Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

IDENTIFIKASI PEMISAHAN PIGMEN DALAM DAUN

Oleh :

Golongan C/Kelompok 2A

1. Nailah Nikmatul Haq (161510501068)


2. Moh. Syaefuddin Aqwa (161510501093)

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tumbuhan merupakan salah satu komponen utama kehidupan dalam
keberlangsungan kehidupan makhluk hidup lainnya. Makhluk hidup lainnya seperti
manusia dan hewan dalam melestarikan kehidupannya membutuhkan makanan
maupun oksigen. Oksigen dihasilkan oleh tumbuhan setelah melakukan proses
fotosintesis.
Proses fotosintesis pada tumbuhan terjadi dengan melibatkan sinar matahari
dan klorofil sebagai bahan utamanya. Daun tumbuhan umumnya berwarna hijau
karena mengandung zat warna hijau atau klorofil sehingga dapat melakukan proses
fotosintesis. Tidak dipungkiri bahwasannya banyak daun tumbuhan yang berwarna
selain hijau, misalnya daun berwarna kuning, jingga, merah dan ada pula yang
berwarna ungu. Daun-daun yang tidak berwarna hijau juga memiliki zat hijau daun
atau klorofil akan tetapi tidak dominan.
Zat warna dalam daun tersebut biasanya disebut dengan pigmen. Pigmen
daun pada umumnya dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu klorofil, karotenoida, dan
anthosianin. Klorofil terbagi menjadi dua, yaitu klorofil a dengan rumus kimia
C55H72O5N4Mg dan klorofil b dengan rumus kimia C 55H72O6N4Mg. Perbedaan warna
yang mencolok antara klorofil a dan klorofil b adalah apabila klorofil a berwarna
hijau kebiruan, sedangkan klorofil b berwarna hijau kekuningan. Klorofil memiliki
sifat fluorescen yang berarti bahwasannya klorofil ini dapat menerima maupun
mereflesikan cahaya dengan gelombang yang berbeda. Kromatologi merupakan cara
atau teknik untuk memisahkan antara klorofil a dan klorofil b dengan menggunakan
larutan aseton.
Pigmen karotenoida juga terdapat didalam kloroplas. Karotenoida dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu golongan karoten dengan rumus kimia C40H56 dan
golongan xantofil dengan rumus kimia C40H56(OH)2. Perbedaan antara karoten
dengan xantofil adalah apabila karoten tersebut berwarna jingga dan xantofil
2
berwarna kuning. Pigmen yang paling banyak terdapat pada tumbuhan adalah
pigmen karoten yang memiliki peran sebagai provitamin A. Karoten tidak hanya
menghasilkan warna jingga dan kuning saja, melainkan terdapat anggota karoten
yang dapat menentukan warna merah pada hasil pertanian yang disebut dengan
likopen. Proses yang terjadi dalam pematangan buah biasanya jumlah xantofil
menurun yang mengakibatkan warna kuning memudar yang kemudian digantikan
oleh meningkatnya pigmen karoten yang mengubah menjadikan warna tersebut
perlahan menjadi jingga.
Kelompok pigmen yang terakhir adalah anthosianin. Pigmen ini terpengaruhi
oleh pH lingkungan seperti pada kondisi asam akan berwarna merah, kondisi netral
akan berwarna ungu, dan kondisi basa akan berwarna biru. Sehingga dalam suatu pH
lingkungan tersebut berubah maka daun tanaman tersebut akan berubah menurut pH
lingkungan tersebut. Kandungan pigmen anthosianin ini hanya terdapat pada jenis
tanaman tertentu.
Menentukan pigmen-pigmen apa yang terdapat didalam suatu daun perlu
dipelajari mengenai fisiologi dari daun tersebut sehingga kita dapat mengetahui sifat-
sifat dari daun. Kemudian mengidentifikasi menurut kelas-kelasnya sehingga dapat
mengetahui warna apa yang diperoleh tersebut dengan memisahkan pigmen dalam
daun.

1.2 Tujuan Praktikum


Untuk mengetahui berbagai macam pigmen warna pada daun serta
mempelajari sifat-sifatnya

3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Pigmen-pigmen warna yang terbentuk didalam tumbuhan terkadang juga


dipengaruhi faktor lingkungan semisal suhu, intensitas cahaya maupun pH. Faktor
lingkungan memang memiliki peranan terhadap pembentukan pigmen, karena
aktivitas enzim yang membentuk pigmen dikendalikan oleh faktor lingkungan
tersebut. Kerja pada enzim akan semakin meningkat sehingga pembentukan pigmen
baik oleh suhu, intensitas cahaya maupun pH akan maksimal. Pigmen warna pada
tumbuhan memang sangat mempengaruhi terutama bagi pembentukan warna pada
daun sehingga proses fotosintesis yang membutuhkan cahaya dapat mudah terjadi
dan sesuai dengan proses aslinya (Hasidah, et al., 2017).
Menurut Fu, et al (2012) klorofil adalah sekelompok pigmen yang terlibat
dalam reaksi fotosintesis yang terdiri dari klorofil a dan klorofil b. Klorofil a
memiliki kandungan warna hijau kebiruan sedangan pada klorofil b memiliki
kandungan warna hijau kekuningan. Klorofil b dapat menerima foton (cahaya
matahari) dan kemudian di teruskan ke klorofil a yang seolah-olah klorofil b
menyerap foton untuk proses fotosintesis (Campbell et al., 2002). Proses fotosintesis
melibatkan air serta karbondioksida sebagai bahan utamanya, dan juga membutuhkan
cahaya sekaligus pigmen klorofil dalam pemasakannya. Tanaman yang berdaun hijau
pada umumnya dapat melakukan proses fotosintesis karena mengandung pigmen
klorofil. Tumbuhan yang tidak memiliki daun berwarna hijau memungkinkan untuk
melakukan proses fotosintesis akan tetapi hasil dari fotosintesis tidak sebesar
tumbuhan yang mengandung pigmen klorofil. Pigmen klorofil terdapat didalam
kloroplas, akan tetapi didalam kloroplas tidak hanya klorofil melainkan ada pula
pigmen-pigmen lain seperti karotenoida dan anthosianin yang lebih dominan
sehingga menjadikan warna daun tersebut tidak berwarna hijau.
Kekuatan pigmen warna pada tumbuhan yang dipengaruhi oleh lamanya kita
melakukan ekstraksi. Ekstraksi yang dilakukan membutuhkan suhu yang pas agar
tingkat kecerahan warna baik dan ekstraksi sesuai dengan kebutuhan. Ekstraksi
4
dibutuhkan untuk melihat kandungan pigmen pada tumbuhan yaitu pada daun,
seperti kandungan pigmen klorofil, karotenoida yang dibagi menjadi karoten dan
xanthophyl, serta anthosianin (Flavonoid) yang merupakan pigmen umum yang
terkandung di daun pada tumbuhan. Pigmen pada daun berguna sebagai tempat
terjadinya fotosintesis yang nantinya akan menyerap gelombang cahaya matahari
(Cahayanti, et al., 2016).
Perpaduan antara warna hijau dan biru akan didapatkan apabila mengandung
pigmen anthosianin. Pigmen anthosianin berasal dari flavonoid yaitu 15 senyawa
atom karbon yang keberadaannya tersebar pada tumbuhan. Flavonoid yang ada akan
larut dalam air sehingga mendapatkan warna merah sampai dengan biru. Pigmen
anthosianin dapat berekstrasi dengan larutan etanol sebesar 80%, sehingga
menyebabkan pigmen anthosianin mengalami peningkatan (Oancea and Draghici.,
2013). Anthosianin banyak mengandung glukosa yang dibutuhkan ketika proses
fotosintesis. Pigmen anthosianin juga merupakan pigmen yang menyebabkan
tanaman memiliki berbagai macam warna selain pigmen klorofil
(Ingrath, et al., 2015).
Menurut Paleyo, et al (2014) klorofil dan karotenoida juga terdapat pada kulit
dan daging buah, bahkan buah yang memiliki daging tidak berwarna pun. Penelitian
ini membuktikan bahwasannya tidak hanya daun yang mengandung pigmen-pigmen
seperti klorofil, karotenoida, maupun anthosianin, buah pun banyak mengandung
pigmen warna seperti pada proses pematangan buah jeruk. Proses pematangan buah
jeruk yaitu jumlah xanthofil akan menurun dan jumlah karoten akan meningkat pada
saat buah jeruk mendekati tingkat kematangan yang maksimal.

5
BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Agrobiosains acara 1 tentang Identifikasi Pemisahan Pigmen
Dalam Daun dilaksanakan pada hari Sabtu, 7 Oktober 2017 pukul 10.30 12.10
WIB di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Jember.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
1. Mortir dan stamper
2. Neraca Analitis
3. Corong pemisah dan statif
4. Gelas ukur
5. Labu ukur
6. Kuvet
7. Kertas filter

3.2.2 Bahan
1. Daun tanaman puring berwarna kuning, hijau dan merah
2. CaCO3
3. Aseton

3.3 Pelaksanaan Praktikum


1. Menimbang 10 g daun tanaman yang telah ditentukan.
2. Menumbuk/menghaluskan daun dengan mortar dan stamper, serta
menambahkan 1 g CaCO3.
3. Menambahkan 10 ml aseton lalu menyaring larutan aseton yang berwarna
hijau gelap dengan kertas filter untuk menghilangkan sisa-sisa saringan.
4. Menunggu hingga terjadi perubahan warna pada kertas saring, mengamati
gradasi warna yang terjadi pada kertas saring.

3.4 Variabel Pengamatan

6
1. Mengamati pigmen (klorofil, karotenoid, dan anthosianin) dalam daun puring
hijau
2. Mengamati pigmen (klorofil, karotenoid, dan anthosianin) dalam daun puring
kuning
3. Mengamati pigmen (klorofil, karotenoid, dan anthosianin) dalam daun puring
merah

3.5 Analisis Data


Data yang kami peroleh dari pengamatan selanjutnya akan dianalisis
menggunakan analisis statistik deskriptif.

7
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Pigmen
Klorofil Karotenoid Anthosianin
Sample

Daun Puring
V V -
Hijau
Daun Puring
V V -
Kuning
Daun Puring
V V V
Merah
Keterangan : V = ada
- = tidak ada

4.1.1 Mengamati pigmen (klorofil, karotenoid, dan anthosianin) dalam daun puring
hijau
Pada daun puring warna hijau terdapat pigmen-pigmen warna daun yaitu
pigmen klorofil dan pigmen karotenoid.

4.1.2 Mengamati pigmen (klorofil, karotenoid, dan anthosianin) dalam daun puring
kuning
Pada daun puring warna kuning terdapat pigmen-pigmen warna daun yaitu
pigmen klorofil dan pigmen karotenoid.

4.1.3 Mengamati pigmen (klorofil, karotenoid, dan anthosianin) dalam daun puring
merah
Pada daun puring warna merah terdapat pigmen-pigmen warna daun yaitu
pigmen klorofil, pigmen karotenoid, dan pigmen anthosianin.
4.2 Pembahasan

