The results obtained in the cooking treatment of green vegetables
(in this case spinach) greatly affect the pH, color and texture. Acids, bases, and heavy
metals will affect several pigments according to their respective properties. The color
and texture in meat is easy to change even if only by soaking. In the freshness of the meat
test there is white smoke when the meat is stored above the eber solution, indicating the
meat is less fresh, whereas the H2S test is positive. Na-nitrite and vitamin C are more
effective for preserving the color of the meat because the red color is keeped originally
bright enough (slightly pale).

Keywords : Ammonia, Chlorophyll, Pigment

PENDAHULUAN Pigmen adalah zat warna alami


pada tumbuhan. Pigmen tergolong
Warna pada bahan pangan dalam beberapa jenis yang salah satunya
berasal dari pigmen, suatu senyawa adalah klorofil, karotenoid, antosianin,
fitokimia yang terdapat pada berbagai antoxantin, serta tanin. Klorofil
tumbuhan dan bekerja secara alami merupakan pigmen berwarna hijau yang
dengan metode yang tidak dapat ditiru terdapat dalam kloroplas bersama
oleh suplemen pangan. Pigmen yang dengan karoten dan xantofil (Winarno,
terdapat dalam bahan pangan akan 1992).
menentukan warna dari bahan pangan Umumnya zat warna alam
itu sendiri. Pigmen yang paling kuat terbentuk dari kombinasi tiga unsur,
akan memberikan warna dominan pada yaitu karbon, hidrogen dan oksigen,
suatu bahan pangan. Perbedaan warna tetapi ada beberapa zat warna yang
yang dihasilkan oleh pigmen disebabkan mengandung unsur lain seperti nitrogen
oleh kemampuan ikatan kimia pigmen pada indigotin dan magnesium pada
untuk menyeleksi gelombang cahaya klorofil. Jaringan tumbuhan seperti
yang harus diserap dan yang harus bunga, batang, kulit, kayu, biji, buah,
dipantulkan. Apabila pigmen disinari akar dan kayu mempunyai warna –
oleh cahaya putih, akan memberikan warna karakteristik yang disebut pigmen
sensasi warna tertentu yang mampu dalam botani (Lemmens & Soetjipto,
ditangkap oleh mata (Boon et.al., 2010) 1992).
Warna pangan yang terdapat tua dan klorofil-b (C55H70O6N4Mg)
secara alami juga dapat dibagi menjadi 4 yang berwarna hijau muda. Secara
kategori, yaitu berdasarkan strukturnya. umum, klorofil memiliki struktur 4
Struktur tetrapirol contohnya pada gugus pirol yang dihubungkan dengan
klorofil dan heme. Struktur isoprenoid gugus metena dengan atom logam
pada karotenoid sedangkan struktur pusat Mg dan diikat oleh 4 atom N.
benzopiran terdapat pada flavonoid dan Namun, Pigmen warna yang
antosianin. Selain itu, ada struktur kini banyak beredar di masyarakat
betasianin seperti pada betanin pada merupakan zat warna yang dibuat secara
umbi bit. (Buckle, 1987). kimia (warna sintetis) dan warna yang
Adapun jenis – jenis senyawa dihasilkan oleh makhluk hidup yang
zat warna alam lainnya yang terkandung biasa. Penentuan bahan makanan pada
dalam tumbuhan adalah klorofil (hijau) umumnya sangat bergantung pada
pada daun; karoten (kuning oranye) beberapa faktor diantaranya cita rasa,
pada umbi dan daun; likopene (merah) warna, tekstur, dan nilai gizinya.
pada bunga dan buah; flavon (kuning) Disamping itu, masih ada faktor lainnya,
pada bunga, akar dan kayu; antosianin yaitu sifat mikrobiologis. Tetapi,
(kuning kemerahan, merah lembayung) sebelum mempertimbangkan ataupun
pada buah dan bunga; betalain (kuning memperhatikan faktor-faktor lainnya,
merah) menyerupai antosianin atau secara visual faktor warna sangat
flavonoid pada bit merah; xanton menentukan. Pewarna alami
(kuning) pada buah mangga kini telah banyak digantikan
(Tranggono, 1990). dengan pewarna buatan yang
Hemoglobin adalah protein memberikan lebih banyak kisaran warna
yang kaya akan zat besi. Ia memiliki yang telah dibakukan. Hal ini karena
afinitas (daya gabung) terhadap oksigen zat pewarna alami kurang stabil dan
dan dengan oksigen itu membentuk mudah mengalami perubahan baik fisik
oxihemoglobin di dalam sel darah maupun kimiawi. Stabilitas warna dari
merah. Dengan melalui fungsi ini maka zat pewarna dipengaruhi oleh cahaya,
oksigen di bawa dari paru-paru ke pH, oksidator, reduktor, dan surfaktan.
jaringan - jaringan (Evelyn, 2000). Warna dapat berfungsi sebagai indicator
Hemoglobin merupakan molekul yang penentuan terhadap kesegaran dan
terdiri dari kandungan heme (zat besi) kematangan sayuran atau buah-
dan rantai polipeptida globin buahan (Winarno, 1997).
(alfa,beta,gama, dan delta), berada di Praktikum ini dilakukan untuk
dalam eritrosit dan bertugas untuk mengetahui pengaruh cara pemasakan
mengangkut oksigen. terhadap pigmen dan tekstur klorofil,
Klorofil merupakan pigmen mengetahui pengaruh asam, basa, dan
yang sering terdapat dalam tumbuhan logam- logam tertentu pada pigmen dan
dan membentuk warna hijau dan sifat bahan pangan, mengetahui
merupakan salah satu komponen yang perubahan warna daging dan cara
terlibat di dalam proses fotosintesis mempertahankan warna daging, serta
(Fennema, 1996). Klorofil adalah mengetahui tingkat kesegaran daging.
pigmen pemberi warna hijau pada
tumbuhan, alga dan bakteri fotosintetik. METODOLOGI
Senyawa ini yang berperan dalam
proses fotosintesis tumbuhan dengan Alat dan Bahan
menyerap dan mengubah tenaga Alat yang diperlukan pada
cahaya matahari menjadi tenaga kimia. praktikum ini adalah beaker gelas,
Pada tanaman tingkat tinggi ada 2 cawan petri, gelas ukur, hot plate, kertas
macam klorofil yaitu klorofil-a saring, kompor, mortal dan alu, neraca
(C55H72O5N4Mg) yang berwarna hijau analitik, oven, panci alumunium, pH
meter, pipet tetes, pipet ukur, pisau
stainless steel, rak tabung reaksi, tabung diamati kembali warnanya. Sedangkan
reaksi, talenan, tutup panci, dan wadah daging yang dimasak dengan pemanasan
alumunium. dipanaskan sampai mendidih kemudian
Bahan yang dibutuhkan pada diamati kembali warna dari daging
praktikum ini adalah akuades, bawang tersebut.
merah, bayam, buncis, daging busuk,
daging segar, larutan asam asetat 25%, Uji Kesegaran Daging
larutan asam cuka 95%, larutan CaCl2 1. Uji Amoniak
50 ppm, larutan eber, larutan FeCl 3 50 Pertama-tama, disiapkan sampel
ppm, larutan MgCl2 50 ppm, larutan daging busuk yang telah dipotong kecil
NaHCO 50 ppm, larutan Na – nitrat, dan larutan eter. Kemudian, sampel dan
larutan Na – nitrit, larutan PbAc 5%, larutan eber dimasukkan kedalam
nanas, terong, dan wortel dan vitamin C. tabung reaksi dan diamati perubahan
warna pada daging dan asap pada tabung
Prosedur reaksi.
Pengaruh Cara Pemasakan Terhadap 2. Uji H2S
Klofofil Pertama-tama, ditimbang 5gram
Pertama-tama disiapkan sampel daging busuk dengan menggunakan
yang akan digunakan diamati warna, timbangan. Kemudian, daging yang
PH, serta tekstur dari sampel tersebut telah ditimbang dimasukkan kedalam
kemudian sampel tersebut direbus cawan petri. Lalu, cawan petri ditutup
dengan menggunakan 2 perlakuan yaitu dengan menggunakan kertas saring.
panci ditutup dan panci tidak ditutup Setelah itu, kertas saring ditetesi Pb
selama 15 menit. Setelah itu diamati Asetat 1% dan diamati perubahan yang
warna, pH dan tekstur. terjadi.

