Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN SEMENTARA

PRAKTIKUM BIOKIMIA
P-3
PENETAPAN KADAR KOLESTEROL DALAM DARAH DENGAN METODE
LIEBERMANN-BURCHARD

DISUSUN OLEH :
NAMA : NURUL DWI SUCI PUSPITA
NIM : 2008010067
GOLONGAN : B1

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK SINTESIS


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2021
P3
PENETAPAN KADAR KOLESTEROL DALAM DARAH DENGANMETODE
LIEBERMAN-BURCHARD
TUJUAN
Praktikum P3 bertujuan agar mahasiswa mampu menetapkan kadar kolesterol dalam darah atau
serum secara spektroskopi menurut metode Liebermann-Burchard.
DASAR TEORI
Kolesterol adalah suatu zat lemak yang dibuat didalam hati dan lemak jenuh dalam
makanan. Jika terlalu tinggi kadar kolesterol dalam darah maka akan semakin meningkatkan
faktor resiko terjadinya penyakit arteri koroner. Kolesterol sendiri memiliki beberapa komponen,
yang dibagi menjadi 2 klasifikasi yaitu berdasarkan jenis dan kadar kolesterolnya. (Stoppard,
2010)
Kolesterol adalah salah satu komponen dalam membentuk lemak. Di dalam lemak
terdapat berbagai macam komponen yaitu seperti zat trigliserida, fosfolipid, asam lemak bebas,
dan juga kolesterol. Secara umum, kolesterol berfungsi untuk membangun dinding didalam sel
(membran se]) dalam tubuh. Bukan hanya itu saja, kolesterol juga berperan penting dalam
memproduksi hormon seks, vitamin D, serta berperan penting dalam menjalankan fungsi saraf
dan otak (Mumpuni & Wulandari, 2011).
Kolesterol merupakan lemak yang berwarna kekuningan dan berbentuk seperti lilin yang
diproduksi oleh tubuh manusia terutama di dalam hati. Bahan makanan yang mengandung
kolesterol berasal dari organ binatang, terutama bagian otak, kuning telur dan jeroan, tetapi
bahan makanan yang bersumber dari tumbuh-tumbuhan tidak mengandung kolesterol (Nilawati,
2008).
Kolesterol berperan penting terhadap fungsi tubuh sehari-hari. Kolesterol merupakan
komponen terbesar membran sel, membantu untuk mengontrol pergerakan zat ke dalam dan ke
luar sel, membuat hormon steroid (progesteron dan estrogen pada wanita, testosteron pada pria),
membuat vitamin D, dan memastikan sistem pencernaan bekerja dengan baik dengan
membentuk garam empedu.
Penyakit kardiovaskular akibat aterosklerosis dinding pembuluh darah dan
trombosismerupakan penyebab utama kematian di dunia (WHO, 2016). Di Indonesia data
yangdiambil dari hasil riset kesehatasn dasar nasional (RISKESDAS) tahun 1023menunjukkan
ada 35,9% dari penduduk Indonesia yang berusia lebih dari 15 tahundengan kadar kolesterol
abnormmal dimana perempuan lebih banyak dari laki-laki dan penduduk perkotaan lebih banyak
dari penduduk pedesaan. Data RISKEDAS jugamenunjukan 15,9% populasi yang berusia lebih
dari 15 tahun mempunyai proporsi LDLyang sangat tinggi. Entitas klinis utama dari penyakit
tersebut adalah PJK, stroke iskemik,dan penyakit arteri perifer. Penyebab penyakit tersebut
bersifat multifaktorial di manasebagian diantaranya dapat dimodifikasi. Salah satu faktor risiko
yang dapat dimodifikasiadalah dislipidemia (Erwinanto, 2013)
Dislipidemia Didefinisikan sebagai kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan
peningkatan maupun penurunan kadar graksi lipid dan plasma. Kelainan fraksi lipid yangutama
adalah kenaika kadar kolrdterol total (K-total), kolesterol LDL dan atau trigliserid,serta
penurunan HDL. Diagnosis dislipidemia ditetapkan berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium.
Kadar kolesterol yang tinggi biasanya tidak memunculkan gejala apapun. Akan tetapi
kadang-kadang jika kadar kolesterol sudah sangat tinggi maka endapan lemak akan membentuk
suatu pertumbuhan yang sering disebut juga sebagai rantoma di dalam tendon (urat daging) dan
di dalam kulit. Kadar trigliserida yang cukup tinggi (sampai dengan 800 mg/dl atau lebih) dapat
menyebabkan pembesaran pada hati dan limpa serta timbulnya gejala-gejala dari pakreatitis
(misalnya nyeri pert yang hebat).
Cara mengukur kadar kolesterol dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan di
laboratorium ataupun dengan cara mengukur kolesterol secara mandiri menggunakan cholesterol
meter (alat ukur kolesterol). Jika menggunakan pengukuran cholesterol meter hasil yang
didapatkan dari pengukuran dapat di klasifikasikan apakah kadar kolesterol total pasien yang
dilakukan pemeriksaan dalam rentang bagus, batas ambang atas, ataupun tinggi (Mumpuni &
Wulandari, 2011).
Metode Liebermann-Burchard merupakan metode tidak baku dalam penentuan
kolesterol. Untuk menghindari ketidaksesuaian data hasil pengukuran yang dapat menyebabkan
adanya kekeliruan, maka laboratorium harus memvalidasi metode tidak baku, metode yang
didesain atau dikembangkan laboratorium, metode baku yang digunakan di luar lingkup yang
dimaksudkan, dan penegasan serta modifikasi dari metode baku atau dengan kata lain validasi
metode bertujuan untuk membuktikan bahwa semua cara atau prosedur pengujian yang
digunakan senantiasa mencapai hasil yang diinginkan secara konsisten atau terus menerus.
Dalam validasi metode analisis, terdapat beberapa parameter analisis yang harus
dipertimbangkan antara lain meliputi ketepatan (akurasi), ketelitian (presisi), spesifitas,
linearitas, batas deteksi, batas kuantisasi.
Prinsip dari metode ini adalah apabila kolesterol direaksikan dengan asam acetat anhidrid
dan asam sulfat pekat dalam lingkungan bebas air, maka akan terbentuk warna hijau – biru yang
intensitas akibat pembentukan polimer hidrokarbon tak jenuh. Reaksi warna diawali protonasi
gugus hidroksi dalam kolesterol dan menyebabkan lepasnya air untuk manghasilkan ion
karbonin 3,5 kolestadiena, yang selanjutnya dioksidasi oleh ion sulfit menghasilkan senyawa
kromofor asam kolestaheksaena sulfonat. Warna yang terbentuk kemudian ditentukan
absorbansinya dengan fotometer.
Metode Lieberman Burchard merupakan metode yang sangat spesifik untuk menganalisis
secara kuantitatif kolesterol yang merupakan senyawa golongan steroid. Klorofor digunakan
untuk melarutkan baku kolesterol karena kolesterol mempunyai sifat larut dalam pelaru non
polar yaitu 4,5 bagian kloroform (Raymound, dkk., 2009).
PRINSIP REAKSI
Prinsip Reaksi Uji Metode Lieberman-Burchard
Prinsip dari metode ini adalah apabila kolesterol direaksikan dengan asam asetat anhidrid dan
asam sulfat pekat dalam lingkungan bebas air, maka akan terbentuk warna hijau – biru yang
intensitas akibat pembentukan polimer hidrokarbon tak jenuh. Reaksi warna diawali protonasi
gugus hidroksi dalam kolesterol dan menyebabkan lepasnya air untuk menghasilkan ion
karbonin 3,5 kolestadiena, yang selanjutnya dioksidasi oleh ion sulfit menghasilkan senyawa
kromofor asam kolestaheksaena sulfonat. Warna yang terbentuk kemudian ditentukan absorbansi
nya dengan fotometer (Maulia. 2013).
Contoh uji metode Lieberman-burchard:
ALAT DAN BAHAN
1. Alat:
• Sentrifuga klinis
• Spektrofotometer visible
• Alat-alat gelas.
2. Bahan:
• Serum atau darah.
• Pelarut campuran aseton:etanol (1:1 v /v) (dibuat 15ml:15ml)
• Membuat Pereaksi; campuran asam asetat anhidrida dan asam sulfat pekat (19,35:0,645
v/v). Campuran ini harus selalu dibuat baru (dibuat pada saat akan digunakan).
• Larutan stok kolesterol (2 mg/ml) dalam klorofom. Untuk larutan baku kolesterol, larutan
stok diencerkan dengan klorofom 1:20 hingga didapatkan larutan kolesterol dengan kadar
0,1 mg/ml.
CARA KERJA

Masukkan pelarut campuran aseton-etanol sebanyak 10,0 ml ke dalam tabung sentrifuga


yang bertutup.

Tambahkan serum atau darah sebanyak 0,2 ml ke dalam tabung sentrifuga dan diaduk
dengan vortek.

Masukkan tabung sentrifuga ke dalam penangas air mendidih sambil digojog hingga
pelarut mendidih.

Ambil tabung sentrifuga dari penangas air, lakukan penggojogan kembali selama 5 menit.
Dinginkan pada suhu kamar dan selanjutnya lakukan sentrifuga selama 20 menit.

Cairan supernatan dituang ke dalam tabung reaksi yang kering, kemudian diuapkan di
atas penangas air mendidih hingga kering.

Sisa pengeringan didinginkan, residu dilarutkan dalam 3,0 ml klorofom untuk penetapan
kadar selanjutnya.

Buat larutan standar 2 mg/ml kolesterol dalam kiorofom. Buatlah seri larutan standar
dalam kiorofom yang mengandung kolesterol dengan kadar 0,5 ml; 1 ml; 1,5 ml; 2 ml; 2,5 ml.
Blanko dibuat dengan kiorofom 3 ml.

Tambahkan ke dalam tiap-tiap tabung reaksi dengan campuran asam asetat
anhidridaasam sulfat pekat (pereaksi) sebanyak 2,0 ml dan aduk hingga homogen. Biarkan
tabung reaksi pada tempat yang gelap suhu kamar selama beberapa menit. Larutan berwarna
merah, biru, biru-kehijauan.
Ukur absorbansi pada panjang gelombang 390/400 ml.
DAFTAR PUSTAKA
Erwinanto, 2013. Panduan Pengelolaan Dislipidemia di Indonesia, 1st ed. Centra .

Communications, jakarta.

Maulia, Gina. 2013. Laporan Praktikum Biokimia KI-3261 Percobaan Penentuan Kadar Total

Kolesterol Darah Institut Teknologi Bandung. Bandung.

Mumpuni Y., Wulandari A., 2011. Cara Jitu Mengtasi Kolesterol. Yogyakarta: Andi

Nilawati, Sri, et al.2008.Care Yourself Kolestrol.Jakarta: Penebar Plus.

Raymond C., Sheskey, Paul J & Quinn, Marian E., 2009, Handbook Of Pharmaceutical
Excipients, USA, RPS.

Stoppard, Miriam.2010. Panduan Kesehatan Keluarga.Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai