Disusun oleh:
Disusun oleh:
SEKRETARIS :
Dr. dr. Natalia Sri Martani, M.Si
ANGGOTA :
Dr. dr. Syamsul Arifin
dr. Donna Novina Kahanjak, M.Biomed
drg. Helena Jelita,MM., MDSc., Sp.Perio
drg. Agnes Frethernety,M.Biomed
dr. Francisca Diana Alexandra, M.Sc
dr. Herlina Eka Shinta, M.Biomed., Sp.PA
dr. Angeline Novia Toemon, M. Imun
dr. Austin Bertilova Carmelita, M. Imun
dr. Dewi Klarita Furtuna, M.Ked. Klin., Sp.MK
dr. Dian Mutiasari, M.Kes
dr. Ni Nyoman Sri Yuliani, Sp.GK
dr. Indria Augustina, M.Si
Fatmaria, S.Farm., M. Farm., Apt
Dr. dr. Nawan, M.Ked.Trop
AstriWidiarti, Apt, M.Kes
dr. RatnaWidayati, M. Biomed
dr. Astrid Teresa, Sp.KK
Elsa Trinovita, M.Si., Apt.
dr. Agnes Immanuella Toemon, Sp.ParK
dr. I Gde Hari Eka Adnyana, M. Biomed., Sp.OG
dr. Lia Sasmithea, Sp.PD
dr. Ihsanul Irfan
dr. Galih Indra Pratama
dr. Anna MartheaVeronicha
dr. Ashari Mohpul
Silvani Permatasari, S.Pd., M. Biomed
Abi Bakring Balyas, S.Pd., M.Kes
Arif Rahman Jabal, S.Si., M.Si
Ravenalla Abdurrahman Al Hakim Sampurna Putra, SKM.,
M.PH
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmatNya sehingga
Buku Panduan Staf Pengajar (BPSP) Modul Gangguan Sistem Hemopoetik dan Limforetikuler
ini dapat tersusun.
Buku Panduan Staf Pengajar (BPSP) Modul Gangguan Sistem Hemopoetik dan
Limforetikuler ini dibuat untuk memberikan informasi tentang berbagai hal yang berkaitan
dengan maksud dan tujuan modul sesuai dengan Kurikulum Fakultas Kedokteran Universitas
Palangka Raya 2015 yang harus dicapai oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Palangka Raya. Selain itu, Buku Panduan Staf Pengajar (BPSP) ini juga memuat metode
pembelajaran, sumber daya dan matrik kegiatan, yang diperlukan untuk pelaksanaan modul
dan evaluasi, baik evaluasi hasil pembelajaran maupun evaluasi program.
Buku ini akan menjadi panduan bagi pengelola modul dalam pelaksanaan Modul
Gangguan Sistem Hemopoetik dan Limforetikuler bagi staf pengajar yang akan bertindak
sebagai narasumber dan fasilitator yang akan memfasilitasi kegiatan pembelajaran yang akan
dijabarkan lebih rinci sesuai dengan keperluannya
Tidak lupa kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih sebesar-
besarnya pada semua pihak yang telah membantu, khususnya bagi tim penyusun modul yang
telah bekerja tanpa berhenti sehingga buku ini siap diterbitkan. Selain itu kami pun menyadari
bahwa buku ini tak luput dari kekurangan dan keterbatasan, untuk itu tim penyusun
mengharapkan saran dari semua pihak agar dapat menyusun Buku Panduan Staf Pengajar
(BPSP) selanjutnya yang lebih baik.
