2. Imroatun Nafi’ah 3. Miftakhul Ramadhani A. Pengenalan Mengapa kita perlu membahas teori sel.??? Teori atau doktrin sel menyatakan bahwa semua organisme hidup terdiri dari unit serupa organisasi, yang disebut sel. Sel adalah unit dasar dari hidup organisme. Konsep teori sel secara resmi disampaikan pada tahun 1839 oleh Schleiden dan Schwann dan tetap sebagai dasar biologi modern. Unit ini penopang fakta bahwa gagasan teori sel ada lebih dulu dari paradigma lain yang hebat (contoh) biologi termasuk teori Darwin evolusi (1859), hukum Mendel warisan (1865), dan pembentukan biokimia komparatif (1940). • Sejak dulu telah dikemukakan bahwa hewan maupun tumbuh-tumbuhan tersusun atas unsur- unsur yang selalu terulang dalam tubuh mahluk hidup. Pendapat ini kemudian berkembang dengan ditemukannya alat-alat optik. • Beberapa abad kemudian, setelah ditemukan lensa pembesar mulailah penggunaan alat-alat optik yang kemudian berkembang menjadi mikroskop yang akhirnya semakin sempurna. Dengan menggunakan alat-alat optik ini penelitian terhadap elemen-elemen atau bagian-bagian makhluk hidup makin meningkat. • Penemuan dan kajian awal tentang sel memperoleh kemajuan sejalan dengan penemuan dan penyempurnaan mikroskop pada abad ketujuh belas. Mikroskop yang pertama kali digunakan oleh para saintis Renaisans adalah mikroskop cahaya (light- microscope). 1. Robert Hooke, seorang saintis Inggris, pertama kali menerangkan dan menamakan sel pada tahun 1665, ketika ia meneliti suatu irisan dari gabus . Ia melihat ruang kecil pada gabus yang dinamakan “cell” dan meyakini bahwa kotak kecil, atau “sel”, yang ia lihat hanya dimiliki oleh potongan gabus tersebut. 2. Penyelidikan yang sama dilakukan pula oleh Grew dan Malphigi pada tanaman yang berbeda-beda dan ternyata ditemukan pula ruang-ruang yang dibatasi oleh dinding selulose dan kemudian dinamakan vesikula atau utrikula.
3. Tahun 1674, penerusnya seorang saintis Belanda
Anthony van Leeuwenhoek menemukan organisme yang sekarang kita kenal sebagai organisme bersel tunggal. Pada abad XIX barulah dimulai penelitian tentang sel terutama tentang isi sel.
4. Pada tahun 1829, Hertwig mengajukan suatu
teori yang disebut teori protoplasma yang menyatakan bahwa sel merupakan kumpulan substansi hidup yang disebut protoplasma yang di dalamnya mengandung inti (nukleus) dan bagian luarnya dibatasi oleh dinding sel. 5. Kemudian tahun 1831 Brown mengemukakan bahwa inti sel merupakan komponen dasar dan tetap dari sel. 6. Pada tahun 1839, hampir dua abad setelah penemuan Hooke dan Leeuwenhoek, sel akhirnya diakui sebagai unit kehidupan yang terdapat di mana saja oleh Matthias Schleiden (ahli Botani) dan Theodor Schwann (ahli zoologi) dari Jerman. Dalam kasus klasik tentang penalaran induktif— pencapaian suatu kesimpulan umum berdasarkan pengamatan-pengamatan khusus—ini. Kesimpulan umum ini dikenal dengan nama teori sel. Dalam teori ini dikatakan bahwa “semua makhluk hidup tersusun atas atau terdiri dari sel-sel”. Sejak dikemukakannya teori sel ini kemudian penelitian-penelitian di bidang biologi sel bertambah meningkat dan banyak ditemukan berbagai penemuan di bidang biologi sel. Berdasarkan jumlah sel yang menyusun tubuh makhluk hidup maka Haeckel membagi dunia hewan menjadi dua kelompok besar yaitu: Protozoa (mempunyai sel tunggal) dan Metazoa (mempunyai sel banyak). 