Pengaruh Asam, Basa dan Logam Pengawetan Warna Daging


Mula – mula larutan asam asetat Mula – mula dimasukkan bahan ke
25%, larutan CaCl2 50 ppm, larutan tabung reaksi dengan ketentuan seperti
FeCl3 50 ppm, larutan MgCl2 50 ppm, pada diktat. Kemudian ditambahkan
dan larutan NaHCO 50 ppm masing – daging segar ke dalam tabung reaksi
masing dimasukkan ke dalam tabung sesuai dengan ketentuan. Ditambahkan 3
reaksi. Kemudian sampel berupa tetes asam cuka 95% dan dibiarkan
bawang merah, buncis, nanas, terong selama 15 menit. Diamati perubahan
dan wortel dimasukkan ke dalam tabung warna yang terjadi. kemudian
reaksi berisi larutan – larutan tersebut. dipanaskan selama 15 menit dan diamati
Sebelumnya diamati warna dan tekstur kembali perubahan warna yang terjadi.
dari sampel. Setelah itu diukur pH
dengan menggunakan pH meter. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kemudian dipanaskan selama 15 menit
dan diamati kembali warna, tekstur serta Perubahan pigmen dalam bahan
pHnya. pangan dikarenakan oleh beberapa
perlakuan khusus. Perubahan yang
Perubahan Warna Daging terjadi dapat bersifat menguntungkan
Pertama – tama daging segar atau dapat pula merugikan. Dalam
dipotong dengan menggunakan pisau praktikum kali ini akan membahas
stainless steel, diamati warna daging mengenai karakteristik dan pengaruh
tersebut. Daging diberikan dua berbagai perlakuan terhadap pigmen dan
perlakuan yaitu dengan pemasakan yaitu berikut adalah pembahasan dari hasil
pemanasan dan tidak melalui proses pengamatannya
pemasakan. Daging yang tidak dimasak Pengaruh Cara Pemasakan terhadap
didiamkan selama 20 menit kemudian Klorofil
Perubahan warna setelah keluar dan warna hijau dapat lebih
pemasakkan dipengaruhi oleh pigmen dipertahankan.
yang terdapat pada bayam. Komponen Tekstur bayam yang keras
paling khas dari bahan pangan yang berubah menjadi lunak. Hal tersebut
berwarna hijau adalah klorofil dikarenakan air masuk ke dalam sel
(Astawan, 2008). Klorofil adalah jaringan bayam sehingga tekanan
pigmen pemanen yang paling utama osmosis sel dalam sel vakuola tanaman
dalam tanaman hijau, alga, dan bakteri dan dengan tekanan protoplasma
fotosintetik. Klorofil adalah kompleks melawan dinding sel dan
magnesium dari porfin. Porfin adalah menyebabkannya diikat kencang. Bila
struktur makrosiklik jenuh yang berisi air dalam sel berkurang menyebabkan
empat cincin pirol yang dihubungkan sel akan layu dan menjadi lunak. Selain
oleh satu jembatan karbon. Keempat itu, di dalam bayam terdapat selulosa.
cincinnya berikatan dengan ion Mg2+ Selulosa merupakan polimer dari
(Fennema 1996). Seperti pigmen alami glukosa dengan ikatan glikosidik β (1,4).
lainnya, pigmen klorofil juga mudah Dinding sel bayam juga mengandung
terdegradasi oleh pengaruh paparan selulosa yang pada saat dipanaskan,
panas, oksidator, cahaya, dan pH. sebagian ikatan glikosidik β (1,4) pada
Apabila dipanaskan, klorofil mengalami selulosa tersebut putus. Hal ini
feofitinasi sehingga klorofil tersebut menyebabkan tekstur bayam menjadi
berubah menjadi feofitin. Panas lunak. Berdasarkan teori, proses
mempercepat reaksi feofitinasi karena penyerapan air pada jaringan bayam
panas dapat mendenaturasi protein. lebih banyak pada saat terjadi
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pengaruh pemanasan yang sempurna pada panci
Cara Pemasakan Terhadap Klorofil yang tertutup, sedangkan pada bayam
(terlampir) dengan perlakuan panci terbuka
Berdasarkan Tabel 1, diketahui teksturnya (Winarno, 2008).
bahwa bayam pada pemanasan panci
terbuka berubah warna dari hijau muda Pengaruh Asam, Basa dan Logam
menjadi hijau tua, dengan tekstur Perubahan yang terjadi selama
lembek dan mengalami kenaikan pH perendaman dengan larutan asam, basa,
dari 7.38 menjadi 7.77. Namun, bayam dan logam serta pemanasan yang paling
pada pemanasan panci tertutup utama adalah terjadinya perubahan
mengalami perubahan tekstur yang lebih warna. Hal ini disebabkan oleh pigmen
lembek dengan warna menjadi hijau tua yang terdegradasi oleh asam, basa,
dan mengalami pula kenaikan pH dari logam, dan panas. Pada sampel terong,
7.38 menjadi 7.5. warna berubah dari putih menjadi putih
Jika panci di tutup, maka kekuningan akibat pemanasan,
feofitin tidak akan menjadi gas dan akan sedangkan pigmen pada kulit terong
terperangkap dalam bayam atau mengalami degradasi. Pigmen yang
larutannya sifat dari feofitin adalah basa. terkandung dalam terong adalah
(Winarno, 1992) perubahan warna ini antosianin. Antosianin merupakan
diakibatkan oleh substitusi magnesium pigmen berwarna merah, ungu dan biru
oleh hidrogen membentuk feofitin yang biasa terdapat pada tanaman
(klorofil yang kehilangan magnesium). tingkat tinggi. Antosianin merupakan
Reaksi tersebut berjalan cepat pada molekul yang tidak stabil. Warna merah,
larutan yang bersifat asam. Jika ungu atau biru yang dimilikinya dapat
perubahan warna diakibatkan oleh berubah karena faktor suhu, pH,
substitusi maka perubahan pH oksigen, cahaya, dan penambahan asam,
diakibatkan karena pada saat pemasakan gula dan adanya ion logam (Eskin,
bayam, terbentuk asam-asam organik 1979).
yang dapat menurunkan pH. Bila tutup Tabel 2. Pengaruh Asam Basa dan
dibuka asam-asam itu dapat teruapkan Logam (terlampir)
Berdasarkan Tabel 2, secara Karotenoid merupakan golongan
umum setelah direndam dalam larutan persenyawaan-persenyawaan yang larut
basa, pH sampel ada pada kisaran 4-14, dalam lipida dan yang menyebabkan
sedangkan dalam larutan asam pHnya 3- warna kuning dan merah pada produk
4. Setelah dilakukan pemanasan, rata- tanaman. Karoten terdapat dalam
rata sampel mengalami perubahan pH kloroplas 0,5% bersama dengan klorofil
yang berbeda - beda, terdapat pH yang 95% (Winarno, 1991). Alfa-karoten,
naik maupun pH yang turun. beta-karoten, dan gamma-karoten,
Peningkatan pH ini dapat terjadi merupakan pigmen pemberi warna
dikarenakan pada proses pemasakan jingga pada berbagai buah-buahan dan
terjadi pelepasan asam dari jaringan sayuran seperti wortel Pigmen karoten
(Fennema, 1996). mudah rusak jika ditambahkan dengan
Selain terjadi perubahan pH, larutan basa dan dengan proses
terjadi pula perubahan tekstur pada pemanasan (Astawan, 2008).
sampel setelah direndam larutan asam, Hasil pengamatan pada kol ungu
basa, logam, dan setelah dipanaskan. dan terong menunjukkan bahwa
Sampel mengalami perubahan tekstur perubahan pH, warna, dan tekstur yang
dari keras menjadi lunak. Jika jaringan relatif signifikan ada pada saat
tumbuhan rusak atau mati akibat penambahan larutan NaOH. Pigmen
penyimpanan, pembekuan, pemasakkan, yang terkandung pada kol ungu dan
atau faktor penyebab lain maka terjadi terong adalah antosianin sehingga
denaturasi protein membran sel sehingga tampak berwarna ungu. Antosianin
menyebabkan kehilangan sifat selektif- dapat lebih stabil dalam perlakuan asam
permeabelnya. Tanpa sifat selektif- dibandingkan pada perlakuan netral atau
permeabel ini, tekanan osmotik dalam basa. Faktor yang mempengaruhi
vakuola dan dalam protoplasma tidak stabilitas antosianin adalah pH,
dapat dipertahankan lagi sehingga air temperatur, sinar, dan oksigen serta
dan larutan zat-zat bebas keluar masuk faktor lainnya seperti ion logam. Ion
sel, yang akhirnya menyebabkan logam yang sering ditemukan mengubah
jaringan tumbuhan menjadi lunak, layu, warna antosianin adalah magnesium dan
keriput, dan lain-lain (Tjahjadi, 2014). aluminium, dengan logam ini antosianin
Pada sampel buncis, terjadi akan membentuk senyawa kompleks
perubahan warna. Hal ini terjadi karena berwarna abu-abu violet. Antosianin
adanya degradasi dari pigmen yang pada pH rendah (asam) akan berwarna
terkandung dalam buncis yaitu klorofil. ungu atau violet dan berwarna merah
Degradasi klorofil pada jaringan sayuran pada pH terlalu tinggi atau basa
dipengaruhi oleh pH. Pada media basa (Winarno, 1997). Menurut Da (2012),
(pH 9), klorofil sangat stabil terhadap antosantin menjadi lebih putih pada
panas, sedangkan pada media asam (pH media asam, kekuningan pada media
3) tidak stabil. Penurunan satu nilai pH basa, dan kecoklatan pada penambahan
yang terjadi ketika pemanasan jaringan mineral dan ion-ion metal..
tanaman melalui pelepasan asam, hal ini
mengakibatkan warna daun memudar Perubahan Warna Daging
setelah pemanasan. Penambahan garam Warna menjadi salah satu
klorida seoerti sodium, magnesium, atau parameter baiknya mutu daging. Pigmen
kalsium menurunkan feofitinisasi, yang terdapat pada daging segar adalah
karena terjadi pelapisan elektrostatik mioglobin. Mioglobin adalah pigmen
dari garam (Fennema 1996). yang berwarna merah keunguan yang
Pada sampel wortel, terjadi pula dapat mengalami perubahan bentuk
perubahan warna setelah dipanaskan. akibat reaksi kimia. Mioglobin
Warna kuning atau oranye pada buah- merupakan protein kompleks yang
buahan dan sayur-sayuran disebabkan berfungsi membawa oksigen untuk sel.
oleh adanya karotenoid (Tull, 1987). Kandungan mioglobin pada jaringan
bergantung pada aktivitas jaringan, warna coklat atau hitam setelah ditetesi
efisiensi darah membawa oksigen, umur Pb-Asetat maka daging tidak segar lagi
serta jenis hewan. Mioglobin bersifat sebaliknya jika tidak timbul warna maka
larut dalam air dan larutan garam encer, daging masih segar.
merupakan bagian protein sarkoplasma Uji amoniak, daging busuk
(Muchtadi, 2010). Berikut adalah tabel diletakkan di atas larutan eber tanpa
hasil pengamatan perubahan warna menyentuh larutan tersebut hingga
daging :
timbul asap putih. Daging yang baik
Tabel 3. Hasil Pengamatan
adalah daging yang tidak memiliki
Perubahan Warna Daging
(Terlampir) kabut, sedangkan jika dalam tabung
Berdasarkan Tabel 3 warna awal pada kabutnya banyak maka daging tersebut
daging tersebut adalah merah sudah busuk atau jelek. Kabut putih
kecoklatan. Setelah didiamkan selama terjadi karena daging yang telah busuk
20 menit, daging mengalami perubahan mengandung NH3 yang akan bereaksi
warna yaitu menjadi merah kecoklatan dengan asam kuat yaitu HCl membentuk
(+). Kemudian, daging yang diberi gas NH4Cl
perlakuan air dan air + pemanasan Tabel 4. Hasil Pengamatan Uji
berubah warna dari merah coklat Kesegaran Daging (terlampir)
menjadi coklat pudar. Hal ini Berdasarkan data pengamatan di
dikarenakan oleh terjadinya oksidasi atas, sampel daging pada uji amoniak
pada pigmen daging. Proses pada menunjukkan hasil yang positif (adanya
oksigenasi mioglobin menyebabkan asap) ketika didekatkan dengan larutan
terbentuk oksimioglobin berwarna
eber. Hal ini menunjukkan bahwa
merah cerah. Reaksi oksidasi besi dalam
sampel daging tersebut kurang segar dan
mioglobin atau oxymioglobin akan
mengubah keduanya menjadi mempunyai mutu yang kurang baik
metmioglobin yang berwarna coklat namun hal ini sesuai dengan literatur
(Muchtadi, 2010). Selain itu protein bahwa daging busuk memunculkan asap
dalam daging juga mengalami putih. Adanya amonia disebabkan oleh
denaturasi oleh Fe3+. Perubahan warna dekomposisi protein secara anaerobik
menjadi coklat, terjadi dalam dua tahap, pada daging sehingga protein terurai
yaitu sebagai berikut: menjadi senyawa-senyawa penyebab
