Anda di halaman 1dari 13

Scanned by TapScanner

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 2021


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
Jurnal Keperawatan

Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Perkembangan Motorik Anak Usia 1-3


Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Pilohayanga Kabupaten Gorontalo
Dela Fransiska Duawulu 1, Nanang Roswita Paramata 2, Nurdiana Djamaludin 3
1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan UNG
2. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan UNG
3. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan UNG

Dela Fransiska Duawulu


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 2021
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
Jurnal Keperawatan

Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Perkembangan Motorik Anak Usia 1-3


Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Pilohayanga Kabupaten Gorontalo
Dela Fransiska Duawulu 1, Nanang Roswita Paramata 2, Nurdiana Djamaludin 3
4. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan UNG
5. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan UNG
6. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan UNG

ABSTRAK
Dela Fransiska Duawulu. 2021. Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan
Perkembangan Motorik Anak Usia 1-3 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas
Pilohayanga Kabupaten Gorontalo. Skripsi, Program Studi Ilmu Keperawatan,
Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I
dr. Nanang Roswita Paramata, M.Kes, Pembimbing II Nurdiana Djamaludin,
S.Kep., Ns., M.Kep.
Pengetahuan ibu sangatlah penting dalam perkembangan motorik anak
karena dapat mengarahkan ibu untuk lebih beriteraksi dengan anak sehingga
secara tidak langsung akan berpengaruh pada perkembangan anak. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari hubungan pengetahuan
ibu dengan perkembangan motorik anak usia 1-3 tahun di wilayah kerja
Puskesmas Pilohayanga Kabupaten Gorontalo
Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan metode cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu & anak usia 1-3 Tahun yang berada di
wilayah kerja Puskesmas Pilohayanga sebanyak 1.071. Sampel terdiri dari 38
responden dengan teknik pengambilan sampel yakni purposive sampling.
Hasil penelitian didapatkan bahwa perkembangan motorik kasar dengan
nilai p-value 0,026 dan motorik halus 0,033 (< nilai α = 0,05), sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan pengetahuan Ibu dengan perkembangan
motorik anak usia 1-3 tahun di wilayah kerja Puskesmas Pilohayanga Kabupaten
Gorontalo. Diharapkan dengan adanya penelitian ini orang tua dapat
meningkatkan pengetahuan mengenai perkembangan motorik pada anak dan
memberikan stimulus kepada anak dalam meningkatkan perkembangan anak.
Kata Kunci : Pengetahuan Ibu, Perkembangan Motorik Anak Usia Toodler
Daftar Pustaka: 45 (2011-2020)

Dela Fransiska Duawulu


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

2021 FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN


UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

PENDAHUUAN mengalami gangguan tumbuh


Anak merupakan generasi kembang dan dirujuk.
penerus bangsa selain itu setiap Seorang anak dapat mengalami
keluarga juga mengharapkan keterlambatan pada satu aspek atau
anaknya kelak tumbuh kembang bahkan keterlambatan pada beberapa
secara optimal (sehat fisik, aspek. Aspek kemampuan motorik
mental/kognitif, dan sosial), dapat kemudian menjadi fokus dalam
dibanggakan, serta berguna bagi nusa penelitian ini dikarenakan, menurut
dan bangsa. Pada usia 0-5 tahun (IDAI, 2016), keterlambatan
merupakan masa keemasan dimana perkembangan motorik pada anak
anak sebagai generasi penerus dapat berdampak pada kemampuan
bangsa perlu diperhatikan bukan anak dalam menggunakan otot dan
hanya pertumbuhannya, anggota tubuh anak.
perkembangan anak juga merupakan Perkembangan Motorik adalah
hal yang penting yang harus perubahan yang terjadi secara
diperhatikan. Tahap perkembangan progresif pada kontrol dan
awal akan menentukan tahap kemampuan untuk melakukan
perkembangan selanjutnya gerakan yang diperoleh melalui
(Soetjiningsih, 2016). interaksi antara faktor kematangan
Menurut WHO (World Health dan latihan atau pengalaman selama
Organization) sekitar 95% dari anak- kehidupan yang dapat dilihat melalui
anak yang mengalami gangguan perubahan/pergerakan yang
perkembangan hidup di negara dilakukan (Rini Hildayanim, 2016).
dengan pendapatan rendah dan Keterlambatan dapat disebabkan oleh
menengah. Secara nasional di hal-hal tertentu seperti faktor
Indonesia prevalensi penyimpangan keturunan dan faktor lingkungan.
perkembangan pada anak usia di Orang tua berperan penting
bawah 5 tahun di Indonesia yang dalam menstimulasi anak agar
dilaporkan WHO pada tahun 2016 perkembangan anak berjalan dengan
adalah 7.512,6 per 100.000 populasi baik. Pengetahuan ibu sangatlah
(7,51%) (WHO, 2018). Prevalensi penting dalam perkembangan anak
balita yang mengalami gangguan karena dapat mengarahkan ibu untuk
pertumbuhan dan perkembangan lebih beriteraksi dengan anak
adalah 28,7% dan Indonesia sehingga secara tidak langsung akan
termasuk ke dalam negara ketiga berpengaruh pada perkembangan
dengan prevalensi tertinggi di anak. Ibu yang memiliki
Regional Asia Tenggara atau SEAR pengetahuan tentang perkembangan
(South-East Asia Regional). anak cenderung akan menciptakan
Data yang didapatkan dari lingkungan yang sesuai dengan
Puskesmas Pilohayanga Kabupaten kemampuan anak (Nursalam, 2013).
Gorontalo, terdapat 1.017 anak usia Jika ibu tidak memperhatikan
Toddler. Anak usia Toddler yang perkembangan anak dan tidak
berada dibawah pengawasan atau memberikan stimulasi terhadap
DDTK di puskesmas sebanyak 589 perkembangannya maka anak akan
anak, dan 12 orang anak dinyatakan mengalami keterlambatan dalam

Dela Fransiska Duawulu 8


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

2021 FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN


UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

perkembangan. Jika hal in terjadi pengetahuan ibu tentang tumbuh


maka akan berdampak pada kembang anak dengan
kemampuan motorik anak, perkembangan motorik anak usia 1-3
perkembangan motorik sejak dini tahun, didapatkan hasil bahwa 83,7%
yang tidak terstimulasi dengan baik ibu dengan pengetahuan baik,
berdampak pada kemampuan anak, memiliki anak dengan status
seperti kemampuan koordinasi, perkembangan motorik anak yang
dimana anak memiliki gerakan tubuh baik. Dan hasil uji Chi-Square
yang lebih tidak terkontrol atau menunjukkan adanya pengaruh
terkoordinasi dengan baik, serta pengetahuan terhadap perkembangan
kemampuan tonus otot yang rendah motorik anak.
(Soetjiningsih, 2016). Berdasarkan hasil observasi
Pada periode ini anak awal yang dilakukan di wilayah kerja
berusaha mencari tahu bagaimana Puskesmas Pilohayanga pada tanggal
sesuatu bekerja dan bagaimana 5 Mei 2021 menunjukkan bahwa,
mengontrol orang lain melalui dari total 5 anak usia toddler yang
kemarahan, dan tindakan keras berhasil ditemui, semua diasuh
kepala. Hal ini merupakan periode langsung oleh ibunya, kelima anak
yang sangat penting untuk mencapai rutin berkunjung ke posyandu, ibu
perkembangan intelektual secara sering mendapatkan informasi
optimal (Rizki, 2015). tentang tumbuh kembang anak dari
Perkembangan anak usia toddler puskesmas, namun masih tidak dapat
memerlukan rangsangan/stimulasi menyebutkan ketika diberi
khusnya dalam keluarga misalnya pertanyaan tentang apa saja yang
penyediaan alat mainan, keterlibatan harus dicapai oleh anak pada
ibu dan anggota keluarga lain usianya. 3 dari 5 anak yang ditemui
terhadap kegiatan anak. (Widyatun, menunjukkan kemampuan yang tidak
2012). sesuai dengan perkembangan yang
Saat anak berusia tiga tahun, seharusnya, dimana rata rata anak
otak telah membentuk 1.000 triliyun masih belum mampu berdiri sendiri
jaringan koneksi dua kali lebih aktif pada usia yang tidak seharusnya,
dibandingkan otak dewasa yang petugas puskesmas menyatakan
dapat menyerap informasi baru lebih bahwa masih banyak anak lainnya
cepat sehingga pada perkembangan yang belum mencapai tahapan
ini perlu mendapatkan perhatian perkembangan akibat dari orang tua
terutama dari orang tua (Sitoresmi, yang terlalu muda dan tidak
2015). Maka dari itu orang tua harus menempuh pendidikan.
mengetahui apakah anak sudah Berdasarkan data dan hasil
berkembang dengan baik sesuai pengamatan yang telah dilakukan,
dengan usianya atau anak mengalami peneliti kemudian tertarik untuk
keterlambatan pada perkembangan melakukan sebuah studi untuk
motorik (Mahayani, 2016). membuktikan hipotesis peneliti
Dalam penelitian lain, yang tentang “Hubungan pengetahuan ibu
mendukung penelitian ini, penelitian dengan perkembangan motorik anak
Syahailatua, 2020, tentang usia 1-3 tahun di wilayah kerja

Dela Fransiska Duawulu 8


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

2021 FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN


UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Puskesmas Pilohayanga Kabupaten Sumber : Data Primer 2021


Gorontalo” Berdasarkan tabel menunjukkan
METODE PENELITIAN bahwa ibu dengan pendidikan
Penelitian ini merupakan terakhir SD berjumlah 9 responden
penelitian penilitian survey dengan (23,7%), SMP berjumlah 8
metode cross sectional. Populasi responden (21,0%), SMA berjumlah
dalam penelitian ini adalah ibu & 16 responden (42,1%), dan
anak usia 1-3 Tahun yang berada di Perguruan Tinggi berjumlah 5
wilayah kerja Puskesmas responden (13,2%).
Pilohayanga sebanyak 1.071. Sampel Tabel Distribusi frekuensi
terdiri dari 38 responden dengan berdasarkan pekerjaan
teknik pengambilan sampel yakni Pekerjaan n %
purposive sampling. IRT 35 92,1
Wiraswasta 3 7,9
Total 38 100
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil penelitian Sumber : Data Primer 2021
terhadap 38 responden diperoleh Berdasarkan tabel menunjukkan
hasil sebagai berikut : bahwa pekerjaan responden yang
paling banyak IRT sebesar 35
Karakteristik Responden responden (92,1%), sedangkan
1. Ibu wiraswasta hanya berjumlah 3
Tabel distribusi frekuensi responden (7,9%).
berdasarkan usia
Usia Ibu n % Tabel Distribusi frekuensi
17-25 tahun (remaja akhir) 10 26,3 berdasarkan jumlah anak ibu
26-35 tahun (dewasa awal) 23 60,5 Jumlah Anak n %
36-45 tahun (dewasa akhir) 3 7,9 1 orang 16 42,1
46-55 tahun (lansia awal) 2 5,3 2 orang 10 26,3
Total 38 100 3 orang 12 31,6
Sumber : Data Primer 2021 Total 38 100
Berdasarkan tabel responden yang Sumber : Data Primer 2021
menjadi sampel penelitian yaitu ibu Berdasarkan tabel menunjukkan
pada kelompok usia 17-25 tahun 10 bahwa ibu dengan jumlah anak 1
responden (26,3%), usia 26–35 tahun orang berjumlah 16 responden
23 responden (60,5%), usia 36–45 (42,1%), 2 orang berjumlah 10
tahun 3 responden (7,9%), dan usia responden (26,3%), dan 3 orang
45-55 tahun terdapat 2 responden berjumlah 12 responden (31,6%).
(5,3%).
Tabel Distribusi frekuensi 2. Anak
berdasarkan pendidikan terakhir Tabel Distribusi frekuensi
Pendidikan Terakhir n % berdasarkan jenis kelamin
SD 9 23,7 Jenis Kelamin n %
SMP 8 21,0 Laki-laki 20 52,6
SMA 16 42,1 Perempuan 18 47,4
Perguruan Tinggi 5 13,2 Total 38 100
Total 38 100
Sumber : Data Primer 2021

Dela Fransiska Duawulu 8


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

2021 FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN


UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Berdasarkan tabel menunjukkan Berdasarkan tabel menunjukkan


bahwa responden yang paling bahwa responden yang paling
banyak yaitu laki-laki berjumlah 20 banyak yaitu responden dengan asi
responden (52,6%), sedangkan eksklusif berjumlah 24 responden
perempuan berjumlah 18 responden (63,2%), sedangkan reponden yang
(47,4%). tidak dengan asi eksklusif berjumlah
14 responden (36,8%).
Tabel Distribusi frekuensi
berdasarkan usia anak HASIL
Usia Anak n % Tabel Hubungan pengetahuan ibu
1-12 bulan 11 28,9
13-24 bulan 16 42,2
dengan perkembangan motorik
24-36 bulan 11 28,9 kasar anak usia 1-3 tahun
Total 38 100 Perkembangan Motorik p
Jumlah
Kasar Value
Pengetahuan
Terlambat/
Sumber : Data Primer 2021 Ibu Normal
Suspect
Berdasarkan tabel responden yang n % n % n %
menjadi sampel penelitian yaitu anak Baik 14 36,8 4 10,5 18 47,4
pada kelompok usia 1-12 bulan 11 Cukup 6 15,8 8 21,1 14 36,8
0,026
responden (28,9%), usia 13–24 bulan Kurang 0 0 6 15,8 6 15,8
Total 20 52,6 18 47,4 38 100
16 responden (42,2%), dan usia 25-
36 bulan 11 responden (28,9%). Sumber : Data Primer 2021
Berdasarkan tabel menunjukkan
bahwa hasil uji statistik dengan
Tabel Distribusi frekuensi
menggunakan uji Kolmogorov-
berdasarkan berat bayi lahir
Berat Bayi Lahir n % Smirnov diperoleh nilai ρ value =
<2500 gram 1 2,6 0.026 (ρ < 0.05) dengan tingkat
2500-4000 gram 36 94,8 kemaknaan α = 0.05. Karena nilai ρ
>4000 gram 1 2,6 < 0.05 maka H0 di tolak yang berarti
Total 38 100
ada hubungan antara pengetahuan
Sumber : Data Primer 2021 ibu dengan perkembangan motorik
Berdasarkan tabel menunjukkan kasar anak usia 1-3 tahun di wilayah
bahwa responden dengan berat bayi kerja Puskesmas Pilohayanga
lahir <2500 gram berjumlah 1 Kabupaten Gorontalo.
responden (2,6%), berat bayi lahir
2500-4000 gram berjumlah 36 Tabel Hubungan pengetahuan ibu
responden (94,8%), dan berat bayi dengan perkembangan motorik
lahir >4000 gram berjumlah 1 halus anak usia 1-3 tahun
responden (2,6%). Perkembangan
Motorik Halus P
Pengetahuan Jumlah
Tabel Distribusi frekuensi Terlambat Value
Ibu Normal /Suspect
berdasarkan asi eksklusif n % n % n %
Asi Eksklusif n % Baik 15 39,5 3 7,9 18 47,4
Ya 24 63,2 Cukup 11 28,9 3 7,9 14 36,8
Tidak 14 36,8 0 0 6 15,8 6 15,8 0,033
Kurang
Total 38 100 Total 26 68,4 12 31,6 38 100
Sumber : Data Primer 2021 Sumber : Data Primer 2021

