Anda di halaman 1dari 22

PEMBUATAN PREPARAT PADA JARINGAN

DI SUSUN OLEH
NAMA : MIA ATMAWATI.R
NIM : 19.901.009

PROGRAM STUDI D3 ANALIS KESEHATAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
2021

LAPORAN PRAKTIKUM I
PEMBUATAN PREPARAT DARI JARINGAN MENCIT (TIKUS PUTIH)

I. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan preparat dari
jaringan.
2. Mahasiswa dapat memahami prosesing jaringan agar menjadi
preparat yang siap untuk diamati.
3. Mahasiswa mengetahui cara pewarnaan preparat dari jaringan.

II. Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum ini yaitu dengan teknik atau
metode histopatologi baik dari proses fiksasi, dehidrasi, clearing,
impregnasi ,embedding, dan Mounting

III. Prinsip
Jaringan segar yang diambil segera difiksasi dengan formalin 10% ,
Xilol, alcohol bertingkat , dan paraffin selama ± 21 – 24 jam. Pada
proses fiksasi akan mempertahankan bentuk jaringan agar mudah
untuk melalukan proses embedding. Jaringan yang sudah difiksasi di
embedding dengan paraffin, kemudian dipotong dengan ketebalan
tertentu,dan diwarnai untuk memperjelas jaringan yang diamati.

IV. Dasar teori


Histologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang
struktur jaringan secara detail menggunakan mikroskop pada sediaan
jaringan yang dipotong tipis, salah satu dari cabang-cabang biologi.
Histologi dapat juga disebut sebagai ilmu anatomimikroskopis. 
Histologi amat berguna dalam mempelajari fungsi fisiologi sel-
sel dalam tubuh, baik manusia, hewan, serta tumbuhan, dan dalam
bentuk histopatologi ia berguna dalam penegakan diagnosis penyakit
yang melibatkan perubahan fungsi fisiologi dan deformasi organ.
Sebagai contoh, di bidang kedokteran, kehadirantumor memerlukan
hasil pemeriksaan contoh (sampel) jaringan. Di bidangpertanian,
pemeriksaan kondisi jaringan pengangkut dapat mendukung diagnosis
serangan hawar daun tembakau.
Dalam mempelajari ilmu histology terdapat sediaan atau preparat, yang
dalam pembuatannya disebut mikroteknik. Pembuatan sediaan jaringan
tersebut dilakukan melalui beberapa tahapan seperti fiksasi,
pemendaman dan pemotongan kemudian pemulasan atau pewarnaan.
Tubuh hewan secara morfologi terdiri atas unit sel, dan masing-masing
sel dapat menggandakan kesatuan dengan adanya substansi antar sel.
Kelompok sel-sel yang terdapat dalam tubuh hewan secara fungsional
berbeda dengan kelompok sel yang lain. Kelompok sel
tersebut  dikenal dengan jaringan. Jaringan menjalankan berbagai
fungsi dalam tubuh makhluk hidup. Sel-sel atau jaringan tersebut dapat
diamati dengan menggunakan metode parafin.
Metode parafin merupakan cara pembuatan preparat permanen dengan
menggunakan parafin sebagai media embedding dengan tebal irisan 6
– 8 µm. Metode pembuatan sediaan dengan penyelubungan parafin
disebut juga sebagai metode embedding. Metode ini memiliki irisan
yang lebih tipis dibandingkan dengan menggunakan metode yang lain.
Metode parafin termasuk metode sayatan yang sering digunakan,
karena hampir semua jaringan dapat dipotong dengan metode ini.
Preparat dengan metode parafin adalah metode yang paling umum
digunakan untuk pembuatan preparat permanen baik pada tumbuhan
ataupun pada hewan.
Pembuatan sediaan dengan pemotongan jaringan menggunakan parafin
dan mikrotom sebagai alat pemotongnya.
Dalam proses pembuatan preparat terdapat beberapa tahap yaitu :
1. Fiksasi adalah suatu usaha manusia untuk mempertahankan elemen
– elemen sel atau jaringan agar tetap pada tempatnya dan tidak
mengalami perubahan bentuk maupun ukuran. Waktu fiksasi ini 24
jam.
2. Dehidrasi adalah proses penarikan molekul air dari dalam jaringan.
Tujuan dari dehidrasi adalah agar seluruh ruang-ruang antar sel
dalam jaringan dapat diisi dengan molekul parafin. Dehidrasi
menggunakan alkohol bertingkat dari persentase rendah
kepersentasi tinggi (70%, 80%,90%,, 96%, 100%) masing-masing
2 x 15 menit. Hal inidilakukan untuk menjaga agar tidak terjadi
perubahan tiba-tiba pada terhadap sel dan jaringan.
3. Clearing adalah proses penjernihan atau mentransparankan
jaringan. Clearing berfungsiuntuk menarik alkohol atau dehidran
yang lain dari dalam jaringan agar dapat digantikanoleh molekul
parafin. Clearing menggunakan xylene dengan membenamkan
jaringanpada larutan tersebut selama 2 x 15 menit.
4. Impregnasi bisa juga disebut infiltrasi parafin yaitu proses
pengeluaran xilen dari
dalam jaringan yang akan digantikan oleh parafin cair.
Setelah jaringan di Clearing maka sampel dimasukkan kedalam
cessed and deckel kemudian di masukkan kadalam moldtray yang
berfungsi sebagai tempat infiltrasi parafin, yang terdiri dari tiga
wadahyaitu: pertama berisi parafin cair dan xylene dicelupkan
selama 45 menit, wadah ke duaberisi parafin cair tanpa xilene
dicelupkan 45 menit, dan wadah ke tiga berisi parafin cairmurni
dicelupkan selama 45 menit.
5. Embedding merupakan proses penanaman jaringan ke dalam media
parafin. Tujuannya adalah untuk mempermudah dalam melakukan
proses pemotongan atau pengirisan sampel.Dilakukan dengan
mengeluarkan jaringan yang sudah di Impregnasi dari
moldtray,kemudian menanamnya ke dalam lempengan blok yang
berisi parafin cair. Setelah itututup dengan menggunakan casette
and deckel lalu didinginkan pada cold plate.
6. Cutting merupakan proses pemotongan atau pengirisan jaringan
dengan menggunakan mikrotom. Sampelyang dipotong tebalnya
sekitar 5 – 7 mikron. Pemotongan akan berhasil jika pisau
tidaktumpul, tidak berkarat, dan tidak terdapat sisa-sisa parafin dari
hasil pemotongan sebelumnya dan posisi sampel lurus dan baik.
Suhu pisau dan suhu sampel sertaruangan harus sama agar sampel
tidak patah atau terpotong-potong saat pengirisan.
7. Staining adalah proses pewarnaan, dimana sampel diwarnai dengan
menggunakan zatwarna. Tujuannya yaitu untuk mewarnai jaringan
sehingga mudah diamati di mikroskop.Tahapan staining terdiri dari
proses deparafinasi atau penarikan parafin dari dalam jaringan
menggunakan larutan xilene 2 kali 15 menit. Proses rehidrasi atau
pemasukanmolekul air ke dalam jaringan yang dilakukan secara
bertahap dengan menggunakanalkohol bertingkat dari konsentrasi
rendah ke konsentrasi tinggi (70%, 80%, 96%).Proses ini sebagai
media penghantar zat warna ke jaringan. Selanjutnya proses
infiltrasizat warna. Menggunakan haematoxilin untuk mewarnai
sitoplasma dengan mencelupkannya selama 20 menit dan eosin
untuk mewarnai inti sel dengan waktu 30detik. Lalu dehidrasi
kembali yang bertujuan untuk mencegah kerusakan pada
jaringankarena mengakibatkan terjadinya pembusukan. Setelah
parafin dikeluarkan denganmenggunakan xilen selama 10 menit
preparat dikeringkan dan ditetesi dengan entelandan ditutup
dengan deg glass. Kemudian diamati di bawah mikroskop.
8. Mounting merupakan proses untuk merekatkan preparat
dengan deg glass. Larutan yangdigunakan untuk merekatkan yakni
entelan sebanyak 2 tetes.

V. Alat dan Bahan


A. Alat

No Nama Alat Gambar Fungsi


.
1. Tissue Sebagai tempat
Prosesor untuk
memfiksasi
jaringan yang
diambil.
Terdapat 12
chamber yaitu
formalin 10%,
Xylol, Alkohol
bertingkat, dan
paraffin.
2. Parafin Sebagai tempat
block untuk
embedding
jaringan yang
sudah di
fiksasi.
3. Cool block Sebagai tempat
untuk
membekukan
paraffin pada
jaringan yang
diembedding.
4. Mikrotom Sebagai alat
untuk
pemotongan
jaringan
dengan
ketebalan
tertentu, sesuai
kebutuhan
pemeriksaan.
5. Water Bath Sebagai tempat
untuk
mengembangka
n jaringan agar
tidak terlihat
mengkerut dan
agar jaringan
tidak terlipat.
6. Hot Plate Sebagai alat
agar
merekatkan
jaringan
dengan objek
glass agar tidak
mudah lepas
saat diwarnai
7. Objek Sebagai tempat
Glass untuk
meletakkan
jaringan yang
sudah di
potong
8. Cover Sebagai
Glass penutup
jaringan diatas
objek glass
sebelum
dilakukan
pengamatan di
mikroskop
9 Kuas Sebagai alat
untuk
membantu
pengambilan
jaringan yang
sudah dipotong
dari mikrotom
ke waterbath,
dan untuk
membersihkan
mikrotom dari
sisa paraffin
hasil
pemotongan.
10. Kaset Sebagai tempat
untuk
meletakkan
jaringan yang
didah
diembedding,
terdapat 2
macam kaset
yaitu kaset
plastic dan
kaset metal.
11 Pinset Alat untuk
membantu
pengambilan
jaringan saat
melakukan
embedding

12 Pisau Sebagai alat


mikrotom untuk
pelengkap dari
mikrotom yang
berperan
penting dalam
proses
pemotongan
jaringan yang
sudah di
embediing.
13. Mikroskop Sebagai alat
bantu untuk
mengamati
jaringan yang
sudah
dipotong.

B. Bahan

No Nama Bahan Fungsi


1. Tikus Putih (mencit) Sebagai bahan percobaan dalam
proses pembuatan preparat dari
jaringan.
2. Formalin 10% Bahan ini digunakan dalam proses
Xylol fiksasi jaringan yang telah diambil
Alkohol Bertingkat untuk mempertahankan bentuk
(70% - Absolute) jaringan.
Parafin
3. Parafin Bahan yang digunakan dalam
proses embedding jaringan.
4. Xylol / Xylen Digunakan dalam proses
pewarnaan yang berfungsi untuk
mengeluarkan cairan yang
terdapat dalam jaringan.
5. Alkohol Bertingkat Digunakan dalam proses
70% - Absolute pewarnaan yang berfungsi untuk
mengeluarkan sisa cairan yang
masih terdapat dalam jaringan.
6. Hematoxilin Bahan warna untuk mewarnai
jaringan terutama pada inti sel
akan berwarna biru.
7. Eosin Bahan warna untuk mewarnai
jaringan terutama pada sitoplasma
akan berwarna merah muda.
8. Akuadest Untuk membersihkan zat warna
sebelum dilanjutkan ke proses
pewarnaan clearing.
9. Bahan entelan Bahan yang teksturnya seperti lem
yang digunakan untuk merekatkan
jaringan, mengawetkan warna,
dan mempertajam indeks warna
saat pengamatan di mikroskop.
10. Label Bahan untuk pemberian nama
pasien, no jaringan.

VI. Cara Kerja


Cara kerja dari pembuatan preparat dari jaringan ini dibagi menjadi 4
tahap yaitu :
A. Proses Pengambilan jaringan
1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan diatas meja
kerja.
2. Disiapkan mencit (tikus putih) yang akan digunakan
sebagai bahan percobaan dari praktikum.
3. Mencit ( tikus putih) di bunuh dengan menggunakan
kloroform
4. Mencit yang sudah mati diposisikan terlentang dengan kaki
bagian atas dan bagian bawah ditusuk agar tidak bergerak
pada saat proses pembedahan.
5. Proses pembedahan dimulai dari bawah perut mencit
kemudian vertical ke atas dengan menggunakan pisau
bedah.
6. Diambil organ-organ mencit seperti hati, ginjal, pancreas,
ovarium dll.
7. Jaringan yang diambil dibersihkan dengan Xylen.
Kemudian disimpan dalam botol yang berisi alcohol jika
belum dikalukan proses fiksasi.
B. Proses Histopatologi jaringan
Proses Histopatologi jaringan dibagi dalam beberapa tahap yaitu:
1. Fiksasi dengan alat tissue prosesor yang terdiri dari 12 chamber
yang berisi Formalin 10%, Xylol, Alkohol Bertingkat (70% -
Absolute) dan Parafin.
a. Alat Tissue Prosesor dinyalakan sampai alat siap untuk
digunakan .
b. Alat di setting sesuai dengan kebutuhan pemakaian.
c. Jaringan yang disimpan di dalam botol dimasukkan ke
dalam kaset yang telah berisi label sesuai dengan nama
jaringan.
d. Kaset dimasukan ke dalam chamber yang berisi
Formalin 10 %. Alat akan bekerja secara otomatis
dalam proses fiksasi ini.
e. Tombol start ditekan untuk memulai proses pada tissue
prosesor.
f. Ditunggu dalam waktu ± 21 – 24 jam dalam proses
fiksasi ini.
g. Setelah 24 jam keluarkan kaet dari chamber terakhir
dengan cara manual.
h. Dalam tissue prosesor initerdapat berbagai macam
tahapan yaitu
a) Fiksasi untuk mempertahankan struktur sel
sehingga menjadi stabil secara fisik dan kimiawi
dan mencegah terjadi dialysis atau
pembengkakan pada rupture. Menggunakan
Formalin 10%.
b) Dehidrasi untuk menghilangkan/menarik air
dalam jaringan dengan cara mulai konsentrasi
terendah sampai konsentrasi tinggi.
Menggunakan alcohol dari konsentrasi 70%-
Absolute.
c) Clearing untuk menarik keluar kadar alcohol
yang berada dalam jaringan, memberi warna
yang bening pada jaringan dan juga sebagai
perantara mesuknya kedalam paraffin.
Menggunakan Xylol.
d) Infiltrasi Parafin untuk mengisi rongga atau
pori-pori yang ada pada jaringan setelah setelah
ditinggal cairan sebelumnya.
2. Embedding dengan alat paraffin block yang berisi paraffin
yang sudah dicairkan.
a. Alat paraffin block dinyalakn 30 menit sebelum
pemakaian, agar paraffin yang terdapat dalam alat bisa
mencair.
b. Jaringan dikeluarkan dari kaset plastic yang digunakan
saat fiksasi apabila ingin memulai proses embedding.
c. Diambil kaset metal dengan pinset dan kaset diisi
dengan sedikit paraffin.
d. Jaringan yang telah difiksasi diletakkan pada kaset
metal dengan memperhatikan posisi jaringan. Jika
terdapat jaringan yang cassinoma posisi jaringan
tersebut menghadap ke kaset metal.
e. Diisi kembali dengan paraffin.
f. Ditutup dengan kaset plastic, diisi kembali dengan
paraffin sampai penuh.
g. Kaset dipindahkan ke cool block dengan suhu 8oCyang
ada pada alat paraffin block selama 1-2 menit agar
paraffin dapat sedikit membeku.
h. Kaset di pindahkan ke alat cool block dengan suhu yang
sama seperti freezer. Selama 10 menit agar blok
paraffin benar-benar sudah membeku.
i. Kaset metal dapat dibuka apabila blok paraffin sudah
membeku.
j. Jaringan yang sudah di embedding siap untuk proses
pemotongan.

3. Pemotongan Jaringan (Cutting) menggunakan alat mikrotom


dengan 2 macam pisau.
a. Alat disetting sesuai kebutuhan pemakaian seperti
ketebalan dari pemotongan, kemiringan pisau.
b. Jaringan yang sudah siap dipotong diletakkan dengan
benar pada alat.
c. Pisau 1 dengan keadaan tumpul dipasang pada alat.
d. Jaringan didekatnya dengan pisau agar hampir
menyentuh pisau.
e. Dilakukan proses Treaming dengan kemiringan 0,5, dan
ketebaan yang bervariasi.
f. Proses treaming dilakukan sampai pada hasil potongan
pita paraffin sudah Nampak jaringan yang sama seperti
pada blok paraffin.
g. Setelah proses treaming selesai maka dilakukan
pemotongan jaringan.
h. Pisau 1 diganti dengan pisau 2 dengan keadaan pisau
yang lebih tajam dengan ketebalan 0,3mm.
i. Tuas pada mikrotom diputar sampai jaringan terpotong
tipis dan dalam keadaan utuh.
j. Jaringan yang terpotong ditarik kebawah dengan kuas,
agar dapat terlihat jaringan yang bagus untuk diambil.
k. Jaringan yang bagus diambil dengan menggunakan kuas
dan direntangkan pada waterbath yang berisi aquadest
dan 5 ml etanol dengan suhu 52oC
l. Jaringan dibiarkan mengembang dengan sempurna
dalam waterbath.
m. Jaringan diambil dengan menggunakan objek glass
yang besih dan kering.
n. Objek glas dicelupkan kewaterbath dan dengan hati-
hati di dekatkan ke jaringan kemudian objek glass
diangkat maka jaringan akan menempel pada objek
glass.
o. Jaringan ditiriskan diatas tissue sebelum dilakukan
pengeringan dengan hot plate.
4. Pengeringan pada alat hotplate.
Proses ini berfungsi untuk mengurangi kadar etanol di dalam
jaringan, dan untuk merekatkan jaringan dengan objek glass
agar pada saat proses pewarnaan jaringan tidak mudah lepas.
a. Jaringan yang sudah ada di objek glass setelah
ditiriskan diletakkan diatas hot plate dengan suhu 75OC
selama 25 menit.
b. Jika sudah 25 menit objek glass diangkat dan siap untuk
proses pewarnaan.

C. Proses Pewarnaan jaringan.


Proses pewarnaan jaringan ini bertujuan untuk memberi warna
pada jaringan sehingga lebih mudah membedakan antara
sitoplasma dan inti sel. Zat warna yang digunakan dalam proses
pewarnaan ini yaitu Hematoxilin dan Eosin.
a. Jaringan yang sudah dipotong disiapkan.
b. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan.
c. Proses pewarnaan yang pertama dimulai dari Deparafinisasi
dengan mencelupkan jaringan pada larutan Xylol I, II,dan
III selama 3-5 menit.
d. Selanjutnya tahap hidrasi yaitu dengan mencelupkan
jaringan ke alcohol bertingkat dari konsetrasi yang tinggi ke
rendah ( Absolute – 70%) selama 3- 5 menit
e. Selanjutnya dibilas dengan menggunakan aquadest selama
3-5 menit.
f. Jaringan dicelupkan pada zat warna Hematoxilin selama 5
menit.
g. Selanjutnya dibilas dengan menggunakan air mengalir
sampai air sisa cucian benar-benar bersih dari warna.
h. Jaringan dicelupkan pada zat warna Eosin selama 5 menit.
i. Selanjutnya dibilas dengan menggunakan air mengalir
sampai air sisa cucian benar-benar bersih dari warna.
j. Proses selanjutnya yaitu dehidrasi yaitu dengan
menggunakan alcohol dengan konsentrasi bertingkat
jaringan dicelupkan dari alcohol konsentrasi rendah ke
tinggi (70% - Absolute). Selama 3-5 menit.
k. Selanjutnya yaitu proses clearing dengan Xylen I,II,III.
Proses ini dilakukan selama 5 menit.
l. Setelah selesai jaringan keringkan dengan diangin-
anginkan.
D. Proses Mounting
Proses mounting ini berfungsi untuk Memberi warna cerah dan
sebagai pelindung dan pengawet jaringan dari mikroba dan bakteri,
selain itu dapat mempertajam indeks dan merekatkan jaringan.
a. Jaringan yang sudah diwarnai diberi bahan entelan dengan
menggunakan lidi dan dituangkan diatas jaringan.
b. Jaringan ditutup dengan menggunakan cover glass.
c. Sebagai proses akhir objek glass dimasukkan sekali ke
dalam xylen.
E. Setelah proses mounting terdapat proses labeling. Pada laber ditulis
minimal No.Preparat dan Nama Pasien.
F. Selanjutnya yaitu proses pengamatan. Proses pengamatan
dilakukan dengan mikroskop dimulai dengan perbesaran 4x, 10x,
dan 40x.
G. Pada proses pengamatan dilihat bentuk jaringan, apakah masih ada
lipatan atau tidak.
H. Dilihat hasil pewarnaanya.
VII. Hasil Pengamatan
Hasil Embedding
No. Nama Perbesaran Gambar
Jaringan
1. Hati 4x

10x
40x

VIII. Pembahasan
Pembuatan preparat jaringan merupakan suatu kegiatan pembuatan
preparat yang menggunakan jaringan tubuh manusia atau hewan untuk
melihat jaringan yang disusun oleh banyak sel dan berbagai sel dan
memakan proses yang lebih rumit dari pembuatan jenis preparat
lainnya.
Pada praktikum yang dilaksanakan dari tanggal September 2018
sampai November 2018 di laboratorium Sitohistologi, Jurusan Analis
kesehatan, politeknik kesehatan Denpasar, dilakukan praktikum
pembuatan preparat dari jaringan tikus putih (mencit). Langkah
pertama yang dilakukan yaitu pengambilan jaringan segar dari tikus
putih (mencit). Tikus putih (mencit dibunuh dengan menggunakan
kloroform, teknik ini disebut dengan teknik euthanasi. Teknik
euthanasi yang dilakukan untuk membunuh mencit yaitu euthanasia
secara fisik. Dengan pemberian kloroform atau eter yang akan
menyebabkan kenaikan kortikosteron plasma (Kortison,Katekolamin).
Bila bahan-bahan kimia dan enzim-enzim jaringan merupakan subjek
yang akan diamati maka seringkali diperlukan pembunuhan hewan
dengan cara fisik. Setelah mencit mati, dilakukan pembedahan pada
mencit dengan merentangkan posisi mencit (perut berada pada bagian
atas). Selanjutnya keempat kaki mencit ditusuk agar mencit tidak
bergerak saat melakukan pembedahan. Pembedahan mencit dilakukan
dari bawah perut kemudian vertical ke atas dengan menggunakan pisau
bedah. Kemudian diambil organ-organ mencit seperti ginjal, hati,
pancreas, ovarium dll. Organ yang diambil dibersihkan terlebih dahulu
menggunakan xylen. Kemudian sebelum dilakukan fiksasi sebaiknya
jaringan disimpan dalam botol yang berisi alcohol. Langkah
selanjutnya setelah pengambilan organ segar dari mencit dilakukan
proses hitopatologi yang dimulai dari prosesing tissue prosesor dengan
menggunakan alat tissue prosesor. Sebelumnya tissue prosesor
dinyalakan terlebih dahulu. Pada alat tissue prosesor terdapat 12
chamber. Pada chamber 1 berisi formalin 10%. Proses ini dinamakan
proses fiksasi. Tujuan dari proses fiksasi ini yaitu untuk
mempertahankan elemen – elemen sel atau jaringan agar tetap pada
tempatnya dan tidak mengalami perubahan bentuk maupun ukuran.
Selanjutnya pada prosesing tissue prosesor ini terdapat proses
dehidrasi tujuan dari proses ini untuk mengeluarkan cairan yang
terdapat dalam jaringan atau organ agar seluruh ruang-ruang antar sel
dalam jaringan dapat diisi dengan molekul paraffin. Proses dehidrasi
ini menggunakan alcohol bertingkat mulai dar konsentrasi rendah
sampai tinggi (70%, 80%,90%,, 96%, 100%). Selanjutnya terdapat
proses Clearing, tujuannya untuk menarik alkohol atau dehidran yang
lain dari dalam jaringan agar dapat digantikanoleh molekul parafin.
Proses clearing ini menggunakan xylol. Selanjutnya terdapat proses
impregnasi bisa juga disebut infiltrasi parafin yaitu proses pengeluaran
xilen dari dalam jaringan yang akan digantikan oleh parafin cair.
Prosesing tissue prosesor ini memakan waktu 21 – 24jam.
Tahapan yang kedua yaitu pada alat paraffin block. Tahapan ini
dilakukan setelah proses fiksasi jaringan. Tahapan ini disebut dengan
embedding. Embedding merupakan proses penanaman jaringan ke
dalam media parafin. Tujuannya adalah untuk mempermudah dalam
melakukan proses pemotongan atau pengirisan sampel. Dinyalakan
alat paraffin block 30 menit sebelum digunakan. Setelah siap
digunakan, diambil kaset metalik dan diisi dengan sedikit paraffin
blok, kemudian jaringan dikeluarkan dari kaset plastik dan ditanam
pada kaset metalik, dalam proses penanaman peru diperhatikan posisi
dari jaringannya. Jika terdapat jaringan carcinoma maka jaringan
tersebut menghadap ke kaset metalik. Setelah jaringan dimasukkan ke
dalam kaset metalik jaringan agak ditekan dan diisi kembali dengan
paraffin kemudian ditutup dengan kaset plastic dan diisi dengan
paraffin sampai penuh. Kaset dipindahkan pada cool block yang ada
pada paraffin block dengan suhu 80C sampai parafinnya sedikit beku.
Kemudian kaet dipindahkan pada cool block dengan suhu 4OC sampai
jaringan dan paraffin benar-benar beku. Setelah jaringan benar- benar
beku jaringan siap untuk dipotong menggunakan mikrotom.
Tahap ketiga yaitu proses pemotongan, proses pemotongan
menggunakan alat mikrotom dengan 2 jenis pisau yaitu pisau yang
tumpul dan pisau yang tajam. Pertama blok paraffin dipasang pada
mikrotom kemudian dipasang pisau mikrotom yang tumpul untuk
proses treaming. Proses treaming dilakukan untuk meratakan
permukaan blok paraffin agar jaringan yang di dapatkan sama seperti
jaringan yang ditanam pada kaset. Hasil dari proses treaming ini
dibuang, apabila jaringan yang terlihat pada pita paraffin pada prses
treaming ini sudah menyerupai jaringan yang terdapat pada kaet maka
proses treaming ini dapat dihentikan. Setelah proses treaming ini
dilakukan penggantian pisau yang lebih tajam agar jaringan yang
dipotong lebih baik dan tidak putus- putus hasilnya. Kemudian
dilakukan pemotongan dengan mengayunkan tuas mikrotom setelah
selesai pita paraffin dditarik kebawah dan dilihat jaringan yang layak
dan bagus untuk diambil. Jaringan diambil dengan menggunakan kuas
dan direntangkan diatas waterbath yang berisicampuran aquadest dan
5ml etanol dalam suhu 52 OC. dilihat jaringan yang akan diambil.
Jaringan diambil dengan objek glass, petama dekatkan objek glass ke
jaringan kemudian angkat perlahan objek glass maka jaringan akan
tertempel pada objek glass. Objek glass ditiriskan pada tissue kering,
kemudian diletakkan diatas hotplate dengan suhu 75OC selama 25
menit. Proses ini dinamakan proses pengeringan yang bertujuan untuk
mengurangi kadar etanol di dalam jaringan, dan untuk merekatkan
jaringan dengan objek glass agar pada saat proses pewarnaan jaringan
tidak mudah lepas. Setelah 25 menit jaringan siap untuk proses
pewarnaan.
Tahapan pewarnaan diawali dengan proses Deparafinisasi dengan
pencelupan jaringan pada xylol I, II, III yang masing masing memakan
waktu 3-5 menit. Kemudian selanjutnya proses hidrasi yaitu dengan
mencelupkan jaringan ke alcohol bertingkat dari konsetrasi yang tinggi
ke rendah ( Absolute – 70%) selama 3- 5 menit. Selanjutnya dibilas
dengan menggunakan aquadest selama 3-5 menit. Selanjutnya Jaringan
dicelupkan pada zat warna Hematoxilin selama 5 menit warna
Hematoxilin ini akan mewarnai ini sel menjadi warna biru.Selanjutnya
dibilas dengan menggunakan air mengalir sampai air sisa cucian benar-
benar bersih dari warna. Kemudian Jaringan dicelupkan pada zat
warna Eosin selama 5 menit. Warna eosin ini akan mewarnai
sitoplasma menjadi warna merah muda.Selanjutnya dibilas dengan
menggunakan air mengalir sampai air sisa cucian benar-benar bersih
dari warna.Proses selanjutnya yaitu dehidrasi yaitu dengan
menggunakan alcohol dengan konsentrasi bertingkat jaringan
dicelupkan dari alcohol konsentrasi rendah ke tinggi (70% - Absolute).
Selama 3-5 menit.Selanjutnya yaitu proses clearing dengan Xylen
I,II,III. Proses ini dilakukan selama 5 menit.Setelah selesai jaringan
keringkan dengan diangin-anginkan.
Tahapan selanjutnya yaitu Mounting. Proses mounting ini berfungsi
untuk Memberi warna cerah dan sebagai pelindung dan pengawet
jaringan dari mikroba dan bakteri, selain itu dapat mempertajam indeks
dan merekatkan jaringan. Jaringan yang sudah diwarnai diberi bahan
entelan dengan menggunakan lidi dan dituangkan diatas jaringan.
Kemudian Jaringan ditutup dengan menggunakan cover glass. Sebagai
proses akhir objek glass dimasukkan sekali ke dalam xylen. Setelah
proses mounting terdapat proses labeling. Pada laber ditulis minimal
No.Preparat dan Nama Pasien.Selanjutnya yaitu proses pengamatan.
Proses pengamatan dilakukan dengan mikroskop dimulai dengan
perbesaran 4x, 10x, dan 40x.
Setelah dilakukan pengamatan, diduga jaringan yang didapat yaitu
jaringan hati. Terdapat warna merah muda yang merupakan sitoplasma
dan terdapat warna biru yang merupakan inti sel. Kekurangan pada
preparat yang dibuat yaitu posisi preparat yang longitudinal. Kemudian
masih ada sedikit lipatan- lipatan pada jaringan. Lipatan-lipatan pada
jaringan dapat disebabkan karena proses perentangan jaringan pada
waterbath yang kurang ditarik, maka diperlukan banyak latihan agar
jaringan yang dibuat baik dan layak dalam proses pemeriksaan.

Anda mungkin juga menyukai