8
Mengidentifikasi pigmen warna yang terdapat dalam daun puring
memerlukan beberapa proses yang harus terlebih dahulu dilakukan oleh praktikan
yang diharuskan membawa alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum. Alat
yang diperlukan dalam proses tersebut disediakan oleh pihak asisten dan untuk bahan
yang diperlukan praktikan sendiri yang membawa, bahan tersebut meliputi daun
puring hijau, daun puring kuning, dan daun puring merah.
Hasil dari pengamatan tersebut didapat dari pengamatan dengan teknik
kromatografi. Kromatografi adalah suatu cara yang digunakan untuk memisahkan
antara klorofil a dan klorofil b beserta pigmen-pigmen lain yang terdapat didalam
daun dengan menggunakan prinsip dasar berat molekul karena antara klorofil a dan
klorofil b memiliki berat yang berbeda. Cara yang digunakan pertama kali adalah
menumbuk atau menghaluskan daun puring yang telah dipotong-potong kecil
sebanyak 10 gr dan ditaburkan bubuk CaCO3 secara bersamaan. Fungsi dari CaCO3
adalah merusak jaringan pada daun sehingga pigmen yang berada dalam daun dapat
keluar. Setelah daun puring menjadi halus, kemudian diberi larutan aseton sebanyak
10 ml sambil diaduk yang berfungsi sebagai zat pelarut. Hasil larutan tersebut
kemudian dituangkan kedalam labu ukur dengan disaring terlebih dahulu
menggunakan kertas saring yang telah disediakan. Kertas saring berfungsi untuk
menyaring ekstrak dari pigmen daun sehingga dapat mengetahui pigmen warna apa
yang terkandung pada daun tersebut.
Hasil dari perlakuan kromatografi pada daun puring hijau menghasilkan
pigmen klorofil dan pigmen karotenoid. Kertas saring menunjukkan hasil dari
penyaringan ekstrak daun puring hijau dimana daun puring hijau tidak hanya
memiliki pigmen klorofil yang terdiri atas klorifil a dan klorofil b, akan tetapi daun
puring hijau juga memiliki pigmen karotenoid yang berwarna jingga (karoten) dan
kuning (xantofil). Selanjutnya melakukan ekstrak terhadap daun puring kuning
dengan cara yang sama, ekstrak daun puring kuning disaring menggunakan kertas
saring dan menunjukkan hasil yang sama dengan daun puring hijau yaitu
mengandung pigmen klorofil dan karotenoida tetapi tidak mengandung pigmen
9
anthosianin. Daun puring merah selanjutnya juga harus di ekstrak untuk mengetahui
apakah memiliki pigmen yang sama dengan daun puring hijau dan daun puring
kuning. Daun puring merah yang telah menjadi ekstrak disaring dengan
menggunakan kertas saring. Daun puring merah mengandung pigmen klorofil,
karotenoida, dan anthosianin. Dikarenakan pada kertas saring yang digunakan dalam
menyaring terdapat warna ungu yang mengartikan bahwa terdapat pigmen
anthosianin yang jika pigmen tersebut dicampur dengan CaCo3 dan aseton yang
dilarutkan maka akan menghasilkan warna ungu.

10
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Pigmen yang terkandung pada daun puring hijau yaitu berupa klorofil dan
karotenoida, karena pada saat proses pengekstrakan kertas saring memiliki
warna jingga (karoten) dan kuning (xantofil).
2. Pigmen yang terkandung pada daun puring kuning memiliki persamaan
dengan puring hijau karena juga mengandung klorofil dan karotenoida.
3. Daun puring merah mempunyai kandungan pigmen klorofil, karotenoida dan
anthosianin, karena pada kertas saring terdapat warna ungu yang menandakan
adanya pigmen anthosianin.

5.2 Saran
Praktikum pada acara identifikasi pemisahan pigmen berjalan dengan lancar
karena para praktikan menjalani kegiatan praktikum sesuai dengan apa yang
diintruksikan oleh asisten.

11
DAFTAR PUSTAKA

Cahayanti. I. A. P. A., N. M. Wartini., dan L.P. Wrasiati. 2016. Pengaruh Suhu Dan
Waktu Ekstraksi Terhadap Karakteristik Pewarna Alami Buah Pandan
(Pandanus Tectorius). Rekayasa Dan Manajemen Agroindustri, 4(2): 32-41.

Campbell, N. A., J.B. Reece, dan L.G. Mitcell. 2002. BIOLOGI Edisi Ke-5. Jakarta:
Erlangga.

