Anda di halaman 1dari 23

TUGAS PREKLINIK

KEPERAWATAN BENCANA

PERENCANAAN PRABENCANA, TANGGAP DARURAT, PASCABENCANA

DOSEN PEMBIMBING :

Ns. Dally Rahman, M.Kep, Sp. KMB.

OLEH :

Riski Novita
1711311020

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
TUGAS PREKLINIK KEPERAWATAN BENCANA

A. Pengertian Bencana
Definisi Bencana menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007
Tentang Penanggulangan Bencana menyebutkan definisi bencana adalah
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam
dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda,
dan dampak psikologis.
Definisi tersebut menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh faktor
alam, non alam, dan manusia. Oleh karena itu, Undang-Undang Nomor 24
Tahun 2007 tersebut juga mendefinisikan mengenai bencana alam, bencana
nonalam, dan bencana sosial, sebagai berikut :
1. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa
bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah
longsor.
2. Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal
modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.
3. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik
sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror.
B. Komponen Winshield Survey
KOMPONEN WINDSHIELD SURVEY WILAYAH KELURAHAN SIPOLU-
POLU LINGKUNGAN 6 TAHUN 2020

ELEMEN DESKRIPSI

Perumahan dan 1. Bangunan


Lingkungan Mayoritas bangunan adalah bangunan permanen terbuat dari
(Daerah) tembok dan semi permanen yang terbuat dari papan kayu.

2. Arsitektur
Kebanyakan rumah warga sudah berlantai keramik, tetapi
masih ada juga yang berlapis semen dan tikar plastik, juga
berlantaikan kayu.

3. Keunikan lingkungan
Kelurahan Sipolu-polu terutama lingkungan 6 termasuk padat
penduduk dikarenakan lokasi didekat Pasar Panyabungan dan
merupakan pusat kota di kabupaten mandailing natal. Banyak
toko maupun ruko yang dibangun ditepi jalan. Sepanjang
jalan sibaroar yang ada di lingkungan 6 dikelilingi oleh
bendungan sungai yang berguna untuk mengairi sawah karena
sebagian masyarakat di lingkungan 6 berprofesi sebagai
petani. Ditepi jalan banyak cafe maupun coffe shop yang
sering dikunjungi pemuda pemudi.

Lingkungan Terbuka 1. Luas


1, 52 Km2
2. Kualitas
Lahan terbuka masyarakat untuk bertani maupun lapangan
terbuka yang digunakan jika ada acara masyarakat setempat.

Batas 1. Batas wilayah


Kelurahan sipolu-polu terletak di kecamatan panyabungan,
kabupaten mandailing natal, Sumatera Utara. Merupan jalan
lintas sumatera antara medan dan padang. batas wilayah
sebagai berikut :Sebelah Utara dengan Kabupaten Tapanuli
Selatan ;Sebelah Timur dengan Propinsi Sumatera Barat
;Sebelah Selatan dengan Propinsi Sumatera Barat ;Sebelah
barat dengan Samudera Indonesia.

Tingkat sosial 1. Tingkat Sosial ekonomi


ekonomi Tingkat sosial ekonomi masyarakat Kelurahan sipolu-polu
sebagian tingkat menengah. Sebagian besar berprofesi
sebagai pedangang karena berada di pusat kota kabupaten
mandailing natal dan dekat dengan pasar panyabungan,
sebagian bekerja sebagai karyawan swasta maupun negeri.
Sisanya berprofesi sebagai petani.

Kebiasaan 2. Dewasa-Tua
Pada pagi sampai sore hari warga bekerja seperti biasa sesuai
profesi. Pada malam hari pergi ke mesjid, Bapak bapak
banyak yang berada diwarung kopi dan pemuda pemudi
kelurahan sipolu-sipolu pada malam hari banyak yang berada
di cafe untuk sekedar makan dan minum atau mengerjakan
tugas sekolah. Di masa pandemi sekarang cafe dan tempat
umum masih ramai hanya sebagian yang mematuhi protokol
kesehatan.

 Anak-anak
Pada pagi hari anak-anak akan pergi ke sekolah dan siang hari
pergi ke TPA. Pada malam hari anak-anak rutin ke mesjid
untuk belajar mengaji. Dimasa pandemi sekarang sekolah
hanya 1xseminggu atau belajar dirumah guru masing-masing.

Transportasi 1. Transportasi
Warga Kelurahan sipolu-polu menggunakan kendaraan
pribadi (motor, mobil) sel, kendaraan umum seperti angkot
dan becak mesin. Situasi jalan beraspal, ada beberapa jalan
rusak dan berlobang.

Fasilitas umum 1. Kesehatan


Sarana kesehatan di Kelurahan sipolu-polu adalah
Puskeasmas dan Rumah sakit umum daerah. Warga lebih
sering berobat di bidan terdekat maupun puskesmas. Jika
ingin check up atau kondisi lebih mengkhawatirkan baru ke
rumah sakit.

2. Sekolah
Kelurahan sipolu-polu terdapat bebera SD dan TK yaitu SDN
088 panyabungan, SDN 081 Panyabungan, dan TK al
hikmah, hanya sada di lingkungan 6 tidak terdapat sekolah.

3. Agama
Di wilayah Kelurahan Sipolu-polu mayoritas memeluk agama
Islam. Sehingga banyak terdapat mesjid maupun musholla
ditepi jalan maupun di lingkungan warga sekitar.

Pusat belanja Terdapat beberapa warung, mini market, Pasar tradisional


maupun pasar swalayan.
Suku bangsa Mayoritas penduduk dari suku batak mandailing

Agama Mayoritas beragama Islam

Kesehatan dan Penyakit terbanyak yang terjadi di masyarakat selama 6 bulan


morbiditas terakhir adalah untuk anak-anak ISPA, diare dan
dewasa/lansia hipertensi dan diabetes melitus
Sarana Penunjang 1. Rata-rata warga mempunyai televisi dan sebagian
besar mempunyai Smartphone
2. Sudah ada sumber air bersih yaitu dari sumur bor atau
sanyo, PDAM, sungai yang digunakan masyarakat
mencuci pakaian dan untuk mengairi sawah
3. Sumber penerangan menggunakan PLN.

C. Mengidentifikasi Potensi Bencana di Kelurahan Sipolu-polu


Daerah ini memiliki letak geografis dengan daerah yang padat penduduk.
Banyak bangunan baru, ruko dan toko-toko karena dekat dengan pasar dan pusat
kota kabupaten mndailing natal. Di kelurahan sipolu-polu sering terjadi
kebakaran. Kondisi bangunan atau rumah yang tidak ada pemisah dang gang
sempit sering membuat Petugas pemadam kebakaran sulit memasuki rumah
warga yang mengalami kebakaran.
Seperti kejadian dua tahun lalu yaitu kebakaran di Pasar Tradisional
panyabungan yang banyak merugikan masyarakat maupun penjual. Kondisi
pada saat terjadi kebakaran Mobil Damkar sangat susak untuk memasuki Pasar
karena gang yang sempit terpaksa beberapa toko rusak karena disenggol mobil
damkar. Tetapi untuk pengisian air sangat mudah karena disepanjang jalan ada
sungai maupun bendungan, dan warga iku membantu dengan mengambil air
dengan ember. Pusat api yang susah dijangkau oleh Damkar diatasi dengan
selang air yang lebih panjang dan tangga darurat yang ada di Damkar. Peran
pemerintah setempat sangat diperlukan karena sering terjadi Kebakaran di
daerah tersebut agar dapat mengkaji ulang potensi bencana di wilayah ini, perlu
adanya pembuatan jalur evakuasi dan jalur yang efektif untuk mobil pemadam
kebakaran.
1. Identifikasi Wilayah Kelurahan sipolu-polu lingkungan 6.
a. Luas Wilayah
1, 52 km2
b. Jumlah Kepala Keluarga : 225 KK, 13. 500 penduduk
c. Jumlah Kelompok Rentan :
 Lansia : ± 310 orang
 Anak-anak : ± 250 orang
 Ibu hamil & menyusui : ± 111 orang
d. Kondisi Wilayah : Merupakan dataran rendah, kondisi cuaca panas. Banyak
bangunan dan ruko, toko-toko maupun fasilitas umum seperti bank dan
lainnya. Kondisi yang padat penduduk
e. Lokasi/Jalur Evakuasi : dilihat dari kondisi wilayah tidak ada jalur
evakuasinya.
f. Lokasi Pengungsian : Ada beberapa mesjid dan lapangan
g. Sarana Kesehatan : Praktek Bidan, puskesmas dan Rumah sakit