Dela Fransiska Duawulu 8


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

2021 FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN


UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Berdasarkan tabel penelitian ini responden dengan


menunjukkan bahwa hasil uji pengetahuan baik rata-rata memiliki
statistik dengan menggunakan uji tingkat pendidikan yang tinggi
Kolmogorov-Smirnov diperoleh nilai (42,1% SMA dan 13,2% perguruan
ρ value = 0.033(ρ < 0.05) dengan tinggi. Hal tersebut sejalan dengan
tingkat kemaknaan α = 0.05. Karena teori yang dikemukakan oleh
nilai ρ < 0.05 maka H0 di tolak yang Notoatmodjo (2012) bahwa
berarti ada hubungan antara pendidikan merupakan salah satu
pengetahuan ibu dengan faktor yang mempengaruhi persepsi
perkembangan motorik halus anak seseorang untuk lebih menerima ide-
usia 1-3 tahun di wilayah kerja ide dan teknologi yang baru, semakin
Puskesmas Pilohayanga Kabupaten meningkat pendidikan seseorang
Gorontalo. maka akan bertambah pengalaman
yang mempengaruhi wawasan, dan
PEMBAHASAN pengetahuan. Hal ini sejalan dengan
1. Pengetahuan Ibu Tentang hasil penelitian yang dilakukan oleh
Perkembangan Motorik Anak Marjan (2018), bahwa terdapat
Usia 1-3 Tahun Di Wilayah hubungan antara tingkat pendidikan
Kerja Puskesmas Pilohayanga dengan tingkat pengetahuan orang
Kabupaten Gorontalo tua. Semakin tinggi tingkat
Berdasarkan hasil penelitian di pendidikan maka pengetahuan akan
wilayah kerja Puskesmas semakin baik, dan sebaliknya
Pilohayanga Kabupaten Gorontalo semakin rendah tingkat pendidikan
menunjukkan bahwa sebagian besar maka pengetahuan akan semakin
responden ibu memiliki pengetahuan kurang baik.
baik, karena dilihat dari hasil pilihan Selain pendidikan, pengetahuan
jawaban kuesioner mengenai ibu yang tinggi juga bisa dipengaruhi
perkembangan motorik anak yang oleh usia dari responden itu sendiri,
telah dibagikan kepada responden dimana dalam penelitian didapatkan
Ibu. Dimana rata-rata ibu dengan responden yang sebagian besar
pengetahuan baik sudah mengerti berusia 26-35 tahun (dewasa awal)
bahwa perkembangan merupakan dengan presentasi 60,5%. Menurut
bertambahnya kemampuan atau Agus dan Budiman (2013),
fungsi semua sistem organ tubuh, ibu seseorang yang berumur produktif
juga sudah mengerti bahwa lebih mudah menerima pengetahuan
perkembangan anak akan baik jika dibandingkan seseorang yang
anak dilatih bergerak, latihan berumur tidak produktif. Semakin
gerakan diberikan secara rutin pada bertambahnya usia maka akan
anak dalam kehidupan sehari-hari semakin berkembang pula daya
serta ibu juga sudah mengerti bahwa tangkap dan pola pikirnya sehingga
anak dapat melakukan gerakan pengetahuan yang diperoleh juga
berlari, berjalan merupakan tujuan akan semakin membaik dan
dari perkembangan. Hal ini juga bertambah.
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan Hal tersebut sejalan dengan
dan usia responden, dimana dalam penelitian yang dilakukan oleh

Dela Fransiska Duawulu 8


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

2021 FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN


UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Imelda (2017), dimana didapatkan mundur, berlari, dan menendang


umur responden terbanyak adalah bola. Sedangkan perkembangan
26-30 tahun sebanyak 23 responden motorik halus terdapat 26 dari 38
(43.39%) dengan pendidikan baik. anak (68,4%) yang sudah memiliki
Usia berpengaruh dalam proses kemampuan sesuai dengan usianya
belajar menyesuaikan diri, semakin seperti anak sudah bisa memegang
bertambah umur, ibu akan pensil dengan benar untuk mencoret-
mempunyai pengalaman yang lebih coret, menyusun menara dari 2
banyak dari lingkun gannya dalam kubus, 4 kubus, 6 kubus dan 8 kubus
pola asuh anak. serta dapat menulis/meniru garis
2. Perkembangan Motorik Anak vertikal.
Usia 1-3 Tahun Di Wilayah Dari hasil penelitian menunjukkan
Kerja Puskesmas Pilohayanga bahwa perkembangan motorik
Kabupaten Gorontalo (motorik kasar maupun motorik
Perkembangan motorik halus) anak di wilayah kerja
merupakan kemampuan anak dalam Puskesmas Pilohayanga Kabupaten
melakukan beberapa kemampuan Gorontalo didapatkan lebih banyak
atau gerakan yang didalamnya anak dengan perkembangan motorik
melibatkan kerja otot dan fungsi yang normal dibandingkan dengan
koordinasi. Perkembangan motorik anak yang perkembangan
terdiri dari motorik kasar dan motoriknya terlambat/suspect.
motorik halus. Motorik kasar adalah Perkembangan motorik yang
perkembangan yang berhubungan normal tersebut selain didukung
dengan aspek kemampuan anak dengan hasil observasi
dalam melakukan pergerakan dan perkembangan anak menggunakan
sikap tubuh dan yang melibatkan lembar obsevasi Denvert II, juga
otot-otot besar untuk melakukan didukung oleh faktor lainnya yaitu
fungsi sehari-hari seperti bediri, pekerjaan responden (ibu), dimana
berjalan, duduk dan tengkurap. dalam penelitian ini didominasi oleh
Sedangkan perkembangan motorik ibu yang tidak bekerja (IRT)
halus yaitu kemampuan yang sebanyak 35 responden (92,1%).
berhubungan dengan kemampuan Menurut teori yang dikemukakan
keterampilan fisik yang melibatkan oleh Notoatmodjo (2010) bahwa
otot–otot kecil dan sebagian anggota sebagian besar ibu yang berstatus
tubuh tertentu (koordiansi mata- tidak bekerja akan mempunyai
tangan) (Soetjiningsih, 2014). Dalam banyak waktu untuk mengurus
penelitian ini didapatkan hasil bahwa anaknnya. Waktu yang berkualitas
terdapat 20 reponden anak (52,6%) dengan keluarga merupakan kunci
dengan perkembangan motorik kasar terpenuhinya rangsangan/stimulasi
yang normal dimana anak tersebut perkembagan yang baik bagi anak.
sudah memiliki kemampuan Berdasarkan hasil wawancara dengan
melakukan pergerakan sesuai dengan Ibu dari sang anak juga didapatkan
usianya seperti sudah bisa berdiri, bahwa Ibu yang tidak bekerja
membungkuk lalu berdiri kembali, tersebut memiliki lebih banyak
bejelan ke depan maupun berjalan waktu dalam mengasuh dan

Dela Fransiska Duawulu 8


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

2021 FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN


UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

memberikan stimulus kepada sang anak usia 1-3 tahun di wilayah kerja
anak untuk merangsang Puskesmas Pilohayanga Kabupaten
perkembangan motoriknya. Gorontalo.
Hal tersebut sejalan dengan hasil Dari hasil penelitian didapatkan
penelitian yang dilakukan oleh bahwa dari 18 responden ibu yang
Anggraini (2017) bahwa sebagian pengetahuan baik, sebagian besar (14
besar responden bekerja di luar responden anak) memiliki
rumah, yaitu responden dengan perkembangan motorik kasar anak
profesi swasta sebanyak 17 normal. Begitupun dengan
responden (38,6%), PNS sebanyak perkembangan motorik halus anak
13 responden (29,5) dan sebagian dimana dari 18 responden ibu yang
kecil responden tidak bekerja (IRT) pengetahuan baik, terdapat sebagian
sebanyak 14 responden (31,8). Dari besar (15 responden anak) memiliki
data tersebut dapat dilihat bahwa perkembangan motorik halus anak
sebagian besar responden bekerja di normal. Hal ini dikarenakan Ibu
luar rumah (swasta/PNS) yang dengan pengetahuan baik
sebagian besar waktunya digunakan memungkinkan Ibu memperoleh
untuk bekerja di luar ruamah informasi tentang cara mengasuh dan
sehingga quality time dengan anak mendidik anak dengan baik serta
amat sedikit, sehingga angka bagaimana cara menjaga kesehatan
perkembangan motorik anak usia 1-3 anak sehingga hal berpengaruh
tahun yang buruk lebih tinggi terhadap perkembangan sang anak
dibading perkembangan baik. sesuai dengan usianya. Sedangkan
3. Hubungan Pengetahuan Ibu untuk pengetahuan ibu kurang
Dengan Perkembangan Motorik didapatkan bahwa dari 6 responden
Anak Usia 1-3 Tahun Di ibu yang pengetahuan kurang,
Wilayah Kerja Puskesmas keseluruhan responden tersebut
Pilohayanga Kabupaten memiliki perkembangan motorik
Gorontalo kasar maupun halus dengan kategori
Berdasarkan hasil penelitian di terlambat/suspect, sehingga dapat
wilayah kerja Puskesmas dikatakan bahwa tingkat
Pilohayanga didapatkan bahwa hasil pengetahuan seseorang dapat
analisa bivariat uji statistik dengan mempengaruhi perkembangan
menggunakan uji Kolmogorov- motorik pada anak.
Smirnov diperoleh nilai ρ value = Hal ini sejalan dengan teori yang
0.026 untuk pengetahuan ibu dengan dikemukakan oleh Riyadi dan
perkembangan motorik kasar anak Ratnaningsih, (2012) bahwa tingkat
dan ρ value = 0.033 untuk pengetahuan yang berhubungan
pengetahuan ibu dengan dengan perkembangan motorik kasar
perkembangan motorik halus anak, dan motorik halus pada anak seperti
dengan tingkat kemaknaan α = 0.05. orang tua mengetahui fase
Karena kedua nilai ρ value tersebut < perkembangan anak sehingga
0.05 maka H0 di tolak yang berarti mampu memenuhi kebutuhan dalam
ada hubungan antara pengetahuan mengembangkan motorik kasar dan
ibu dengan perkembangan motorik motorik halus. Pengetahuan orang

Dela Fransiska Duawulu 8


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

2021 FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN


UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

tua yang baik mampu mengajari anak Pilohayanga Kabupaten Gorontalo


melakukan gerakan untuk didapatkan bahwa untuk anak
merangsang motorik pengembangan dengan perkembangan motorik
motorik halus anak (Riyadi dan kasar yang normal berjumlah 20
Ratnaningsih, 2012). Sebaliknya, reponden (52,6%), dan anak
pengetahuan orangtua yang terbatas dengan perkembangan motorik
dan buruk akan mempengaruhi kasar yang terlambat/suspect
pertumbuhan dan perkembangan berjumlah 18 reponden (47,4%).
toddler. Orangtua yang memiliki Sedangkan anak dengan
pengetahuan yang buruk tentang perkembangan motorik halus
stimulasi memiliki anak usia 1-3 yang normal berjumlah 26
tahun yang tumbuh kembangnya reponden (68,4%), dan anak
meragukan dan mengalami dengan perkembangan motorik
penyimpangan. Pengetahuan halus yang terlambat/suspect
seseorang mempengaruhi perlaku berjumlah 12 reponden (31,6%).
sesuai dengan pengetahuan yang 3. Terdapat hubungan pengetahuan
dimilikinya (Soetjiningsih dan Ibu dengan perkembangan
Ranuh, 2013) motorik anak usia 1-3 tahun di
Penelitian ini sependapat dengan wilayah kerja Puskesmas
penelitian yang dilakukan oleh Pilohayanga Kabupaten Gorontalo
Munizar (2017) mengenai hubungan dengan nilai p value
pengetahuan ibu tentang stimulasi perkembangan motorik kasar
dengan perkembangan motorik halus 0,026 dan perkembangan motorik
anak usia toddler di posyandu Melati halus 0,033 (< nilai α = 0,05).
Tlogomas Malang didapatkan bahwa
ada hubungan antara pengetahuan SARAN
ibu tentang stimulasi dengan 1. Bagi Orang Tua
perkembangan motorik halus anak Diharapkan orang tua dapat
usia toddler dengan nilai uji statistik, meningkatkan pengetahuan
p-value 0,035. mengenai perkembangan motorik
pada anak dan memberikan
KESIMPULAN stimulus kepada anak dalam
1. Pengetahuan Ibu tentang meningkatkan perkembangan
perkembangan motorik anak usia anak.
1-3 tahun di wilayah kerja 2. Bagi Perawat
Puskesmas Pilohayanga Hasil penelitian diharapkan
Kabupaten Gorontalo didapatkan perawat puskesmas dapat
bahwa pengetahuan baik memberikan pendidikan
berjumlah 18 reponden (47,4%), kesehatan dan bekerja sama
pengetahuan cukup berjumlah 14 dengan orang tua dalam
reponden (36,8%), pengetahuan memberikan stimulasi pada anak
kurang berjumlah 6 reponden agar anak tidak mengalami
(15,8%). keterlambatan pada
2. Perkembangan anak usia 1-3 perkembangan.
tahun di wilayah kerja Puskesmas 3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dela Fransiska Duawulu 8


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

2021 FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN


UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Diharapkan menjadi sumber Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi


referensi untuk peneliti Penelitian Kesehatan. Jakarta:
selanjutnya dengan melakukan Rineka Cipta.
penelitian terkait faktor-faktor . 2010. Promosi
yang mempengaruhi Kesehatan Teori dan Aplikasi.
perkembangan motorik. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. (2013). Metode Penelitian
DAFTAR PUSTAKA Ilmu Keperawatan: Pendekatan
Agus, R. Dan Budiman. 2013. Praktis. Jakarta:Salemba Medika
Kapita Selekta Kuisioner Rini, H., dkk. (2016). Penanganan
Pengetahuan dan Sikap Dalam Anak Berkelainan (Anak Dengan
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Berkebutuhan Khusus). Journal.
Salemba Medika. Universitas Terbuka
Anggraini. D. 2017. Pengaruh Riyadi, S dan Ratnaningsih, I. 2012.
Stimulasi Perkembangan Tumbang: Cara Praktis Orang
Dengan Pencapaian Tua untuk Memantau
Perkembangan Motorik Anak Pertumbuhan dan
Usia 1-3 Tahun di Play Group Perkembangan Anak.
Kelurahan Pandean Kota Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Madiun. Skripsi. Stikes Bhakti Sitoresmi, K. & Krisna. (2015).
Husada Mulia Madiun. Perkembangan Motorik Anak
Imelda. 2017. Pengetahuan Ibu Toddler pada Ibubekerja dan Ibu
Tentang Pemberian Stimulasi bekerja. Jurnal Pediomaternal. 3
Dan Perkembangan Anak Pra (1) : 66
Sekolah (3-5 Tahun) Di Banda Soetjiningsih, IG. & Ranuh. (2013).
Aceh. Idea Nursing Journal Vol. Tumbuh Kembang Anak Edisi 2.
VI No. 3 2017 ISSN : 2087- Jakarta: Penerbit Buku
2879, e-ISSN : 2580 -2445. Kedokteran EGC.
Maharani, L., & Meri M. (2016). . (2016). Tumbuh
Hubungan Self-Awareness Kembang Anak Edisi 2. Jakarta:
dengan kedisplinan Peserta EGC.
Didik. Bandar Lampung. jurnal Vaida, N. (2013). A Study On
Bimbingan Konseling, 3 (01), Various Factors Affecting
17-31. Development During The First
Marjan. 2017. Hubungan Tingkat Two Years Of Life.
Pendidikan Terhadap Tingkat International Journal Of
Pengetahuan Orang Tua Dalam Innovative Research &
Swamedikasi Demam Pada Anak Development. Vol 2 Issue 1,
Menggunakan Obat 632-663.
Parasetamol: Studi di Kalangan World Health organization (WHO).
Masyarakat Kecamatan Talango (2015). Oesity and Overweight
Kabupaten Sumenep Jawa .
Timur. Skripsi. Universitas (2018). Deafness and hearing
Islam Negeri Malang. loss. Cited 2018 Januari 4.
Avilable from;

Dela Fransiska Duawulu 8


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

2021 FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN


UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

http://www.who.int.mediacentre.
factsheets./fs300.en.

Dela Fransiska Duawulu 8

Anda mungkin juga menyukai