Anda di halaman 1dari 19

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA


Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) merupakan institusi yang memberi
pelayanan dan perawatan jasmani, rohani dan sosial dan perlindungan untuk
memenuhi kebutuhan lanjut usia agar dapat memiliki kehidupan secara wajar
(Artinawati, Sri. 2014: 99).
PSTW (versi Depsos RI) unit pelaksanaan bidang pembinaan kesejahteraan
social lanjut usia mempunyai fungsi :
1.

Pusat pelayanan kesejahteraan social, dengan kegiatan yang mencakup :


a.

Pemenuhan kebutuhan hidup (sandang, pangan, papan)

b.

Pemeliharaan kesehatan dan perawatan


-

Senam lansia, senam pernafasan, senam jantung, senam relaksasi


otot dan panca indra, senam osteoporosis, senam gerak latih otak.

c.

Olaraga (berenang, jogging)

Pelaksanaan kegiatan dalam rangka mengisi waktu luang dengan


kegiatan yang bermanfaat termasuk kegiatan rekreasi.
-

Kerajinan tangan ; menjahit,membordir,menyulam,merenda

Menyalurkan hobbi : bermain angklung, orgen, berkebun dan


melukis

2.

Bermain (catur, pingpong)

Menonton film/video/tv

Membaca

Menerjemakan artikel ( dari bahasa asing ke bahasa Indonesia)

Bimbingan social, mental dan spiritual

Pusat informasi usaha kesejahteraan sosial, artinya PSTW harus


menyiapkan :
a.

Data yang ada hubungannya dengan pembinaan usaha kesejahteraan


social lanjut usia

b.

Informasi tentang upaya di bidang usaha kesejahteraan social


khusunya kesejahteraan lanjut usia

3.

Pusat pengembangan usaha kesejahteraan social :


a.

Sarana pembinaan kesejahteraan yang berdaya dan berhasil guna bagi


para lanjut usia yang tinggal dalam PSTW

b.

Sarana pembinaan dalam menciptakan suasana hubungan yang serasi


antara penghuni dalam PSTW

c.

Sarana pembinaan keterampilan kepada lanjut usia yang


berkemampuan sesuai dengan kondisi lanjut usia

PRINSIP PELAYANAN
Dalam memberi asuhan kepada lanjut usia sebaiknya dilakukan dengan
memperhatikan beberapa prinsip antara lain :
1.

Tidak memberi stigma / destigmanisasi


Pada dasarnya, proses menua disertai masalah kesepianr, kurang
pendengaran, kurang penglihatan dan lemah fisik. Hal tersebut merupakan
proses alamiah dan akan terjadi pada semua orang. Kesulitan yang
dihadapi terasa cukup berat bagi lanjut usia, apalagi bila ditambah label
lanjut usia tidak berguna lagi.

2.

Tidak mengucilkan
Lanjut usia sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang oleh karena
itu jangan dikucilkan dari pergaulan social

3.

Menghindari sikap sensitive

4.

Pelayanan secara komprehensif


Lansia tetap membutuhkan pelayanan kesehatan secara menyeluruh, baik
bio, psiko, sosio, spiritual dan kultural.

5.

Tidak membesar besarkan masalah

6.

Menghindari sikap belas kasihan


Walaupun pada lansia fungsi tubuhnya sudah mengalami penurunan,
namun mereka masih mampu melakukan aktivitas dan brekarya secara
mandiri.

7.

Pelayanan yang bermutu, efektif dan efisien

8.

Pelayanan akuntabel
Semua

jenis

pelayanan

dan

kegiatan

yang

ada

dipanti

dapat

dipertanggungjawabkan

Dalam memberi asuhan keperawatan di PSTW, perawat dapat berfungsi


sebagai pengganti keluarga yang memberi kesejahteraan social. Pemberian
asuhan pada lansia harus mengacu pada fungsi keluarga yaitu :
1.

Fungsi afektif (saling asah, asih, asuh, cinta kasih, menerima dan
menghargai) dengan mempertahankan iklim positip.

2.

