Oleh :
Golongan C/Kelompok 2A
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
5
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.2.2 Bahan
1. Daun tanaman puring berwarna kuning, hijau dan merah
2. CaCO3
3. Aseton
6
1. Mengamati pigmen (klorofil, karotenoid, dan anthosianin) dalam daun puring
hijau
2. Mengamati pigmen (klorofil, karotenoid, dan anthosianin) dalam daun puring
kuning
3. Mengamati pigmen (klorofil, karotenoid, dan anthosianin) dalam daun puring
merah
7
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pigmen
Klorofil Karotenoid Anthosianin
Sample
Daun Puring
V V -
Hijau
Daun Puring
V V -
Kuning
Daun Puring
V V V
Merah
Keterangan : V = ada
- = tidak ada
4.1.1 Mengamati pigmen (klorofil, karotenoid, dan anthosianin) dalam daun puring
hijau
Pada daun puring warna hijau terdapat pigmen-pigmen warna daun yaitu
pigmen klorofil dan pigmen karotenoid.
4.1.2 Mengamati pigmen (klorofil, karotenoid, dan anthosianin) dalam daun puring
kuning
Pada daun puring warna kuning terdapat pigmen-pigmen warna daun yaitu
pigmen klorofil dan pigmen karotenoid.
4.1.3 Mengamati pigmen (klorofil, karotenoid, dan anthosianin) dalam daun puring
merah
Pada daun puring warna merah terdapat pigmen-pigmen warna daun yaitu
pigmen klorofil, pigmen karotenoid, dan pigmen anthosianin.
4.2 Pembahasan
8
Mengidentifikasi pigmen warna yang terdapat dalam daun puring
memerlukan beberapa proses yang harus terlebih dahulu dilakukan oleh praktikan
yang diharuskan membawa alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum. Alat
yang diperlukan dalam proses tersebut disediakan oleh pihak asisten dan untuk bahan
yang diperlukan praktikan sendiri yang membawa, bahan tersebut meliputi daun
puring hijau, daun puring kuning, dan daun puring merah.
Hasil dari pengamatan tersebut didapat dari pengamatan dengan teknik
kromatografi. Kromatografi adalah suatu cara yang digunakan untuk memisahkan
antara klorofil a dan klorofil b beserta pigmen-pigmen lain yang terdapat didalam
daun dengan menggunakan prinsip dasar berat molekul karena antara klorofil a dan
klorofil b memiliki berat yang berbeda. Cara yang digunakan pertama kali adalah
menumbuk atau menghaluskan daun puring yang telah dipotong-potong kecil
sebanyak 10 gr dan ditaburkan bubuk CaCO3 secara bersamaan. Fungsi dari CaCO3
adalah merusak jaringan pada daun sehingga pigmen yang berada dalam daun dapat
keluar. Setelah daun puring menjadi halus, kemudian diberi larutan aseton sebanyak
10 ml sambil diaduk yang berfungsi sebagai zat pelarut. Hasil larutan tersebut
kemudian dituangkan kedalam labu ukur dengan disaring terlebih dahulu
menggunakan kertas saring yang telah disediakan. Kertas saring berfungsi untuk
menyaring ekstrak dari pigmen daun sehingga dapat mengetahui pigmen warna apa
yang terkandung pada daun tersebut.
Hasil dari perlakuan kromatografi pada daun puring hijau menghasilkan
pigmen klorofil dan pigmen karotenoid. Kertas saring menunjukkan hasil dari
penyaringan ekstrak daun puring hijau dimana daun puring hijau tidak hanya
memiliki pigmen klorofil yang terdiri atas klorifil a dan klorofil b, akan tetapi daun
puring hijau juga memiliki pigmen karotenoid yang berwarna jingga (karoten) dan
kuning (xantofil). Selanjutnya melakukan ekstrak terhadap daun puring kuning
dengan cara yang sama, ekstrak daun puring kuning disaring menggunakan kertas
saring dan menunjukkan hasil yang sama dengan daun puring hijau yaitu
mengandung pigmen klorofil dan karotenoida tetapi tidak mengandung pigmen
9
anthosianin. Daun puring merah selanjutnya juga harus di ekstrak untuk mengetahui
apakah memiliki pigmen yang sama dengan daun puring hijau dan daun puring
kuning. Daun puring merah yang telah menjadi ekstrak disaring dengan
menggunakan kertas saring. Daun puring merah mengandung pigmen klorofil,
karotenoida, dan anthosianin. Dikarenakan pada kertas saring yang digunakan dalam
menyaring terdapat warna ungu yang mengartikan bahwa terdapat pigmen
anthosianin yang jika pigmen tersebut dicampur dengan CaCo3 dan aseton yang
dilarutkan maka akan menghasilkan warna ungu.
10
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Pigmen yang terkandung pada daun puring hijau yaitu berupa klorofil dan
karotenoida, karena pada saat proses pengekstrakan kertas saring memiliki
warna jingga (karoten) dan kuning (xantofil).
2. Pigmen yang terkandung pada daun puring kuning memiliki persamaan
dengan puring hijau karena juga mengandung klorofil dan karotenoida.
3. Daun puring merah mempunyai kandungan pigmen klorofil, karotenoida dan
anthosianin, karena pada kertas saring terdapat warna ungu yang menandakan
adanya pigmen anthosianin.
5.2 Saran
Praktikum pada acara identifikasi pemisahan pigmen berjalan dengan lancar
karena para praktikan menjalani kegiatan praktikum sesuai dengan apa yang
diintruksikan oleh asisten.
11
DAFTAR PUSTAKA
Cahayanti. I. A. P. A., N. M. Wartini., dan L.P. Wrasiati. 2016. Pengaruh Suhu Dan
Waktu Ekstraksi Terhadap Karakteristik Pewarna Alami Buah Pandan
(Pandanus Tectorius). Rekayasa Dan Manajemen Agroindustri, 4(2): 32-41.
Campbell, N. A., J.B. Reece, dan L.G. Mitcell. 2002. BIOLOGI Edisi Ke-5. Jakarta:
Erlangga.
Fu, W., M. Magnsdttir, S. Brynjlfson, B.. Palsson, dan G. Paglia. 2012. UPLC-
UV-MSE analysis for quantification and identification of major carotenoid and
chlorophyll species in algae. Analytical and Bioanalytical Chemistry, 404(10)
: 31453154.
Pelayo, R.D., L.G. Guerrero, dan D.H. Mndez. 2014. Chlorophyll and carotenoid
pigments in the peel and flesh of commercial apple fruit varieties. Food
Research International. Elsevier Ltd, 65(PB) : 272281.
12
DOKUMENTASI
13
Proses penimbangan daun puring
Proses penghalusan daun puring
kuning menggunakan Neraca
kuning dengan campuran CaCO3
Analitis
14
Proses penimbangan daun puring Proses penghalusan daun puring
merah menggunakan Neraca merah dengan campuran CaCO3
Analitis
15
LAMPIRAN
1. Flowchart
16
2. Lembar ACC
17
Cahayanti. I. A. P. A., N. M. Wartini., dan L.P. Wrasiati. 2016. Pengaruh Suhu Dan
Waktu Ekstraksi Terhadap Karakteristik Pewarna Alami Buah Pandan
(Pandanus Tectorius). Rekayasa Dan Manajemen Agroindustri, 4(2): 32-41.
18
Campbell, N. A., J.B. Reece, dan L.G. Mitcell. 2002. BIOLOGI Edisi Ke-5. Jakarta:
Erlangga.
19
Fu, W., Magnsdttir M., Brynjlfson, S., Palsson, B.., dan Paglia, G. (2012).
UPLC-UV-MSE analysis for quantification and identification of major
carotenoid and chlorophyll species in algae. Analytical and Bioanalytical
Chemistry, 404(10) : 31453154.
20
Hasidah., Mukarlina, dan D. W. Rousdy. 2017. Kandungan Pigmen Klorofil,
Karotenoid dan Antosianin Daun Caladium. Protobiont, 6(2): 29-37.
21
Ingrath. W., W. A. Nugroho., dan R. Yulianingsih. 2015. Ekstraksi Pigmen
Antosianin Dari Kulit Buah Naga Merah Menggunakan Microwave
Penambahan Rasio Pelarut Aquades Dan Asam Sitrat. Bioproses Komoditas
Tropis, 3(3): 1-8.
22
Oancea, S. dan Drghici, O. (2013). PH and thermal stability of anthocyanin-based
optimised extracts of romanian red onion cultivars. Czech Journal of Food
Sciences, 31(3) : 283291.
23
Pelayo, R. D., Guerrero, L. G., dan Mndez, D. H. (2014). Chlorophyll and
carotenoid pigments in the peel and flesh of commercial apple fruit varieties.
Food Research International. Elsevier Ltd, 65(PB) : 272281.
24