Anda di halaman 1dari 4

Shigella adalah bakteri patogen usus yang dikenal sebagai agen penyebab penyakit disentri basiler.

Bakteri ini menginfeksi saluran pencernaan dan menyebabkan berbagai gejala, dari diare, kram, muntah,
dan mual.
Shigella merupakan penyebab diare disentri yang paling sering pada anak usia 6 bulan sampai 10 tahun
di Amerika Serikat dan negara berkembang. Shigella tahan terhadap keasaman lambung dan
membutuhkan inokulum yang kecil untuk menyebabkan diare sehingga mudah ditularkan ke orang lain.
Penularan terjadi dalam kondisi banyak orang berkumpul dalam satu tempat seperti di penitipan anak,
panti asuhan atau tempat penampungan. Rendahnya sanitasi, pasokan air yang buruk, dan fasilitas yang
pipa tidak dapat memberi sumbanagan terhadap peningkatan risiko infeksi. Shigella menginvasi dan
berproliferasi di dalam epitel kolon. Kemudian menghasilkan suatu toksin dengan efek sekretori dan
sitotoksik dan menyebabkan ulkus sehingga tinja mengandung lendir dan darah, secara mikroskopis
ditemukan leukosit dan eritrosit.

A. Taksonomi
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Shigella
Spesies : Shigella flexneri, Shigella dysenteriae, Shigella boydii dan Shigella sonnei
Ciri-ciri Shigella
Tidak bergerak
Termasuk gram (-)
Tidak berspora dan tidak berselubung
Tidak merugikan laktosa tetapi merugikan karbohidrat lain
Tidak menghasilkan H2S (Asam Sulfur)
Bersifat aerobe dan fakultatif aerobe
Umumnya hidup disaluran pencernaan manusia dan hewan primata
Shigella merupakan kuman berbentuk batang pendek, berdiameter 0,4 sampai 0,6 mikron dan
panjangnya 1-3 mikron.
Shigella tidak berkapsul
Bentuk cocoid atau cocobasil terutama pada biakan muda
B. Struktur antigen
Shigella mempunyai susunan antigen yang komplek, terdapat tumpang tindih dalam sifat
serologik berbagai spesies, dan sebagian besar bakteri ini mempunyai antigen O yang juga
dimiliki oleh bakteri enterik lainnya. Antigen somatik O Shigella adalah liposakarida.
Kekhususan serologiknya tergantung pada polisakarida. Terdapat lebih dari 40 serotipe.
Klasifikasi Shigella didasarkan pada sifat-sifat biokimia dan antigenic (Nathania, 2008).
Shigella dibagi dalam empat serogrup berdasarkan komponen-komponen utama antigen O yaitu:
1. Grup A: Shigella dysenteriae
2. Grup B: Shigella flexneri
3. Grup C: Shigella boydii
4. Grup D: Shigella sonnei
Setiap serogrup dibagi lagi dalam serotip berdasarkan komponen minor antigen O. sampai saat
ini sudah ditemukan 10 serotip Shigella dysenteriae, 6 serotip Shigella flexneri, 15
serotip Shigella boydii, 1 serotip Shigella sonnei.

C. Toksin
Shigella sp. dapat menyebabkan penyakit karena bakteri tersebut mampu menghasilkan toxin (racun). Ada 2
macam racun, yaitu:
1. Endotoksin
Infeksi hampir selalu terbatas pada saluran pencernaan, invasi ke aliran darah sangat jarang dan
sangat menular. Infeksi di usus akut ini adalah disentri basiler/ Shigellosis yang dapat sembuh
sendiri. Reaksi peradangan yang hebat tersebut merupakan faktor utama yang membatasi
penyakit ini hanya pada usus. Selain itu juga menyebabkan timbulnya gejala klinik berupa
demam, nyeri abdomen, tenesmus ani (mulas berkepanjangan tanpa hasil pada hajat besar).
Waktu terjadinya autolysis semua bakteri Shigella sp mengeluarkan lipopolisakaridanya yang
toksik. Endotoksin mungkin akan menambah iritasi pada dinding usus.

2. Eksotoksin
Eksotoksin merupakan protein yang antigenik (merangsang produksi antitoksin) dan mematikan
hewan percobaan. Aktivitas enterotoksin terutama pada usus halus yang berbeda bila
dibandingkan dengan disentri basiler klasik dimana yang terkena adalah usus besar. Sebagai
eksotoksin zat ini dapat menimbulkan diare sebagaimana enteroktoksin yang tidak tahan panas.
Pada manusia eksotoksin menghambat absorbsi gula dan asam amino pada usus kecil.
Neurotoksin ini juga ikut berperan dalam menyebabkan keparahan penyakit dan sifat infeksi
Shigella dysenteriae, serta menimbulkan reaksi susunan saraf pusat (meningismus, koma,).

D. Sifat biakan
Semua Shigella meragikan glukosa. Bakteri ini tidak meragikan laktosa kecuali Shigella
sonei. Ketidak mampuannya meragikan laktosa membedakan bakteri- bakteri Shigella pada
perbenihan diferensial. Bakteri ini membentuk asam dari karbohidrat, tetapi jarang menghasilkan
gas. Bakteri ini juga dibagi menjadi bakteri yang meragikan manitol dan yang tidak.
Aerob dan fakultatif anaerob, pH pertumbuhan 6,4 7,8 dan suhu pertumbuhan optimum 37oC
kecuali Shigella sonnei dapat tumbuh pada suhu 45oC. Sifat biokimia yang khas adalah negatif
pada reaksi fermentasi adonitol, tidak membentuk gas pada fermentasi glukosa, tidak
membentuk H2S kecuali Shigella flexneri, negatif terhadap sitrat, DNAse, lisin, fenilalanin,
sukrosa, urease, VP, manitol, laktosa kecuali Shigella sonei meragi laktosa secara lambat,
manitol, xylosa dan negatif pada tes motilitas. Shigella bersifat fakultatif anaerob tetapi paling
baik tumbuh secara aerobik. Koloninya konveks, bulat, transparan dengan pinggir-pinggir utuh
mencapai diameter kira-kira 2mm dalam 24 jam.

E. Patogenitas
Bakteri tertelan, masuk dan berada di usus halus, menuju ileum terminal dan kolon melekat pada
permukaan dan kolon, melekat pada permukaan mukosa, berkembang biak, reaksi peradangan
hebat, sel-sel terlepas, timbul Ulkus, terjadi disentri basiler (tinja lembek, bercampur darah,
mukus dan pus, nyeri abdomen, mules, tenesmus ani).
Masa inkubasinya adalah 2-4 hari, atau bisa lebih lama sampai 1 minggu. Oleh seseorang yang
sehat diperlukan dosis 1000 bakteri Shigella untuk menyebabkan sakit. Penyembuhan spontan
dapat terjadi dalam waktu 2-7 hari terutama pada penderita dewasa yang sehat sebelumnya,
sedangkan pada penderita yang sangat muda atau tua dan juga pada penderita dengan gizi buruk
penyakit ini akan berlangsung lama. Pernah ditemukan terjadinya septicemia pada penderita
dengan gizi buruk dan berkhir dengan kematian.

F. Cara Penularan
Penyebaran Shigella adalah dari manusia ke manusia lain, dimana karier merupakan reservoir
kuman. Dari karier ini Shigella disebarkan oleh lalat, juga melalui tangan yang kotor, makanan
yang terkontaminasi, tinja serta barang-barang lain yang terkontaminasi ke orang lain yang sehat.
http://wakeriko.blogspot.co.id/2012/04/shigella.html

Masa Penularan
Masa penularan berlangsung salama masa akut sampai dengan organisme tidak ditemukan lagi
dalam tinja feces, biasanya sampai dengan 4 minggu setelah sakit. Asymptomatic Carrir dapat
menularkan penyakit; status carrier dapat bertahan sampai sebulan atau lebih lama.
Pengobatan dengan antibiotika dapat mengurangi lamanya.

