Anda di halaman 1dari 8

2.

Daya Amilolitis Saliva


A. Dasar Teori

Saliva Mengandung Sekresi Serosa dan Mukus. Saliva yang utama adalah kelenjar
parotis, submandibularis, dan sublingalis; selain itu, juga ada beberapa kelejar bukalis yang
kecil. Sekresi saliva normal harian berkisar 800 sampai 1.500 ml, seperti yang ditunjukkan
dengan nilai rata-rata 1.000 ml.Saliva menyekresi dua jenis protein yang utama: (1) sekresi
serosa yang mengandung ptilin (suatu a-amilase), yang merupakan enzim untuk mencernakan
karbohidrat, dan (2) sekresi mukus yang mengandung musin untuk tujuan pelumasan dan
perlindungan permukaan.
Kelenjar parotis hampir seluruhnya menyekresi jenis serosa, sementara kelenjar
submandibularis dan sublingualis menyekresi mukus dan serosa. Kelenjar bukalis hanya
menyekresi mukus. Saliva mempunyai pH antara 6,0 dan 7,0; suatu kisaran yang
menguntungkan untuk kerja pencernaan ptialin.

Gambar 3. Pembentukan dan sekresi saliva oleh kelenjar saliva submandibula.

Gambar 3 menunjukkan sekresi oleh kelenjar submandibularis, suatu kelenjar campuran


khusus yang mengandung duktus asinus maupun duktus salivarius. Sekresi saliva terjadi melalui
dua tahap: Tahap pertama melibatkan asinus, dan yang kedua, duktus salivarius. Sel asinus
menyekresi sekresi primer yang mengandung ptialin dan/atau musin dalam larutan ion dengan
konsentrasi yang tidak jauh berbeda dari yang disekresikan dalam cairan ekstrasel biasa.
Pada saat sekresi primer mengalir melalui duktus, terjadi dua proses transpor aktif utama yang
memodifikasi komposisi ion pada cairan saliva secara nyata.

B. Tujuan

Membuktikan adanya karbohidrat pada saliva

C. Prinsip Percobaan

Air ludah mengandung enzim amilase (ptyalin) yang akan menghidrolisis amilum menjadi
maltose.

D. Alat dan Bahan:


Alat: sama dengan alat untuk menentukan ph saliva, ditambah dengan:
 Penangas air
 Gelas ukur
 Pipet tetes
 Penjepit tabung reaksi
 Pipet mohr
 Cawan porselen
Bahan:

 Saliva encer
 Amilum
 Yodium
 Benedict
E. Cara kerja :

a. Siapkan 2 tabung reaksi :


 Tabung I di isi dengan 5 mL saliva, kemudian tambahkan 5 mL amilum
1%.

 Tabung II ditambahkan 5 mL amilum 1% saja.

b. Masukkan kedua tabung tersebut kedalam penangas air dengan suhu 37 ºC.
c. Siapkan cawan porselen untuk uji Yodium.

d. Setiap 3 menit, ambil sedikit cairan tabung I dan II dengan pipet tetes kemudian
masukkan ke dalam cawan porselen. Setelah itu lakukan uji Yodium hingga
menunjukkan uji Yodium negatif (yaitu warna biru tepat hilang).
Lakukan uji yodium untuk kedua tabungnya, masing-masing diletakkan pada
lubang cawan porselen dengan membagi 12 lubang dengan 6 lubang untuk
tabung 1 dan 6 lubang untuk tabung 2.

Plat tetes Bahan Pereaksi Hasil

Lubang 1 3 tetes sampel 2 tetes pereaksi Yodium

Lubang 2 3 tetes sampel 2 tetes pereaksi Yodium

Lubang 3 3Tetes sampel 2 tetes pereaksi Yodium

Lubang 4 3Tetes sampel 2 tetes pereaksi Yodium

Lubang 5 3Tetes sampel 2 tetes pereaksi Yodium

Lubang 6 3Tetes sampel 2 tetes pereaksi Yodium


e. Kemudian lakukan uji Benedict pada 2 tabung reaksi yang masing-masing
berisi saliva dan amilum yang masing-masing diisikan larutan benedict 2 mL
lalu panaskan selama 5 menit, kemudian amati perubahan warna dan catat
hasilnya!

Tabung Reaksi Bahan Pereaksi Hasil

Tabung 1 1 mL 2 mL

Tabung 2 1 mL 2 mL
F. Hasil Percobaan
 Uji yodium
Menit ke Amilum + saliva Amilum

3 menit pertama Coklat kekuningan Ungu pekat

3 menit kedua Coklat kekuningan Hitam kecoklatan

3 menit ketiga Kuning kecoklatan Hitam kecoklatan

3 menit keempat Orange Hitam kecoklatan

3 menit kelima Orange pekat coklat

3 menit keenam Orange pekat Coklat pekat

 Uji benedict

Amilum/saliva Perubahan warna

amilum Biru

saliva Hijauhija hijau


G. Pembahasan
 Uji yodium

Uji yodium pada percobaan daya amilolitis saliva, percobaan yang dilakukan
pada 2 tabung , yaitu tabung satu berisi larutan 5 mL amilum 1% + 5 mL saliva dan
tabung yang satu lagi bersisi larutan 5 mL amilum saja, kemudian dipanaskan kedalam
penangas air selama 5 menit. Setelah selesai dipanaskan larutan pada masing-masing
tabung diambil dengan pipet tetes dan diteteskan ke cawan poselen, 6 lubang cawan
porselen campuran amilum dan saliva dan 6 lubang cawan porselen lagi untuk amilum
saja yang mana masing-masing ditetesi dengan 2 tetes sampel dan 3 tetes pereaksi
yodium, perubahan warna diamati setelah 3 menit, setelah selesai 3 menit pada lubang
cawan porselen satu baru bias melanjutkan ke lubang porselen selanjutnta. Jadi waktu
yang digunakan untuk mengamati perubahan warna pada uji yodium pada cawan
porselen sekiutar 18 menit dan hasilnya telah dilihatkan pada table di bagian hasil
percobaan. Pada amilum dan saliva terlihat perubahan warnanya seperti coklat
kekuningan da nada juga orange, sementara pada amilim saja perubahan warnanya
yaitu ungu pekat.

 Uji benedict
Uji benedict pada daya amililitis ini, pada tabung reaksi yang berisi amilum
dan saliva ditambahkan dengan larutan benedict kemudian dipanaskan. Hasilnya pada
larutan saliva diperoleh hasil positif yang ditandai dengan terbentuknya larutan
berwarna hijau yang berarti ada karbohidrat dan pada amilum berwarna biru, yang
berarti negative.

Anda mungkin juga menyukai