Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gangguan jiwa sangat penting dilihat dari akibat yang ditimbulkan. Hal ini dapat
dibuktikan dari pengertian gangguan jiwa yang keseluruhannya mengungkapkan
akibat gangguan jiwa seperti hambatan dalam melaksanakan peran sosial, dan
hambatan dalam pekerjaan yang secara langsung menyebabkan penurunan
produktifitas. Data status kesehatan jiwa di Indonesia dapat dilihat dari Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013) yang dilakukan oleh badan penelitian
pengembangan kesehatan Departemen Kesehatan yang menunjukan prevelensi
gangguan jiwa berat di Indonesia sebesar 1,7 permil, dengan kata lain dari 1000
penduduk di Indonesia satu sampai dua diantaranya menderita gangguan jiwa
berat.

Skizofrenia adalah salah satu gangguan yang paling membingungkan,


melemahkan dan memiliki efek mendalam pada kehidupan pasien, keluarga dan
masyakat. (D. Christenson, Jacob; D. Russell Crane; Katherine M. Bell; Andrew R.
Beer & Harvey H. Hillin, 2014). Skizofrenia juga merupakan gangguan jiwa yang
lebih banyak dialami oleh beberapa orang dibandingkan penderita gangguan jiwa
lainnya yang umumnya menyerang pada usia produktif dan merupakan penyebab
utama disabilitas kelompok usia 15-44 tahun (Davison, 2010).

Laporan WHO menyebutkan satu dari empat orang bakal menderita gangguan
mental atau neurologis pada satu saat dalam kehidupannya. Artinya, hampir
setiap orang berisiko menderita gangguan jiwa. Saat ini diperkirakan 450 juta
orang menderita gangguan mental, neurologis maupun masalah psikososial,
termasuk kecanduan alcohol dan penyalahgunaan obat. Tak kurang dari 121 juta
orang mengalami depresi, 50 juta orang menderita epilepsi, dan 24 juta orang
mengidap skizofrenia. Berdasarkan survei tentang gangguan jiwa di Indonesia
tahun 1995 tercatat sebanyak 44,6 per 1000 penduduk Indonesia menderita
gangguan jiwa berat seperti skizofrenia. Data ini memperlihatkan peningkatan
yang cukup bermakna jika dibandingkan data tahun 1980-an dimana penderita
skizofrenia di Indonesia hanya 1-2 tiap 1000 penduduk (Elina, Soewadi, & Dibyo,
2010).

Kunci dari pengobatan skizofrenia adalah kepatuhan minum obat. Jika tidak,
akan terjadi kekambuhan. Pasalnya, gangguan fungsi otak kronik membutuhkan
terapi jangka panjang. Kekambuhan berulang akan menyebabkan semakin sulit
pasien kembali ke kondisi sebelum kambuh. Ketidakpatuhan pasien biasanya
terjadi karena rasa jenuh akibat pengobatan yang terlalu lama dan salah persepsi,
seperti ketergantungan, racun. Kondisi tubuh yang hanya begitu-begitu saja.
Kurangnya pengertian dari anggota keluarga seperti mengatur obat sendiri,
penyangkalan, serta efek samping lain seperti biaya.

Peran dan keterlibatan keluarga dalam proses penyembuhan dan perawatan


pasien gangguan jiwa termasuk skizofrenia sangat penting, karena peran keluarga
sangat mendukung dalam proses pemulihan penderita gangguan jiwa. Keluarga
dapat mempengaruhi nilai, kepercayaan, sikap, dan perilaku 5 anggota keluarga.
Disamping itu, keluarga mempunyai fungsi dasar seperti memberi kasih sayang,
rasa aman, rasa memiliki, dan menyiapkan peran dewasa individu di masyarakat.
Keluarga merupakan suatu sistem, maka jika terdapat gangguan jiwa pada salah
satu anggota keluarga maka dapat menyebabkan gangguan jiwa pada anggota
keluarga (Nasir & Muhith, 2011). mengetahui jadwal dan jenis obat yang akan
diminum. Keluarga harus selalu membimbing dan mengarahkan agar klien
dengan Skizofrenia dapat minum obat dengan benar dan teratur Kepatuhan
berobat adalah perilaku untuk menyelesaikan menelan obat sesuai dengan
jadwal dan dosis obat yang dianjurkan sesuai kategori yang telah ditentukan.

Berdasarkan hasil dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2018), penderita


skizofrenia yang rutin minum obat sebanyak 48.9% dan tidak rutin minum obat
mencapai 51,1%. Alasan tidak rutin minum obat 1 bulan terahir : merasa sudah
sehat 36,1%, tidak rutin berobat 33.7%, tidak mampu beli obat rutin 23.6%,
tidak tahn ESO 7.0%, sering lupa 6.1%, obat tidak tersedia 2,4% dan lainnya
mencapai 32.0%. Dari data tersebut ditemukan bahwa masih banyak penderita
skizofrenia yang belum patuh minum obat. Upaya mencapai hasil terapi yang
maksimal sangat diperlukan peran dari keluarga penderita skizofrenia sebagai
dukungan bagi penderita agar dapat menjalani semua terapi dan mencegah
untuk terjadi kekambuhan (relaps) yang sering terjadi pada kebanyakan kasus
skizofrenia di Indonesia.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik melakukan penelitian


tentang “Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kepatuhan Minum Obat
Pada Klien Skizofrenia".

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dalam penelitian ini maka rumusan


masalah yang diteliti adalah Apakah Ada Hubungan Dukungan Keluarga Dengan

Tingkat Kepatuhan Minum Obat Pada Klien Skizofrenia.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Diketahui Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kepatuhan
Minum Obat Pada Klien Skizofrenia.

2. Tujuan Khusus
a. Diketahui distribusi frekuensi dukungan keluarga pada klien skizofrenia
b. Diketahui distribusi frekuensi tingkat tingkat kepatuhan minum obat pada

klien skizofrenia.
c. Diketahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan minum

obat pada klien skizofrenia

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi Profesi Keperawatan


Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan perawat dan
memandirikan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan yang
melibatkan keluarga untuk mendukung kepatuhan minum obat pasien Skizofrenia
dan bagi perawat dapat meningkatkan pengetahuan dan pengembangan ilmu
keperawatan jiwa dalam hal memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga
pasien dengan Skizofrenia agar dapat menurunkan tingkat ketidakpatuhan
minum obat pasien skizofrenia.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bukti dasar yang dipergunakan dalam
wahana pembelajaran keperawatan jiwa, khususnya tentang pentingnya
dukungan keluarga dalam merawat klien skizofrenia agar bisa menekan ketidak
patuhan minum obat pada klien skizofrenia.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data tambahan untuk penelitian
selanjutnya yang terkait dengan dukungan keluarga dan tingkat kepatuhan
minum obat pada klien skizofrenia

Anda mungkin juga menyukai