Kerentanan dan Kekebalan


Setiap orang rentan dengan infeksi, dengan menelan organisme dalam jumlah kecil orang sudah
bisa sakit; pada daera endemis lebih sering anak-anak yang diserang dibandingkan dengan orang
dewasa, diantara mereka yang terinfeksi banyak yang tanpa gejala. Orang tua dan mereka dengan
debilitas, dan mereka dengan gizi kurang cenderung untuk menderita penyakit berat dan
kematian. Pemberian makanan tambahan memberikan proteksi kepada bayi dan anak-anak. Dari
hasil penelitian eksperimental pemberian faksin hidup sero tipe spesifik melalui oral dan
pemberian vaksin parenteral polisaccharide conjugate terbukti hanya memberi perlindungan
jangka pendek (1 tahun) terhadap infeksi dengan sero tipe
homologushttp://masselekang.blogspot.co.id/2014/07/shigella-sp.html

Penyakit yang Disebabkan Oleh Kuman Shigella


Shigella menyebabkan penyakit disentri. Penyebab penyakit disentri sendiri ada 2 macam yaitu :
1. Disebabkan oleh parasit (amuba) disebut disentri amuba
2. Disentri oleh bacil/bacteri disebut dysentri baciller.
Kuman genus shigella hidup disaluran cerna manusia atau hewan dan beberapa spesies
menyebabkan sakit.
Disentri basiller atau shigellosis adalah infeksi usus akut yang dapat sembu sendiri yang
disebabkan oleh shigella.
Shigellosis dapat menyebabkan 3 bentuk diare yaitu :
1. Disentri klasik dengan tinja yang kongsisten lembek disertai darah, nuklus dan pus.
2. Watery diarrhes.
3. Kombinasi keduanya.

DIAGNOSIS LABORATORIUM
A. Bahan : Tinja segar, lendir, dan usapan rektum untuk pembiakan. Sejumlah besar leukosit dan
darah merah sering dapat terlihat secara mikroskopik dalam tinja. Bahan serum, bila diinginkan,
harus diambil tiap 10 hari untuk menunjukan kenaikan titer aglutinasi antibodi.
B. Biakan: Bahan digoreskan pada perbenihan diferensial (misalnya, Mac Conkey atau agar EMB)
dan pada perbenihan selektif (agar enterik Hektoen atau agar Salmonella-Shigella), yang
menekan Enterobacteriaceae lain dan organisme gram-positif. Koloni-koloni yang tidak
berwarna (laktosa negatif) diinokulasikan ke dalam perbenihan agar triplet gula besi.
C. Serologi: Orang normal mempunyai aglutinin terhadap berbagai spesies Shigella. Tetapi,
serangkaian penetapan titer antibodi dengan selang waktu 10 hari dapat menunjukkan kenaikan
antibodi spesifik. Serologi tidak digunakan untuk mendiagnosis infeksi Shigella.
http://analismuslim.blogspot.co.id/2011/12/shigella.html

PENCEGAHAN
Usaha pengendalian harus diarahkan pada pembersihan bakteri dari sumber-sumber dengan
cara:
(1) Pengendalian sanitasi air, makanan dan susu, pembuangan sampah serta pengendalian lalat
(kebersihan lingkungan).
(2) Isolasi penderita, pengobatan carrier dan disinfeksi ekskreta.
(3) Penemuan kasus-kasus subklinik dan pembawa bakteri, khususnya pada para pengurus makanan.
(4) Serta khlorinasi air minum.
(5) Penanganan, penyimpanan, dan persiapan makanan juga dapat membantu mencegah
infeksi Shigella.

PENGOBATAN
Beberapa kasus Shigellosis tidak memerlukan pengobatan, tetapi antibiotik akan diberikan untuk
memperpendek penyakit dan untuk mencegah penyebaran bakteri kepada orang lain. Hindari
pemberian obat bebas untuk muntah atau diare kecuali dokter merekomendasikan mereka, karena
mereka dapat memperpanjang penyakit.

Anda mungkin juga menyukai