Anda di halaman 1dari 6

PENELITIAN MENURUT PENGUKURAN DAN ANALISIS

A. Penelitian Kualitatif

1) Pengertian Penelitian Kuantitatif


Penelitian sebagai sistem pengetahuan memainkan peran penting dalam
pembangunan ilmu pengetahuan. Bungin (2011:6) menjelaskan, bahwa penelitian
menempatkan posisi yang paling urgen dalam ilmu pengetahuan, yaitu untuk
mengembangkan dan melindunginya dari kepunahan. Dalam posisi fungsi ini, penelitian
memiliki kemampuan untuk meng-upgrade ilmu pengetahuan sehingga tetap up-to-date,
canggih, dapat diaplikasikan, dan aksiologis bagi masyarakat.
Penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-
penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik
atau dengan cara kuantitatif lainnya. Menurut Strauss dan Corbin (2007:1), penelitian
kualitatif ini merupakan penelitian yang dapat digunakan untuk meneliti kehidupan
masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, gerakan sosial, atau
hubungan kekerabatan. Sementara itu, menurut Bogdan dan Taylor (1992:21), bahwa
penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang mampu menghasilkan data
deskriptif berupa ucapan, tulisan, dan perilaku dari orang-orang yang diamati. Melalui
penelitian kualitatif ini dimungkinkan
Menurut Basrowi & Suwandi, (2008:2), melalui penelitian kualitatif peneliti dapat
mengenali subjek,merasakan apa yang dialami subjek dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam penelitian kualitatif, peneliti terlibat dalam konteks, dengan situasi dan setting
fenomena alami sesuai yang sedang diteliti. Setiap fenomena merupakan sesuatu yang
unik, yang berbeda dengan lainnya karena berbeda konteksnya.
Tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah untuk memahami kondisi suatu konteks
dengan mengarahkan pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenai potret
kondisi dalam suatu konteks yang alami (natural setting), tentang apa yang sebenarnya
terjadi menurut apa adanya di lapangan studi.
2) Karakteristik Penelitian Kualitatif
1. Berpegang pada pandangan bahwa realitas sosial itu bersifat Maknawi, yaitu tak
terlepas dari sudut pandang, frame, definisi Dan atau makna yang terdapat pada
diri manusia yang memandangnya.
2. Mengacu pada pemikiran teoretis yang menempatkan manusia sebagai aktor,
setidak-tidaknya sebagai agen (bukan sekedar role player) sebagaimana yang
ditawarkan oleh sejumlah aliran teori seperti fenomenologi, etnometodologi,
interaksionisme simbolik, serta teori budaya ideasionalisme.
3. Tertuju untuk memahami makna yang tersembunyi di balik suatu tindakan,
“perilaku”, atau hasil karya yang dijadikan fokus penelitian.
4. Penelitian dilakukan pada latar yang sifatnya alamiah (natural setting), bukan
pada situasi buatan.
5. Dalam pelaksanaan penelitian, instrumen utamanya adalah peneliti itu sendiri
karena dialah yang harus secara jeli dan cerdas menentukan arah “penyelidikan
dan penyidikan” (sesuai dengan perkembangan data yang diperoleh) di dalam
proses pengumpulan dan analisa data.
6. Kegiatan pengumpulan data dan analisis data berlangsung serempak (simultan),
serta prosesnya tidak berlangsung linear sebagaimana studi verikatif
konvensional, melainkan lebih berbentuk siklus dan interaktif antara kegiatan
koleksi data, reduksi data, pemaparan data dan penarikan kesimpulan.
7. Teknik observasi dan wawancara mendalam bersifat sangat utama dalam proses
pengumpulan data di lapangan. Observasi diperlukan untuk memahami pattern of
life yang dijadikan fokus penelitian, sedangkan wawancara mendalam diperlukan
untuk menyingkap dunia makna yang tersembunyi sebagai pattern for life.
8. Data hasil observasi dan wawancara (termasuk data yang diperoleh dengan
teknik-teknik lain) dijadikan dasar dari konseptualisasi dan kategorisasi, baik
dalam rangka penyusunan deskripsi maupun pengembangan teori (theory
building) sehingga setiap konsep, kategori, deskripsi dan teori yang dihasilkan
benar-benar berdasarkan data.
9. Untuk mencapai tujuan understanding of understanding, sangat mempedulikan
dan bahkan mengutamakan perspektif emik ketimbang perspektif etik.
10. Lebih mempedulikan segi kedalaman ketimbang segi keluasan cakupan dari suatu
penelitian.
11. Generalisasinya lebih bersifat tranferabilitas ketimbang statiskal ala penelitian
kuantitatif konvensional.
12. Mengacu pada konsep dan teknik theoretical sampling ketimbang pada konsep
dan teknik statistical sampling ala penelitian kuantitatif konvensional.
13. Berpegang pada patokan kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas dan
konfirmabilitas guna menghasilkan temuan penelitian yang bisa
dipertanggungjawabkan kebenarannya.

3) Langkah-Langkah Penelitian Kualitatif


Sebenarnya tidak ada langkah yang baku dalam penelitian kualitatif karena
langkah-langkahnya tidak linier seperti dalam penelitian kuantitatif, melainkan
sirkuler sehingga dapat dimulai dari mana pun
Langkah-langkah penelitian kualitatif dapat dibagi atas:
1. Orientasi atas bacaan.
2. Wawancara ke lapangan.
3. Eksplorasi: mengumpulkan data berdasarkan fokus penelitian yang sudah
jelas.
4. Member check: memeriksakan laporan sementara penelitiannya kepada
informan atau kepada pembimbing.
Studi lapangan bersifat anjuran sebelum mengadakan penelitian, baik untuk
penelitian kuantitatif maupun kualitatif masalah pada mulanya sangat umum,
kemudian mendapatkan fokus yang ditujukan pada hal-hal yang lebih khusus akan
tetapi, fokus itu masih dapat berubah
Member check dilakukan agar informan dapat memberikan informasi baru lagi
atau informan dan pembimbing dapat menyetujui kebenarannya sehingga hasil
penelitian lebih dapat dipercaya

4) Model Penelitian Kualitatif


Tujuan penelitian kualitatif pada umumnya diarahkan oleh paradigma yang
digunakan peneliti dalam kajian pada setiap kasusnya. Menurut Aminuddin (dalam
Basrowi & Suwandi, 2008:45), orientasi paradigma sebagaimana yang tercermin
dalam asumsi, konsepsi teoretik, dan konsepsi metodologis, secara umum dapat
dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu: orientasi pospositivis, orientasi
konstruktivis, dan orientasi posmodernis. Dalam praktiknya, idealisasi yang
demikian itu tidak selalu dapat diterapkan, mengingat bahwa penelitian kualitatif itu
merupakan penelitian yang bersifat fleksibel dan menggunakan multi-perpectives
serta multimethods.
Berikut ini disampaikan uraian tiga macam kelompok model penelitian kualitatif
dilihat dari perbedaan orientasi tujuannya.
a. Pospositivisme
Paradigma pospositivisme berpandangan bahwa suatu realitas itu perlu
disikapi sebagai fakta yang bersifat ganda, dapat disistematisasikan, mengemban
suatu ciri, konsepsi, dan mengandung hubungan secara asosiatif, serta harus
dipahami secara alamiah, kontekstual, dan holistik.
b. Kontruktivisme
Konstruktivis merupakan suatu perspektif yang memandang bahwa realitas
sebagai gejala yang sifatnya tidak tetap dan memiliki pertalian hubungan dengan
masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang. Realitas dalam kondisi yang
demikian itu akan dapat dipahami berdasarkan konstruksi sebagaimana yang
terdapat dalam kesadaran peneliti maupun pengalamannya yang berhubungan
dengan kehidupan. Dengan demikian dalam perspektif konstruktivisme ini
pemahaman terhadap suatu realitas sangat bersifat relatif dan dinamis.
c. Posmodernisme
Perspektif posmodernisme memiliki konsep yang berbeda dengan
konstruktivis yang mengandaikan terdapatnya akumulasi pemahaman sebagai
‘konstruksi’. Posmodernisme menyikapi pemahaman itu berada dalam kondisi
dekonstruktif.

B. Penelitian Kuantitatif
1) Pengertian Penelitian Kuantitatif
Penelitian Kuantitatif merupakan penelitian di mana data-data dalam
penelitiannya berupa angka-angka serta dianalisis menggunakan data statistik.
Menurut Sugiyono (2009 : 8) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai
metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivisme yang digunakan untuk
meneliti pada populasi dan sampel, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif, dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang telah diterapkan. Selanjutnya Ibdu, dkk (2003 : 8) menjelaskan bahwa penelitian
kuantitatif adalah sebuah penelitian di mana datanya dinyatakan dalam angka
kemudian dianalisis dengan teknik statistik. Arikunto (2002 : 10) dalam menjelaskan
bahwa dalam penelitian kuantitatif akan banyak menggunakan angka, mulai dari
pengumpulan data, penafsiran, dan penampilan hasilnya.
2) Karakteristik Penelitian Kuantitatif
Menurut Sugiyono (2009 : 7) menyatakan bahwa terdapat ciri dari penelitian
kuantitatif yaitu berupa angka-angka serta dianalisis menggunakan statistik. Subana
dan Sudrajat (2005 : 25) menyampaikan bahwa ciri-ciri penelitian kuantitatif adalah
dengan digunakan untuk menguji teori, menyajikan fakta atau pendeskripsian
statitstik, menjelaskan hubungan antar variabel, bersifat mengembangkan konsep,
menyajikan proposal yang bersifat lengkap, rinci, literatur lengkap, dan memiliki
hipotesis.
Ciri khusus yang dapat dilihat dari penelitian kuantitatif adalah dari data dan
sumber datanya. Jika dalam suatu penelitian datanya berupa angka-angka (contohnya
nilai siswa) yang akan dianalis dengan menggunakan data statistik maka penelitian
tersebut merupakan penelitian kuantitatif. Dalam penelitian kuantitatif terdapat
hipotesis. Meskipun tidak semua penelitian kuantitatif terdapat hipotesis.
Penelitian kuantitatif menggunakan instrumen (alat pengumpul data) yang
menghasilkan data numerikal (angka). Analisis data dilakukan dengan menggunakan
teknik statistik untuk mereduksi dan mengelompokan data, menentukan hubungan
serta mengidentifikasikan perbedaan antar kelompok data. Kontrol, instrumen, dan
analisis statistik digunakan untuk menghasilkan temuan-temuan penelitian secara
akurat (Kependidikan, P. D. T., & NASIONAL, D. P., 2008).
3) Tujuan Penelitian Kuantitatif
Moleong (1988 : 21) menyampaikan bahwa tujuan sebuah penelitian kuantitatif
adalah untuk menjelaskan, meramalkan, atau mengontrol fenomena melalui
pengumpulan data terfokus dari data numerik. Kemudian selanjutnya terdapat
pendapat dari Sugiyono (2009 : 14) yang menjelaskan bahwa tujuan penelitian
kuantitatif adalah untuk menunjukkan sebuah hubungan antara variabel, menguji
teori, dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif. Dengan kata lain,
tujuan dari sebuah penelitian kuantitatid adalah untuk mengembangkan dan
menggunakan model-model matematis, teori-teori, dan hipotesis yang dikaitkan serta
memiliki kejelasan unsur.
4) Situasi yang menunjukkan kapan Penelitian Kuantitatif dipilih
Terdapat sejumlah situasi yang menunjukkan kapan sebaiknya penelitian
kuantitatif dipilih sebagai pendekatan, antara lain:
a. Ketika masalah yang merupakan titik awal dari penelitian sudah jelas.
Masalah adalah penyimpangan yang terjadi antara harapan dengan
kenyataan, aturan dengan pelaksanaan, antara teori dengan praktik, antara
rencana dengan impelementasi atau tantangan dengan kemampuan. Masalah
ini harus ditunjukkan dengan data, baik hasil pengamatan sendiri maupun
pencermatan dokumen. Misalnya penelitian kuantitatif digunakan untuk
menguji efektivitas pembelajaran dalam meningkatkan prestasi belajar siswa,
maka data prestasi belajar siswa sebagai masalah harus ditunjukkan.
b. Ketika peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi.
Penelitian kuantitatif cocok digunakan untuk mendapatkan infomasi yang
luas tetapi tidak terlalu mendalam. Bila jangkauan populasi terlalu luas, maka
penelitian dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.
Misalnya penelitian tentang disiplin kerja guru di Kabupaten Malang. Peneliti
dapat mengambil sampel yang dapat mewakili, namun bukan berarti harus
semua guru di Kabupaten Malang menjadi sumber data penelitian.
c. Ketika ingin mengetahui sejauh mana pengaruh perlakuan/treatment terhadap
subyek tertentu.
Untuk kepentingan ini, metode eksperimen paling cocok digunakan.
Misalnya penelitian untuk mengetahui pengaruh penggunaan media
pembelajaran audio-visual terhadap prestasi belajar siswa.
d. Ketika peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian.
Hipotesis penelitian dapat berbentuk dugaan mengenai hubungan antar
variabel (hipotesis asosiatif) ataupun perbedaan skor variabel antar kelompok
(hipotesis komparatif). Misalnya peneliti ingin mengetahui perbedaan antara
disiplin kerja guru laki-laki dengan guru perempuan. Hipotesis komparatif
yang diuji adalah “Terdapat perbedaan disiplin kerja guru laki-laki dengan
guru perempuan”. Contoh lain misalnya peneliti ingin mengetahui hubungan
antara motivasi kerja dengan kinerja guru. Hipotesis asosiatif yang diuji dalam
penelitian ini adalah “Terdapat hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja
guru”.
e. Ketika peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena
yang empiris dan dapat diukur.
Misalnya ingin mengetahui IQ siswa pada sekolah tertentu, maka
dilakukan pengukuran melalui tes IQ terhadap siswa-siswa pada sekolah yang
bersangkutan.
f. Ketika peneliti ingin menguji terhadap adanya suatu keraguan tentang
kebenaran pengetahuan, teori, dan produk atau kegiatan tertentu.
Misalnya peneliti ingin mengetahui variabel yang lebih efektif apakah
pembelajaran menggunakan metode diskusi atau penugasan. Dalam hal ini,
peneliti harus mengukur hasil belajar siswa yang menggunakan metode diskusi
dan hasil belajar siswa yang menggunakan metode penugasan. Pada tahap
selanjutnya hasil pengukuran tersebut dibandingkan.
Sumber:
Basrowi & Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Strauss, A. & Corbin, J. 1997. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif: Prosedur, Teknik, dan
Teori. Surabaya: Bina Ilmu Ofset.
Subadi, T. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Muhammadiyah University Press.
Nugrahani, F., & Hum, M. 2014. Metode penelitian kualitatif. Solo: Cakra Books.
Gunawan, I. 2013. Metode penelitian kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Ibnu, Suhardi, dkk. 2003. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian. Malang: Diterbitkan atas
kerja sama Penerbit Universitas Negeri Malang dan Lembaga Universitas Negeri
Malang
Kependidikan, P. D. T., & NASIONAL, D. P. 2008. Pendekatan, Jenis, dan Metode
Penelitian Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Moleng, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Subana & Sidrajat. 2011. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai