Anda di halaman 1dari 18

Giardia Lambia Penyebab

Gardiasis

DISUSUN OLEH :
EKI HERAWATI
130120180003
ILMU KEDOKETERAN DASAR
KONSENTRASI MIKROBIOLOGI
Gardia intestinalis

 Protozoa Giardia lambia pertama kali ditemukan oleh


Van Leeuwenhoek dalam bentuk tropozoit pada tahun
1681.
 Giardia dikenal sebagai parasit patogen baru sekitar
tahun 1970an setelah terjadinya wabah diare di
beberapa negara.
 Umumnya parasit ini banyak mengkontaminasi air
terutama apabila tingkat sanitasi rendah.
 Giardia adalah genus protozoa berflagela yang
mampu menginfeksi saluran pencernaan semua kelas
vertebrata dan bersifat non-invasif
Klasifikasi Giardia lambia

Setelah ditemukan oleh Antony Van Van


Leeuwenhoek pada tahun 1681 Giardia lambia
diklasifikasikan sebagai berikut :
Domain : Eukaryota
Filum : Metomonada
Ordo : Diplomonadida
Famili : Hexamitidae
Genus : Giardia
Spesies : Giardia lambia
Morfologi Giardia lambia
Morfologi G.lambia dibagi menjadi dua stadium yaitu stadium tropozoit
(stadium vegetatif) dan stadium kista (stadium infektif

Trofozoit (Vegetatif)

1. Berbentuk bilateral simetris.


2. Panjang tropozoit berkisar 10-20 mikron
dengan diameter sekitar 7-10 mikron
3. permukaan cembung (konveks) pada
bagian dorsal dan pipih dibagian ventral.
4. kariosom di tengah atau butir-butir
kromatin di daerah plasma
5. Bagian ventral terdapat batil isap
berbentuk seperti cakram cekung
6. bergerak dengan flagela
Morfologi Giardia lambia
Trofozoit (Vegetatif)

1. berbentuk oval dengan ukuran


panjang 8-12 mikron dengan
lebar 7-10 mikron
2. memiliki dinding relatif tipis
tetapi sangat kuat
3. Sitoplasma kista terlihat seperti
butiran halus dilengkapi dengan
empat inti.
4. Tahan terhadap lingkungan
ekstim
Morfologi Giardia lambia
Siklus Hidup Giardia lambia
Siklus hidup G.lambia dimulai saat kista dewasa (berisi
empat inti) termakan oleh inang,
Ekskistasi terjadi setelah kista terpapar oleh asam
lambung dan enzim pankreas. sitoplasma membelah dan
flagela tumbuh dari bagian aksonema sehingga
terbentuklah dua tropozoit diduodenum.
tropozoit bergerak cepat di antara pili-pili usus dan
dengan batil isapnya, tropozoit akan melekat pada epitel
usus yang menyebabkan pili usus rusak sehingga
mengganggu penyerapan (absorpsi).
Siklus Hidup Giardia lambia

 Multiplikasi tropozoit (terbelah secara longitudinal)


akan menghasilkan selaput pembatas (sawar) antara
sel epitel usus dengan lumen usus, yang
mengakibatkan terjadinya malabsorpsi parah.
 Tropozoit yang tidak melekat pada mukosa usus akan
mengikuti pergerakan peristaltik menuju usus besar
dan kemudian terjadi proses enkistasi (encystation)
 Enkistasi, kista bercampur dengan feses dan
dikeluarkan dari tubuh
Siklus Hidup Giardia lambia
Patogenitas Giardia lamblia
 Saat trofozoit lepas dari kista terjadi perlekatan ke dinding epitel usus
dan terjadi multiplikasi. G.lamblia hidup di duodenum dan di bagian
proksimal yeyunum dan kadang-kadang di saluran dan kandung
empedu. Pergerakan flagel yang cepat membuat trofozoit bergerak dari
satu tempat ke tempat lain dan dengan batil isapnya melekatkan diri
pada epitel usus.
 Pada giardiasis, infiltrasi limfosit timbul sebelum terjadi pemendekan
vili. Peneliti lain mendapatkan secara in vitro bahwa aktivasi sel T
dapat meningkatkan proliferasi sel kripta dan atrofi vili. Salah satu
studi mendapatkan adanya penurunan asam empedu intralumen pada
pasien giardiasis. Giardia akan mengambil asam empedu dan
dimasukkan ke dalam sitoplasmanya dan menyebabkan berkurangnya
asam empedu intraluminal. Hal ini akan menyebabkan pasien akan
mengalami malabsorbsi.
Patogenitas Giardia lamblia
 Saat trofozoit lepas dari kista terjadi perlekatan ke dinding epitel usus
dan terjadi multiplikasi. G.lamblia hidup di duodenum dan di bagian
proksimal yeyunum.
 Gangguan akibat hisapan batil hisap trofozoit akan merusak
mikrovili dan mengganggu proses absorbsi nutrisi.
 Multiplikasi dengan pembelahan biner akan menghasilkan sawar
antara sel epitel usus dengan lumen usus yang akan mengganggu
proses absorbsi makanan dan nutrisi.
 Trofozoit tidak selalu penetrasi ke sel epitel tetapi pada kondisi
tertentu dapat menginvasi jaringan seperti kandung empedu dan
saluran kemih.
PERLEKATAN G LAMBIA PADA
SEL EPITEL
DIAGNOSIS
Metode yang paling sering dilakukan untuk
mengidentifikasi adalah dengan teknik konsentrasi
dengan pewarnaan trichome
Selain sampel tinja sampel yan dapat diperiksa dari
sampel biopsi, aspirasi abses jaringan yang
terinfeksi,
pemeriksaan serologi dengan menggunakan Indirect
Hemagglutination Assay (IHA), Enzyme-linked
Imunosorbent Assay (ELISA) atau menggunakan
Indirect Immunofluorescent (IFA)
PEMBUATAN SEDIAAN
PREPARAT
DIAGNOSIS

Preparat Tropozoit, kista dan tropozit dalam sampel biopsi jaringan


PENGOBATAN
Pengobatan giardiasis dapat menggunakan
metronidazole 5-7,5 mg/kg berat badan 3 kali sehari
selama 7 hari atau 30 mg/kg berat badan dosis
tunggal selama 3 hari, tinidazole 30-50 mg/kg dosis
tunggal, mepacrine 2 mg/ kg berat badan 3 kali
sehari selama 7 hari, furazolidone 1,25 mg/kg berat
badan, 4 kali sehari selama 7 hari
Pencegahan Infeksi G lambia
Pada prinsipnya pencegahan penyebaran infeksi
amebiasis adalah terputusnya rantai penularan dari
sumber infeksi (tinja) ke manusia. Ada dua aspek
utama pencegahan yaitu :
1. Aspek higiene perorangan
Higiene perorangan lebih terfokus dalam hal
perilaku individu dalam upaya memutus rantai
penularan.
2. Sanitasi lingkungan fokus pencegahan terletak
dalam hal rekayasa lingkungan dalam mengisolir
sumber infeksi
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai