Anda di halaman 1dari 18

KARAKTERISTIK

PENELITIAN
KUALITATIF
Arie Garda Nandjaya, S.Psi.,M.Psi.,Psikolog
Prodi Psikologi
Fakultas Ekonomi dan Sosial
Universitas Jend. Achmad Yani
2020
Karakteristik Penelitian Kualitatif

Penelitian menempatkan posisi yang paling urgen dalam ilmu pengetahuan, yaitu untuk
mengembangkan dan melindunginya dari kepunahan. Dalam posisi fungsi ini, penelitian
memiliki kemampuan untuk meng-upgrade ilmu pengetahuan sehingga tetap up-to-date,
canggih, aplicated, dan aksiologis bagi masyarakat.
Pada prinsipnya penelitian ilmiah adalah suatu upaya yang dilakukan peneliti untuk
mencari jawaban secara ilmiah dari suatu masalah melalui metode, prosedur atau
langkah yang sistematis, meliputi tahapan berikut:
1. Pengumpulan data;
2. Pengolahan data;
3. Penyajian datadan;
4. Analisis data.
Karakteristik Penelitian Kualitatif

Ciri-ciri penelitian ilmiah, antara lain sebagai berikut:


1) Pengkajian masalah secara sistematis dan cermat.
2) Pengumpulan data secara objektif.
3) Pemecahan masalah dengan cara menganalisis data.
4) Temuannya dikemukakan secara logis dan sistematis.
5) Bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, atau menguji kebenaran ilmu
pengetahuan.
Metode kualitatif memiliki beberapa sifat khasnya, yaitu penekanan pada lingkungan
yang alamiah (naturalisticsetfing), induktif (inductive), fleksibel (flexible), pengalaman
langsung (direct experience), kedalaman (indepth), proses, menangkap arti (Verstehen),
keseluruhan (wholeness), partisipasi aktif dari partisipan dan penafsiran (interpretation).
Karakteristik Penelitian Kualitatif

Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk memahami kondisi


suatu konteks dengan mengarahkan pada pendeskripsian
secara rinci dan mendalam mengenai potret kondisi dalam
suatu konteks yang alami, tentang yang sebenarnya terjadi
di lapangan studi.
Setiap peneliti kualitatif wajib memahami karakteristik
metodologi yang digunakannya, karena secara jelas
mewarnai setiap langkah kegiatan dalam proses
pelaksanaan penelitian yang membedakannya dengan
pelaksanaan penelitian kuantitatif. Posisi karaktristik
metodologi penelitian kualitatif, hubungannya dengan
paradigma dan teori pendukung, menurut Sutopo (2006:35)
Karakteristik Penelitian Kualitatif
Karakteristik Penelitian Kualitatif
1. Studi Kasus
Menurut Sutopo (2002:136) dengan memperhatikan beberapa batasan penelitian kualitatif,
dapat dipahami bahwa pada hakikatnya penelitian kualitatif itu merupakan studi kasus, yaitu
penelitian yang terikat pada konteksnya. Maksudnya, semua rancangan studi kasus dalam
penelitian kualitatif selalu bersifat kontekstual, yaitu penelitian yang mendasarkan kajiannya
pada sifat kekhususan, dan sama sekali tidak ada usaha pemikiran untuk melakukan
generalisasi terhadap konklusi penelitian.
2. Kasus Terpancang dan Tidak Terpancang
Dalam penelitian kualitatif terdapat istilah studi kasus terpancang (embedded case study) dan
tidak terpancang (grounded research). Disebut studi kasus terpancang apabila fokus utama
penelitian telah ditentukan sejak awal sebelum peneliti ke lapangan. Sejak awal, masalah telah
dirumuskan untuk membimbing arah penelitian di lapangan. Hal-hal yang tidak relevan dengan
masalah diabaikan, sehingga penelitian lebih focus, dan desain asli penelitian tetap sesuai
dengan rumusan awal. Menurut Yin (2000:53), desain terpancang ini merupakan perangkat
inquiry dalam studi kasus. Dalam studi kasus tidak terpancang (grounded research)atau
penelitian penjelajahan, dari awalnya peneliti bersikap terbuka, tanpa prasangka, dengan tidak
menyusun pertanyaaan yang mengarah pada fokus permasalahan tertentu, karena sasaran
penelitian beragam permasalahannya dan belum diketahui atau masih asing bagi peneliti.
Karakteristik Penelitian Kualitatif
3. Kasus Tunggal dan Ganda
Jenis penelitian kualitatif dapat dibedakan berdasarkan atas jumlah kasusnya yang dikaji.
Disebut sebagai penelitian dengan pendekatan studi kasus tunggal, apabila penelitian
terarah pada sasaran dengan satu karakteristik saja, meskipun jumlah lokasi penelitiannya
ada banyak atau lebih dari satu (beberapa kelompok atau sejumlah pribadi), kasus yang
dikaji memiliki karakteristik yang sama atau seragam.
Penelitian dengan pendekatan studi kasus ganda mempersyaratkan adanya sasaran
penelitian yang lebih dari satu macam dan memiliki perbedaaan karakteristik, meskipun
berada pada satu tempat penelitian.

4. Permasalahan Masa Kini


Pada umumnya penelitian kualitatif mengarahkan kegiatannya pada masalah kekinian.
Kepentingan pokoknya diletakkan pada peristiwa nyata pada dunia aslinya, bukan sekedar
laporan yanga ada (Van Maanen, dalam Sutopo, 2006:36).
Karakteristik Penelitian Kualitatif
5. Latar Alami (Natural Setting)
Topik penelitian kualitatif pada umumnya diarahkan pada kondisi asli apa adanya, sesuai
dengan di mana, dan kapan subjek penelitian berada, sasaran penelitian kualitatif berada
dalam posisi kondisi asli seperti apa adanya secara alami tanpa rekayasa peneliti.
Data penelitian yang dikumpulkan secara langsung merupakan informasi yang diperoleh
berdasarkan perspektif para subjek yang diteliti dalam konteks yang alami (natural setting).
6. Holistik
Penelitian kualitatif memandang berbagai masalah selalu berada dalam kesatuannya tidak
terlepas dari kondisi yang lain yang menyatu dalam suatu konteks. Pengertian holistik,
variabel sebab (independent variabel) juga tidak dapat dipisahkan dari variabel akibatnya (
dependent variabel), sebab variabel independen tersebut tidak hanya berhubungan dengan
variabel dependen secara kausal linear, tetapi saling berinteraksi sebagai kesatuan yang tak
terpisahkan.
Karakteristik Penelitian Kualitatif
7. Deskriptif
Penelitian kualitatif memusatkan pada kegiatan ontologis. Data yang dikumpulkan terutama
berupa kata-kata, kalimat atau gambar yang memiliki makna dan mampu memacu timbulnya
pemahaman yang lebih nyata daripada sekedar angka atau frekuensi. Menekankan catatan
dengan deskripsi kalimat yang rinci, lengkap, mendalam yang menggambarkan situasi yang
sebenarnya guna mendukung penyajian data.
8. Analisis Induktif
Pengolahan data dalam penelitian kualitatif menekankan pada analisis induktif bukan
deduktif. Data yang dikumpulkan bukan untuk mendukung atau menolak hipotesis penelitian
yang telah dirumuskan seperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi abstraksi disusun sebagai
kekhususan yang telah terkumpul dan dikelompokkan melalui proses pengumpulan data yang
dilakukan secara teliti dan mendalam. Berdasarkan pada data yang diperoleh secara
terpisah-pisah dengan berbagai bukti yang terkumpul dan saling berkaitan (bottom-up
grounded theory).
Karakteristik Penelitian Kualitatif
9. Desain Penelitian Lentur dan Terbuka
Desain penelitian kualitatif tidak disusun secara apriori, namun disusun secara lentur dan
terbuka disesuaikan dengan kondisi realitas di lapangan, dengan berbagai masalahnya yang
tidak diketahui sebelumnya. Proposal penelitian kualitatif pada umumnya disusun dalam
bentuk garis besar dan spekulatif.
Proposal penelitian kualitatif lebih terarah, pada umumnya peneliti melakukan studi awal (pilot
study) terlebih dahulu, sebelum menyusun proposalnya, meskipun hal itu tidak menjamin
adanya ketepatan engan apa yang mungkin ditemukan di lapangan penelitian.

