Penelitian Fenomenologi
Dalam Studi Komunikasi
Kuliah Tamu
Universitas Muhammadiyah Malang
6 April 2010
Engkus Kuswarno
Pascasarjana Universitas Padjadjaran
Paradigma/
Perspektif/
Cara Pandang/
World view
Mempengaruhi
persepsi
Mempengaruhi
tindakan
Paradigma
Penelitian
Mempengaruhi
Metode Penelitian
Mempengaruhi
Hasil Penelitian
Dikotomi
Paradigma Penelitian
Kuantitatif Kualitatif
Sebutan lain untuk Kualitatif
Interpretif
Naturalistik
Subjektif
Nalar Induktif
Nonhipotetikal
Contoh Paradigma Penelitian
dalam bidang Ilmu Komunikasi
dan
Ilmu Sosial lainnya
TIGA PARADIGMA PENELITIAN
KOMUNIKASI
KLASIK KONSTRUKTIVIS KRITIS
KLASIK
• Bagaimana Hubungan atau Pengaruh
antara ukuran gelas dengan volume air?
KONSTRUKTIVIS
• Bagaimana gelas dan air itu dikonstruksi:
gelas setengah kosong? atau
gelas setengah isi?
KRITIS
• Mengapa isi gelas setengah penuh? Ke
mana sebagian lagi? Untuk siapa?
RENTANG TEORI SOSIAL
OBJEKTIF
TEORI SISTEM/
STRUKTURAL
TEORI TINDAKAN SO SIAL
(INTERAKSI SIMBOLIK)
SUBJEKTIF
TEORI
FENOMENO LO GI
Istilah lain pada ranah Metode
Tradisi (Creswell, Foci)
Prosedur (Littlejohn, Moustakas)
Pendekatan (Mulyana)
Strategi (Rakhmat)
Teori (Hidayat)
Tradisi Penelitian Kualitatif
Lima Tradisi Penelitian Kualitatif
Fenomenologi (Creswell)
Whereas a biography reports the life
of a single individual, a
phenomenological study describes
the meaning of the live experiences
for several individuals about a
concept or the phenomenon
Fenomenologi (Littlejohn)
Membiarkan segala sesuatu menjadi nyata
sebagaimana aslinya
Phenomenology means letting things become
manifest as what they are, without forcing our
own categories on them. An “objective” scientist
hypothesizes a particular structure and then
looks to see if it is there; a phenomenologist
never hypothesizes, but carefully examines
actual lived experience to see what it looks like.
If you want to know what love is, you would not
ask the psychologist; you would tap into your
own experience of love
Fenomenologi (Natanson)
Istilah generik untuk merujuk kepada
semua pandangan ilmu sosial yang
menempatkan kesadaran manusia dan
makna subjektifnya sebagai fokus untuk
memahami tindakan sosial
Fenomenologi (Moleong)
Fenomenologi tidak berasumsi bahwa peneliti
mengetahui arti sesuatu bagi orang-orang yang
sedang diteliti oleh mereka. Inkuiri fenomenologis
memulai dengan diam. Diam merupakan tindakan
untuk menangkap pengertian sesuatu yang
sedang diteliti. Mereka berusaha untuk masuk ke
dalam dunia konseptual para subjek yang
ditelitinya sedemikian rupa sehingga mereka
mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian
yang dikembangkan oleh mereka di sekitar
peristiwa dalam kehidupan sehari-hari
Prosedur Penelitian Fenomenologi
(Moustakas)
Merumuskan topik dan pertanyaan-
pertanyaan penelitian, yang berakar pada
makna-makna biografis dan nilai-nilai
Melakukan peninjauan yang komprehensif
literatur-literatur (telaah dokumen) secara
profesional
Membuat seperangkat kriteria untuk
menentukan lokasi dan peran yang sesuai
bagi peserta penelitian (asisten peneliti dan
informan)
Prosedur lanjutan....
Membekali asisten penelitian dengan
serangkaian instruksi mengenai sifat alamiah
dan tujuan dari penelitian
Mengembangkan serangkaian pertanyaan dan
topik, sebagai panduan dalam proses
wawancara (formal dan informal)
Memimpin dan merekam proses wawacara
perorangan, terutama yang berhubungan
langsung dengan tujuan penelitian, serta
menentukan perlu tidaknya wawancara
tambahan
Prosedur lanjutan....
Mengorganisasikan dan menganalisis
data, memfasilitasi pengembangan
deskripsi tekstural dan struktural individu,
menggabungkan deskripsi tekstural
masing-masing informan,
menggabungkan deskripsi struktural
masin-masing informan, dan
mensintesiskan makna/esensi dari
rangkuman deskripsi tekstural maupun
struktural
Analisis (Creswell)
Peneliti memulai dengan
mendeskripsikan secara menyeluruh
pengalamannya
Peneliti kemudian menemukan
pernyataan (dalam wawancara) tentang
bagaimana orang-orang memahami
topik, rinci pernyataan-pernyataan
tersebut (horisonalisasi data) dan
perlakukan setiap pernyataan memiliki
nilai yang setara, serta kembangkan
rincian tersebut dengan tidak melakukan
pengulangan atau tumpang tindih.
Analisis lanjutan....
Pernyataan-pernyataan tersebut kemudian
dikelompokkan ke dalam unit-unit
bermakna (meaning unit), peneliti merinci
unit-unit tersebut dan menuliskan sebuah
penjelasan teks (textural description)
tentang pengalamannya, termasuk contoh-
contohnya secara seksama
Analisis lanjutan......
Peneliti kemudian merefleksikan pemikirannya
dan menggunakan variasi imajinatif
(imaginative variation) atau deskripsi
struktural (structural description), mencari
keseluruhan makna yang memungkinkan dan
melalui perspektif yang divergen (divergent
perspectives), mempertimbangkan kerangka
rujukan atas gejala (phenomenon), dan
mengkonstruksikan bagaimana gejala
tersebut dialami
Analisis lanjutan......
Peneliti kemudian mengkonstruksikan
seluruh penjelasannya tentang makna
dan esensi (essence) pengalamannya.
(Berger menyebutnya typication).
Proses tersebut merupakan langkah
awal peneliti mengungkapkan
pengalamannya, dan kemudian diikuti
pengalaman seluruh partisipan.
Setelah semua itu dilakukan,
kemudian tulislah deskripsi
gabungannya (composite description)
Simpulan (Kuswarno)
Fenomenologi: “mengungkapkan suatu
fenomena yang tersembunyi agar
menjadi fakta yang nampak dan
mendalami fenomena yang nampak
dengan mengungkapkan fakta yang
tersebunyi”
Beberapa Catatan
Definisi masalah (pada penelitian kualitatif)
menjadi masalah
Variabel vs konsep
Responden vs informan
Valid & reliable vs otentik & reflektif
Kualitatif bisa ranah paradigma, metode
atau sifat data
Mixed method pada ranah metode dan
sifat data bukan paradigma
Kriteria Penelitian yang baik
Konsisten dengan paradigmanya
(konsistensi)
Relevan metodenya (relevansi)
Selesai dilaksanakan (finalisasi)
Dipublikasikan (publikasi)