Keluhan kelainan hemopoetik adalah kurang darah atau anemia merupakan masalah yang
sering dijumpai di praktik klinik maupun di masyarakat. Menurut WHO dan pedoman
Kemenkes 1999, cut-off pointsanemia berbeda-beda antar kelompok umur, maupun
golongan individu. Kelompok umur atau golongan individu tertentu dianggap lebih rentan
mengalami anemia dibandingkan kelompok lainnya. Anemia dapat mengakibatkan
perkembangan intelektual terganggu dan produktivitas menurun karena oksigenisasi
jaringan terganggu. Walaupun penyebab anemia yang paling sering adalah kekurangan zat
besi, tidak semua anemia dapat diobati dengan pemberian zat besi misalnya pada
thalassemia justru terjadi penimbunan zat besi. Selain masalah anemia, penderita hemofilia
juga masih banyak yang belum terdiagnosis, sehingga perdarahan sendi yang berulang
mengakibatkan kecacatan bahkan kematian akibat perdarahan intra kranial. Sesungguhnya
penderita hemofilia dapat berkembang menjadi manusia yang produktif apabila mendapat
terapi yang adekuat. Di samping masalah hematologi, pada umumnya keganasan baru
terdiagnosis pada stadium lanjut sehingga banyak pasien yang tidak dapat tertolong lagi.
Sistem limforetikuler merupakan bagian dari sistem imunitas terhadap berbagai penyakit,
di modul ini akan dipelajari juga tentang kelainan pada limforetikuler.
B. Praktikum
1. Mahasiswa mempelajari kelainan darah yang dapat menyebabkan anemia
maupun keganasan pada sel darah
2. Mahasiswa mempelajari agen parasit yang menyebabkan perdarahan pada
saluran cerna sehingga mengakibatkan anemia dan mempelajari agen parasit
yang dapat menyebabkan kelainan hemostasis
3. Mahasiswa mempelajari agent penyakit selain parasit seperti virus dan bakteri
yang dapat menyebabkan infeksi aliran darah pada gangguan sistem hemopoetik
dan limforetikuler
4. Mahasiswa mempelajari struktur jaringan tidak normal (ganas) agar dapat
membandingkannya dengan jaringan normal
Indikasi, Kontraindikasi,
Interaksi dan efek Pengobatan dan
samping dari pengobatan Penatalaksanaan
pada gangguan sistem
hemopoetik dan
limforetikuler
2.3.4 Praktikum
Praktikum dilaksanakan di laboratorium sesuai jadwal kegiatan. Mahasiswa dibagi
dalam 6 kelompok besar yang kemudian dikelompokkan lagi menjadi kelompok
praktikum yang terdiri dari 5-10 mahasiswa, yang diatur tersendiri oleh pengelola
praktikum. Setiap kelompok praktikum akan dibimbing oleh seorang pembimbing.
Panduan kegiatan praktikum dapat dilihat di buku Pedoman Praktikum Modul.
Sebelum praktikum, sewaktu-waktu dapat dilakukan tes formatif atau tes lainnya
untuk mengukur kesiapan melaksanakan praktikum yang dapat digunakan untuk
menyeleksi peserta praktikum oleh masing-masing tutor.
C. Remediasi
• Jika nilai ujian tulis mahasiswa dan ujian praktikum berada di bawah NBL maka
dilakukan1 kali remedial di minggu remedial pada akhir modul.
• Jika setelah remediasi nilai total mahasiswa masih berada di bawah NBL (C+=65)
maka diharuskan mengulang modul tersebut pada semester terkait apabila IPK
belum memenuhi syarat lulus evaluasi.
B. Pelaksana Modul
Fasilitator 1. dr. Francisca Diana Alexandra, M.Sc
2. dr. Dewi Klarita Furtuna, M.Ked.Klin.,Sp.MK
3. dr. Austin Bertilova Carmelita, M.Imun
4. dr. Ratna Widayati, M.Biomed
5. Dr. dr. Natalia Sri Martani, M.Si
6. dr. Agnes Immanuella Toemon, Sp.ParK
7. dr. Ervi Audina Munthe
Patologi Klinik
1. Digg, Sturm, Bell. The morphology of human blood cells. 7th ed. Tennessee: Abbott
Laboratories.2005.
2. Kresno SB. Imunologi; diagnosis dan prosedur laboratorium. 4th ed. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI. 2001.
3. Gandasoebrata R. Penuntun Laboratorium Klinik. Cetakan kesebelas. Jakarta : Dian
Rakyat. 2004
4. Hoffbrand AV, Petitt JE, Moss PAH. Essential haematology. 4th ed. Oxford: Blackwell
Science. 2001;p.12-70, 71-90, 113-25, 126-44, 162-90, 191-235, 236-49, 307-25.
5. McKenzie SB. Textbook of hematology. 2nd ed. Baltimore: William & Wilkins. 2010;p.9-
31,50-104,146-367, 383-404, 421-568, 612-731.
6. Stiene-Martin EA, Lotspeich-Steininger CA, Koepke JA. Clinical hematology. 2nd ed.
Philadelphia: Lippincott. 1998;p.599-611, 612-34, 661-74, 675-88, 689-706, 717-34.
Parasitologi
1. Bogistsh BJ, Carter CE, Oeltmann TN. Human Parasitology. 3rd ed. USA : Elsevier Inc.;
2005.p.98-152, 156-161.
2. Cheesbrough M. Medical Laboratory Manual for Tropical Countries. 2nd ed. Cambridge:
Tropical Health Technology; Vol.1, 1987.
3. Pusarawati S, Ideham B, Kusmartisnawati, Tantular IS, Basuki S. Atlas Parasitologi
Kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2009.
Mikrobiologi
4. Mims C, Dockrell HM, Goering RV. Medical Microbiology. 3rd ed. Toronto : Mosby.
2004.
2. Brooks GF, Butel JS, Morse SA. Adelberg’s Medical Microbiology. 21th ed. Connecticut:
Appleton & Lange. 2001.
Imunologi
1. Abbas AK, Lichtman AH, Pillai S. Cellular and Molecular Immunology. 7th ed.
Philadelphia : Elsevier Saunders. 2012.
Patologi Anatomi
1. Swerdlow SH, Campo E, Harris NL, Jaffe ES, Pileri SA, Stein H, Thiele J, Vardiman JW.
WHO Classification of Tumours of Haematopoetic and Lymphoid Tissues. 4th ed. 2008.
2. Cotran RS, Kumar V, Robbins SL. Robbin. Pathologic Basis of Disease. 7th ed.
Philadelphia : WB Saunders Company; 2005.p.661-710.
3. Stevens A, Lowe J. Pathology. 2nd ed. Edinburgh : Mosby; 2000.p.305-28
Farmakologi
1. Bruton LL. The Pharmacological Basic of Therapeutics. Mc. Graw-Hill, Inc. NY. 11th ed.
2006.
2. Katzung BG, Masters SB, Trevor AJ. Basic & Clinical Pharmacology. 12th ed. Mc. Graw-
Hill, Inc. NY. 2012.
Kelompok 1
dr. Francisca Diana Alexandra, M.Sc
1 193010801009 ANGELICA KRISTIANA JULIAGNES
2 193010801003 FRISKA MERILIA DWI KRISTIANI
3 193010801006 I DEWA MADE RADI DWIKA PUTRA
4 193010801012 THERESIA SETIYANI
5 193020801018 MUHAMMAD ANDREAN SYAHRIDHO
6 193020801025 SUKMA ISLAMIYATI
7 193020801028 ARINDYA NOVIANTARI
8 193020801038 APRILIA DWI SANDRA
9 193020801051 PARAMESWARA BENTANG CAKRAWALA
10 193030801070 ELVIN OKTARINDO
Kelompok 2
dr. Dewi Klarita Furtuna, M.Ked.Klin, Sp.MK
1 193010801014 WINNEY AMIANI
2 193010801001 KESHIA ABIGAIL
3 193010801007 LISHA PEBRIANI NAPITUPULU
4 193020801019 MUHAMMAD SYAHIBUDDIN RIFA’I
5 193020801030 JEREMY ENDRICO BINTI
6 193020801059 M. YUSUF ILHAM KURNIAWAN
7 193030801055 LARAS EFIANTY
8 193020801041 RISKA APRILLIANA
9 193030801071 NOPTA TRIAWAN
10 193030801076 FRISKA REGITA ANGGRAENI
Kelompok 4
dr. Ratna Widayati, M.Biomed
1 193020801044 MARCELIA
2 193010801004 GABRIELLE ANGELIQUE PANJAITAN
3 193020801021 ANGEL DINETA MARGARETTA
4 193020801027 DEBORA JESIKA
5 193020801032 JOVANKA MAGIUM WIJAYANTI PANUEH
6 193020801037 I PUTU GEDE CANDRA KESUMA
7 193020801053 MUHAMMAD RIZA DARMAWAN
8 193020801060 FARADINA NAJELAA FIRDAUS
9 FAA 118 048 DANIEL SETYAWAN SAHA
10 FAA 118 059 YOLA VITA LOKA
Kelompok 6
dr. Agnes Immanuella Toemon, Sp.ParK
1 193020891067 FIDELIA AMANDEA DYNA SETYAJI
2 193010801008 MARCHELIA DJAJANTO
3 193010801010 NURUL AULIA FITRI
4 193020801036 WINDY MAGNOLLIA
5 193020801042 HARY KUSUMA ATMAJA
6 193020801049 DITTA ZUCHRIFAHNUR CAPANDRI
7 193020801082 RYAN FERDINAND SIHOTANG
8 193030801092 I WAYAN BAYU SATYAGUNA WIBAWA
9 193030801101 KASANDRA
10 FAA 118 012 SUMITA DHIYA BUSTOMI
Kelompok 7
dr. Ervi Audina Munthe
1 193030801074 SULTHAN RAFI LUKMANUL HAKIM
2 193010801011 GREIS FEBIANY TALENT
3 193020801033 NATASYA DHANIANG
Kelompok 8
dr. I Gde Harry Eka Adnyana, M.Biomed, Sp.OG
1 193020801074 DIPO NUSANTARA AIDIT
2 193010801015 ELMA PRANSISKA
3 193020801039 FRISKILLA ANDIA FISKA
4 193030801062 AGNES PETNI TAMMU
5 193030801078 NAFISY APRITIS SAMBO
6 193030801090 DIAJENG AKBAR HARYONO
7 193030801096 NOVIA VERANICHA
8 193030801073 FARIDA MUHTAZAH
9 193030801088 RINA NOOR AWALIA
10 193030801098 ALBERT VALENTINO
11 FAA 118 047 NI WAYAN DESSY RISMA ELVARIANI
Kelompok 9
dr. Septi Handayani, M.Si
1 193030801083 RARA SEPTIPRISKILA VIRA
2 193020801022 ANNISA RAHMADITA
3 193020801034 GRACE DWIE SAPUTRI
4 193030801048 MARDIYANTI SARAMPANG
5 193030801052 SHERINA NATALIA CHRISTIN
6 193030801057 IVANA MIRANDA HUTABARAT
7 193020801065 VERONICA
8 193030801069 TASYA AGATHA ASI LAMBUNG
Kelompok 10
dr. Tisha Oedoy, Sp.PK
1 193030801085 ARDILES ROBINSOM ROHI LAGA
2 193020801026 EVELIN ISA KRISTIN
3 193020801044 JESICA FLORENCIA ANGELINA
4 193020801050 NATASHA AMELIA PUTRI
5 193030801056 NUR AISYAH DWI PUTRI
6 193030801062 NADIA PUTRI CAHYANI
7 193030801068 QEYLA RESIDO AMBANG
8 193030801077 MOULDY TASYA ZAHRAWANA
9 193030801082 ANGGIE LARASATY
10 193030801097 JEANE NADYA HANDRIANI
5.1 Skenario/Pemicu 1
Sasaran Belajar:
1. Etiologi Malaria
2. Kalasifikasi Malaria
3. Patogenesis Malaria
4. Gejala klinis Malaria
5. Penegakan diagnosis Malaria
6. Diagnosa banding Malaria
7. Komplikasi penyakit Malaria
8. Tatalaksana Malaria
Hemoglobin 10 14 – 18 g/dl
Lekosit 5700 4.0 – 10.5 ribu/ul
Eritrosit 3,1 4.5 – 6.0 juta/ul
Hematokrit 29,8 40 – 50 vol%
Trombosit 143.0000 150 – 450 ribu/ul
RDW-CV 19.7 11.5 – 14.7 %
MCV 86.7 80.0 – 97.0 fl
5.2 Skenario/Pemicu 2
Sasaran belajar:
4. Lokasi anatomi kelenjar limfe (kelenjar getah bening)
5. Fisiologi kelenjar limfe (kelenjar getah bening)
6. Definisi dari Limfoma Hodgkin
7. Etiologi Limfoma Hodgkin
8. Patogenesis Limfoma Hodgkin
9. Gejala klinis Limfoma Hodgkin
10. Penegakan diagnosis Limfoma Hodgkin
11. Diagnosa banding Limfoma Hodgkin
12. Tatalaksana dan prognosis Limfoma Hodgkin
Pemeriksaan Histopatologi
Dari pemeriksaan didapatkan sel reed Sternberg (owl’s eye) mengarah ke Limfoma Hodgkin,
Diagnosis : Limfoma Hodgkin
OVERVIEW
A. Definisi dan Epidemiologi
Limfoma maligna adalah penyakit keganasan primer dari jaringan limfoid yang
bersifat padat/ solid meskipun kadang-kadang dapat menyebar secara sistemik. Secara
garis besar, limfoma maligna dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: (1) limfoma
Hodgkin (LH) dan (2) limfoma non-Hodgkin (LNH). LH merupakan penyakit
keganasan yang mengenai sel-B limfosit dan khas ditandai oleh adanya sel Reed
Sternberg dengan latar belakang sel radang pleomorf (limfosit, eosinofil, neutrophil, sel
plasma dan histiosit).Sel Reed Sternberg adalah sebuah sel yang sangat besar dengan
ukuran diameter sekitar 15 sampai dengan 45 mikrometer, berinti besar multilobuler
dengan banyak anak inti yang menonjol dan sitoplasma yang sedikit eusinofilik.
Karakteristik utama dari sel Reed Sternberg adalah adanya dua buah inti yang
saling bersisian yang di dalamnya masing-masing berisi sebuah anak inti asidofilik
yang besar dan mirip dengan inklusi yang dikelilingi oleh daerah sel yang jernih.
Gambaran morfologi tersebut membuat sel Reed Sternberg tampak seperti mata burung
hantu (owl-eye). 40% limfoma pada orang dewasa dilaporkan sebagai LH. Insiden LH
tergolong stabil dengan sekitar 8.490 kasus baru pernah dilaporkan di Amerika Serikat
pada tahun 2010. LH lebih sering terjadi pada pria dibandingkan dengan wanita (1,2:1).
D. Pemeriksaan Penunjang.
a. Early-Stage Favorable.
Penatalaksanaan LH klasik early-stage favorable dilakukan dengan
pemberian kemoterapi regimen ABVD (Adriamycin 25 mg/ m 2 , IV, hari ke-1 dan
15; Bleomycin 10 mg/ m2 , IV, hari ke-1 dan 15; Vinblastine 6 mg/ m2 , IV, hari
ke-1 dan 15; Dacarbazine 375 mg/ m 2 , IV, hari ke-1 dan 15) dalam 2 siklus dan
diikuti dengan pemberian radioterapi sebesar 20 Gy.
b. Early-Stage Unfavorable.
Penatalaksanaan LH klasik early-stage unfavorable dilakukan dengan
pemberian kemoterapi regimen ABVD (Adriamycin 25 mg/ m2 , IV, hari ke-1 dan
15; Bleomycin 10 mg/ m2 , IV, hari ke-1 dan 15; Vinblastine 6 mg/ m2 , IV, hari
ke-1 dan 15; Dacarbazine 375 mg/ m2 , IV, hari ke-1 dan 15) dalam 4 siklus dan
diikuti dengan pemberian radioterapi sebesar 30 Gy. Penatalaksanaan lainnya yang
lebih intensif yaitu dengan pemberian kemoterapi regimen BEACOPP (Bleomycin
10 mg/ m2 , IV, hari ke-1 dan 8; Etoposide 200 mg/ m 2 , IV, hari ke-1 sampai 3;
Adriamycin 35 mg/ m2 , IV, hari ke-1; Cyclophosphamide 1.250 mg/ m2 , IV, hari
ke-1; Oncovin 1,4 mg/ m2 , IV, hari ke-1 dan 8; Procarbazine 100 mg/ m2 , oral,
hari ke-1 sampai 7; Prednisone 40 mg/ m2 , oral, hari ke-1 sampai 14) dengan dosis
meningkat dalam 2 siklus serta diikuti dengan pemberian kemoterapi regimen
ABVD dalam 2 siklus dan radioterapi sebesar 30 Gy.
c. Advanced-Stage Disease.
Tujuan utama dari terapi yang diberikan kepada penderita LH adalah untuk bisa
mencapai respon lengkap. Jika respon lengkap tidak dapat dicapai,maka diharapkan
dapat membantu memerpanjang kelangsungan hidup penderita dengan senantiasa
memberikan terapi yang adekuat dan teratur.
Prognosis dari limfoma Hodgkin (LH) ditentukan oleh beberapa faktor, di
antaranya stadium penyakit, umur penderita, tipe penyakit secara histopatologik dan
lainnya. Masa bebas penyakit LH setelah 5 tahun terapi yaitu 85% pada stadium I
sampai II, 70% pada stadium IIIA dan 50% pada stadium IIIB dan IV.
METODOLOGI
DEPARTEMEN PARASITOLOGI MIKROBIOLOGI IMUNOLOGI ANATOMI
RISET/KKD 3
BM
07.00-08.00 BM BM BM BM
15.00-16.00 BM BM BM
PENGELOLA METODOLOGI
DEPARTEMEN MODUL FK PATOLOGI KLINIK PATOLOGI KLINIK PATOLOGI KLINIK RISET / KKD 3
UPR
07.00-08.00 BM BM BM BM
Anemia pada bayi Trombosis Penyakit mieloproliferatif
08.00-09.00 baru lahir 1. Klasifikasi Patogenesis, klasifikasi,
1. Definisi 2. Patofisiologi dan gambaran klinik,diagnosis
2.Klasifikasi faktor risiko laboratorium &
3.Metabolisme 3. Diagnosis tatalaksana :
13.00-14.00
DK2P2 BM BM
14.00-15.00 KKD3
15.00-16.00 BM BM BM
PENGELOLA
ILMU KESEHATAN ILMU PENYAKIT METODOLOGI
DEPARTEMEN MODUL FK ILMU PENYAKIT DALAM
ANAK DALAM RISET / KKD3
UPR
13.00-14.00
BM BM PLENO 2 BM
14.00-15.00 KKD3
15.00-16.00 BM BM BM BM
10.00-11.00
BM BM BM BM
11.00-12.00 ISHOMA
12.00-13.00 ISHOMA ISHOMA ISHOMA ISHOMA ISHOMA
13.00-14.00
14.00-15.00
15.00-16.00 BM BM BM BM
PENGELOLA MODUL PENGELOLA PENGELOLA PENGELOLA METODOLOGI
DEPARTEMEN
FK UPR MODUL FK UPR MODUL FK UPR MODUL FK UPR RISET/ KKD3
10.00-11.00
KKD3 KKD3 KKD3 KKD3
11.00-12.00 ISHOMA
12.00-13.00 ISHOMA ISHOMA ISHOMA ISHOMA ISHOMA
13.00-14.00 KKD3
KKD3 KKD3 KKD3
14.00-15.00 KKD3
15.00-16.00 BM BM BM BM
PENGELOLA MODUL PENGELOLA PENGELOLA PENGELOLA METODOLOGI
DEPARTEMEN
FK UPR MODUL FK UPR MODUL FK UPR MODUL FK UPR RISET / KKD3