PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu aspek positif kemajuan dari dunia penelitian yang ada di
Indonesia, adalah muncul banyaknya para peneliti-peneliti muda yang kini lebih
kritis lagi dalam meneliti objek-objek yang ada. Di Indonesia, banya sekali para
peneliti ataupun bukan peneliti yang banyak melakukan sebuah riset guna
memenuhi tugas ataupun sebagai pembuktian dari sebuah kejadian. Yang mana
disetiap penelitian tersebut biasanya memerlukan sebuah pengujian agar nantinya
mampu menjadi sebuah hasil ilmiah yang benar-benar valid dan bersifat real
tanpa adanya kebohongan ataupun ketidaknyataan yang mengesankan data yang
diperoleh bersifat dibuat-buat. Agar kajian kita bisa bersifat real maka kita
sebagai seorang peneliti harus menguji terlebih dahulu hasil penelitian kita
dengan uji validitas dan reliabilitas.
Penelitian perlu adanya alat ukur untuk evaluator ketika melakukan
kegiatan evaluasi sering dihadapkan pada persoalan akurasi, konsisten dan
stabilitas sehingga hasil pengukuran yang diperoleh bisa mengukur dengan
akurat sesuatu yang sedang diukur. Konsisten dan stabil dalam arti tidak
mengalami perubahan dari waktu pengukuran satu ke pengukuran yang lain.
Agar data harus memiliki validitas dan reliabilitas, maka dilakukan
pengujian yang sesuai pada alat ukur penelitian. Berdasarkan hal tersebut, maka
penulisan makalah ini akan difokuskan pada pembahasan tentang validitas dan
reliabilitas.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, batasan
masalah dalam makalah ini sebagai berikut.
a. Pengertian validitas dan reliabilitas
b. Faktor yang mempengaruhi validitas dan reliabilitas
c. Teknik pengujian validitas dan reliabilitas
C. Kompetensi Makalah
Diharapkan setelah membaca makalah ini pembaca dapata. Mengetahui pengertian validitas dan reliabilitas
b. Mengetahui faktor yang mempengaruhi validitas dan reliabilitas
1
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Reliabilitas
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk
memperoleh, mengolah dan menginterpretasikan informasi yang diperoleh dari
para respon yang dilakukan dengan menggunakan pola ukur yang sama
(Siregar.2014:74). Instrumen penelitian dikatakan baik jika memenuhi 5 kriteria
yaitu validitas, reliabilitas, objektivitas dan fisibilitas Relibilitas merupakan
penerjemahan dari kata reliability yang mempunyai asal kata rely yang artinya
percaya dan ability yang artinya dapat dipercaya (Purwanto.2011:153).
Keterpercayaan berhubungan dengan ketetapan dan konsistensi. Menurut Arifin
(2012:258) bahwa reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu
instrumen.Sejalan dengan hal itu, Menurut Yusuf (2014: 242) bahwa reliabilitas
Faktor diatas mempengaruhi reliabel sebuah tes sehingga tes kurang tidak
reliabel. Sebuah tes yang reliabel apabila koefisien reliabilitasnya tinggi dan
kesalahan baku (standar error of measurement) penggukurannya rendah.
C. Teknik Pengujian Reliabilitas
a. Pengujian reliabilitas berdasarkan jumlah soal tes
Untuk menentukan reliabilitas suatu instrumen dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Berdasarkan jumlah soalnya mengujian reliabilitas dibagi
menjadi 2 menurut Purwanto (2011:159), yaitu:
1. Jumlah Butir Genap
Metode pengujian reliabilitas ini dilakukan untuk tes hasil belajar
yang mempunyai jumlah butir genap sehingga butir dapat dibelah menjadi
dua bagian yang sama besar. Metode yang dipilih untuk pengujian adalah
metode belah dua, Flanagandan Rulon.
a. Metode Belah Dua
Metode ini dilakukan apabila guru atau pengembang soal tidak
ingin mengujicobakan dua kali dan membuat dua perangkat paralel. Tes
hasil belajar dibuat satu perangkat dan hanya diujikan sekali, tetapi
selanjutnya butir dibelah menjadi dua. Metode belah dua adalah metode
pengujian reliabilitas yang dilakukan dengan cara membagi butir
perangkat
tes
hasil
belajar
menjadi
dua
belahan
selanjutnya
X
Y
Y 2
N
X 2
N
XY
N
r xy =
Ket:
X: skor butir belahan ganjil
Y: skor butir belahan genap
N: jumlah responden
Angka koefisien korelasi yang didapatkan menggunakan rumus
tersebut merupakan korelasi antara setengah tes (
r1
1
.
2 2
) karena skor
diperoleh dari hasil pembelahan butir tes menjadi dua bagian. Untuk
mengubah koefisien reliabilitas setengah tes menjadi koefisien penuh
( r 11 ) digunakan rumus:
2 xr1
r 11 =
1
.
2 2
1+ r 1
1
.
2 2
r1
1
.
2 2
Ket:
Ket:
r 11 : koefisien reliabilitas
s 12 : varians skor butir belahan pertama
s 22 : varians skor butir belahan kedua
st
si =
Xi
( X i2)
N
c. Metode Rulon
Perhitungan koefisien reliabilitas menggunakanmetode Rulon
dilakukan dengan menghitung selisih skor pada kedua belahan. Rumus
untuk menghitungkoefisien reliabilitas adalah sebagai berikut:
2
s
r 11 =1 d2
st
Keterangan:
r 11 : koefisien reliabilitas
s d2 : varians beda
s t2 : varians total
2. Jumlah Butir Genap
Pengujian reliabilitas yang mempunyai jumlah butir ganjil dapat
dilakukan menggunakan metode Kuder-Richardson, Hoyt atau Alpha
Cronbach.
a. Kuder-Richardson
Metode pengujian reliabilitas Kuder-Richardson ditemukan oleh
Kuder dan Richardson. Kuder (Diantara sejumlah rumus yang diusulkan
terdapat dua buah rumus yang banyak digunakan yaitu KR-20 dan KR21. Perhitungan koefisien reliabilitas menggunakan metode KR-20
digunakan rumus:
2
s t pq
k
r 11 =
(k 1)
s 2t
Ket:
r 11 : koefisien reliabilitas
st
: varians total
nM
M
1
n
r 11 =
(n1)
Ket:
r 11 : koefisien reliabilitas
n : jumlah soal
M : rata-rata skor total
s 2t : varians total
b. Hoyt
Perhitungan koefisien reliabilitas menggunakan metode Hoyt
digunakan rumus:
V (s )
r 11 =1
V (r )
Ket:
r 11 : koefisien reliabilitas
V (r ) : varians responden
V ( s) : varians sisa
2
X
JK =
c. Alpha Cronbach
si2
n
r 11 =
1
n1
st 2
( )(
Keterangan:
n : jumlah butir
s i2 : varians butir
s t2 : varians total
b. Pengujian reliabilitas berdasarkan bentuk tes
Berdasarkan bentuk soal dapat diuji reliabilitas dalam bentuk uraian
dan objektif, yakni sebagai berikut:
1. Teknik Pengujian Reliabilitas dalam Bentuk Uraian
Menurut Sudijono (2011: 207) bahwa dalam rangka menetukan
apakah tes hasil belajar bentuk uraian yang disusun oleh seorang staf
pengajar telah memiliki daya konsistensi apakah memiliki reliabilitas yang
tinggi atau belum, secara umum menggunakan rumus Alpha. Adapun
rumusnya yakni:
r11 =
n
Si
1
n1
St 2
( )(
Dimana:
r11: Koefisien reliabilitas tes
n: Banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes
1: Bilangan konstan
Si 2
St
: Varian total
10
Si 2
Si 2
Si 1 2
Si 22
Si 3 2
+ .......+
S2
Sedangkan,
S 2
2
X
11
dengan melihat besar kecilnya koefisien reliabilitas tes seperti pada tes
uraian. Adapun untuk mencari atau menghitung r11dapat digunakan lima
jenis formula, yaitu:
1) Formula Spearman-Brown
2) Formula Flanagan
3) Formula Rulon
4) Formula Kuder-Richardson
5) Formula C. Hyot
b. Pendekatan Test-Retest (Single Test- Double Trial Method)
Menurut Sudijono (2011:268) bahwa pendekatan ini dapat
dikatakan pendekatan bentuk ulangan, maka penentuan reliabilitas tes
dilakukan dengan menggunakan teknik ulangan, dimana tester hanya
menggunakan satu seri tes, tetapi percobaannya dilakukan dua kali.
Adapun langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam penentuan
reliabilitas tes hasil belajar adalah sebagai berikut:
1) Merumuskan hipotesis nol
2) Menghitung koefisien korelasi rho
2
6 D
=1
2
N ( N 1)
Dimana:
: Koefisien korelasi antara variabel I dengan variabel II
D
: Different (beda antara rank variabel I dengan rank variabel II
N
: banyaknya subyek (teste)
3) Memberikan interpretasi terhadap rho
Konsultasi pada tabel nilai rho dengan menggunakan derajat
kebebasan (db) = N. Pada taraf signifikan 5% atau 1%
dinyatakan
hitung
tabel,
jika
ditolak, berarti antara tes pertama dengan tes kedua terdapat korelasi
positif yang signifikan, dan begitu sebaliknya.
4) Menarik Kesimpulan
Bertitik tolak dari hasil penganalisisan data empirik sehingga
peneliti dapat menarik kesimpulan. Dan sebagai catatan tambahan,
bahwa pengujian ulang dalam rangka mengetahui teliabilitas tes,
tidak hanya terbatas satu kali saja, melainkan dapat saja dilakukan
12
pengujian
reliabilitas
tes
dengan
13
X
Y
Y 2
N
X 2
N
XY
N
r xy =
Ket:
X: skor butir belahan ganjil
Y: skor butir belahan genap
N: jumlah responden
D. Batas Keputusan Reliabilitas
Dalam membuat keputusan sebuah tes dikatakan reliabel atau tidak
didasarkan pada batas untuk membuat keputusan reliabilitas. Angka koefisien
reliabilitas yang dihitung dengan menggunakan pengujian reliabilitas masih
harus dikonfirmasi dengan batas tertentu untuk dapat ditafsirkan reliabel atau
tidak. Sebuah tes hasil belajar dikatakan reliabel jika koefisien yang diperoleh
melalui perhitungan lebih besar dibandingkan dengan batas keputusan
reliabilitas. Tidak ada angka koefisien batas yang pasti yang dapat digunakan
sebagai dasar untuk menentukan apakah suatu tes menunjukkan reliabel atau
tidak. Batas reliabel sangat relatif akan tergantung pada kepentingan penilai atau
14
BAB III
PEMBAHASAN
15
A. Kesimpulan
Dengan adanya pengujian dari hasil sebuah penelitian atau yang sering
disebut dengan uji reliabilitas maka penelitian yang dihasilkan akan memiliki
16
sebuah mutu yang berkualitas. Karena penelitian yang sudah melalui uji
penelitian sudah dianggap bagus dan memenuhi standar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi reliabiltas adalah konstruksi bukti soal
yang tidak tepat, panjangnya suatu instrument akan dapat menurunkan reliabilitas
suatu instrument, ketidaktepatan waktu yang disediakan dalam menyelesaikan
instrument, tingkat kesukaran serta objektivitas. Untuk menentukan reliabilitas
suatu instrument dapat dilakukan dengan berdasarkan jumlah soal tes, dan juga
berdasarkan bentuk tes
B. Saran
Penulis mengetahui bahwa makalah ini belum sempurna, untuk itu
diharapkan kepada dosen pembimbing serta pembaca ikut memberikan saran
agar makalah ini lebih baik untuk selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Azwar, Saifuddin. 1997. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Offset
17
18