7. Tahun 1858, Albert Kolliker mengemukakan suatu teori di bidang embriologi yang menyatakan bahwa spermatozoa dan ovum merupakan unsur histologis yang merupakan asal dari makhluk hidup baru. 8. Virchow pada tahun 1858 mengemukakan bahwa sel selalu berasal dari sel lain (omnis cellula e cellula) yang berarti bahwa sel mempunyai kemampuan untuk berkembang biak/membelah. Pada tahun yang sama Virchow juga mengemukakan bahwa proses patologis yang terjadi pada makhluk hidup sebenarnya terjadi pada makhluk hidup sebenarnya terjadi dalam sel-sel atau jaringan. 9. Tahun 1875, Hertwig mengemukakan tentang hakekat dari konsepsi yang menyatakan bahwa pada waktu konsepsi/pembuahan terjadi peleburan antara inti sel telur dan spermatozoon. Penemuan-penemuan penting lainnya dalam bidang biologi sel banyak dikemukakan oleh para ahli diantaranya penelitian tentang pembelahan sel banyak dikemukakan oleh para ahli diantaranya penelitian tentang pembelahan sel oleh Fleming pada hewan dan Strassburger pada tanaman, sampai terungkapnya proses kariokinesis oleh Schleiden tahun1878 dan penemuan kromosom oleh Waldeyer tahun 1890. Penelitian-penelitian dalam bidang biologi sel berkembang terus sehingga akhir berdasarkan hasil- hasil penelitian tersebut dapat dicapai kesimpulan- kesimpulan yang penting diantaranya:
• Setiap sel terbentuk atau berasal dari
pembelahan sel yang sudah ada. • Terdapat kesamaan yang mendasar dalam hal komposisi kimia dan aktivitas metabolisme. • Fungsi makhluk hidup secara keseluruhan ditentukan oleh aktivitas dan interaksi dari unit-unit sel yang ada. Perkembangan Biologi Sel dan Fisiologi • Pada mulanya penelitian tentang sel hanya dilakukan pada sel-sel mati. • Baru pada tahun 1899 perhatian para ahli beralih untuk mempelajari sel-sel hidup tentang gerakan-gerakan yang terjadi dalam sel seperti gerak amoeboid, siklosis, gerakan cilia, gerakan flagella bahkan gerak kontraksi sel-sel otot dapat diamati pada tingkat seluler. Pada akhir abad XIX, Overton mengemukakan teori tentang membran sel. Michaelis kemudian membuat model membran sel untuk mempelajari aliran substansi atau bahan-bahan melewati membran sel. Tahun 1909, Harrison dapat menunjukkan bahwa sel-sel saraf pada embrio dapat bertumbuh dan berkembang secara invitro. Dengan penemuan ini muncullah era baru dalam penelitian bidang biologi sel. Penemuan-penemuan baru di bidang fisiologi sel ini antara lain, ditemukannya: struktur/susunan membran sel, sifat-sifat membran sel, transportasi aktif melalui membran sel, reaksi sel terhadap rangsang/perubahan lingkungan, dasar mekanisme perangsangan dan kontraksi, nutrisi sel, pertumbuhan sel, sekresi sel dan aktivitas sel lainnya. Perkembangan Biologi sel dan Biokimia Penelitian biokimia yang dilakukan Fisher dan Hofmeister pada tahun 1902 mendapatkan bahwa molekul protein mengandung asam amino yang terkait dalam ikatan peptid. Miescher (1869) dan Kossel (1891) dalam peelitiannya berhasil mengisolasi asam nukleus yang diduga memegang peranan penting pada sintese protein dan dalam proses pembelahan sel. Penemuan lain yang berdasarkan pemikiran biologis ialah penemuan Ostwald yang melahirkan konsep tentang aktivitas enzim. Wieland (1903) dan Wargburg (1908) menyelidiki proses-proses terjadinya oksidasi dalam sel dan kemudian Altmann juga menemukan hubungan antara mitokondria dan proses oksidasi dalam sel. Batelli dan Stern (1912) dan kemudian