Anda di halaman 1dari 5

2.

1 DASAR PENELITIAN KUALITATIF


2.1.1 Pengertian Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang menggunkan
pendekatan investigasi. Walaupun menggunakan pendekatan investigasi, bukan
berarti setara dengan perspektif interpretatif. Penelitian kualitatif cenderung mengolah
data yang bersifat deskriptif. Bisa berupa visual gamba, video, suara maupun catatan
lapangan (Doli, 2016). Sedangkan menurut Moleong (2013) penelitian kualitatif
adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan
lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
ilmiah.
Penelitian kualitatif yang juga disebut penelitian interpretif atau penelitian
lapangan adalahg suatu metodologi yang dipinjam dari dispilin ilmu seperti sosiologi
dan antropologi dan diadaptasi ke dalam setting pendidikan. Peneliti kualitatif
menggunakan metode penalaran induktif dan sangat percaya bahwa terdapat banyak
perspektif yang akan diungkapkan. Penelitian kualitatif berfokus pada fenomena
sosial dan pada pemberian suara pada perasaan dan persepsi dari partisipan dibawah
studi. Hal ini didasarkan pada kepercayaan bahwa pengetahuan dihasilkan dari setiing
sosial dan bahwa pemahaman pengetahuan sosial adalah suatu proses ilmiah yang sah
(Lodico, Spaulding, dan Voegtle, 2006).
Penelitian kualitatif bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan sosial yang
tidak bisa diselesaikan dengan metode kuantitaif. Peneliti kualitatif menekankan pada
hasil akhir. Selama proses penelitian, seorang peneliti harus melakukan daptasi
kepada subjek/pasien. Mulai dari memberikan perlakuan dan observasi.
2.1.2 Karakteristik Penelitian Kualitatif
1. Naturalistic Inquiry
Desain penelitian yang bersifat apa adanya. Dalam artian bahwa data
yang diambil tidak direkayasa dan tidak pula dimanipulasi. Penelitian tidak
melaporkan fenomena, sitausi dan kejadian secara alamiah. Kata
naturalistic berasal dari pendekatan ekologis dalam biolofi. Peneliti
masuk dan menghabiskan waktu di sekolah, keluarga, kelompok
masyarakat, dan lokasi-lokasi lain untuk mempelajari seluk beluk
pendidikan. Penelitian kualitatif secara naturalistic inquiry menekankan
pada dinamika, proses dan variasi pengalaman dari satu orang ke orang
lain. Bisa juga dari individur ke kelompok yang lain.

2. Analisis induktif
Berorientasi pada eksplorasi, logika induktif dan penemuan. Dalam
poin ini, peneliti perlu memaksakan hasil data di lapangan. Peneliti cukup
membatasi temuan penelitian dan mamahami sitaasi yang telah diteliti.
Menurut Jenita (2016) salah satu ciri analisis induktif adalah nagaimana
memunculkan tema, kategori dan pola hubungan antar kategori hanya
dengan melakukan observasi khusus. Ia juga memaparkan cara
pengambilan data yang lebih sederhana. Yaitu dengan melakukan
pendekatan wawancara secara terbuka (deduktif) dan kuisioner tertutup
(deduktif). Dimana dua hal ini yang disebut dengan pendekatan induktif-
deduktif.
3. Kontak Personal Langsung
Kontak personal langsung atau terjun langsung ke lapangan merupakan
aktivitas yang sentral pada metodologi peneloitian kualitatif. Kedekatan di
lapangan diharapkan dapat memudahkan mengenali data. Dengan adanya
kontak langsung subjek/pasien lebih leluasa mengutarakan data
berdasarkan perspektif dari pasien. Dengan kata lain semakin cakap
peneliti berbaur dengan subjek/pasien, peneliti semakin mudah
memperoleh data lebih lengkap, memudahkan peneliti menggali informasi
yang sifatnya pribadi.
4. Perspektif Holistik
Beranggapan bahwa seluruh fenomena sebagai sistem yang perlu
dimengerti dan kompleks. penelitin ini mengumpulkan data melalui
banyak aspek. Sehingga diperoleh gambaran lebih komprehensif dan
lengkap. Kelebihan dari segi ini yaitu akan menghasilkan penelitian yang
dicapai lebih presisi, meskupun penelitian kuantitatif memiliki tampilan
lebih kuat dan meyakinkan karena disuguhkan dengan data angka. Meski
demikian ada konteks sosial yang kompleks, yang tidak bisa diterjemakan
melalui perhitungan statistik , dan hanya bisa menggunakan metode
kualitatif.
5. Perspektif Dinamis, Perspektif Perkembangan
Kualitatif seringkali digunakan untuk meneliti kehidupan manusia
yang selalu berubah-ubah (dinamis). Dalam melihat perubahan yang
terjadi, dilihat sebagai sesuatu yang wajar dan tidak dapat terelakan.
Misalnya dalam ksus pertentangan kenakalan anak sekolah, kita tidak bisa
mengubahnya serta merta. Kita juga tidak bisa menolak adanya perilaku
anarkis yang sudah ada sejak dahulu. Hadirnya penelitian diharapkan
mampu mejadi solusi atasa permasalahan kenakalan remaja. Misalnya
memetakan faktor penyebab terjadinya hal tersebut, bisa ditinjau dari
faktor suia, lingkungan sekolah ataupun hubungan dengan orangtua.
6. Orientasi Pada Kasus Unik
Orientasi kasus penelitian kualitatif adalah investigasi. penelitian yang
ditampilkan dalam data yang diperoleh lebih fokus dan detail terhadap
kasus-kasus kecil. Studi kasus yang diangkatpun bisa menyoroti banyak
kasus. Bisa berupa kelompok, bisa juga meneliti pada situasi yang unik.
7. Netralisasi Empatik
Kualitatif seringkali dinilai sebagai penelitian yang tidak ilmiah dan
subjektif. Arti subjektivitas dalam hal ini adalah peneliti mengungkap data
dari sudut pandang objek yang diteliti. Dalam penelitian kualitatif
beranggapan bahwa, objektivitas murni tidak pernah ada. Subjektivitas
apapaun tetap memiliki nilai subjektivitas. Salah satunya ssat peneliti
menentukan topik penelitian kuantitatif. Disinilah peneliti sudah masuk ke
ranah subjektivitas.
8. Fleksibitas Desain
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bersifat luwes. Bukan
berarti keluwesan ini dapat dilakukan seenaknya. Penelitian tetap
dilakukan menggunakan tahapan, salah satunya melakukan desain. Desain
untuk menentykan fokus penelitian, menentukan isi pertanyaan, dan
mendesain bagaimana akan melakukan proses pengamatan. Fleksibilitas
desain pada penelitian kualitatif tidak ada ketentuan pasti mengenai
sampel yang harus diambil. Jumalh sampel tergantung dari keinginan,
konteks dan tujuan sang peneliti.
9. Peneliti Sebagai Instrumen Kunci
Peneliti sebagai instrumen kunci hasil penelitian, dimana peneliti tetap
berpegang pada aturan ketika menjalankan penelitian. Bentuk aturan
penelitian dalam hal ini bisa berpegang pada rumus dan teknik statistik .
Peneliti sebagai kunci instrumen karena dari sang penelitilah memiliki
peran inti. Berperan sebagai analisator, dimana seluruh proses penelitian
mulai dari pemilihan topik, pengumpulan dan interpretasi bergantung
pada si peneliti.
DAFTAR PUSTAKA
Moleong, Lexy J. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai