PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan analisis data?
2. Apa saja bentuk data yang dianalisis?
3. Bagaimanakah teknik analisis data?
4. Bagaimanakah lagkah-langkah analisis data?
5. Bagaimanakah tahapan dalam analisis data?
C. TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. PENELITIAN KUALITATIF
I. Pengertian
4
II. KARAKTERISTIK PENELITIAN KUALITATIF
1. Bersifat induktif
Pada penelitian kualitatif, peneliti memulai dengan data, kemudian
membangun konsep, kategori-kategori, model hipotesis serta teori dari
data ini. Penelitian kuantitatif yang menggunakan teori untuk
membangun hipotesis terhdap fenomena, kemudian menguji secara
empirik kebenaran hipotesis.
2. Lebih memperhatikan proses dan arti makna berdasarkan perspektif
individu
Penelitian kualitatif secara umum tidak di tujukan untuk
mengetahui hubungan kausalitas atau autcome dari suatu intervensi,
namun lebih menekankan bagaimna individu merasakan pengalamn
kehidupannya.
3. Dipakai dalam setting penelitian yang natural
Penelitian kualitatif tidak melihat hubungan secara strik antara
satu variabel dengan variabel lainnya. Jika peneliti melihat hubungan
antara beberapa konsep mereka hanya melihat kecenderungn adanya
hubungan berdasarkan apa yag di sampaikan oleh individu (partisipan )
sehingga peneliti tidak melakukan kontrol terhadap variabel eksternal
yang mempengaruhi penelitian.berbeda dengan penelitian kuantitatif
yang berupaya untuk mengontrol variabel eksterna yang di duga
mempengaruhi hubungan anrtara variabel idenpenden dan dependen.
5
4. Menggunakan peneliti sebagai instrumen utama dalam pengumpulan
dan analisis data (researcher as insrument)
Pada peneitian kuantitatif kemampuan peneliti dalam
mengeksplorasikan data dari partisipasi sangat menentukan kedalaman
data yang didapatkan menggunakan paduan wawancara, hanya sebagai
penunjuk untuk wawancara namun urutan dan jenis pertanyaan bersifat
fleksibel berdasarkan respon dan jawaban dari partisipan.
Pada penelitian kuantitatif hubungan antara peneliti dan partisipan
sangat penting dan menentukan penelitian. Partispan akan mudah
memberikan imformasi kepada orang yang dipercayai sehigga
pengumpulan darta, penelti harus meyakinkan bahwa dirinya akan di
terima dengan baik oleh partisipan dan mampu menggali data sesui
tujuan penelitian.
6
Berdasrkan karakteristik penelitian kuaitatif, maka penelitian ini daapat di
gunakan sebagai:
7
III. PENDEKATAN DALAM PENELITIAN KUALITATIF
A) Fenomenologi
B) Etnografi
8
teramati dalam kehidupan sehari-hari kelompok sosial dan kultural. Atau
mengambarkan, menguraikan dan menafsirkan kelompok sosial dan
kultural.
D) Grounded theory
9
IV. ANALISIS DATA KUALITATIF
Analisis data pada penelitian kualitatif berbeda dengan analisis data pada
penelitian kuantitatif. Data pada kualitatif berupa hasil wawancara, observasi
partisipan, catatn lapangan atau hasil diskusi kelompok terarah merupakan data
dalam bentuk narasi atau pernyataan.
10
V. TAHAPAN PENELITIAN KUALITATIF
7. Verification Steps
Pendapat lain dari Dr. Endang S Sedyaningsih Mahamit (2006) dalam Asep
Suryana (2007:5) tahapan penelitian kualitatif meliputi:
1. Menentukan permasalahan
11
3. Penatapan lokasi
4. Studi pendahuluan
8. Hasil; cerita, personal, deskrifsi tebal, naratif, dapat dibantu table frekuensi.
Dari pendapat para ahli diatas kami mencoba menjabarkan secara garis besar
langkah-langkah penelitian kualitatif dalam tiga tahap yakni:
a. PERSIAPAN
1. Menyusun rancangan penelitian
Penelitian yang akan dilakukan berangkat dari permasalahan dalam
lingkup peristiwa yang sedang terus berlangsung dan bisa diamati serta
diverifikasi secara nyata pada saat berlangsungnya penelitian. Peristiwa-
peristiwa yang diamati dalam konteks kegiatan orang-orang/organisasi.
2. Memilih lokasi Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian, maka dipilih
lokasi penelitian yang digunakan sebagai sumber data.
3. Mengurus perizinan
Mengurus berbagai hal yang diperlukan untuk kelancaran kegiatan
penelitian.
4. Menjajagi dan melihat keadaan
12
proses penjajagan lapangan dan sosialisasi diri dengan keadaan, karena
kitalah yang menjadi alat utamanya maka kitalah yang akan menetukan apakah
lapangan merasa terganggu atau tidak.
5. Memilih dan memanfaatkan informan
Ketika kita menjajagi dan mensosialisasikan diri di lapangan, ada hal penting
lainnya yang perlu kita lakukan yaitu menentukan narasumber.
6. Menyiapkan instrumen penelitian
Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah ujung tombak sebagai pengumpul
data (instrumen). Peneliti terjun secara langsung ke lapangan untuk
mengumpulkan sejumlah informasi yang dibutuhkan. Dalam rangka kepentingan
pengumpulan data, teknik yang digunakan dapat berupa kegiatan observasi,
wawancara dan studi dokumentasi.
b. LAPANGAN
1. Memahami dan memasuki lapangan
Memahami latar penelitian; latar terbuka; dimana secara terbuka orang
berinteraksi sehingga peneliti hanya mengamati, latar tertutup dimana peneliti
berinteraksi secara langsung dengan orang.
Penampilan, Menyesuaikan penampilan dengan kebiasaan, adat, tata cara,
dan budaya latar penelitian.
Pengenalan hubungan peneliti di lapangan, berindak netral dengan peran
serta dalam kegiatan dan hubungan akrab dengan subjek.
Jumlah waktu studi, pembatasan waktu melalui keterpenuhan informasi yang
dibutuhkan.
2. Aktif dalam kegiatan (pengumpulan data)
Peneliti merupakan instrumen utama dalam pengumpulan data, jadi peneliti
harus berperanaktif dalam pengumpulan sumber
13
c. PENGOLAHAN DATA
1. Analisis Data
Melakukan analisis terhadap data yang telah didapatkan, peneliti dalam hal
ini bisa melakukan interpretasi dari data yang didapatkan dilapangan.
2. Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi
Dari kegiatan-kegiatan sebelumnya, langkah selanjutnya adalah
menyimpulkan dan melakukan verifikasi atau kritik sumber apakah data tersebut
valid atau tidak.
3. Narasi Hasil Analisis
Langkah terakhir adalah pelaporan hasil penelitian dalam bentuk tulisan dan
biasanya pendekatan kualitatif lebih cenderung menggunakan metode deskriptif-
analitis.
14
VI. PENELITIAN KUANTITATIF
I. Pengertian
15
II. Karakteristik
16
biasa juga disebut positivisme, merupakan cara pandang yang menyatakan
bahwa eksistensi kenyataan/realitas sosial dan realitas fisik adalah independent
atau terpisah bebas atau berada di luar diri peneliti. Oleh karena itu siapa saja
yang akan meneliti realitas tersebut, dapat mengamati atau mengukurnya, dan
apabila pengamatan/pengukurannya tidak bias maka hasil-hasil penelitian
tersebut dapat dikategorikan sebagai pengetahuan ilmiah (scientific knowledge)
17
1. Statistic deskriptif
Statistic deskriptif adalah statistic yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaiamana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum atau generalisasi. Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa
diambil smapelnya) jelas akan menggunakan statistic deskriptif dalam
analisisnya. Tetapi bila penelitian dilakukan pada sampel, maka analisisnya dapat
menggunakan statistic despkriptif maupun inferensial. Statistic deskriptif dapat
digunakan bila peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sampel, dan tidak ingin
membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel dambil.
Mengenai data dengan statistik deskriptif peneliti perlu memperhatikan terlebih
dahulu jenis datanya. Jika peneliti mempunyai data diskrit, penyajian data yang
dapat dilakukan adalah mencari frekuensi mutlak, frekuensi relatif (mencari
persentase), serta mencari ukuran tendensi sentralnya yaitu: mode, median dan
mean (lebih lanjut lihat Arikunto, 1993: 363).
18
Analisi statistic deskriptif dapat dibedakan menjadi : (1) analisis potret data
(frekuansi dan presentasi), (2) analisis kecenderungan sentral data (nilai rata-
rata, median, dan modus) serta (3) analisis variasi nilai (kisaran dan simpangan
baku atau varian)
Penjelasan
2. Statistik Inferensial
Pemakaian analisis inferensial bertujuan untuk menghasilkan suatu temuan
yang dapat digeneralisasikan secara lebih luas ke dalam wilayah populasi. Di sini
seorang peneliti akan selalu berhadapan dengan hipotesis nihil (Ho) sebagai
dasar penelitiannya untuk diuji secara empirik dengan statistik inferensial. Jenis
statistik inferensial cukup banyak ragamnya,Peneliti diberikan peluang sebebas-
19
bebasnya untuk memilih teknik mana yang paling sesuai (bukan yang paling
disukai) dengan sifat/jenis data yang dikumpulkan. Secara garis besar jenis
analisis ini dibagi menjadi dua bagian. Pertama untuk jenis penelitian
korelasional dan kedua untuk komparasi dan/atau eksperimen. teknik analisis
dengan statistic inferensial adalah teknik pengolahan data yang memungkinkan
peneliti untuk menarik kesimpulan, berdasarkan hasil penelitiannya pada
sejumlah sampel, terhadap suatu populasi yang lebih besar. Kesimpulan yang
diharapkan dapat dibuat biasanya dinayatakan dalam suatu hipotesis. Oleh
karena itu, analisis statistik inferensial juga bisa disebut analisis uji hipotesis.
Inferensi yang sering dibuat oleh peneliti pendidikan dan ilmu social pada
umunya berhubungan dengan upaya untuk melihat perbedaan (beda nilai
tengah) dan korelasi, baik anatara dua variabel independent maupun anatara
beberapa variabel sekaligus. Selisih nilai tengah ataupun nilai koefisien
(correlation coeficient) yang dihasilkan kemudian diuji secara statistic.
20
Statistic inferensial meliputi statistic parametris dan non parametris. Statistic
parametris digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistic, atau
menguji ukuran populasi melalui data sampel. Parameter populasi itu meliputi :
rata-rata dengan notasi µ (mu), simpangan baku σ (sigma) dan varians σ2. Dalam
statistic pengujian parameter melalui statistic (data sampel) tersebut dinamakan
uji hipotesis statistic. Oleh karena itu penelitian yang berhipotesis statistic adalah
penelitian yang menggunakan sampel. Sebagai contoh nilai suatu pelajaran
1000mahasiswa rata-ratanya 7,5. Selanjutnya missal dari 1000 orang itu diambil
sampel 50 orang, dan nilai rata-rata dari sampel 50 mahasiswa itu 7,5. Hal ini
berarti tidak ada perbedaan antara parameter (data popualasi) dan statistic (data
sampel). Hanya dalam kenyataannya nilai parameter jarang diketahui. Statistic
non parameter tidak menguji parameter populasi, tetapi menguji distribusi.
Dalam dunia statistik dikenal setidaknya terdapat empat jenis data hasil
pengukuran, yaitu data Nominal, Ordinal, Interval dan Rasio. Masing-masing data
hasil pengukuran ini memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda antara satu
dengan lainnya Penggunaan kedua statistic tersebut juga tergantung pada jenis
data yang dianalisis. Statistic parametris kebanyakan digunakan untuk
menganalisis data interval dan rasio, sedangkan statistic non parametris
21
kebanyakan digunakan untuk menganalisis data nominal, ordinal. Jadi untuk
menguji hipotesis dalam penelitian kuantitatif yang menggunakan statistic, ada
dua hal utama yang harus diperhatikan yaitu, macam data dan bentuk
hipotesi yang diajukan.
Data Interval
Data interval tergolong data kontinum yang mempunyai tingkatan yang lebih
tinggi lagi dibandingkan dengan data ordinal karena mempunyai tingkatan yang
lebih banyak lagi. Data interval menunjukkan adanya jarak antara data yang satu
dengan yang lainnya.
Contoh data interval misalnya hasil ujian, hasil pengukuran berat badan, hasil
pengukuran tinggi badan, dan lainnya. Satu hal yang perlu diperhatikan bahwa
data interval tidak dikenal adanya nilai 0 (nol) mutlak. Dalam hasil pengukuran
(tes) misalnya mahasiswa mendapat nilai 0. Angka nol ini tidak dapat diartikan
bahwa mahasiswa tersebut benar-benar tidak bisa apa-apa. Meskipun ia
memperoleh nilai nol ia memiliki suatu pengetahuan atau kemampuan dalam
matakuliah yang bersangkutan. Nilai nol yang diberikan oleh dosen sebetulnya
hanya merupakan atribut belaka hanya saja pada saat ujian, pertanyaan yang
diujikan tidak pas seperti yang dipersiapkannya. Atau jawaban yang diberikan
tidak sesuai dengan yang dikehendaki soal.
Data Rasio
Data rasio merupakan data yang tergolong ke dalam data kontinum juga
tetapi yang mempunyai ciri atau sifat tertentu. Data ini memiliki sifat interval
atau jarak yang sama seperti halnya dalam skala interval. Namun demikian, skala
rasio masih memiliki ciri lain. Pertama harga rasio memiliki harga nol mutlak,
artinya titik nol benar-benar menunjukkan tidak adanya suatu ciri atau sifat.
22
Misalnya titik nol pada skala sentimeter menunjukkan tidakadanya panjang atau
tinggi sesuatu. Kedua angka skala rasio memiliki kualitas bilangan riel yang
berlaku perhitungan matematis.
Contohnya : berat badan Rudi 70 kg, sedangkan Saifullah 35 kg. Keadaan ini
dapat dirasiokan bahwa berat badan Rudi dua kali berat badan Saifullah. Atau
berat badan Saifullah separuh dari berat badan Rudi. Berbeda dengan data
interval misalnya Rudi ujian dapat 70 sementara Saifullah memperoleh 30. Hal
ini tidak dapat diartikan bahwa kepandaian Rudi dua kali lipat kepandaian
Saifullah.
Data rasio dalam ilmu-ilmu sosial jarang dipergunakan, bahkan hampir tidak
pernah dipergunakan. Lapangan penggunaan data berskala rasio ini lebih banyak
berada dalam bidang ilmu-ilmu eksakta terutama fisika.
Data Nominal
Data ini juga sering disebut data diskrit, kategorik, atau dikhotomi. Disebut
diskrit karena ini data ini memiliki sifat terpisah antara satu sama lainnya, baik
pemisahan itu terdiri dari dua bagian atau lebih; dan di dalam pemisahan itu
tidak terdapat hubungan sama sekali. Masing-masing kategori memiliki sifat
tersendiri yang tidak ada hubungannya dengan kategori lainnya. Sebagai misal
data hasil penelitian dikategorikan kedalam kelompok “ya” dan “tidak” saja.
Data Ordinal
Data ordinal adalah data yang menunjuk pada tingkatan atau penjenjangan
pada sesuatu keadaan. Berbeda dengan data nominal yang menunjukkan
adanya perbedaan secara kategorik, data ordinal juga memiliki sifat adanya
23
perbedaan di antara obyek yang dijenjangkan. Namun dalam perbedaan tersebut
terdapat suatu kedudukan yang dinyatakan sebagai suatu urutan bahwa yang
satu lebih besar atau lebih tinggi daripada yang lainnya.Kriteria urutan dari yang
paling tinggi ke yang yang paling rendah dinyatakan dalam bentuk posisi relatif
atau kedudukan suatu kelompok.
Contoh dari data ini misalnya: prestasi belajar siswa diklasifikasikan menjadi
kelompok “baik”, “cukup”, dan “kurang”, atau ukuran tinggi seseorang dengan
“tinggi”, “sedang”, dan “pendek”
24
V. TAHAPAN DALAM PENELITIAN KUANTITATIF
3. Merumuskan Hipotesis
Dari rumusan masalah tersebut, peneliti mencoba menjawab (memberikan
solusi) yang diperoleh dari pencarian teori-teori yang relevan. Jawaban yang
diperoleh selanjutnya disebut dengan jawaban sementara atau hipotesis.
25
Bila instrumen sudah selesai dibuat selanutnya peneliti mengumpulkan data.
Data dalam penelitian kuantitatif dapat berupa data angka atau data deskribsi
yang dikuantitatifkan.
6. Menyimpulkan
Setelah melakukan analisis data, maka tahap terakhir adalah menyimpulkan.
Kesimpulan adalah hasil dari pengujian hipotesis apakah diterima atau hipotesis
di tolek. Kesimpulan di tulis dengan singkat, padat dan jelas.Demikian penjelasan
tentang langkah-langkah penelitian kuantitatif. Semoga memeberikan manfaat
kepada pembaca
26
D. PERBEDAAN PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF
27
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berfokus menggambarkan dan
memahami fenomena (Konsep) dalam dunia sosial dari perspektif
individu yang memiliki pengalaman dalam dunia sosial tersebut.
Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang
menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan
mengenai apa yang ingin diketahui.(Kasiram (2008: 149) dalam bukunya
Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif).
Perbedaan penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif :
1. Bersifat realitas
2. Interaksi antara peneliti dengan obyek penelitiannya
3. Posibilitas generalis
4. Posibilitas kausal
5. Peranan nilai
B. SARAN
28