2. Mentukan zona Merah, Zona Kuning, Zona Hijau dari wilayah Kelurahan
Panyabungan

Setelah ditilik dari masing-masing daerah di Kelurahan sipolu-polu


dengan mempertimbangkan kelerengan, bentuk lahan, jenis geologi, jenis tanah,
curah hujan dan pengunaan lahan, kondisi yang rentan kebakaran di kelurahan
sipolu-polu maka daerah dapat dikategorikan menjadi :

a. Zona Merah

 Pasar baru panyabungan


 Jalan bermula
 Jalan abri
b. Zona Kuning
 Jalan sibaroar
 Aek lapan

c. Zona Hijau
 Jalan lintas timur

D. PERAN PERAWAT KETIKA FASE BENCANA


Kebakaran merupakan kejadian yang muncul dari adanya api yang tidak
terkontrol yang disebabkan oleh konsleting listik, rokok dan bahan kimia.
Pedoman Segitiga api menjelaskan tentang munculnya api memerlukan 3
komponen yakni bahan yang mudah teebakar, oksigen dan panas. Kebakaran
bisa terjadi dimana saja dan kapan saja ketika ada bahan yang mudah terbakar
dan sumber kebakaran. Terdapat dua macam perlindungan bangunan terhadap
bencana kebakaran yakni sistem proteksi aktif dan pasif.

a. FASE PRABENCANA
Fase pertama dalam keadaan darurat dan manajemen bencana adalah
tentang kesiapsiagaan. Perawat dapat berperan penting dalam penilaian risiko
dan kapasitas serta berkontribusi untuk mengembangkan kesiapsiagaan
darurat dan rencana tanggap darurat untuk rumah sakit atau komunitas.
Pola pikir perawat harus berorientasi pada jenis bahaya dan keadaan
darurat dan bagaimana hal ini dapat berdampak pada kehidupan masyarakat.
Mereka harus berkontribusi pada pengembangan dan penyebaran pendidikan
dan advokasi kesehatan.
Perawat akan bekerja dengan profesional kesehatan lain dan stakeholder
pemerintah setempat dalam mempersiapkan rencana tanggap darurat apa pun.

b. FASE BENCANA / TANGGAP DARURAT .


Tenaga kesehatan sanggat dibutuhkan dalam memberikan pelayanan dan
dukungan terhadap masyarakat yang mengalami bencana, salah satunya
keterlibatan perawat. Perawat ikut serta dalam memenuhi kebutuhan individu,
kelompok dan masyarakat di saat bencana. Menurut International Council of
Nurses (2009), keterlibatan perawat dalam bencana digambarkan perawat
dengan keterampilan teknis dan pengetahuan tentang epidemiologi, fisiologi,
farmakologi dan masalah psikososial dapat membantu dalam program
kesiapsiagaan bencana serta selama bencana.
Keperawatan bencana membutuhkan penerapan pengetahuan
keperawatan dasar dan keterampilan dalam lingkungan yang sulit dengan
sumber daya yang langka dan perubahan kondisi saat bencana. Keperawatan
bencana menyiapkan perawatan, advokasi, dan promosi kesehatan dalam
konteks bencana. Kemampuan perawat dalam berpikir kritis, kemampuan
beradaptasi, kerja sama tim, dan kepemimpinan sangat penting dan dan
dibutuhkan untuk pengelolaan yang tepat dari korban bencana (Powers & Daily,
2010).
Berikut action plan perawat yang bekerja sama dengan pihak setempat
ketika dalam fase bencana :
No Nama Kegiatan Jenis Kegiatan Penanggung Jawab
TAHAPAN IMPACT
1 Menentukan jalur 1. Tentukan jalan yang bisa Warga dan
masuk mobil dilewati damkar Pemadam, perawat
pemadam 2. Tentukan sumber air untuk
kebakaran pengisian air damkar yang
dekat dengan lokasi
kebakaran
3. Persiapkan alat dan kebutuhan
jika seandainya mobil damkar
tidak bisa masuk ke gang
sempit yang terjadi kebakaran
4. Penandaan jalur akses masuk
pemadam kebakaran

2 Bantuan dan 1. Triase Perawat dan


perawatan awal 2. Manajemen Trauma Relawan
3. Perawatan luka
4. Evakuasi Korban
5. Pengendalian infeksi
3 Pemenuhan 1. Menjamin keamanan dan
Kebutuhan Dasar keselamatan
2. Memberikan pendampingan
orientasi kejadian
3. Mengkaji lingkungan dari
dampak bahaya
TAHAPAN RESCUE
4 Asuhan 1. Pengkajian dan intervensi Perawat
Keperawatan pasien
2. Dukungan psikososial dan
kesehatan mental (misalnya
pertolongan pertama
psikologis, konseling)
3. Tindakan / intervensi
pengendalian infeksi
4. Memperhatikan kebutuhan
kelompok rentan (wanita
hamil, ibu yang mengasuh
anak, anak-anak, pasien
dengan penyakit kronis,
pasien dengan fisik atau cacat
psikologis, orang tua)
TAHAPAN RECOVERY
Intervensi 1. Pengenalan dan pengawasan Perawat
Kesehatan dini wabah penyakit, penyakit bekerjasama dengan
Masyarakat yang muncul dan tren pihak kesehatan
morbiditas masyarakat
2. Pengendalian penyakit dengan
fokus pada penyakit menular
3. Kebutuhan dasar (nutrisi, air
dan sanitasi, tempat
penampungan / perumahan
sementara
4. Penanganan korban massal
Keamanan dan 1. Tindakan pencegahan Perawat
Keselamatan universal
2. Alat Pelindung Diri (APD)
Koordinasi dan 1. ICS Perawat
Komunikasi 2. Dokumentasi dan pelaporan
Manajemen Mengelola persediaan Perawat
logistik & kebutuhan masyarakat
pemasok

c. FASE PASCA BENCANA


Peran perawat dalam fase pemulihan pada pasca bencana adalah
pencegahan Post Traumatic Stress Disoreder (PTSD) dengan melakukan
intervensi psikososial. Intervensi ini berupaya untuk mendekatkan psikologi dan
psikiatri ke dalam kehidupan sehari-hari dan memberikan layanan kepada
kelompok-kelompok yang ada di masyarakat baik yang mengalami masalah
psikiatri (gangguan), yang berisiko mengalami gangguan maupun yang sehat
pasca bencana. Salah satu terapi yang dilakukan kepada individu korban adalah
psikoterapi. Model ini menggunakan teknik yang berfokus pada pemecahan
masalah untuk membantu klien menyelesaikan konflik utama yang dihadapi
klien dari dimensi fisik, psikologis, sosial kultur dan spiritual. Pendekatan yang
digunakan pada psikoterapi individu ini adalah rasional emotif yang membantu
klien menghapus pandangan hidup klien yang menyalahkan hubungan baik
dengan diri sendiri, orang lain, lingkungan atau Tuhan dan membantu klien
memperoleh pandangan hidup yang lebih rasional dalam mencari makna dan
tujuan (Mundakir, 2009).
Berikut plan of action perawat ketika fase pasca bencana :
No Nama Kegiatan Jenis Kegiatan Penanggung Jawab
1 Perawatan yang 1. Intervensi pasca bedah Perawat
Berkesinambungan 2. Perawatan suportif
2 Monitoring dan 1. Observasi dan Perawat
evaluasi dalam keadaan mendengarkan lebih
darurat dan bencana dalam penyintas yang
terkena dampak lebih
berat
2. Monitor ancaman yang
pernah muncul ,aupun
yang masih terjadi
DOKUMENTASI DAN JALUR EVAKUASI
Perbaikan

(Gambar 2)
Ket :

: Jalur evakuasi ke titik kumpul

: Jalur evakuasi dari titik kumpul ke shelter

: Jalur Mobil pemadam kebakaran

a. Titik kumpul : Lapangan di dekat sungai bendungan


b. Shelter : Mesjid Syuhada sipolu-polu
c. Dapur umum : disamping mesjid Syuhada sipolu-polu
d. Rumah sakit darurat/lapangan : di depan mesjid Syuhada disamping titik
kumpul
e. MCK : mesjid Syuhada sipolu polu
f. Sumber air bersih : mesjid syuhada sipolu-polu dan sungai dibelakang
mesjd syuhada sipolu-polu

Perencanaan

Jalan sibaroar yang terletak di kelurahan sipolu-polu lingkungan 6


merupakan lingkungan yang padat penduduk. Dimana terletak disamping Pasar
terbesar di kecamatan Panyabungan. Sehingga sekarang banyak ruko dan toko-
toko baru yang berada dipinggir jalan. Di jalan sibaroar banyak gang-gang kecil
yang susah dijangkau oleh kendaraan roda empat seperti mobil dan truck. Seperti
lokasi komplek perumahan diatas (gambar 1).

 Jarak dari jalan utama (jalan sibaroar) cukup dekat ke gang hanya ada 4
rumah yang tidak ada pemisah jadi tangga dan selang air yang panjang
bisa disiasati oleh pemadam.
 Jalur untuk Damkar sangat mudah, Damkar datang dari arah utara lewat
jalan raya menuju jalan sibaroar.
 Untuk pengisian air Damkar jika habis sangat mudah karena didepan
gang amanda atau lokasi kebakaran ada sungai bendungan. Dan
dibelakang lokasi kebakaran terdapat sungai. Sehingga warga setempat
bisa membantu untuk memadamkan api.

Telah terjadi Kebakaran terjadi di Gg. Amanda yang merupan gang kecil
dan jalan buntu diujung gang terdapat sungai kecil. Gang tersebut tidak bisa
dijangkau oleh kendaraan roda empat terutama mobil pemadam. Warga setempat
langsung menghubungi pemadam, selagi pemadam datang menuju lokasi
kebakaran warga setempat bergotong royong memadamkan api dengan air sungai
yang berada didekat lokasi kebakaran. Akhirnya mobil damkar datang kelokasi
dan api bisa dipadamkan.

Setelah api bisa dipadamkan maka dilakukan evakuasi korban kebakaran

 Komando dan tim mengadakan rapat yang terdiri dari :


1. Tim rapid health assesment (RHA) : 1 orang
2. Tim triage : 2 orang
3. Team teaching :
 Petugas evakuasi
 staging area (SA)
4. Tim ambulance
5. Tim rumah sakit
6. Tim dapur umum
7. Tim pengungsian
 Komando membuka rapat
 Komanda menunjuk dan membagikan tugas kepada anggota tim
 Tim RHA melaporkan bahwa keadaan disekitar lokasi sudah aman ada 3
rumah ludes terbakar dan korban sudah dievakuasi ditempat yang aman
yaitu dilapangan didekat sungai bendungan yang dekat dengan mesjid.
Lokasi dipilih karena tidak terlalu jauh dengan lokasi kebakaran dan lokasi
lumayan luas dan dirasa aman.
 Team triage melaporkan ada 1 orang (lansia) sesak nafas akibat terlalu
lama terperangkap diruangan dan menghirup asap kebakaran, 4 orang luka
kecil ( dewasa) dan 6 orang ( 2 anak-anak, 4 remaja) dalam kondisi baik
tidak ada korban jiwa dalan kebakaran ini.
Merah : 1 orang (lansia)
Hijau : 10 orang (4 dewasa, 2 anak-anak. 4 remaja).
 Team teaching
a. Petugas evakuasi mengiring korban untuk dibawa ke lapangan dan
mengidentifikasi apa masih ada korban setelah api dipadamkan, setelah
kondisi kondusif dan korban sudah berkumpul dilapangan atau titik
kumpul semua korban dibawa ke mesjid (shelter). Petugas juga
mencoba menghubungi keluarga korban sehingga memudahkan proses
sasr evakuasi
b. Tim SA menentukan tempat RS lapangan berada didekat lapangan atau
dekat titik kumpul, mesjid dijadikan sebagai Shelter karena di mesjid
sanitasi bagus air bersih mudah dijangkau, dapur umum diletakkan
didepan RS darurat atau tepat disamping mesjid atau (shelter) agar
mudah dijangkau oleh tim dan korban dan bagi korban triage merah
dibawa ke RS darurat untuk penanganan lebih lanjut.
 Tim ambulance bekerja sama dengan puskesmas atau rumah sakit terdekat
apabila ada korban dalam kondisi darurat. Tim ambulance sudah
menghubungi puskesmas terdekat yaitu puskesmas panyabungan jae
bahwa ada satu korban lansia yang dalam kondisi darurat dan sudah
dibawa oleh ambulance dan sedang ditangani.dan tim triage mrmbutuhkan
1 ambulance selama 3 hari.
 Tim rumah sakit membutuhkan oksigen karena jika korban yang yang
dapat triage merah sudah stabil dan dibawa ke pengungsian maka tim
rumah sakit bisa menangani jika korban riba-tiba kambuh. Tim rumah
sakit juga memerlukan obat untuk perawatan luka dan beberapa obat untuk
anak seperti vitamin, paracetamol jika seandainya korban demam dan obat
diare karena anak-anak sangar rentan maupun pengungsi lainnya dan
setelah dilakukan pengkajian ada 2 korban yang mengidap hipertensi jadi
perlu obat penurun hipertensi.
 Tim pengungsi melaporkan bahwa tidak ada yang dapat diselamatkan dari
rumah korban sehingga membutuhkan :
 pakaian layak
 selimut,
 tikar/kasur kecil
 Pembalut karena ada 3 remaja perempuan

 Tim dapur umum, dapur umur terletak disamping shelter/mesjid dan tepat
didepan RS darurat. Tim dapur umum melaporkan setelah dilakukan
pengkajian maka dibutuhkan :
1) Makanan ringan atau snack untuk anak-anak
2) Untuk sumber air sangat mudah didapat karena shelter berada dimesjid,
dibelakang mesjid juga terdapat sungai kecil yang bisa digunakan
sebagai sumber air bersih
3) Alat dan bahan masak
4) Beras
5) Sayur dan buah
6) Susu.

ROLE PLAY

Komando : Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat pagi semua,


salah sejahtera untuk kita semua, hari ini kita akan membahas bagaimana proses
pengevakuasian korban.

Seluruh Tim : Walaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi pak

Komando :baik sebelumnya rekan rekan sudah tau ya apa tugasnya masing-
masing karena sebelumnya sudah ada koordinasi. Bajk langsung saja, Terlebih
dahulu silakan kepada tim rapid health assesment untuk mensurvei awal
bagaimana keadaan lokasi saat ini, nanti tolong dikabari.
Tim RHA 1 : Baik, nanti akan kami laporkan komandan, kalau begitu kami izin
dahulu

Komando : Iya silakan. Untuk tim triage segera bersiap-siap dan laporkan kondisi
korban. Begitu juga dengan tim teaching yang terdiri dari petugas evakuasi dan
staging area, tolong disiapkan keperluan yang diperlukan bagi korban nanti.

Tim Triage & Teaching : Baik Bu komandan.

Komando : Kemudian bagaimana dengan kebutuhan akan Tim RS? Jika ada yang
memerlukan bantuan lebih bagaimana?

Tim RS : Lapor pak Tim rumah sakit membutuhkan oksigen karena jika korban
yang yang dapat triage merah sudah stabil dan dibawa ke pengungsian maka tim
rumah sakit bisa menangani jika korban riba-tiba kambuh. Tim rumah sakit juga
memerlukan obat untuk perawatan luka dan beberapa obat untuk anak seperti
vitamin, paracetamol jika seandainya korban demam dan obat diare karena anak-
anak sangar rentan maupun pengungsi lainnya dan setelah dilakukan pengkajian
ada 2 korban yang mengidap hipertensi jadi perlu obat penurun hipertensi.

Komando : bagaimana dengan petugas Ambulance?

Petugas Ambulance : Lapor pak, Tim ambulance sudah bekerja sama dengan
puskesmas panyabungan jae dan rumah sakit umum panyabungan. apabila ada
korban dalam kondisi darurat. Tim ambulance sudah menghubungi puskesmas
terdekat yaitu puskesmas panyabungan jae bahwa ada satu korban lansia yang
dalam kondisi darurat dan sudah dibawa oleh ambulance dan sedang ditangani.dan
tim tr mrmbutuhkan 1 ambulance selama 3 har ini pak. Puskesmas mengabarkan
bahwa Ambulance puskesms bisa dipakai untuk 3 hari ini nanti pihak puskesmas
akan mengantarkan Ambulance nya pak sekalian memberikan keperluan
tambahan untuk tim RS.
Komandan : Baik, untuk sejauh ini sudah ditetapkankah dimana lokasi
pengungsian bagi korban ? Dan apa saja yang diperlukan di pengungsian?

Team SA : Maaf sebelumnya pak izin menjawab, kami telah menentukan tempat
RS lapangan berada didekat lapangan atau dekat titik kumpul, mesjid dijadikan
sebagai Shelter karena di mesjid sanitasi bagus air bersih mudah dijangkau, dapur
umum diletakkan didepan RS darurat atau tepat disamping mesjid atau (shelter)
agar mudah dijangkau oleh tim dan korban dan bagi korban triage merah dibawa
ke RS darurat untuk penanganan lebih lanjut.

Tim Pengungsian : Sudah pak. Sesuai laporan dari tim SA, bahwa mesjid
Syuhada sipolu-polu bisa dijadikan sebagai shelter mengingat dekat dengan lokasi
titik kumpul dan sumber airnya disana bagus pak mengenai keperluan ri
pengungsian tidak ada yang dapat diselamatkan dari rumah korban sehingga
membutuhkan :

 pakaian layak
 selimut,
 tikar/kasur kecil
 Pembalut karena ada 3 remaja perempuan

Komandan : Bagus la kalau begitu, bagaimana dengan keperluan dapur umum


bagi korban?

Petugas Dapur Umum : Iya Bu, kami juga sudah berkoordinasi dengan petugas
pengungsi bahwa dapur umum ditempatkan di sebelah shelter tepatnya didepan
RS darurat agar lebih mudah jika terjadi apa-apa dan memudahkan petugas juga
pak. setelah dilakukan pengkajian maka dibutuhkan :

7) Makanan ringan atau snack untuk anak-anak


8) Untuk sumber air sangat mudah didapat karena shelter berada dimesjid,
dibelakang mesjid juga terdapat sungai kecil yang bisa digunakan
sebagai sumber air bersih
9) Alat dan bahan masak
10) Beras
11) Sayur dan buah
12) Susu.

