OLEH :
NIM : P07524421022
DOSEN PENGAMPU
TA.2021/2022
PENDAHULUAN
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil membuat laporan mengenai Pemeriksaan
Protein Urin ini dengan tepat waktu.
Saya menyadari bahwa laporan yang saya buat ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi
kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, saya sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah senantiasa meridhai segala usaha
kita. Aamiin…
Landasan Teori
Secara fisioogis urin yang normal adalah bebas dari protein dimana urine dihasilkan oleh
nefron ginjal. Selama 24 jam komposisi dan konsentrasi urie dapat berubah secara terus menerus
dimana variasi konsentrasi urn dapat ditentukan oleh waktu pengambilan dan aktivitas sebelum
pegambilan urin. Pemeriksaan proteinuria yang akuratdan cepat sangat diperlukan untuk
diagnosis maupun untuk mengetahui prognosis penyakit. Selain itu juga diperlukan dalam
tatalaksana penyakit ginjal dan penyakit lainnya.
Protein (akar kata protos dari bahasa Yunani yang berarti “yang paling utama”) adalah
senyawa organic kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-
monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptide. Molekul protein
mengandung karbon, hydrogen, oksigen, nitrogen dan beberapa sulfur, serta fosfor. Protein
berperan penting dalam struktur dn fungsi semua sel makhluk hidup dan virus (Alsangadah,
2011)
Urin merupakan hasil metabolisme tubuh yang dikeluarkan melalui ginjal. Dari 1200 ml
darah yang melalui glomeruli per menit akan terbentuk filtrate 120 ml per menit. Filtrat tersebut
akan mengalami reabsorpsi, difusi dan ekskresi oleh tubuli ginjal yang akhirnya terbentuk satu
ml urin per menit. (Wirawan R., S. Immanuel, R. Dharma, 2008)
Penetapan kadar protein dalam urin biasanya dinyatakan berdasarkan timbulnya kekeruhan
pada urin. Karena padatnya atau kasarnya kekeruhan itu menjadi satu ukuran untuk jumlah
protein yang ada, maka menggunakan urin yang jernih menjadi syarat yang penting.
Salah satu uji protein yang cukup peka adalah dengan melalui pemanasan urin dengan asam
asetat. Pemberian asam asetat dilakukan untuk mecapai atau mendekati titik iso-elektrik protein,
sedankan pemanasan bertujuan untuk denaturasi sehingga terjadilah presipitasi. Proses presiptasi
dibantu oleh adanya garam-aram yang telah ada dalam urin atau yang sengaja ditambahkan
kedalam urin. Asam asetat yang dipakai tidak penting konsentrasinya, konsentrasi antara 3-6%
boleh dipakai, yang penting ialah pH yangdicapai melalui pemberian asam asetat. Urin encer
yang mempunyai berat jenis rendah tidak baik diguakan untuk percobaan ini. Hasil terbaik pada
percobaan ini dengan penggunaan urin asam.
Persiapan Alat Dan Bahan
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Pipet ukur 1 ml
Pipet ukur 5 ml
Lampu spritus
Korek api
Penjepit tabung reaksi
Sampel urin segar
Metode asam asetat
1) Prinsip
Pemberian asam asetat untuk mencapai titik iso-elektrik protein. Protein apabila
dipanaskan akan megalami denaturasi dan terjadi prespitalasi. Proses prespitalasi dibantu
oleh garam-garam yang telah ada di dalam urine.
2) Reagen
Larutn asam asetat 6% : Dilarutkan 15 ml asam asetat glacial 100% dengan aquades
sampai 250 ml
(+1) kekeruhan ringan tanpa butir-butir (kadar protein 0,01% - 0,05%) (+2) kekeruhan berbutir-
butir (kadar protein 0,05% - 0,2%)
(+4) kekeruhan berkeping besar dan bergumpal (kadar protein > 0,5%)
Kesimpulan
Hasil pemeriksaan :
Alsangadah, B., A sriningsih S., EnryW., Estherlita D.P., Afrilia Y. 2011. The Structur
And Functions Of Protein. Yogyakarta : Science Education Faculty Of Mathematic And
Science Yogyakarta State University.