Wargburg (1913) menyelidiki dan mengemukakan bahwa enzim- enzim pernapasan terdapat dalam beberapa partikel dalam sitoplasma. Mekanisme tentang oksidasi dalam sel ini kemudian dapat dijelaskan dan disempurnakan oleh Kellin (1934). Pada tahun 1934 Bensley dan Hoerr dapat melakukan isolasi mitokondria dari dalam sel sehingga memungkinkan perkembangan penelitian lebih lanjut. Akhirnya Claude dan Hogeboom berdasarkan penelitian-penelitiannya menyimpulkan bahwa mitikondria merupakan pusat terjadinya oksidasi dalam sel. Jadi perkembangan ilmu pengetahuan yang makin pesat terutama tentang teknik radioaktif, elektron mikroskopis dan lain-lain menyebabkan perkembangan yang pesat dalam penelitian-penelitian sitokimia dengan didapatkannya cara isolasi mitokondria, kloroplas, nukleus, kompleks golgi, partikel- partikel mitotik dan komponen lain dalam sel. Dalam Biologi sel kita mengetahui bahwa organisme dapat hidup dengan satu unti sel. Dalam sel mempunyai berbagai macam organel penyusun sel yang menunjang kehidupan sel tersebut, diantaranya adalah adanya ribosom, retikulum endoplasma, dan inti sel. Inti sel berperan sebagai otak sel (mengatur kegiatan sel tersebut) dan berperan dalam pewarisan sifat. Ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat disebut dengan Genetika. Genetika adalah ilmu keturunan yang mempelajari bagaimana sifat-sifat pada organisme diturunkan kepada keturunannya. Pewarisan sifat itu dapat ditentukan oleh Kromosom dan Gen. Teori Pewarisan Sifat Ada beberapa teori yang membahas Pewarisan sifat-sifat keturunan yaitu: • Teori Embrio • Teori Preformasi • Teori Epigenesis • Teori Plasma • Teori Pengenesis Dari teori-teori di atas, masih belum jelas menunjukan adanya hukum yang mengatur penurunan sifat. Kemudian ahli Genetika Gregor Mendel melakukan berbagai percobaan tentang penyilangan dengan berbagai jenis tanaman untuk dapat menyusun suatu hukum yang dikenal dengan Hukum mandel. Hukum Mendel Kemudian seorang Biarawan dari Austria yang bernama Gregor Mandel (1822-1844) melakukan berbagai percobaan tentang penyilangan dengan berbagai jenis tanaman. Mendel melakukan penyilangan terhadap Kacang Ercis (Pisum Sativum) yang mempunyai sifat sebagai berikut:
• Memiliki pasangan-pasangan sifat yang kontras
• Dapat melakukan Autogami atau perkawinan sendiri • Mudah disilangkan • Mempunyai keturunan yang banyak • Mempunyai daur hidup yang pendek
Dalam percobaannya Mendel melakukan perkawinan silang dengan
menyerbukkan sendiri antara dua variates Ercis berbunga ungu dengan Ercis berbunga putih sebagai induk-induknya. Turunan hasil persilangan ini disebut Hibrid. Sedangkan proses perkawinan silang sendiri disebut Hibridisasi. Hipotesis Dari hasil percobaan yang diperolehnya, Mendel menyusun beberapa Hipotesis, yaitu: • Setiap sifat pada organisme dikendalikan oleh satu pasang faktor keturunan, satu dari induk jantan dan satu dari induk betina. • Setiap pasang faktor keturunan menunjukkan bentuk alternatif sesamanya. Misalnya tinggi atau rendah, bulat atau keriput, kuning atau hijau. Kedua bentuk alternatif ini disebut alel. • Bila pasangan faktor itu terdapat bersama-sama dalam satu tanaman, faktor dominasi akan menutup faktor resesif. • Pada waktu pembentukan gamet, pasangan faktor atau masing-masing alel akan memisah secara bebas. • Individu murni memiliki alel sama, yaitu dominin saja atau resesif saja.