Anda di halaman 1dari 2

Patogenesis Shigella

Bakteri tertelan, masuk dan berada di usus halus, menuju ileum terminal dan kolon
melekat pada permukaan dan kolon, melekat pada permukaan mukosa, berkembang biak,
reaksi peradangan hebat, sel-sel terlepas, timbul Ulkus, terjadi disentri basiler (tinja
lembek, bercampur darah, mukus dan pus, nyeri abdomen, mules, tenesmus ani).
(Brooks,dkk.2016)

Infeksi peroral, bakteri masuk lambung melalui makanan dan minuman Masuk
kedalam usus halus kemudian colon disini ditangkap epitel kemudian Berkembang biak
dan menyebabkan sel epitel hancur kemudian menyebar ke Lamina propria, bereplikasi
disini. Akibatnya timbul ulcera-ulcera dan mikro abses mukosa kolon pada bagian
terminal ileum. Terjadi nekrosis, perdarahan dan pembentukan psedomembran di atas
ulcer. Akhirnya terjadi reaksi inflamasi dan trombosis kapiler. Berbeda dengan
Salmonella , Shigella tidak menyebar ke tempat lain. Adanya perdarahan kecil
menyebabkan tinja berdarah dan berlendir tetapi tidak terjadi perforasi dan tidak terjadi
peritonitis. Bila sembuh ulkus akan ditutup oleh jaringan granula dan terjadi jaringan
parut. Setelah sembuh secara klinis tinja yang positip bisa menjadi carrier. (Fitrial, dkk.
2018)

Masa inkubasinya adalah 2-4 hari, atau bisa lebih lama sampai 1 minggu. Oleh
seseorang yang sehat diperlukan dosis 1000 bakteri Shigella untuk menyebabkan sakit.
Penyembuhan spontan dapat terjadi dalam waktu 2-7 hari terutama pada penderita
dewasa yang sehat sebelumnya, sedangkan pada penderita yang sangat muda atau tua
dan juga pada penderita dengan gizi buruk penyakit ini akan berlangsung lama. Pernah
ditemukan terjadinya septicemia pada penderita dengan gizi buruk dan berkhir dengan
kematian. (Fitrial, dkk. 2018)

Penyebaran Shigella adalah dari manusia ke manusia lain, dimana karier


merupakan reservoir kuman. Dari karier ini Shigella disebarkan oleh lalat, juga melalui
tangan yang kotor, makanan yang terkontaminasi, tinja serta barang-barang lain yang
terkontaminasi ke orang lain yang sehat. (Fitrial, dkk. 2018)

Shigella sp. ditularkan melalui jalur fecal-oral dan masuk dalam tubuh secara per
oral melalui makanan atau air yang terkontaminasi (Schroeder and Hilbi, 2018). Bakteri
ini akan menjadi penyakit apabila jumlahnya 10 hingga 100 bakteri. Bakteri ini juga
cukup tahan terhadap suasana asam pada lambung sehingga dapat masuk ke dalam usus.
Di dalam usus, bakteri berkembang biak dan menyebar dalam lapisan sub mukosa.
Bakteri ini dapat berpenetrasi ke mukosa karena bakteri ini secara genetik memiliki
“invasion plasmids” sehingga menyebabkan kematian sel usus, ulserasi fokal,
pengelupasan sel-sel mukosa, lendir disertai darah dalam lumen usus, dan adanya
akumulasi sel-sel inflamasi pada lapisan sub mukosa. Selain itu diketahui bahwa Shigella
flexneri dan Shigella sonnei menghasilkan shiga toxin. Diduga racun ini berperan dalam
merusak sel-sel endotel dari propria lamina sehingga terjadi perubahan mikroangiopati.
Schroeder, G.N., Hilbi, H. 2018. Molecular Pathogenesis of Shigella spp.
:Controling Host Cell Signaling, Invasion, and Death by Type III Secretion. Clin
Microbiol Rev. 21.

Brooks, G. F., Butel, J. S., & Morse, S. A., 2016, Mikrobiologi Kedokteran
(Medical Microbiology) Edisi XXII, diterjemahkan oleh Bagian Mikrobiologi
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Penerbit Salemba Medika, Jakarta.
Fitrial, Y., Astawan, M., Soekarto, S. S., Wiryawan, G. K., Wresdiyati, T., & Khairina,
R., 2018, Aktivitas Antibakteri Ekstrak Biji Teratai (Nymphaea pubescens Willd) terhadap
Bakteri Patogen Penyebab Diare, J.Teknol. dan Industri Pangan, 19(2), 158-164.

Anda mungkin juga menyukai