Tim RHA 2 : Permisi pak, , kami tadi telah melakukan pengkajian di lokasi
bencana. Dimana lokasi sekarang sudah aman korban banyak kehilangan harta
benda dan 3 rumah ludes terbakar dan korban sudah dievakuasi ditempat yang
aman yaitu dilapangan didekat sungai bendungan yang dekat dengan mesjid.
Lokasi dipilih karena tidak terlalu jauh dengan lokasi kebakaran dan lokasi
lumayan luas dan dirasa aman.

Komandan : Iya terimakasih atas informasinya tim RHA. Mungkin itu saja
pembahasan kita, sekarang kita langsung saja ke tugas masing-masing untuk
evakuasi korban.

Semua tim : Baik Bu

Tim triage melakukan triage pada korban.

Tim Triage 1 : Sekarang kita akan melakukan triage kepada korban, silakan
menuju lokasi untuk triage kepada korban.

Tim Triage 2 : Baik, tim Triage sekarang adakan triage, kita prioritaskan sesuai
dengan tingkat keparahannya merah, kuning, hijau, dan hitam. Kami
mendapatkan ada 1 orang (lansia) sesak nafas akibat terlalu lama terperangkap
diruangan dan menghirup asap kebakaran, 4 orang luka kecil ( dewasa) dan 6
orang ( 2 anak-anak, 4 remaja) dalam kondisi baik tidak ada korban jiwa dalan
kebakaran ini.

Merah : 1 orang (lansia)


Hijau : 10 orang (4 dewasa, 2 anak-anak. 4 remaja).

Setelah melakukan triage pada korban. Para korban dievakuasi ke staging area
untuk mendapatkan pertolongan pertama dari tim medis.

Tim Triage 1 : Tolong korban yang dapat triage merah ibu ini sudah menghirup
asap terlalu lama bawa ke area yang aman, ibu ini sesak nafas, ibu ini
diprioritaskan ya.

Petugas Evakuator : Siap akan saya laksanakan

Petugas SA : Seperti persediaan Oksigen sudah menipis disini, tapi masih bisa
dipakai tapi tidak lama, tolong petugas Ambulance pindahkan saja korban ini ke
RS Lapangan, jika tidak memungkinkan untuk alat-alat disini maka nanti tim
ambulance boleh menghubungi Puskesmas terdekat atau rumah sakit terdekar ya

Petugas Ambulance : Baik akan saya lakukan.

Kemudian pasien dirujuk ke rumah sakit terdekat.

Petugas Ambulance : Tolong bu, untuk korban yang mengalami luka kecil segera
dilakukan perawatan luka ya agar tidak terjadi inteksi

Tim RS : Iya, baringkan saja korban disini. Kami akan melakukan perawatan lika
segera

Komando pergi mengecek korban yang dikumpulkan di shelter.

Komando : Bagaimana keadaannya sekarang ibu,bapak,dan adik-adik?

Pengungsi : Sudah baikan Bu, tapi kami belum makan

Petugas dapur Umum : Tunggu sebentar dulu ya semuanya sekarang kami sedang
menyiapkan makanan ke tempat bapak dan ibu

Komando : Iya tugggu sebentar ya bapak,

Akhirnya evakuasi hari pertama selesai dilakukan


DAFTAR PUSTAKA

Anderson, E.T & Mcfarlane, J. (2011). Community as partner: theory and &
Wilkins. practice in nursing.6th edition. Philadelphia: Lippincott.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2008. Peraturan Kepala Badan


Nasional Penanggulangan Bencana nomor 4 tahun 2008 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana. Jakarta:
Badan Nasional penanggulangan Bencana

Nurwahyudin. (2016). Managemen dan peran perawat dalam penanganan bencana


kebakaran. Palembang: STIKES Muhammadiyah

Powers, Robert & Daily, Elaine. (2010). International disaster nursing.


Cambridge: Cambridge University Press

WHO. 2011. Regional case study on Role of Nurse and Midwives in Emergency
and Disasters. Jakarta.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sipolu_Polu,_Panyabungan_Kota,_Mandailing_N
atal

Anda mungkin juga menyukai