A. TUJUAN
Tujuan dari praktikum Acara V “Zat Warna Tanaman dan Hewan” adalah
sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh larutan asam dan alkali terhadap
zat warna buah dan sayur.
2. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh pemanasan (pemasakan) dengan
cara terbuka dan tertutup.
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Tinjauan Teori
Tanaman di lingkungan intensitas radiasi rendah akan teretiolasi dan
pertumbuhan memanjang lebih dominan. Selain itu, daun tanaman tampak
pucat karena kadar klorofil rendah. Klorofil terdapat di dalam kloropas
yang terbentuk dari proplastisida. Semua reaksi fotosintesis terjadi dalam
kloroplas yang mengandung semua pigmen fotosintetik dan 70-80% total
protein yang ada pada daun hijau. Magnesium (Mg) dan Nitrogen (N)
ialah penyusun klorofil, sehingga bila tanah kekurangan kedua unsur
tersebut mengakibatkan warna daun tanaman yang tumbuh ditempat
menjadi pucat (Pujiasmanto, 2010).
Zat warna alam (pigmen) adalah zat warna yang secara alami terdapat
dalam tanaman maupun hewan. Zat warna alam dapat dikelompokkan
sebagai warna hijau, kuning, dan merah. Di Indonesia, terdapat
kecenderungan penyalahgunaan pemakaian zat pewarna untuk berbagai
bahan pangan, misalnya zat warna untuk tekstil dan kulit dipakai untuk
mewarnai bahan makanan. Hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan
karena adanya residu logam berat pada zat pewarna tersebut. Zat warna
merah yang banyak terdapat di alam dikelompokkan kedalam dua
golongan yaitu karotenoid dan antosianin. Antosianin tergolong pigmen
yang disebut flavonoid yang pada umumnya larut dalam air. Warna
pigmen antosianin berwarna merah, biru, violet dan biasanya dijumpai
pada bunga, buah- buahan dan sayur-sayuran (Winarti, 2010).
Klorofil adalah pigmen berwarna hijau yang terdapat dalam kloroplas.
Pada tumbuhan tingkat tinggi, kloroplas terutama terdapat pada jaringan
parenkim palisade dan parenkim spons daun. Dalam kloroplas, pigmen
utama klorofil serta karotenoid dan xantofil terdapat pada membran
tilakoid. Klorofil berasal dari proplastida yaitu plastida yang belum
dewasa, kecil dan hampir tidak berwarna dan sedikit atau tanpa membran
dalam. Proplastida membelah saat embrio berkembang, dan menjadi
kloroplas ketika daun dan batang terbentuk. Kloroplas terutama berfungsi
adalah sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis. Pigmen-pigmen pada
membran tilakoid akan menyerap cahaya matahari atau sumber cahaya
lainnya dan mengubah energi cahaya tersebut menjadi energi kimia dalam
bentuk adenosin trifosfat (ATP) (Sumenda, 2011).
2. Tinjauan Bahan
Tomat mempunyai komposisi utama pembentuk rasa yaitu gula, asam
organik, asam amino bebas, dan garam, selain itu juga kaya akan vitamin
A dan C. Parameter kualitas tomat yang lain adalah warna, ukuran,
bentuk,firmness, vitamin, volatil material, serta tingkat kemasakan.
Meskipun parameter pertama yang dipertimbangkan oleh konsumen
adalah tampilan luar, kepuasan, dan keinginan untuk membeli kembali
oleh konsumen ditentukan oleh kualitas siap makannya (eating quality).
Karotenoid adalah senyawa yang bertanggung jawab atas warna merah,
kuning, dan warna oranye pada buah-buahan dan sayuran, dan juga
ditemukan di banyak sayuran berwarna hijau tua. Warna merah pada
tomat terutama ditentukan oleh karoten khususnya likopen. Karena
selama pemasakan terjadi perubahan warna yang disebabkan oleh
degradasi klorofil dan pembentukan karoten (Masithoh, 2013).
C. METODE PENELITIAN
1. Alat
a. Almunium foil
b. Corong
c. Gelas beker
d. Gelas ukur
e. Kompor/alat pemanas
f. Neraca analitik
g. Panci
h. Penjepit katu
i. pH meter
j. pH universal
k. Pipet tetes
l. Pipet Volume
m. Pisau
n. Propipet
o. Rak tabung reaksi
p. Stopwatch
q. Tabung reaksi
r. Talenan
2. Bahan
a. Air ledeng
b. Asam cuka 99%
c. Bawang merag
d. Bayam
e. Buncis
f. Daging sapi
g. Larutan FeCl3 50ppm
h. Larutan FeCl2 z50 ppm
i. Larutan vitamin C
j. NaHCO3 kristal
k. NaNO2
l. NaNo3 kristal
m. Tomat
n. Ubi kayu
o. Wortel
3. Cara Kerja
Wortel, Kacang panjang, ubi
ungu, bayam, tomat, dan bawang
merah masing-masing 10 gr
Pengisian
30 ml air 30 ml air
ledeng ledeng 0,5 ml 2,5 ml asam
30 ml FeCl3 30 ml MgCl2 cuka 99% +
dengan dengan NaHCO3 50
50 ppm 50 ppm air ledeng 50
pemanasan pemanasan ml air ledeng
(beaker 4) (beker 5) ml (beker 6)
terbuka tertutup (beker 3)
(beaker 1) (beaker 2)
Gambar 5.1 Diagram Pengaruh Beberapa Perlakuan terhadap Zat Warna Sayur
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pigmen merupakan komponen warna dari suatu bahan pangan. Pigmen
mempunyai banyak jenis, antara lain klorofil, karotenoid, antosianin,
flavonoid dan betanin. Dari jenis-jenis pigmen tersebut memiliki warna,
struktur senyawa, dan sifat yang berbeda-beda. Warna merupakan sifat yang
akan dilihat pertama kali sehingga akan menentukan kesan bagi konsumen.
Pigmen atau zat warna adalah zat yang mengubah warna cahaya tampak
sebagai akibat proses absorpsi selektif terhadap panjang gelombang pada
kisaran tertentu. Pigmen tidak menghasilkan warna tertentu sehingga berbeda
dari zat-zat pendar (luminescence). Pigmen adalah zat pewarna tubuh
manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan. Banyak atau sedikitnya pigmen
memengaruhi warna kulit seseorang (Schoefs, 2004).
FeCl3 digunakan secara luas untuk mengidentifikasi senyawa fenol,
tetapi tidak dapat digunakan untuk membedakan macam-macam
golongannya. Adanya senyawa fenol dapat ditunjukkan dengan pereaksi
FeCl3 yang memberikan bercak warna biru kehitaman, hijau atau biru
kehijauan. Pada uji keberadaan polifenol, setelah larutan ekstrak daun
binahong ditambahakan dengan FeCl3, larutan menunjukkan warna yang
lebih tua yaitu hijau kebiruan. Perubahan warna menjadi lebih tua ini
menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat dau binahong positif mengandung
polifenol (Wardhani, 2012).
Garam MgCl2 berfungsi untuk menmpercepat oksidasi pada sayuran.
Sedangkan larutan cuka akan bereaksi dengan logam-logam membentuk
berbagai zat warna, logam logam dalam sayuran antara lain Mg, Pb, Cu, Zn,
dll. Selain itu cuka dapat berfungsi untuk menghilangkan bakteri yang
menempel pada sayuran dan sebagai bahan pengikat warna (Apriliani, 2012).
Klorofil adalah pigmen berwarna hijau yang berfungsi membantu proses
fotosintesis. Klorofil merupakan zat warna yang tidak stabil (Maulid, 2005).
Antosianin adalah pigmen yang menyebabkan warna merah, ungu dan biru.
Pigmen antosianin dapat diperoleh dari Tumbuhan dan Hewan, Antosianin
digunakan sebagai pewarna alami pada produk makan dan minuman
sehingga dapat mengganti penggunaan spewarna sintetis pada produk
pangan, pigmen antosianin juga dapat berperan sebagai penangkal radikal
bebas yang berfungsi sebagai antioksidan dalam tubuh (Hardoko, 2010).
Karotenoid adalah pigmen organik yang ditemukan dalam kloroplas dan
kromoplas tumbuhan dan kelompok organisme lainnya seperti alga, sejumlah
bakteri, dan beberapa fungi. Karotenoid dapat diproduksi oleh semua
organisme tersebut dari lipid dan molekul-molekul penyusun metabolit
organik dasar (Karnjanawipagul, 2010).
Warna klorofil yang dipengaruhi larutan pH 9 – 13 memperlihatkan
warna pigmen hijau pucat, sedangkan warna klorofil yang diberikan larutan
pH 5 dan 1 memperlihatkan warna bening kehijauan. Warna klorofil pada pH
7 relatif lebih stabil dengan warna hijau yang masih dominan. Perubahan
warna yang terjadi mengindikasikan bahwa pigmen klorofil mengalami
degradasi menjadi turunannya. pH dengan konsentrasi tinggi dapat
mengakibatkan degradasi pigmen klorofil menjadi turunannya, sehingga
pigmen hijau mengalami pemucatan warna yang dikenal dengan blanching
(Inggrid, 2016).
Pemasakan sayuran hijau dapat mengakibatkan terjadinya perubahan
kualitas sayuran seperti warna, tekstur serta gizi yang terkandung
didalamnya. Selama pemanasan daun singkong dan daun singkong karet
terjadi perubahan warna dari hijau menjadi hijau kekuningan atau hijau
kecoklatan. Perubahan warna tersebut terjadi karena klorofil mengalami
degradasi menjadi turunannya. Perubahan warna sayuran berdampak pada
perubahan kandungan pigmennya, seperti klorofil dan karotenoid
(Madalena dkk., 2007).
Tabel 5.1 Pengaruh beberapa Perlakuan terhadap Zat Warna Wortel
E. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Acara V “Zat Warna Tanaman
dan Hewan” sebagai berikut :
1. Pada penambahan logam FeCl3 dan MgCl2 terbentuk ko-pigmentasi karena logam
bervalensi dua atau tiga mampu membentuk senyawa kompleks yang
menyebabkan antosianin lebih stabil namun tetap lebih stabil pada kondisi asam.
2. Pada pemanasan tertutup air tidak menguap ke luar sistem sehingga warna
larutan menjadi putih keruh. Pigmen antosianin yang telah terdegradasi
oleh panas tidak keluar dari sistem karena sistem dalam keadaan tertutup.
pada pemanasan terbuka mengalami perubahan warna menjadi lebih pucat
(putih) karena pigmen ini peka terhadap panas dan dapat terdegradasi oleh
panas.
DAFTAR PUSTAKA