PROPOSAL
RAHMI B. LIKABU
841417046
2020
Daftar isi
Daftar isi..................................................................................................................ii
Datar gambar...........................................................................................................iv
Daftar tabel...............................................................................................................v
BAB 1 Pendahuluan...........................................................................................1
Keterangan :...................................................................................................12
3.4.1 Populasi............................................................................................15
3.4.2 Sampel..............................................................................................15
Diabetes Melitus tipe 2 terjadi saat pancreas masih bisa membuat insulin
tetapi kualitas insulinnya buruk dan tidak dapat berfungsi dengan baik sehingga
glukosa dalam darah maningkat, penderita biasanya tida perlu tambahan suntikan
insulin, tetap memerlukan obat yang bekerja untuk memperbaiki fungsi insulin,
menurunkan glukosa, memperbaiki pengelolaan gula dihati (Fitria Alisa dkk,
2020).
1
tahun 2045 mengalami kenaikan 48% atau 629 juta jiwa menurut Internasional of
Diabetic Ferderation (IDF, 2017)
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan dukungan
keluarga dan self efficacy terhadap pengcegahan luka diabetes mellitus tipe 2 di
UPTD Banggai Kabupaten Banggai Laut
2.1.1.2 Klasifikasi
Diabetes mellitus diklasifikasikan sebagai salah satu dari status klinis
berbeda meliputi tipe 1, tipe 2, gestasional, atau DM spesifik lainnya.
1. DM tipe 1
DM tipe 1 merupakan hasil destrusi autoimun sel beta, mengarah
kepada defisiensi insulin absolute.
2. DM tipe 2
DM tipe 2 adalah akibat dari defk sekresi insulin progresif diikuti
dengan resistensi insulin, umumnya berhubungan dengan obesitas.
3. DM gestasional
DM gestasional adalah DM yang didiagnosa selama hamil. Dm
gestasional merupakan diagnose DM yang menerapkan pereampuan
dengan intoleransi glukosa atau ditemukan pertama kali selama
1
kehamilan. DM gestasional terjadi pada 2-5% perempuan hamil namun
menghilang ketika kehamilannnya berakhir.
4. DM spesifik lain
DM tipe lain mungkin sebagai akibat dari defek genetic fungsi sel beta,
penyakit pancreas (misalnya kistis fibrosis) atau penyakit yang
diinduksi oleh obat-obatan.
2.1.1.3 Etiologi
DM tipe 2 disebabkan oleh
1. Kegagalan sel beta pancreas
Pada saat diagnose Dm tipe 2 ditegakkan, fungsi sel beta sudah sangat
berkurang. Obat anti diabetic yang bekerja melalui jalur ini adalah
sulfonylurea, meglitinid, GLP-1agonis dan DPP-4 inhibitor.
2. Disfungsi sel alfa pancreas
Sel alfa pancreas merupakan organ ke-6 yang berperan dalam
hiperglikemiadan sudah diketahui sejak 1970. Sel alfa berfungsi pada
sintesis glukalonyang dalam keadaan puasa kadarnya didalam plasma
akan meningkat. Peningkatan ini menyebabkan produksi glukosa hati
dalam keadaan basal meningkat secara bermakna dibandingkan
individu yang normal.
3. Sel lemak
Sel lemak yang resitensi terhadap efek antilipolisis dari insulin,
menyebabkan peningkatkan proses lipolisis dan kadar asam lemak
bebas dalam plasma. Peningkatan FFA akan merangsang proses
glukoneogenesis, dan mencetuskan resisten insulin di hepar dan otot,
sehingga mengganggu sekresi insulin.
4. Liver
Pada penderita DM tipe 2 terjadi insulin yang berat dan memicu
gluconeogenesis sehingga produksi glukosa dalam keadaan basal oleh
liver meningkat.
5. Otak
Insulin merupakan penekanan mafsu makan yang kuat. Pada individu
yang obese baik yang DM atau yang Non-DM, didapatkan
hiperinsulinemia ysng merupaka mekanisme kompensasidari resistensi
insulin. Pada golongan ini asupan makanan justru meningkat akibat
adanya resistensi insulin yang juga terjadi diotak.
2.1.1.7 Komplikasi
1. Kaki diabetes dengan ulkus
Kaki diabetes dengan ulkus merupakan komplikasi yag sering terjadi.
Ulkus diabetic adalah luka kronik yang terjadi pada daerah dibawah
pergelangan kaki, yang meningkatkan morbiditas, mortalitas, dan
mengurangi kualitas hidup pasien. Ulkus diabetic disebabkan oleh
proses neoropati perifer, penyakit arteri perifer, ataupun kombinasi
keduannya.
2. Diabetes nefrotik diabetic
Nefrotik diabetic merupakan penyebab paling utama dari gagal ginjal
stadium akhir. Diagnosis nefrotik diabetic ditegakkna jika ditemukan
kadar albumi dalam urin.
3. Diabetes dengan retinopati diabetic
Retinopati diabetic adalah komplikasi mikrovaskuler yang paling
umum dan paling berpotensi sebagai penyebab kebutaan. Komplikasi
mata pada penderita diabetes lebih sering terjadi seperti kelainan
kornea, glaucoma, neovaskularisasi iris dan katarak.
4. Diabetes dengan disfungsi ereksi
Prevalensi disfungsi ereksi pada penderita diabetes tipe 2 lebih dari 10
tahun cukup tinggi dan merupakan akibat adanya neuropati autonom,
angiopati dan problem fisik
1 2 3 4
Pencegahan Luka
Diabetes mellitus tipe 2
Keterangan :
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
BAB 3 Metode penelitian
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
3.4.1 Populasi
Populasi dalam penelitian adalah subjek (misalnya manusia;klien) yang
memenuhi criteria yang telah ditetapkan oleh peneliti. Populasi dalam penelitian
ini adalah semua penderita luka diabetes mellitus tipe 2dan bertempat tinggal
diwilayah kerja Puskesmas UPTD Banggai.
3.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi terjangkau yang dapat digunakan sebagai
subjek penelitian melalui sampling. Sementara sampling adalah proses menyeleksi
porsi dari populasi yang dapat mewakili populasi yang ada. Dalam penelitian ini
eknik pengambilan sampel (sampling) yang digunakan adalah purposive
sampling, yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel
diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan/masalah dalam
penelitian, sehingga sampel tersebut mewakili karakteristik populasi yang telah
dikenali sebelumnya. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan antara criteria
sampel dan populasi, maka sebelum dilakukan pengambilan sampel perlu
ditentukan beberapa criteria hasil:
A. Criteria inklusi
1. Penderita luka diabetes mellitus tipe 2 yang dating di puskesmas.
2. Bertempat tinggal diwilayah kerja Puskesmas UPTD Banggai
3. Dapat membaca dan menulis
4. Penderita tinggal bersama keluarga
5. Bersedia menjadi responden
B. Criteria ekslusi
1. Penderita Diabetes mellitus yang tidak berada ditempat saat penelitian
dilakukan.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
H0 : tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dan self efficacy pada
pengegahan luka diabetes mellitus tipe 2
Ayuni, D. Q. (2020). Buku Ajar Asuhan keperawatan keluarga pada pasien post
operasi katarak. padang: Pustaka galeri mandiri.
Dinkes. (2019). Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2019. Palu:
Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah.
Firmansya. (2018). Hubungan Efikasi Diri dengan kadar gula darah penderita
Diabetes Melitus (DM) t=Tipe 2 di Puskesmas7 Ulu Palembang . Aisyiyah
Medika , 1-7.
Manuntung, A. (2020). Efikasi Diri dan PRilaku Perawatan Diri Pasien Diabets
Melitus Tipe 2 di wilayah Puskesmas Pahandut. Adi Husada Nursing Journal , 6
(1), 52-58.
Manuntung, A. (2019). Terapi perilaku kognitif pada pasie hipertensi.
Palangkaraya: Wineka Media.
Ruslan, D. K., & Fahrun Nur Rosyid S.kep., N. M. (2016). hubungan antara
dukungan keluarga deangan harga diri pada pasien ulkus diabetikum di
Poliklinik Penyakit. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surakarta: Dessy Kurniawati ruslam.