bau busuk
MbO2       ↔       Mb       ↔       MetMb
Berdasarkan hasil pengamatan,
Merah                 merah kelembayungan           kecoklatan sampel daging pada uji H 2S
menunjukkan hasil yang positif (kertas
Uji Kesegaran Daging
saring berubah warna menjadi coklat).
Untuk pemeriksaan kesegaran
Hal ini berarti sampel daging busuk
dilakukan dua uji, yaitu uji amoniak dan
sesuai literatur yang menandakan
uji H2S. Uji amoniak dilakukan untuk
bahwa daging tersebut tidak segar dan
mengetahui kesegaran pada daging. Jika
berkualitas kurang baik.
tidak terbentuk asap saat daging
Pb asetat ditambahkan pada
didekatkan dengan larutan eber, maka
sampel daging akan membentuk PbS
daging memiliki kualitas yang baik
yang berwarna hitam. Uji H2S pada
sedangkan bila ada asap yang timbul
dasarnya adalah uji untuk melihat H2S
maka mutu daging kurang baik.
yang dibebaskan oleh bakteri yang
Uji H2S dilakukan untuk
menginvasi daging tersebut. H2S yang
mengetahui kesegaran dan mutu daging
dilepaskan pada daging membusuk akan
dengan bantuan kertas saring. Sampel
berikatan dengan Pb asetat mnjadi Pb
yang digunakan adalah daging busuk.
sulfit (PbSO3) dna menghasilkan bintik-
Jika pada kertas saring timbul noda
bintik berwarna coklat pada kertas menstabilkan warna daging dan
saring yang diteteskan Pb asetat tersebut menurunkan residu nitrit. Penambahan
(Martharini, 2013). Berikut reaksi Pb garam natrium nitrat dan natrium nitrit
asetat yang ditambahkan H 2S akan merupakan salah satu cara pengawetan
membentuk endapan dengan reaksi: yang disebut curing. Pengasinan
H2S +(CH3COO)2 Pb  PbS (curing) daging adalah suatu proses
+2CH3COOH yang dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme melalui penggunaan
garam dan pengendalian aktivitas air,
Pengawetan Warna Daging
diikuti dengan penggunaan garam nitrit
Beberapa larutan yang
yang ditambahkan untuk
digunakan dalam percobaan uji
mempertahankan warna daging (Buckle,
pengawetan warna daging berfungsi
1985).
sebagai pengawet daging diantaranya
Berdasarkan hasil pengamatan,
yaitu asam askorbat atau vitamin C,
sampel daging pada tabung 2 yang berisi
NaNO2 (natrium nitrit), NaNO3 (natrium
larutan natrium nitrat tidak mengalami
nitrat), serta campuran dari semua
perubahan warna pada saat didiamkan
larutan tersebut. Daging dimasukkan ke
namun berubah pada saat dipanaskan
dalam tabung reaksi yang berisi larutan
dari awalnya berwarna merah.
pengawet seperti yang telah disebutkan
Sedangkan tabung 3 yang berisi larutan
diatas, kemudian ditambahkan asam
natrium nitrit berubah warna pada saat
asetat 95 % dan didiamkan selama 15
didiamkan namun menjadi merah
menit. Setelah itu warna daging diamati,
kecoklatan pada saat dipanaskan.
lalu daging dipanaskan selama 15 menit
Seharusnya warna daging tetap merah
dan diamati kembali warnanya.
akibat reaksi ion-ion nitrit dengan zat
Tabung 1 berisi campuran dari
warna mioglobin yang menghasilkan
ketiga larutan sampel, tabung 2 berisi
senyawa nitrit-mioglobin. Mioglobin
larutan nitrat, gabung 3 berisi larutan
bereaksi dengan nitrogen oksida
nitrit dan tabung ke-4 berisi asam
menghasilkan senyawa nitroso-
askorbat.
mioglobin, yang selanjutnya mengalami
Tabel 5. Hasil Pengamatan Uji
perubahan oleh panas dan garam
Pengawetan Warna Daging
membentuk mitroso-michromagen yang
(terlampir)
mempunyai warna merah muda yang
Berdasarkan hasil pengamatan,
relatif stabil yang merupakan ciri khas
sampel daging pada tabung reaksi no 1
produk-produk daging asin (Buckle,
yang diisi larutan campuran antara asam
1985). Diduga sampel daging yang diuji
askorbat, NaNO2, dan NaNO3
pada awalnya sudah terekspose oleh
mengalami perubahan setelah didiamkan
udara luar sehingga proses terjadinya
warna dari merah kecoklatan menjadi
browning tidak bisa di cegah lagi.
merah muda dan setelah dipanaskan
Selama pemasakan, warna
menjadi merak kecoklatan. Hal ini
daging berubah dari merah menjadi
menandakan bahwa campuran larutan
coklat, hal ini dikarenakan oxymoglobin
tersebut bekerja optimal dalam
berubah menjadi haemochrome (Tull,
pengawetan warna daging. Hal serupa
1987). Adapun pada sampel larutan
juga terjadi pada tabung no 4 yang berisi
masing – masing memiliki karakteristik
larutan asam askorbat, warna daging
yang mempengaruhi daging sehingga
setelah didiamkan 15 menit menjadi
perubahan daging berbeda- beda di
merah dari awalnya merah pudar dan
setiap perlakuan. Namun, larutan
setelah dipanaskan menjadi coklat
campuran dan nitrit pada hasil
pudar. Penambahan asam askorbat
menunjukkan bahwa kedua larutan
(vitamin C) bertujuan untuk
tersebut lebih efektif dibandingkan
meningkatkan nilai gizi, sebagai
dengan larutan lainnya karena
antioksidan, bahan pengawet serta
dapatmempertahankan warna cerah pada Gramedia Pustaka Utama,
daging. Jakarta
KESIMPULAN Fennema, O. R. 1996. Food Chemistry
3rd Edition. Marcel Dekker Inc,
Perlakuan pemasakkan pada New York.
sayuran hijau (dalam hal ini bayam) Lemmens, R.H.M.J. dan Soetjipto, N.W.
sangat berpengaruh pada pH, warna dan 1993. Plant Resources of South-
tekstur. Asam, basa, dan logam berat
East Asia, No. 3: Dye and
akan mempengaruhi beberapa pigmen
Tannin-Producing Plants
sesuai dengan sifatnya masing-masing.
Warna dan tekstur dalam daging mudah (PROSEA – plant resources of
berubah walaupun hanya dengan South East Asia. Universal
perendaman. Pada uji kesegaran daging Book Service, Pune.
terdapat asap putih ketika daging Martharini, D. 2013. Perbedaan Daging
disimpan diatas larutan eber, Segar dan Bangkai yang Beredar
menandakan daging tersebut tidak segar, di Masyarakat. Available at:
sedangkan pada uji H2S memperlihatkan http://dwitiyamartharini.blog.ug
hasil yang positif. Na-nitrit dan vitamin m.ac.id. (Diakses pada 18
C lebih efektif untuk mengawetkan Desember 2019)
warna daging karena dapat Muchtadi, T., Sugiyono, dan Fitriyono,
mempertahankan warna daging. A. 2010. Ilmu Pengetahuan
Bahan Pangan. IKAPI,
DAFTAR PUSTAKA Bandung.
Mohler. 1974. Formation of Curing
Astawan, M. dan Andreas Leomitro
Pigments by Chemical,
Kasih. 2008. Khasiat Warna-
Biochemical or Enzymatic
warni Makanan. Gramedia
Reactions. Netherlands
Pustaka Utama, Jakarta.
Tjahjadi C., dan Marta, H. 2014.
Pengantar Teknologi
Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet,
Pengolahan Pangan. Fakultas
dan M. Wooton. 1985. Ilmu
Teknologi Industri Pertanian,
Pangan. Penerjemah Hari
Bandung.
Purnomo dan Adiono. Penerbit
Tranggono, Setiaji B., Suhardi,
Universitas Indonesia Press,
Sudarmanto, Y. Marsono, Agnes
Jakarta.
Buckle, K.A, Edwards, R.A, Fleet, G.H.
dan M. Wooton.1987. Ilmu
Pangan. Penerjemah Hari
Purnomo dan Adiono. Penerbit
Universitas Indonesia, Jakarta.
Da, Q. Z., X. H. Chen, T. G. Jin, dan T.
Jun. 2012. Analysis of
Anthocyanin Biosynthetic
Genes in Herbacous Peony.
Electronic Journal of
Biotechnology: China
deMan. 1997. Kimia Makanan. Penerbit
ITB, Bandung.
Evelyn, 2000. Anatomi dan fisiologi
untuk paramedic, cetakan ke 23,
Murdianti, Indah S.U., dan
Suparmo. Biokimia Pangan.
Pusat Antar Universitas Pangan
dan Gizi, UGM, Yogyakarta.
Tull, A. 1987. Food and Nutrition.
Oxford University Press, New
York.
Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan.
Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Winarno, F. G. 1997. Kimia Pangan dan
Gizi. PT Gramedia, Jakarta.
Winarno, 2008. Kimia Pangan dan Gizi.
MBrio Press, Bogor.

