oleh:
Kelompok 2
Kelas A
Agi Azkya
1300416
Anggi Angreani
1301226
1302315
A. JUDUL PRAKTIKUM
Uji Kelarutan Lemak, Uji Ketidakjenuhan Lemak, Uji Gliserol, Uji Liebermann, Uji
Saponifikasi, Dan Uji Asam Lemak Bebas
1. Pelaksanaan Praktikum
a. Praktikum dan pengamatan Uji Kelaruta Lemak, Uji Ketidak-jenuhan dan Uji
Akrolein dilaksanakan pada :
hari
: Kamis 30 Oktober 2014
waktu
: pukul 07.00-09.30
tempat pelaksanaan
: Laboratorium Fisiologi FPMIPA UPI
b. Praktikum dan pengamatan Uji Liberman-Burchard, Uji Saponikasi, dan Uji
Asam Lemak Bebas dilaksanakan pada :
hari
: Kamis, 6 Oktober 2014
waktu
: pukul 07.00-09.30
tempat pelaksanaan
: Laboratorium Fisiologi FPMIPA UPI
B. ISI
1. Dasar Teori
Lipid adalah molekul yang mengandung hidrokarbon dan membuat building
blocks struktur dan fungsi sel hidup. Lipid contohnya lemak, minyak, lilin, vitamin
tertentu, hormon dan sebagian besar non-protein membran sel. Lipid tidak larut
dalam air dengan demikian larut dalam nonpolar lingkungan seperti di
choloroform tetapi tidak larut dalam kutub lingkungan seperti air (Dr Ananya
Mandal).
a. Uji Kelarutan Lemak
Gugus gugus utama lipida memiliki karakteristik kelarutan (solubilitas)
yang berbeda dan sifat yang digunakan dalam ekstraksi dan pemisahan lemak
dari materi biologis.
Emulsi adalah dispersi atau suspensi mestabil suatu cairan lain yang kedua
tidak saling melarutkan. Supaya terbentuk emulsi yang stabila diperlukan suatu
zat pengemulsi yang disebut emulsifier atau emulsifying agent yang berfungsi
menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan. Cara kerja
emulsifier terutama disebabkan oleh bentuk molekunya yang dapat terikat baik
pada minyak maupaun air. Emulsifier akan membentuk lapisan disekeliling
minyak sebagai akibat menurunnya tegangan permukaan, sehingga mengurangi
metode
kolorimetri
Lieberman-Burchard.
Metoda
ini
menggunakan asam asetat anhidrida dan asam sulfat sebagai reagen. Anhidrida
asam
asetat
berfungsi
sebagai
dehidrator
pada
kolesterol
supaya
2. Cara Kerja
a. Uji Kelarutan Lemak
1) Tabung reaksi yang sudah disiapkan diberi label sesuai dengan nama lipid
yang akan diuji.
2) Pelarut sebanyak 2 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
3) Lipid yang akan diuji dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang sudah
berisi pelarut ( lipid cair: sepuluh tetes. Lipid padat: seujung sendok).
4) Tabung reaksi yang berisi larutan tersebut diamati.
5) Hasil pengamatan dan kesimpulan dicacat di dalam jurnal praktikum.\
b. Uji Ketidakjenuhan Lemak
1) Tabung reaksi yang sudah disiapkan diberi label sesuai dengan nama lipid
yang akan diuji
2) Chloroform sebanyak 2 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
3) Sedikit lipid dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi
chloroform.
4) Sebanyak 3-5 tetes Bromin dimasukkan ke dalam tabung tersebut.
5) Larutan dalam tabung reaksi diamati.
6) Hasil pengamatan dan kesimpulan dicatat di dalam jurnal praktikum.
c. Uji Gliserol
1) Tabung reaksi yang sudah disiapkan diberi label sesuai dengan nama lipid
yang akan diuji
2) Sedikit KHSO4 dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
3) Sedikit lipid dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi
KHSO4 tersebut.
4) Sedikit KHSO4 ditambahkan kembali ke dalam tabung reaksi tersebut.
5) Tabung yang telah berisi lipid dan KHSO4 tersebut dipanaskan dengan
hati-hati di atas pembakar bunsen sampai mendidih.
6) Bau yang dihasilkan dari proses pembakaran diidentifikasi.
7) Hasil identifikasi bau dan kesimpulan dicacat di dalam jurnal praktikum.
d. Uji Liebermann-Burchard
1) Tabung reaksi yang sudah disiapkan diberi label sesuai dengan nama lipid
yang akan diuji
2) Larutan chloroform sebanyak 2 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
3) Sedikit larutan lemak yang akan diuji ditambahkan ke dalam tabung
reaksi tersebut.
4) Sebanyak 1 ml anhidrid asetat ditambahkan ke dalam tabung reaksi
tersebut.
5) Dua tetes asam sulfat pekat dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
6) Larutan yang ada di tabung reaksi dikocok dengan baik.
C. Hasil Pengamatan
1. Uji Kelarutan Lemak
Tabel 1. Uji Kelarutan lemak
N
Lemak
Aseton
Benzen
Etanol
Khlorofor
Eter
H2O
m
-
Gambar Pengamatan
1
2
Margarin
Asam
Stearat
Minyak
Kelapa
Gliserol
5
6
7
Mentega
Asam Asetat
Asam Oleat
Kesimpulan:
Lemak yang larut di dalam aseton yaitu minyak kelapa, asam asetat, asam
stearat, asam oleat. Sedangkan yang tidak larutnya margarin, mentega, dan
gliserol
Pembahasan :
Dalam pengujian kelarutan lemak yang dilakukan oleh kelompok kami
menggunakan pelarut Aseton tampak bahwa ketujuh bahan (margarin,
mentega,minyak kelapa, Asam asetat,Asam stearat,Asam Oleat, gliserol )
yang di uji menampakkan hasil yang berbeda-beda. Untuk margarin, dan
mentega sendiri ketika saat pengujian, tampak bahwa margarin tidak larut
dalam senyawa pelarut aseton.
Seperti yang telah kita ketahui, bahwa lemak hanya larut dalam senyawa
non polar sehingga ketika dimasukan ke dalam pelarut non polar seperti
aseton maka yang terjadi yakni lemak akan larut. Untuk margarin dan
mentega, kedua bahan tesebut larut sebagian dan terbentuk suspensi. Hal
tersebut terjadi mungkin karena jumlah mentega maupun margarin yang
dilarutkan sedikit dibandingkan dengan pelarutnya (aseton) sehingga sebagian
margari maupun mentega dapat dilarutkan.
Lipid
Mentega
Asam Stearat
Asam Oleat
Minyak
Beruba
Tidak
Berubah
Keterangan
Gambar Pengamatan
Tidak jenuh
Tidak jenuh
Jenuh
Tidak jenuh
Kesimpulan:
Dari keempat lipid yang diuji, yang merupakan lipid tidak jenuh adalah
mentega, asam stearat, dan minyak, karena ketiganya menghilangkan warna
merah bromin.
Pembahasan :
Uji ketidak jenuhan ini bertujuan untuk menguji suatu lemak tergolong ke
dalam lemak jenuh atau tidak. Prinsipnya asam lemak yang ada dalam lemak
hewan selalu jenuh, sedangkan asam lemak di dalam minyak tumbuhan
mengandung satu atau beberapa ikatan rangkap atau tidak jenuh. Kemudian
lauran bromin yang berwarna merah dapat dijadikan indikator terhadap
senyawa lemak jenuh atau tidak karena bromin mampu bereaksi dengan ikatan
rangkap yang terdapat pada lemak yakni dengan cara emutus ikatan rangkap
tersebut.
Dari hasil praktikum yang dilakukan pada beberapa lipid seperti minyak,
mentega, asam stearat dan asam oleat tampak bahwa asam stearat tidak
tergolong kedalam lemak jenuh karena saat ditetesi bromin warna asam stearat
tidak berubah. Kita tahu bahwa senyawa bromin akan bereaksi dengan ikatan
rangkap pada lemak dengan menunjukan adanya perubahan warna larutan
bromin itu sendiri, dan pada asam stearat sebelum ditetesi berwarna serbuk
putih, setelah dietesi bromin warna larutan menjadi merah (warna bromin yng
merah tidak berubah saat direaksikan dengan asam stearat ). Dengan demikian
kesimpulan yang di dapat bahwa asam stearat tergolong ke dalam lemak jenuh
karena tidak memiliki ikatan rangkap. Dibuktikan dengan reaksi penambahan
senyawa bromin diana warna bromin tidak berubah.
Untuk lipid ; asam oleat, minyak dan metega menunujkan perubahan saat
ditetesi senyawa bromin. Warna merah senyawa bromin hilang saat bereaksi
dengan lipid tersebut dan hal tersebut menunjukan bahwa senyawa tersebut
tergolong kedalam senyawa yang berikatan rangkap dan hal itu membuktikan
bahwa asam oleat, mentega dan minyak tergolong ke dalam asam lemak tak
jenuh.
Minyak kelapa juga mengandung asam kaprilat, asam kaprat, dan asam
oleat. Mentega merupakan salah satu produk makanan konsumsi sehari-hari
yang dibuat dengan menggunakan bahan baku lemak nabati. Mentega dibuat
melalui proses hidrogenasi asam lemak tak jenuh yang bersumber dari tanaman.
Mentega adalah emulsi air dalam minyak yang berbentuk padat.
Pada hasil percobaan, minyak dan mentega memberikan hasil positif yaitu
dengan hilangnya warna larutan iodium. Minyak menghasilkan warna kuning
bening, mentega menghasilkan warna putih keruh, dan asam oleat
menghasilkan warna bening. Hal itu berarti pada ketiga zat itu, terdapat ikatan
tak jenuh (ikatan rangkap)
3. Uji Gliserol
Tabel 3. Uji Gliserol
No
1
2
3
4
Lipid
Gliserol
Asam Oleat
Asam Stearat
Minyak
Bau
Bau Caramel
Bau Baso Mentah
Bau Lem Super Glue
Bau Minyak Jelantah
Gambar Pengamatan
5
6
Mentega
Margarin
Bau Susu
Bau Kue
Kesimpulan : setiap bahan yang di uji menghasilkan bau yang berbeda-beda sesaui
dengan kemampuan peneliti dalam menafsirfakn bau tersebut.
Pembahasanan:
Pada uji gliserol diatas, saat masing-masing tabung reaksi yang berisi
mentega, margarin, minyak, asam oleat , gliserol, dan asam stearat ditambahkan
beberapa ml larutan KHSO4 sebagian besar tidak mengalami perubahan warna.
Apabila gliserol dicampur dengan KHSO4 dan dipanaskan akan timbul bau yang
tajam khas seperti bau lemak yang terbakar yang disebabkan oleh terbentuknya
akrilaldehida atau akrolein. Oleh karena timbulnya bau yang tajam itu, akrolein
mudah diketahui dan reaksi ini telah mengandung gliserol seperti minyak dan
lemak.
Penambahan pereaksi KHSO4, bertujuan untuk mengkatalisis gliserol yang
mungkin ada dalam larutan senyawa lemak. Selanjutnya, pemanasan tabung
dengan api yang kecil dimaksudkan supaya dehidrasi terjadi dan akrolein aldehid
yang terbentuk memiliki karakteristik bau.
Reaksi antara gliserol dan KHSO4 akan menghasilkan akrolein, reaksinya
adalah :
CH2
CH2
CHOH + KHSO4
CH + 2 H2O
CH2OH
CHO
(Gliserol)
(api)
(Akrolein)
Hasil uji akrolein menunjukkan bahwa semua bahan yang diuji memberikan
bau yang tajam yang diidentifikasi oleh praktikan sebagai bau akrolein. Pada
teorinya, hanya gliserol dalam bentuk bebas atau yang terikat berupa senyawa
yang akan membentuk akrolein, sedangkan asam-asam lemak tidak. Dalam
percobaan ini asam lemak seperti gliserol, mentega dan minyak memberikan hasil
uji positif dan memiliki bau akrolein. Dari hasil pengujian gliserol menunjukan
bau caramel, oleat menghasilkan bau khas seperti baso mentah, minyak
menghasilkan bau sepertu susu, dan mentega menghasilkan bau kue.
4. Uji Liebermann-Burchard
Tabel 4. Uji Liebermann-Burchard
No
Lemak
Warna Hijau
Gambar Pengamatan
1
2
3
4
Kolesterol
Asam Stearat
Minyak
Margarin
Kesimpulan:
Dari keempat lipid yang diuji, yang positif mengandung kolesterol
adalah kolesterol
Pembahasan :
Uji ini dimaksudkan untuk melihat adanya atau kandungan kolesterol.
Terdapat atau tidaknya kolesterol ditandai dengan dengan adanya warna
hijau setelah ditetesi anhidrida asetan dan asam sulfat kemudian setelah
dikocok. Warna hijau yang terjadi ini ternyata sebanding dengan
konsentrasi kolesterol. Hal ini membuktikan bahwa reaksi LiebermanBurchard dapat digunakan untuk menentukan kolesterol secara
kuantitatif.
Dari hasil praktikum yang dilakukan tampak bahwa kolesterol, minyak
, mentega, dan margarin setelah reaksi warna nya menjadi hijau. Untuk
kolesterol sendiri memang kandungan kolesterol pasti positi tetapi untuk
minyak sendiri warna hijau ditimbulkan karena mengandung vitamin
yaitu vitamin yang merupakan turunan dari sterol, jadi untuk minyak
meskipun hasilnya berubah warna menjadi hijau tidak berarti ia
mengandung kolesterol.
5. Uji Saponifikasi dan Kesahadahan
Tabel 5. Uji Saponifikasi dan Kesahadahan
No
Lemak
CaCl
MgCl
Pb Asetat
Kolesterol
Gambar
Pengamatan
1
Stearat
+++
++
Kesimpulan:
Stearat merupakan lipid yang dapat membentuk sabun, dan stearat
bereaksi dengan CaCL, MgCl, Pb Asetat membentuk sabun yang tidak
larut (mengalami kesadahan)
Pembahasan :
Terjadinya pemebentukan sabun ditandai denganadanya buih seerti
halnya karak teridtik sabun yang berbuih ketika dikocon Dari
pengamatan, kelompok kami mendapatkan bahwa KOH bereaksi dalam
proses saponifikasi. Hal tersebut terjadi karena adanya unsur kalium
dalam larutan tersebut. Kita tahu bahwa kalium termasuk golongan alkali.
Dan pada prinsip saponifikasi lemak dan minyak di pisahkan dengan
alkali. Dengan begitu asam lemak bebas dan gliserol dilepaskan dari
lemak dan minyak.
Kesadaahan
Saat ditambahkan CaCl2, MgCl2, dan Pb(CH3COO)2 terdapat endapan
putih pada bagian bawah tabung reaksi, itu terjadi karena penambahan
NaCl menimbulkan reaksi yang berakibat membentuk endapan putih
tersebut. Itu menunjukkan semua garam tidak larut sepenuhnya.
No
Lemak
Bebas
Tidak
Keterangan
Gambar Pengamatan
Bebas
1
Asam
2
3
4
5
Stearat
Minyak
Mentega
Margarin
Oleat
Bening
-
Pink
Pink
Pink
Bening
Kesimpulan:
Dari kelima lipid yang diuji, stearat dan oleat merupakan asam lemak
bebas.
Pembahasan :
Pada uji asam lemak bebas, senyawa minyak, mentega, dan margarine
menghasilkan
warna
pink
setelah
dicampur
eter
dan
ditetesi
asam oleat dan asam stearat menunjukkan bahwa asam oleat dan asam
stearat mengandung banyak asam lemak bebas.
D. Jawaban Pertanyaan
1. Apakah semua pelarut dapat melarutkan senyawa lemak? Mengapa?
Jawaban :
Tidak, karena senyawa lemak hanya dapat larut dalam pelarut non polar.
2. Apa yang menyebabkan hilangnya warna air iodium pada penambahan
larutan lemak pada uji ketidakjenuhan?
Jawaban :
Hilangnya warna air iodium pada penambahan larutan lemak pada uji
ketidakjenuhan karena terikatnya unsur halogen pada ikatan rangkap.
3. Senyawa mana yang paling cepat menghilangkan warna iodium?
Jawaban: Asam oleat
4. Jelaskan mengapa dilakukan penambahan KHSO4 lagi pada uji gliserol?
Jawaban :
Penambahan KHSO4 pada Uji Gliserol dimaksudkan agar larutan
terdehidrasi dan menimbulkan bau dari akrolein aldehid.
5. Senyawa mana yang diuji mengandung gliserol?
Jawaban : Minyak dan Mentega
6. Apa yang menyebabkan adanya perbedaan warna hijau pada larutan yang
Anda uji pada uji Liebermann-Burchard?
Jawaban :
Yang menyebabkan perbedaan warna hijau adalah kandungan kolesterol
pada larutan lemak, semakin banyak kolesterol semakin hijau warna
larutannya.
7. Setelah dilakukan uji asam lemak bebas, mana diantara senyawa yang
diuji yang merupakan asam lemak bebas?
Jawaban : yang merupakan asam lemak bebasa yakni Asam Stearat dan
Asam Oleat ditandai dengan hilangnya warna penofthalen.
8. Bagaimana prinsip kerja dari uji asam lemak bebas?
Jawaban :
Jadi prinsipnya Semakin banyak asam lemak bebas ditangkap, berarti
semakin hilang pula warna merah muda pada campuran larutan tersebut
sehingga larutan lemak menjadi jernih.
DAFTAR PUSTAKA