Fu, W., M. Magnsdttir, S. Brynjlfson, B.. Palsson, dan G. Paglia. 2012. UPLC-
UV-MSE analysis for quantification and identification of major carotenoid and
chlorophyll species in algae. Analytical and Bioanalytical Chemistry, 404(10)
: 31453154.

Hasidah., Mukarlina, dan D. W. Rousdy. 2017. Kandungan Pigmen Klorofil,


Karotenoid dan Antosianin Daun Caladium. Protobiont, 6(2): 29-37.

Ingrath. W., W. A. Nugroho., dan R. Yulianingsih. 2015. Ekstraksi Pigmen


Antosianin Dari Kulit Buah Naga Merah Menggunakan Microwave
Penambahan Rasio Pelarut Aquades Dan Asam Sitrat. Bioproses Komoditas
Tropis, 3(3): 1-8.

Oancea, S. dan O. Drghici. 2013. PH and thermal stability of anthocyanin-based


optimised extracts of romanian red onion cultivars. Czech Journal of Food
Sciences, 31(3) : 283291.

Pelayo, R.D., L.G. Guerrero, dan D.H. Mndez. 2014. Chlorophyll and carotenoid
pigments in the peel and flesh of commercial apple fruit varieties. Food
Research International. Elsevier Ltd, 65(PB) : 272281.

12
DOKUMENTASI

Proses penghalusan daun puring Proses pelarutan daun puring hijau


hijau dengan campuran CaCO3 dengan larutan aseton

Proses penyaringan ekstrak daun


Hasil ekstrak pigmen dari daun
puring hijau menggunakan kertas
puring hijau
saring

13
Proses penimbangan daun puring
Proses penghalusan daun puring
kuning menggunakan Neraca
kuning dengan campuran CaCO3
Analitis

Proses pelarutan daun puring Hasil ekstrak pigmen dari daun


kuning dengan larutan aseton puring kuning

14
Proses penimbangan daun puring Proses penghalusan daun puring
merah menggunakan Neraca merah dengan campuran CaCO3
Analitis

Hasil ekstrak pigmen dari daun


puring merah

15
LAMPIRAN

1. Flowchart

16
2. Lembar ACC

17
Cahayanti. I. A. P. A., N. M. Wartini., dan L.P. Wrasiati. 2016. Pengaruh Suhu Dan
Waktu Ekstraksi Terhadap Karakteristik Pewarna Alami Buah Pandan
(Pandanus Tectorius). Rekayasa Dan Manajemen Agroindustri, 4(2): 32-41.

18
Campbell, N. A., J.B. Reece, dan L.G. Mitcell. 2002. BIOLOGI Edisi Ke-5. Jakarta:
Erlangga.

19
Fu, W., Magnsdttir M., Brynjlfson, S., Palsson, B.., dan Paglia, G. (2012).
UPLC-UV-MSE analysis for quantification and identification of major
carotenoid and chlorophyll species in algae. Analytical and Bioanalytical
Chemistry, 404(10) : 31453154.

20
Hasidah., Mukarlina, dan D. W. Rousdy. 2017. Kandungan Pigmen Klorofil,
Karotenoid dan Antosianin Daun Caladium. Protobiont, 6(2): 29-37.

21
Ingrath. W., W. A. Nugroho., dan R. Yulianingsih. 2015. Ekstraksi Pigmen
Antosianin Dari Kulit Buah Naga Merah Menggunakan Microwave
Penambahan Rasio Pelarut Aquades Dan Asam Sitrat. Bioproses Komoditas
Tropis, 3(3): 1-8.

22
Oancea, S. dan Drghici, O. (2013). PH and thermal stability of anthocyanin-based
optimised extracts of romanian red onion cultivars. Czech Journal of Food
Sciences, 31(3) : 283291.

23
Pelayo, R. D., Guerrero, L. G., dan Mndez, D. H. (2014). Chlorophyll and
carotenoid pigments in the peel and flesh of commercial apple fruit varieties.
Food Research International. Elsevier Ltd, 65(PB) : 272281.

24

Anda mungkin juga menyukai