Fungsi sosialisasi harus selalu menciptakan interaksi yang harmonis

PEMELIHARAAN DAN PELAYANAN


Pelayanan lanjut usia (termasuk layanan kesehatan dan keperawatan)
mempunyai tujuan mempertahankan kesejahteraan dan kemampuan lanjut usia.
Oleh karena itu pelayanan keperawatan harus diberikan kepada lanjut usia, baik
dalam keadaan sakit maupun sehat dengan membantu mempertahakan dan
memberi semangat hidup mereka. Selanjutnya pelayanan yang diberikan
kepada lanjut usia sesuai dengan kebutuhan dan sasaran.
Sasaran upaya pelayanan kesehatan dan kesejahteraan lanjut usia
1.

Langsung
a.

Lanjut usia aktif


Komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) mengenai gizi, kesehatan
dan psikososial. Mempertahankan kesehatan agar tetap mandiri

b.

Lanjut usia pasif


Pelayanan promotif, preventif, kuratif,

dan rehabilitatif, asuhan

keperawatan dan asuhan terminal.


2.

Tidak langsung
a.

Keluarga lanjut usia, masyarakat di lingkungan social, organisasi social


masyarakat, dan petugas PSTW

b.

Pemeliharaan kesehatan PSTW pada umumnya dilaksanakan oleh


petugas kesehatan puskesmas secara berkala

c.

Hanya ada beberapa PSTW yang mempunyai tenaga medis, perawat,


dan fasilitas klinik atau bangsal pemberi asuhan.

d.

Keperawatan lanjut usia yang sakit. Lanjut usia yang mengalami sakit
cukup serius dan perlu dirawat secara insentif dirujuk di RS yang lebih
mampu.

B. TERAPI MODALITAS
1.

Pengertian
Terapi modalitas merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengisi
waktu luang bagi lansia. (Maryam, Siti, 2008)
Terapi

modalitas

merupakan

metode

pemberian

terapi

yang

menggunakan kemampuan atau elektrik (Setyoadi, 2011).


Terapi modalitas adalah terapi yang bukan bagian dari terapi medis
konvensional. Istilah terapi modalitas dalam ilmu keperawatan lebih dikenal
dengan terapi komplementer, terapi alternative, terapi holistic, terapi
nonbiomedik, pengobatan integrative atau perawatan kesehatan, dan
perawatan nontradisional.
Terapi komplementer adalah suatu penyembuhan yang mencakup
sistem kesehatan, modalitas, praktek dan teori, serta keyakinan dari
masyarakat atau budaya dalam periode sejarah tertentu (National Center
For Complementary Alternative Medicine/NCCAM)

2.

Tujuan Terapi Modalitas


a.

Mengisi waktu luang bagi lansia

b.

Meningkatkan kesehatan lansia

c.

Meningkatkan aktivitas dan produktivitas lansia

d.

Meningkatkan interaksi social antar lansia

e.

Membantu proses penyembuhan, mengurangi gejala/keluhan yang


dialami klien

f.

Menimbulkan kesadaran terhadap salah satu perilaku klien

g.

Memperlambat kemunduran

h.

Membantu adaptasi dengan situasi yang sekarang

i.

Membantu keluarga dan orang-orang yang berarti

j.

Mempengaruhi keterampilan merawat diri sendiri dan meningkatkan


kemandirian

3.

Klasifikasi Menurut NCCAM


Terapi komplementer atau terapi modalitas diakui sebagai upaya
kesehatan nasional oleh National Center For Complementary/Alternative
Medecine (NCCAM) di Amerika. Penggunaan istilah komplementer
disebabkan karena pemakaian bersama terapi lain bukan

sebagai

pengganti dan pengobatan biomedis. Terapi komplementer juga digunakan


dalam praktek keperawatan professional sebagai terapi alternative di
beberapa klinik perawatan, misalnya latihan relaksasi otot, disamping
penggunaan terapi medis. Namun demikian, terapi komplementer dapat
digunakan mandiri atau tidak berhubungan dengan terapi biomedik karena
diposisikan sebagai upaya promosi kesehatan, misalnya klien dipijat secara
rutin untuk mencegah munculnya stress.
Complementary Alternative Medicine (CAM) mencakup semua praktek
serta ide-ide yang dimaknai sebagai upaya mencegah atau mengobati
penyakit atau mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan.

Klasifikasi terapi komplementer menurut NCCAM


Jenis
1. Terapi pikiran tubuh (mind-

Contoh
Yoga, tai-chi, meditasi, imagery, hipnotis,

body therapies)

biofeedback, dukungan kelompok, terapi seni, terapi

Pendekatan perilaku,

musik, terapi dansa, journaling, humor, psikoterapi

psikologis, social dan

tubuh, penyembuhan spiritual, holistic nursing,

spiritual untuk kesehatan.

placebo.

2. Terapi berbasis biologi

Herbal, diet khusus (pritikin (pantangan lemak yang

(biologically based

sangat kuat), ornish (larangan ketat terhadap

therapies)

konsumsi lemak total dan kebebasan konsumsi

Terapi yang bersifat alami,

karbohidrat), Atkins (tinggi lemak tak jenuh-rendah

praktik, intervensi, dan

karbohidrat), tinggi serat, makrobiotik), pengobatan

produknya berbasis biologis.

orthomolecular (gizi), intervensi


farmakologis/biologis/instrumental (kartilago, ozon,
cone, sengatan lebah, elektrodiagnostik).

3. Terapi manipulatif dan

Pengobatan kiropraktik, pijatan dan gerak tubuh

berbasis tubuh (manipulative

atau body work (kranial-sakrum ostheopathic

and body based systems)

manipulative treatment, pijatan swedia, refleksologi,

Sistem yang didasarkan

metode pilates, gerak tubuh trager, teknik

pada kegiatan manipulasi

Alexander, teknik feldenkrais, pijatan chinese tui na,

dan atau gerakan anggota

akupresur, rolfing), serta terapi fisika

tubuh.

nonkonvensional seperti hidroterapi, diatermi, terapi


cahaya dan warna, colonic, pernafasan lubang
hidung secara bergantian (alternatf nostril
breathing).

4. Terapi energy (energy

Sentuhan terapeutik, sentuhan penyembuhan,

therapies)

penyembuhan natural, shen, reiki, huna, qi-gong

Sistem pengobatan yang

eksternal, dan magnet.

menggunakan medan
energy halus di dalam dan
sekitar tubuh.
5. Terapi sistem pengobatan

Pengobatan tradisional cina (akupunkur, formula

alternative(alternative

herbal, diet, external dan internal qi-gong, tai-chi,

medical systems)

pijatan dan manipulasi, acupotomy).

Pengobatan nonmedik yang


melibatkan teori dan
praktikdari sistem yang
komplit.

Terapi komplementer yang umum digunakan dalam keperawatan meliputi


active listening, akupresur, animal-assisted, aroma terapi, biofeedback,
healing touch, tertawa(humor), imagery, journaling, pijatan, meditasi, music,
spiritual, relaksasi otot progresif, storytelling, tai-chi, sentuhan terapeutik,
dll.

4.

Contoh Jenis-Jenis Terapi Modalitas


a.

Psikodrama
Psikodrama adalah metode psikoterapi kelompok dimana susunan
kepribadian, hubungan interpersonal, konflik, dan masalah emosional
digali dengan menggunakan metode dramatik spesifik. Psikodrama
merupakan upaya pemecahan masalah melalui drama, dimana
masalah yang didramakan adalah masalah psikis yang dialami individu.
Tujuan: untuk mengekspresikan perasaan lansia. Tema dapat dipilih
sesuai dengan masalah lansia. Misalnya tema tentang kehidupan
sehari-hari.
Proses psikodrama umumnya berlangsung melalui 3 fase, yaitu:
1)

Fase pemanasan
Ditandai

dengan

penentuan

tindakan

sutradara

yang

siap

memimpin kelompok dan konseling. Proses ini melibatkan aktivitas


verbal dan nonverbal. Fase ini harus mempersiapkan segala
sesuatu untuk masuk pada fase tindakan.
2)

Fase tindakan
Melibatkan tindakan yang jelas kepedulian - kepedulian protagonis.
Hal

terpenting

dalam

fase

ini

adalah

bahwa

protagonis

mengekspresikan emosi -emosi tertekan dan menemukan cara


baru yang efektif untuk bertindak.
3)

Fase integrasi
Melibatkan diskusi dan penutupan (closure). Umpan balik sangat
penting dari setiap konseling dan protagonis agar tindakan yang
jelas (enactment) perubahan dan integrasi tercipta.

b.

Terapi aktivitas kelompok


Tujuan: untuk meningkatkan kebersamaan, bersosialisasi, bertukar
pengalaman, dan mengubah perilaku. Kelompok ini terdiri atas 7-10
orang lansia. Untuk terlaksananya terapi ini dibutuhkan Leader, CoLeader, dan Fasilitator. Misalnya cerdas cermat, tebak gambar, dll.

Sumber: m.kompasiana.com

c.

Terapi okupasi
Tujuan

untuk

memanfaatkan

waktu

luang

dan

meningkatkan

produktivitas dengan membuat atau menghasilkan karya dari bahan


yang telah disediakan.
Misalnya: membuat bunga dari bahan yang mudah didapat, membuat
keset, membuat kipas, membuat sulak dari tali rafia, menjahit dari kain,
merajut dari benang dan kerja bakti.

d.

Terapi berkebun
Tujuan untuk melatih kesabaran, kebersamaan, dan memanfaatkan
waktu luang. Misalnya: penanaman kangkung, bayam, cabai, timun dan
berbagai jenis sayuran atau buah lainnya. Sebagai catatan adalah lebih
baik kalau jenis sayuran atau buah yang akan ditanam disukai oleh
lansia yang akan melakukan kagiatan terapi berkebun ini sehingga
para lansia lebih bersemangat dalam melakukan kegiatannya.

Sumber: www.pstwbudimulia3.org

e.

Terapi binatang
Tujuan meningkatkan rasa kasih sayang dan mengisi hari-hari sepinya
dengan bermain bersama binatang.

Misalnya: mempunyai peliharaan kucing, ayam, dll. Namun perlu


diperhatikan apakah lansia yang akan melakukan terapi ini menderita
alergi dengan binatang atau tidak. Ini untuk menghindari hal-hal yang
tidak diinginkan.

Sumber: magazine.godsdirectcontact.net

Implementasi:

Pilih hewan peliharaan yang baik dan perangai yang baik

Pastikan hewan peliharaan telah diperiksa oleh dokter hewan dan


diberi imunisasi

Pertimbangan khusus

Pastikan lingkungan lanyak untuk terapi hewan peliharaan.


Fasilitas harus mempunyai area tempat buat hewan peliharaan dan
dijauhkan dari orang yang alergi hewan.

f.

Terapi kognitif
Tujuan agar daya ingat lansia tidak menurun.
Misalnya: cerdas cermat, mengisi TTS, bermain tebak-tebakan,
menyelesaikan Puzzle, dll.

g.

Terapi keagamaan
Tujuan untuk kebersamaan, persiapan menjelang kematian, dan
meningkatkan rasa nyaman pada lansia.
Misalnya:

seperti

mengadakan

pengajian,

kebaktian,

Sholat

berjamaah, Doa bersama, dll.

Sumber: rumahlansia.blogspot.com
h.

Terapi rekreasi
Terapi rekresi pada lansia adalah aktivitas yang dilakukan pada waktu
senggang.

Tujuan untuk membentuk serta meningkatkan kembali kesegaran fisik,


mental, pikiran dan daya rekreasi (individual maupun kelompok) yang
hilang

akibat

aktivitas

rutin

sehari-hari

dengan

cara

mencari

kesenangan, hiburan dan kesibukan yang berbeda, meningkatkan


sosialisasi, gairah hidup, menurunkan rasa bosan dan melihat melihat
pemandangan.

Rekreasi

dapat

memberikan

kepuasan

serta

kegembiraan yang ditujukan bagi kepuasan lahir dan batin lansia.


Misalnya: mengikuti senam lansia, datang ke posyandu lansia,
bersepeda, rekreasi ke kebun raya bersama keluarga, mengunjungi
saudara, dll.

Sumber: uptpantiwerdhamojopahit.blogspot.com
i.

Terapi keluarga
Dalam terapi keluarga semua masalah keluarga yang dirasakan
diidentifikasi dan kontribusi dari masing-masing anggota keluarga
terhadap munculnya masalah tersebut digali. Dengan demikian terlebih
dahulu masing-masing anggota keluarga mawas diri; apa masalah
yang terjadi di keluarga, apa konstribusi masing-masing terhadap
timbulnya

masalah,

untuk

kemudian

mencari

solusi

untuk

mempertahankan

keutuhan

keluarga

dan

meningkatkan

atau

mengembalikan fungsi keluarga seperti yang sebelumnya.


j.

Terapi aroma
Terapi aroma berhubungan dengan inhalasi atau pemakaian minyak
alami

yang

diuapkan

dari

berbagai

tanaman.

Mereka

yang

menggunakan terapi aroma mengatakan terapi aroma efektif dalam


menurunkan stress, mencegah penyakit, dan bahkan mengobati
penyakit tertentu, baik fisik maupun psikologis.

Implementasi:

Selain minyak alami yang tepat,bisa juga di gunakan sebagai


massase, inhalasi, mandi.

Massage membutuhkan

minyak perantara, massage mencakup

mengencerkan minyak alami dengan minyak perantara yang


sesuai dan mengoleskan ke seluruh tubuh.

Inhalasi membutuhkan semangkuk air hangat dan sebuah handuk


besar.caranya pasien dapat menutup seluruh kepalanya dengan
handuk lalu meneteskan minyak alami.terus membungkuk dan
menghirup uap air selama beberapa menit.

Pertimbangan khusus:

Minyak sitrus tidak boleh dipakai sebelum dijemur di bawah sinar


matahari, anjurkan pasien tidak boleh mengoleskan minyak
cengkeh dan kayu manis.

Metode

pemakaian

yang

berbeda

membutuhkan

tindakan

kewaspadaan keamanan yang khusus.

Peringatkan pasien tidak boleh menggunakan minyak alami ke


mata dan harus menjauhkan dari bagian mata.

k.

Terapi dansa
Terapi dansa memanfaatkan antara gerak tubuh dan pikiran. Aspek
khusus terapi dansa seperti musik, irama,dan gerakan yang sinkron,
mengubah status alam perasaan, menyadarkan kembali ingatan dan
perasaan yang lalu dan mengurangi isolasi. Musik harus sesuai dengan
kelompok lansia, baik kecepatannya maupun penampilan estetisnya.
Implementasi:

Atur ruangan untuk mengakomodasi gerakan

Atur kursi di sekitar pinggiran bagi mereka yang tidak dapat berdiri
atau menjadi lelah selama sesi terapi.

Jelaskan tujuan sesi tersebut dan dorong setiap lansia untuk


berpartisipasi sampai tahap mereka mampu melakukannya.

Kurangi resiko cedera saat dilakukan terapi.

Pertimbangan khusus

Karena berdansa merupakan aktifitas aerobik, perhatikan apakah


ada

tanda-tanda

gangguan

kardiovaskuler,

seperti

pusing,

kemerahan, keringat yang banyak dan disorientasi.

Gerakan yang cepat dapat membuat pusing, bantu lansia yang


pusing periksa TTV.

l.

Terapi life-review
Berkaitan

dengan

peninjauan

memori

yang

jauh

tersimpan,

pengungkapan perasaan yang terkait memori tersebut, pengakuan


konflik-konflik dan pelepasan sudut pandang yang membatasi diri.
Terapi ini paling umum digunakan untuk pencapaian pemecahan
masalah dan mengidentifikasi kemungkinan arah hidup yang baru.

Implementasi:

Berikan kesempatan bagi pasien untuk memberikan ikhtisar


peristiwa-peristiwa di dalam kehidupannya

Dorong pencarian makna,pemecahan masalah dan kepuasan


emosional

Fasilitasi dengan membagi beberapa pengalaman hidup anda


sendiri.

Pertimbangan khusus
Lansia yang terganggu secara psikologis dapat menolak atau tidak
mampu untuk mengenang hidup dengan lancar. Ia mungkin perlu
bantuan dalam mengungkapkan pengalaman hidupnya.
m. Terapi musik
Menggunakan daya tarik universal menggunakan bunyi ritmik untuk
mengkomunikasikan, mengksplorasi dan menyembuhkan. Terapi musik
berupa

musik,

bernyanyi,

bergerak

mengikuti

musik

atau

mendengarkan. Terapi musik bermanfaat bagi pasien yang menderita


ketidakmampuan perkembangan, gangguan kesehatan jiwa, demensia,
adiksi terhadap zat dan nyeri kronis.
Penelitian telah menunjukan efek positif musik dalam mengurangi nyeri
dan prosedur dalam kecemasan dan anastesi gigi.
Implementasi

Atur sebuah lingkungan yang nyaman

Pilih musik yang tepat untuk pasien

Jika sesi yang anda lakukan akan meliputi pembuatan


musik,kumpulkan instrumen yang tepat untuk kelompok tersebut

Dorong peserta untuk membahas perasaan yang mereka alami


ketika sedang mendengarkan musik.Beri pujian atas upanya
mereka

Setelah sesi usai,dokumentasikan tipe aktivitas dan respon


kelomopok.

Pertimbangan khusus
Musik khususnya efektif sebagai metode terapi kenangan untuk lansia.
Pada banyak pasien, musik yang mereka nikmati dimasa muda mereka
tidak lagi menjadi bagian hidup mereka selama puluhan tahun.

n.

Terapi Oksigen
Pasien membutuhkan terapi oksigen ketika mengalami hipoksemia
yang disebabkan oleh kedaruratatan pernafasan atau jantung atau
peningkatan

fungsi

metabolic.

Pada

kedaruratan

pernafasan,

memungkinkan pasien mengurangi upaya ventilasinya. Ketika penyakit


seperti

atelektasis

atau

sindromc

distres

pernafasan

dewasa,

kerusakan difusi, ketika volume paru berkurang akibat hipoventilasi,


prosedur ini menaikkan kadar alveolar
Peralatan:

Sumber oksigen

Meteran aliran

Air steril yang di uapkan

Slang penghubung diameter kecil dan besar

Lapisan kassa dan plester

Adapter pancaran udara untuk masker venturi

Implementasi

Kaji kondisi pasien pada keadaan darurat pastikan jalan nafas


pasien terbuka saat memberikan oksigen

Periksa port saluran keluar oksigen untuk memastikan aliran

Periksa kamar untuk memastikaan keamanan dalam memberikan


terapi oksigen

Pantau respon pasien terhadap terapi oksigen

Komplikasi
Konsentrasi

oksigen

yang

tinggi

selama

periode

lama

dapat

menyebabkan kerusakan pada jalan nafas dan paru. Henti nafas

mungkin komplikasi yang akan terjadi jika konsentrasi oksigen terlalu


tinggi untuk pasien yang menderita penyakit paru obstruksi kronis.
o.

Terapi Seni
Adalah penggunaan kreatif berbagai media ekspresif untuk membantu
individu mengatasi kekhawatiran, emosi, perubahan hidup, masalah
personal dan konflik yang sering dipendam dalam alam bawah sadar.
Aktivitas kreatif dapat mencakup menggambar, melukis, memahat, dan
membuat mozaik.
Implementasi:

Pastikan pasien secara fisik mampu melakukan aktivitas artistic

Jelaskan

prosedur

kreatif

kepada

pasien

dan

dapatkan

persetujuannya.

Kumpulkan dan siapkan semua bahan yang diperlukan

Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman

Beri pujian untuk setiap dan seluruh usahanya.

Berikan klien waktu untuk menyelesaikan gambar tersebut agar


klien puas.

Ketika gambar itu selesai, persilahkan klien untuk memperlihatkan


gambar tersebut dan menceritakannya.

Jika klien secara khusus bangga dengan karya seninya, atur agar
karya itu dipajang (atas izin klien) agar orang lain dapat
mengaguminya, sehingga membuat klien lebih diakui.

Pertimbangan Khusus:
Beberapa klien mungkin tidak bersedia untuk berpartisipasi dalam
terapi seni, baik karena malu atau tidak tertarik. Jangan memaksa,
sebaiknya bangun hubungan terapeutik yang dapat dipercaya. Klian
akan bersedia untuk berpartisipasi pada masa yang akan dating.

HASIL OBSERVASI
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
Judul

Hari, Tanggal

: .

Waktu

: .

Tempat

: .

Hasil Observasi Petugas Terapi Aktivitas Kelompok


Petugas

Hasil Observasi

Leader

Co Leader

Fasilitator

Hasil Observasi Klien


Kriteria Penilaian
Nama Klien

Keaktifan
1

Sosialisasi
4

Konsentrasi
4

Kerjasama
1

Keterangan :
4

: Baik Sekali

: Baik

: Cukup

: Kurang

Anda mungkin juga menyukai