LAMPIRAN
Tabel 1. Pengaruh Cara Pemasakan Terhadap Klorofil

Sebelum Pemanasan Panci Pemanasan Panci


Pengamatan
Pemasakan Terbuka Tertutup

Warna Hijau Muda Hijau Tua Hijau Tua

Tekstur Sedikit Kaku Lembek ++ Lembek +++

PH 7.38 7.77 7.5

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019)

Tabel 2. Pengaruh Asam, Basa, Logam pada Pigmen

Sebelum Pemasakan Setelah Pemasakan


Sampe Perlakua
l n Tekstu Tekstu
Warna PH Warna PH
r r

Fecl3 Hijau Keras + 6.1 Hijau Keras 4.77

Mgcl2 Hijau Keras + 6.1 Hijau Keras 5.74

Cacl2 Hijau Keras + 6.1 Hijau Keras 7.09


Buncis

Nahco3 Hijau Keras + 6.1 Hijau Keras 6.75

CH3COO
Hijau Keras + 6.1 Hijau Keras 3.58
H

Wortel Keras +
Fecl3 Oranye 6.38 Oranye Keras + 5.13
+

Keras +
Mgcl2 Oranye 6.38 Oranye Keras + 5.86
+

Keras +
Cacl2 Oranye 6.38 Oranye Keras + 6.13
+

Nahco3 Oranye Keras + 6.38 Oranye Keras + 6.88


Sebelum Pemasakan Setelah Pemasakan
Sampe Perlakua
l n Tekstu Tekstu
Warna PH Warna PH
r r

CH3COO Keras +
Oranye 6.38 Oranye Keras + 3.40
H +

Lembe Merah Lembe


Fecl3 Merah 6.27 4.64
k+ muda k +++

Lembe Merah Lembe


Mgcl2 Merah 6.27 5.47
k+ muda k +++

Buah Lembe Merah Lembe


Cacl2 Merah 6.27 5.86
Naga k+ muda k +++

Lembe Merah
Nahco3 Merah 6.27 Hancur 5,99
k+ muda

CH3COO Lembe Merah Lembe


Merah 6.27 3.38
H k+ muda k +++

Ungu Lembe
Fecl3 Ungu Keras + 6,28 3.84
muda k+

Ungu Lembe
Mgcl2 Ungu Keras + 6,28 6.78
muda k+

Kol Ungu Lembe


Cacl2 Ungu Keras + 6,28 6.29
ungu muda k+

Ungu Lembe
Nahco3 Ungu Keras + 6,28 7.13
muda k+

CH3COO Ungu Lembe


Ungu Keras + 6,28 3.49
H muda k+

Terong Fecl3 Putih Keras + 5,18 Hijau Keras 3.21


kehijaua kecokelata
n n
Sebelum Pemasakan Setelah Pemasakan
Sampe Perlakua
l n Tekstu Tekstu
Warna PH Warna PH
r r

Putih Hijau
Mgcl2 kehijaua Keras + 5,18 kecokelata Keras 5.56
n n

Putih Hijau
Cacl2 kehijaua Keras+ 5,18 kecokelata Keras 6.16
n n

Putih Hijau
Nahco3 kehijaua Keras+ 5,18 kecokelata Keras 6.69
n n

Putih Hijau
CH3COO
kehijaua Keras+ 5,18 kecokelata Keras 3.42
H
n n

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019)

Tabel 3. Perubahan Warna Daging

Warna
Perlakuan
Sebelum Sesudah

Pisau SS diam 20’ Merah kecokelatan Merah kecokelatan

+ Air Merah kecokelatan Cokelat muda

+ Air dan pemanasan Merah kecokelatan Cokelat Pudar

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019)

Tabel 4. Uji Kesegaran Daging


Warna Sesudah
No Tabung Warna Sebelum
Didiamkan Dipanaskan

Larutan I (2&7) Merah segar Merah pucat Merah++ Coklat +

Merah Kecoklatan
Larutan II (3&8) Merah Kecoklatan Coklat Pucat
Pucat

Larutan III (4&9) Merah Kecoklatan Coklat Pucat Merah Kecoklatan

Larutan IV (5&10) Merah Kecoklatan Coklat Pucat Coklat Pucat

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019)

Anda mungkin juga menyukai