BAB I
PENDAHULUAN
tanaman
memantulkannya
tersebut.
kembali
Pigmen
dengan
tersebut
menyerap
gelombang
cahaya
tertentu,
dan
sehingga
menghasilkan warna yang dapat kita lihat berbeda beda. Daun berwarna
hijau karena daun memiliki pigmen klorofil yang dapat memantulkan cahaya
tampak dengan warna hijau. Pigmen pada tanaman dapat dimanfaatkan
sebagai pewarna alami makanan yang aman, seperti warna hijau pada pandan
dan warna kuning pada kunyit (Davies, 2004).
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah :
1. Menentukan pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim amilase.
2. Menetukan presentase pati yang terurai oleh enzim amilase dengan
metode Bernfeld.
3. Menentukan nilai absorbansi maksimum setiap ekstrak.
4. Menentukan karakteristik pigmen secara kualitatif dengan metode
Kromatografi Lapis Tipis (KLT).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Enzim
Enzim merupakan susunan dari beberapa protein. Enzim berperan sebagai
biokatalisator. Jika enzim tidak ada, maka reaksi akan berjalan sangat lambat
dan tidak akan terjadi pada kondisi normal, yaitu pada temperatur dan
tekanan normal makhluk hidup. Terdapat dua mekanisme cara enzim
meningkatkan laju reaksi, yaitu tanpa terkonsumsinya enzim tersebut atau
berubah secara permanen akibat reaksi, dan kedua meningkatkan laju tanpa
merubah chemical equilibrium antara reaktan dan produk (Cooper, 2000).
Substrat akan berikatan dengan sisi aktif enzim dalam bekerja. Substar
berikatan dengan enzim dengan ikatan nonkovalen. Mekanisme pengikatan
substrat terhadap sisi aktif enzim terdapat dua teori, yaitu lock an key dan
induced fit. Teori lock and key menjelaskan bahwa substrat memiliki bentuk
yang sangat spesifik dan pas dengan sisi aktif enzim. Teori induced fit
menjelaskan bahwa sisi aktif enzim akan mengikuti bentuk dari substrat.
Aktivitas enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, pH, suhu, aktivator
dan inhibitor, konsentrasi substrat, dan konsentrasi enzim. Faktor lingkungan
sangat menentukan kerja dari enzim, karena enzim hanya dapat bekerja
optimal pada lingkungan (pH dan suhu) yang sesuai yang berbeda-beda dan
tergantung jenis enzim nya (Cooper, 2000).
2.2 Enzim Amilase
Enzim amilase adalah salah satu enzim pencernaan. Enzim ini dapat
memutus ikatan glikosidik pada molekul pati. Enzim amilase memiliki
beberapa jenis, yaitu enzim -Amilase, -Amilase, dan -Amilase. Pada
praktikum kali ini enzim yang digunakan adalah enzim -Amilase. Enzim Amilase memiliki nama kimiawi endo-1,4--D-glukan glukohidrolase, EC
3.2.1.1. Kata endo pada nama kimiawi menunjukkan enzim ini dikategorikan
dalam endoenzim yang berarti pemotongan pati dilakukan secara acak dari
dalam. Enzim ini memotong pati pada ikatan 1,4--D-Glikosisdik antara
monomer glukosa pada rantai linier amilosa (Pandey, 2000).
Protein yang menyusun enzim ini, terdiri dari tiga domain, yaitu domain
A, B, dan C. Domain A merupakan domain terbesar berbentuk seperti super
struktur barrel dan berwarna merah pada gambar 2.1. Domain B (kuning pada
gambar 2.1) berada diantara domain A dan C, dan berikatan dengan domain A
dengan ikatan disulfida. Domain C berwarna biru pada gambar 2.1 dan
berbentuk lembaran beta yang terhubung dengan domain A karena adanya
rantai polipeptida sederhana. Enzim -Amilase memiliki ion kalisum (bola
biru pada gambar 2.1) dan klorida (bola kuning pada gambar 2.1) yang
berperan sebagai stabilisator dan aktivator alosterik (Souza, 2010).
2010)
Keberadaan Enzim
menggunakan Reagen
I2KI
Pada praktikum ini, uji kualitatif keberadaan enzim amilase ditentukan
dengan pengaruh suhu lingkungan dan diuji dengan reagen I2KI. Tiga tabung
reaksi masing masing berisi larutan pati, larutan enzim amilase, dan buffer
fosfat. Ketiga tabung reaksi tersebut diinkubasi pada suhu yang berbeda, yaitu
pada 50C, suhu ruang, dan 450C. Keberadaan enzim amilase dapat ditentukan
dengan reagen I2KI. Reagen I2KI akan berikatan dengan amilum dan warna
larutan akan berubah menjadi biru kehitaman. Enzim amilase bekerja dengan
memecah amilum menjadi maltosa. Sehingga, apabila warna larutan berwarna
biru kehitaman maka amilum belum terhidrolisis menjadi maltosa, dan
menandakan enzim amilase tidak bekerja. Jika warna larutan menjadi coklat
kekuningan, maka amilum sudah tidak terdapat pada larutan dan sudah
menjadi maltosa, berarti enzim amilase bekerja dengan optimal (Sarah, 2014).
2.4 Uji Kuantitatif Enzim Amilase menggunakan Metode Bernfeld
Metode Bernfeld adalah menghitung jumlah maltosa yang terurai dari
hidrolisa amilum atau pati. Pada percobaan ini, penambahan HCl dilakukan
agar memberhentikan reaksi dari enzim. Pengujian dilakukan dengan
membedakan penambahan HCl pada tabung reaksi. Terdapat tabung reaksi
yang ditambahkan HCl sebelum penambahan larutan pati (tabung reaksi 1)
dan tabung reaksi yang ditambahkan HCl setelah penambahan pati serta
inkubasi 15 menit (Tabung reaksi 2). Pada tabung reaksi yang ditambahkan
HCl sebelum penambahan pati, maka enzim amilase tidak akan bekerja,
sehingga tidak terbentuk maltosa hasil hidrolisa amilum. Selanjutnya,
Pigmen yang paling banyak terdapat pada tanaman adalah klorofil, yang
berfungsi juga dalam proses fotosintesis. Karotenoid adalah pigmen tanaman
yang menghasilkan warna warna yang cerah pada bunga dan buah.
Karotenoid termasuk dalam kelompok pigmen terpenoid dan terdapat pada
semua tanaman fotosintetik serta beberapa bakteri fotosintetik, seperti
BAB III
METODOLOGI
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini terdapat dalam Tabel 3.1 :
Tabel 3.1 Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum aktivitas enzim -amilase dan
karakteristik pigmen pada tanaman bayam hijau, bayam merah, wortel, bunga Trimezia
steyermarkii, dan Bunga Bougainvillea spectabilis
Alat
Blender
Magnetic stirrer
Alat Sentrifuga
Tabung reaksi
Waterbath
Plat tetes
Alat spektrofotometer
Mortar + pestel
Rak tabung reaksi
Bahan
Biji kacang hijau dan kedelai
Akuades
Larutan HCl 0,1 M
Larutan NaCl 0,1 M
Larutan PVP 1%
Larutan buffer fosfat pH 5,6
Larutan pati
Larutan I2KI
Larutan sodium fosfat nuffer
Pipet tetes
Corong gelas
Bejana KLT
Mikropipet
0,05M pH 7,00
Larutan HCl 1 N
Bayam hijau dan merah
Wortel
Bunga Trimezia steyermarkii
Bunga Bougainvillea
spectabilis
Alkohol 96%
Kapas
Aseton
Dietil eter : H2O (1:1)
Heksan : etil asetat (7:3)
Plat silika gel
Tips
diekstraksi
dengan
cara
menggerus
biji
sampel
diukur
dengan
menggunakan
panjang
hijau,
merah
serta
bunga
Trimezia
3.2.4
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Uji Aktivitas Enzim Amilase
4.1.1 Uji Kualitatif pengaruh Suhu terhadap Aktivitas Enzim
Amilase
Suhu
50C
Suhu
Suhu
Gambar 4.1 Hasil Uji Kualitatif pengaruh Suhu terhadap Aktivitas Enzim
Amilase (Dokumentasi Pribadi, 2016)
Gambar 4.2 Pengaruh Suhu terhadap Aktivitas Relatif Enzim Amilase (Dutta,
2006).
4.1.2
Nomor
Tabung
1
2
3
4
5
Ekstrak Enzim
Absorbans
i (A)
X-Y = Z
% Pati yang
terurai
( 100*Z/X)
Kacang Hijau
Y1 = -0,300
0,892
150,6%
Kacang Hijau
X1 = 0,592
Kacang Kedelai
Y2 = 0,256
0,399
60,91%
Kacang Kedelai
X2 = 0,655
Blanko
0
Presentase pati yang terurai menggunakan enzim amilase
yang diekstrak dari kacang hijau adalah 150,6%. Nilai ini adalah
nilai yang tidak mungkin. Terdapat beberapa faktor penyebab, yaitu
adalah terdapatnya zat pengotor saat melakukan pengukuran
absorbansi, sehingga didapatkan nilai Y1 -0,300, selain itu enzim
2.5
2
Bayam Merah
Bunga Ungu
1.5
1
0.5
0
350400450500550600650700750
Panjang Gelombang (nm)
Grafik 4.1 Grafik nilai absorbansi pigmen pada panjang gelombang tertentu
Gambar 4.3 Hasil Kromatografi Lapis Tipis Pigmen Tanaman (Dokumentasi Pribadi,
2016)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum modul ini adalah :
1. Suhu
yang
terlalu
tinggi
atau
rendah
menyebabkan
enzim
DAFTAR PUSTAKA
Arista, Indri. 2010. Analisis Sildenafial Sitrat pada Obat Tradisional Gali-Gali
dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis. Sumatera Utara : Universitas
Sumatera Utara
LAMPIRAN
Data nilai absorbansi pigmen pada daun bayam merah dan hijau serta bunga
Trimezia steyermarkii dan bunga Bougainvillea spectabilis pada panjang
gelombang 400 nm 700 nm.
Ekstra
400
425
450
475
500
1,3
1,7
1,6
1,9
0,68
Hijau
Bayam
4
1,8
3
2,5
0
2,5
8
1,8
2
0,82
Merah
Bunga
3
1,6
0
1,6
0
1,3
4
1,3
3
0,82
Ungu
Bunga
4
1,4
2
1,7
8
1,9
8
1,0
4
0,22
Kuning
k
Bayam
625
0,17
0,26
0,39
0,68
1
0,10
7
0,54
3
0,06
650
675
1,61
1,09
0,26
0,26
6
0,46
5
0,04
2
0,03
0,112 0,116
0,2
0,57
0,47
0,38
4
0,47
9
0,05
1
0,04
6
0,05
1
0,05
0,12
4
0
6
1
2
1
3
1
1
Keterangan tabel = kotak hijau menandakan nilai absorbansi maksimum.
700
0,13
7
0,13
0,24