10. Peneliti sebagai Alat Utama (Human Instrument)


Berbagai alat pengumpulan data dapat dimanfaatkan sebagai peralatan penunjang dalam
penelitian kualitatif, namun, alat yang utama tetaplah diri peneliti. Menurut Lincoln & Guba
(dalam Sutopo, 2006: 45), kedudukan peneliti sebagai alat utama penelitian memberikan
banyak manfaat, karena ada keyakinan bahwa hanya manusia yang mampu memahami
makna dari berbagai interaksi.
Karakteristik Penelitian Kualitatif
11. Mencari Makna dari Fenomena yang Dikaji
Dalam penelitian kualitatif, peneliti memusatkan dirinya pada participant’s perspektive.
Dengan demikian dapat dihindari perumusan makna mengenai sesuatu di dalam konteksnya
yang berdasarkan pandangan hanya dari penelitinya sendiri.
Pengumpulan data, peneliti memperhatikan bagaimana proses, dan mengapa sesuatu
terjadi, karena makna mengenai sesuatu sangat ditentukan oleh proses bagaimana
terjadinya. Dapat dikatakan bahwa dalam penelitian kualitatif kajiannya lebih ditekankan pada
proses dari pada sekedar produknya.

12. Model Laporan Studi Kasus


Laporan penelitian kualitatif cenderung untuk menggunakan model laporan studi kasus.
Menurut Yin (dalam Sutopo, 2006:52), bentuk-bentuk laporan penelitian kualitatif yang
menunjukkan kelenturan antara lain adalah laporan yang disusun dengan struktur komparatif,
kronologis, penyusunan teori, struktur suspense, dan struktur tak berurutan.
Karakteristik Penelitian Kualitatif
13. Internal Sampling
Cuplikan atau sampling berkaitan dengan pembatasan jumlah dan jenis sumber data yang akan
digunakan dalam penelitian. Dalam hal penentuan sumber data, peneliti perlu memutuskan apa,
siapa dan berapa jumlah narasumber (informant), serta apa, di mana, dan bagaimana peristiwa
atau aktivitas tertentu berlangsung, serta dokumen apa yang akan dikaji secara cermat sebagai
sumber informasi utama penelitiannya.
Pada dasarnya ada dua model teknik cuplikan yakni pertama pengambilan sampel secara acak
(random) atau random sampling atau probability sampling dan kedua adalah pengambilan
sampel tidak acak, dengan dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Pengambilan sampel ini disebut sampel kuota (quota sampling) dan bertujuan (pusposive
sampling). Cuplikan untuk pengambilan sampel dalam penelitian kualitatif menggunakan teknik
internal sampling, karena sampel diambil bukan untuk maksud generalisasi. Sampel dicuplik
untuk kepentingan mewakili informasinya. Dalam penelitian kualitatif, teknik purposive
Sampling digunakan jika peneliti menduga bahwa populasinya (dilihat dari objekstudi atau
sasaran penelitian yang dipilih) tidak homogen
Karakteristik Penelitian Kualitatif
13. Internal Sampling
Dalam internal sampling, cuplikan diambil untuk mewakili informasinya, dengan kelengkapan
dan kedalamannya yang tidak sangat perlu ditentukan oleh jumlah sumber datanya, karena
jumlah informan yang kecil bisa saja menjelaskan informasi tertentu secara lengkap dan benar
daripada informasi yang diperoleh daripada jumlah narasumber yang banyak yang mungkin
kurang mengetahui dan memahami informasi yang sebenarnya. Cuplikan dalam penelitian
kualitatif bersifat internal, atau internal sampling danhasilnya mengarah pada generalisasi teori.
Karakteristik Penelitian Kualitatif
14. Purposive Sampling
Penelitian kualitatif sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor kontekstual. Oleh karena itu,
sampling dilakukan dengan maksud untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari
berbagai macam sumber dan konstruknya. Tujuannya bukanlah memusatkan diri pada adanya
perbedaan-perbedaan yang nantinya dikembangkan untuk generalisasi, namum untuk
memerinci kekhususan yang ada ke dalam konteks yang unik, informasi yang digali menjadi
dasar rancanga teori.
Penelitian kualitatif tidak ada sampel acak, tetapi sampel bertujuan (purposive sampling),
pengumpulan data, pilihan informan dapat dikembangkan sesuai kebutuhan peneliti dalam
memeperoleh data (Patton, 1986:35). Teknik cuplikan demikian sering disebut juga sebagai
criterion-based selection.
Sampling tidak dipilih secara acak (random sampling) seperti dalam penelitian kuantitatif.
Sampel acak perlu dilakukan jika tujuannya untuk melakukan generalisasi. maka penarikan
sampel dilakukan dengan teknik cuplikan yang bersifat purposive.
Karakteristik Penelitian Kualitatif
14. Purposive Sampling
Menurut Moleong (1990:166), sampel bertujuan ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut.
1) Sampel yang muncul tidak dapat ditentukan terlebih dahulu.
2) Pemilihan sampel secara berurutan. Tujuannya untuk memperoleh variasi sebanyak-
banyaknya. Sampel dipilih untuk memperluas informasi yang telah diperoleh sebelumnya.
3) Penyesuaian berkelanjutan dari sampel. Pada awal penelitian setiap sampel memiliki
kegunaan yang sama, namun setelah banyak informasi maka sampel dapat dipilih sesuai
kepentingan atas dasar fokus penelitian.
4) Pemilihan sampel berakhir jika sudah terjadi pengulangan. Jika tidak lagi ada informasi
baru yang dapat dijaring, dan terjadi pengulangan informasi, maka penarikan sampel dapat
segera diakhiri.
Sejumlah peneliti kualitatif pada umumnya berusaha memperluas keberlakuan hasil
penelitiannya dengan pengambilan kasus sekaligus banyak, hal itu lazim disebut multiplesite
studies atau multiplecase research.
Karakteristik Penelitian Kualitatif
14. Purposive Sampling
Menurut Moleong (1990:166), sampel bertujuan ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut.
1) Sampel yang muncul tidak dapat ditentukan terlebih dahulu.
2) Pemilihan sampel secara berurutan. Tujuannya untuk memperoleh variasi sebanyak-
banyaknya. Sampel dipilih untuk memperluas informasi yang telah diperoleh sebelumnya.
3) Penyesuaian berkelanjutan dari sampel. Pada awal penelitian setiap sampel memiliki
kegunaan yang sama, namun setelah banyak informasi maka sampel dapat dipilih sesuai
kepentingan atas dasar fokus penelitian.
4) Pemilihan sampel berakhir jika sudah terjadi pengulangan. Jika tidak lagi ada informasi
baru yang dapat dijaring, dan terjadi pengulangan informasi, maka penarikan sampel dapat
segera diakhiri.
Sejumlah peneliti kualitatif pada umumnya berusaha memperluas keberlakuan hasil
penelitiannya dengan pengambilan kasus sekaligus banyak, hal itu lazim disebut multiplesite
studies atau multiplecase research.
Karakteristik Penelitian Kualitatif
15. Snowball Sampling
Snowball sampling (Yin, 1987:55) digunakan jika peneliti tidak tahu siapa yang tepat menjadi
sampel, karena tidak mengetahui kondisi warga masyarakat di lapangan. Untuk itu peneliti
memilih siapapun yang dijumpai. Kemungkinannya, peneliti hanya memperoleh data yang sangat
terbatas. Karena itu, peneliti dapat bertanya kepada informan pertama tersebut, yang mungkin
mengetahui siapa yang memiliki informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Dari petunjuk
informan pertama itu, peneliti dapat menemukan informan kedua dan seterusnya.
16. Cuplikan Waktu (Time Sampling)
Time sampling berekaitan dengan cuplikan waktu yang dipandang tepat untuk pengumpulan
informasi sesuai permasalahan yang dikaji. Misalnya, ketika ingin mengetahui etos kerja
pegawai, sikap, dan kerja samanya, peneliti wajib melakukan pengamatan pada saat yang tepat,
yakni pada waktu subjek aktif bekerja.
Thank you
Any Question ?

Anda mungkin juga menyukai