Anda di halaman 1dari 32

SISTEM GENITALIA PRIA

HIPERPLASIA PROSTAT
BENIGNA
KLINIS
Pembesaran kelenjar prostat yang jinak
Karakteristik ditandai oleh hiperplasia stroma dan sel-sel epitel
kelenjar prostat yang mengakibatkan pembesaran prostat
membentuk nodul dibagian periurethral. Jika besar dapat menekan
urethra dan menimbulkan gangguan miksi, bahkan obstruksi
urethra.
Sering ditemukan pada laki-laki tua (usia diatas 50 tahun).
Frekuensi makin bertambah dengan bertambahnya usia. Penyebab
yang sebenarnya belum diketahui diyakini karena gangguan
keseimbangan hormonal
Hanya sedikit yang memberikan keluhan. Bila timbul keluhan
biasanya diakibatkan oleh penyempitan urethra, sehingga
menimbulkan gangguan miksi berupa :
- nocturia
- dysuria
- kesulitan dalam memulai ataupun menghentikan kencing
- retentio urine yang berakibat dilatasi kandung kemih, hipertrofi
otot dinding kandung kemih dan cystitis.
Makroskopis :

2a
2b

1. Dapat terlihat pembesaran kelenjar prostat dengan tonjolan-tonjolan


berbatas jelas.
2. Warna penampang irisan tergantung kepada jaringan yang mengalami hiperplasia.
Bila ternyata kelenjarnya yang berproliferasi lebih dominan (2a), maka perabaan
tumor akan lebih lunak, warna kuning kemerahan dan bila ditekan akan keluar cairan
seperti susu. Hal ini akan memudahkan membedakannya dengan jaringan kelenjar
prostat disekitarnya yang berwarna putih keabu-abuan dan biasanya padat.
Bila terutama jaringan stroma fibromuskuler yang hiperplasi(2b), maka tonjolan
tersebut sulit dibedakan dari jaringan kelenjar prostat disekitarnya yang berwarna
putih keabu-abuan, dan bila ditekan tidak mengeluarkan cairan seperti susu.
Mikroskopis :

1a
3
2

1. Biasanya unsur kelenjar berproliferasi lebih dominan sehingga terjadi penambahan


jumlah kelenjar, berdempetan "back to back". Kadang-kadang kelenjar tersusun
seperti kista-kista yang dilapisi epitel kolumner atau kuboid selapis dan sel basal.
Pada beberapa tempat epitel kelenjar tumbuh berlebihan mengalami hiperplasia
serta membentuk papil-papil yang tumbuh ke dalam lumen(1a). Membrana basalis
utuh.
2. Tampak beberapa kelenjar yang di dalam lumennya terdapat korpora amilasea, yang
terdiri atas sekret-sekret granuler dan epitel kelenjar yang lepas.
3. Bila stroma fibromuskuler yang mengalami hiperplasia lebih dominan, terlihat
pertumbuhan berlebihan dari jaringan pengikat dan otot polos dengan kelenjar yang
letaknya saling berjauhan
4. Pada stroma terdapat sebukan sel-sel limfosit
5. Tidak didapatkan tanda-tanda keganasan.
4

3
ADENOKARSINOMA PROSTAT
KLINIS

Adenokarsinoma prostat merupakan tumor


ganas yang sering ditemukan pada pria dewasa,
10 - 20% dari tumor ganas pria.
Biasanya pada usia diatas 50 tahun, dengan
keluhan kesulitan miksi. Kencing menetes bila
mengejan, sedangkan kandung kemih teraba
membesar dan keras.
Rectal toucher (RT) teraba pembesaran kelenjar
prostat noduler di daerah lobus posterior.
Makroskopis :

1. Prostat membesar, lebih sering (75%) pada bagian posterior lobus medius.
2. Permukaan berbenjol-benjol, penampang putih keabu-abuan dengan bercak merah
jambu, berlobus.
3. Bila masih kecil sulit dibedakan dengan hiperplasia benigna. Jika komponen stroma
lebih dominan, maka konsistensi tumor keras pada. Jika komponen kelenjar yang
lebih dominan, maka konsistensinya cenderung rapuh dan mudah infiltrasi
Mikroskopis :

1c

1a

1b

1. Tumor prostat menunjukkan gambaran bangunan kelenjar yang di bagian tertentu


tampak berukuran kecil (mikroaciner) (1a)yang dilapisi epitel kuboid atau poligonal,
sel besar tersusun padat berinti bulat- sentral- sitoplasma sedikit, pleomorfik,
berbatas jelas(1b). Kadang-kadang sel tumor berukuran kecil –uniform(1c)
2. Tampak invasi sel-sel tumor ke stroma(2a), simpai, pembuluh limfe, perivaskuler dan
perineural.
TUBERKULOSIS
EPIDIDYMIS
KLINIS

Proses radang spesifik saluran epididymis.


Tuberkulosis epididymis umumnya berasal dari penyebaran
hematogen dari fokus primer. Kadang-kadang secara descenderen
berasal dari penyebaran tuberkulosis pada ginjal. Dapat menyebar
kearah testis atau ke kelenjar prostat.
Di Indonesia TBC epididymis sering ditemukan.
Gejala Klinis :
- Seringkali penderita mengeluh adanya benjolan pada
epididymis, yang keras dan tidak nyeri. Jika meradang
berwarna merah dan agak nyeri.
- Pada proses lanjut mengalami perlunakan sampai
terbentuknya fistel karena menerobos keluar lewat kulit
scrotum.
Makroskopis :

2
3

1. Benjolan pada saluran epididymis, dinding menebal.


2. Konsistensi sebagian keras, kenyal, dan sebagian lunak pada bagian yang mengalami
nekrosis perkejuan.
3. Kadang-kadang terdapat bagian dinding saluran epididymis yang perforasi.
Mikroskopis :

2a

1. Gambaran tuberkel yang merupakan proses radang granulomatik, pada stroma


diantara kelenjar-kelenjar epididymis.
2. Bagian sentral fokus perkejuan yang dibatasi dinding sel epiteloid dan tampak
beberapa sel datya tipe Langhans(2a).
3. Proliferasi jaringan ikat (fibrosis) dengan infiltrasi limfosit yang padat.
SEMINOMA TESTIS
KLINIS

Seminoma testis adalah tumor ganas testis yang berdiferensiasi baik


berasal dari epitel germinativum atau epitel tubulus seminiferi.
Merupakan tumor testis yang paling sering dijumpai, 40% dari
semua tumor testis
Biasanya terjadi pada umur antara 20 - 40 tahun
Prognosis paling baik diantara tumor ganas testis lainnya:
tumbuhnya relatif perlahan-lahan dan sangat radiosensitif.
Kurang infiltratif, jika dioperasi tidak residif.
Biasanya mengadakan metastase ke kelenjar limfe : inguinal, para
iliaca, dan para aorta , sehingga dianggap ganas.
Histologis strukturnya serupa dengan dysgerminoma
Gejala Klinis :
- Pembesaran testis tanpa rasa nyeri.
- Peka terhadap penyinaran
Makroskopis :

1. Tumor solid, ukuran bervariasi mulai dari tonjolan kecil sampai berdiameter 10cm,
berwarna putih keabu-abuan dan berbatas tegas dengan jaringan testis sekitarnya.
Pada keadaan lebih lanjut, testis diganti oleh jaringan tumor.
2. Konsistensi kenyal-padat, bila dibelah tampak berlobus, mengkilat, encephaloid.
Mikroskopis :

1a

1b

1. Tampak kelompok sel tumor yang uniform(1a), stroma terdiri atas jaringan ikat yang tipis(1b),
membentuk lobulus-lobulus dengan sebukan limfosit(1c)
2. Sel-sel tumor uniform disebut juga sel seminoma yang karakteristik :
Sel besar, bentuk bulat atau poligonal, batas sel kadang-kadang tidak jelas, inti sel bulat-letak di
sentral dengan 1 - 2 nukleoli yang tampak jelas disertai mitosis patologis.
Sitoplasma jernih mengandung glikogen dan lemak.
Susunan sel tumor dapat tersebar merata dan kadang-kadang berkelompok dibatasi jaringan
ikat tipis bersebukan limfosit.
3. Kadang-kadang ditemukan daerah nekrotik dan perdarahan.
1a

1c

1b
TERATOMA TESTIS
KLINIS

Teratoma testis adalah tumor testis yang terdiri atas berbagai jaringan yang
berasal dari lebih satu macam lapis benih, misalnya dari :
- ENDODERM : sebagai ruang tubulair yang dibatasi oleh sel-sel
kolumner/torak
- MESODERM : kartilago, tulang, otot polos, otot seran lintang, lemak
dan jaringan limfoid
- EKTODERM : kulit dan adneksanya, berupa epitel gepeng berlapis,
folikel rambut, rambut, kelenjar sebasea dan sebum.
Teratoma testis ada yang solid, kistik ataupun solid dengan degenerasi
kistik. Berdasarkan maturitasnya :
* teratoma matur : biasanya tidak ganas
* teratoma imatur : biasanya berpotensi ganas
Makroskopis :

1. Biasanya masih terletak didalam tunika albugenia


2. Tumor dapat berukuran sangat besar dan menyebuk ke jaringan sekitarnya
3. Permukaan irisan biasanya tampak bentukan kistik yang berbeda-beda ukurannya,
kadang-kadang tidak ada.
4. Berwarna putih keabu-abuan.
Mikroskopis :

2e 2b
2e

2f
2c

2a
2d

1. Struktur normal testis sudah tidak tampak lagi.


2. Seluruh jaringan testis terisi oleh jaringan mesenkhimal yang pada beberapa tempat
terlihat adanya :
- struktur tubuler dilapisi epitel torak(2a)
- bentukan kista(2b)
- jaringan ikat(2c)
- kartilago(2d), epitel gepeng berlapis(2e) dengan adnexa kulit(2f)
3. Tidak didapatkan tanda-tanda ganas.
2c

2e
2d

2c
SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai