Anda di halaman 1dari 19

MANUSKRIP

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA

TERHADAP TUMBUH KEMBANG BALITA

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TARUS

KABUPATEN KUPANG

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Keperawatan

OLEH

SEPTIYANDRUS KELIN
NIM: 120102715

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA
KUPANG
2019
MANUSKRIP

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA

TERHADAP TUMBUH KEMBANG BALITA

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TARUS

KABUPATEN KUPANG

Address Correspondence to : Septiyandrus Kelin


Mahasiswa S1 Keperawatan, STIKes Maranatha Kupang
Telp: +6282235569092
Email : kelin14septiyandrus@gmail.com

ABSTRAK

Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu


seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya . Sikap adalah
keteraturan tertentu dalam hal perasaan, pemikiran , dan predisposisi tindakan
seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya. Pertumbuhan adalah
suatu peningkatan ukuran fisik keseluruhan atau sebagain yang dapat diukur ,
Sedangkan perkembangan adalah suatu rangkaian peningkatan keterampilan dan
lapasitas untuk berfungsi. Tujuan adalah Untuk mengetahui Hubungan
Pengetahuan orang tua dan Sikap Orang Tua Terhadap Tumbung Kembang
Balita Usia 48-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Tarus. Metode yang di
gunakan dalam penelitian ini adalah metode observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional, cara pengambilan sampel dalam penelitian ini
dilakukan dengan teknik purposive sampling dengan menggunakan rumus
slovin, sampel dalam penelitian ini berjumlah 66 responden. Hasil penelitian
menunjukan ada hubungan pengetahuan dan sikap orang tua terhadap tumbuh
kembang balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tarus, berdasarkan hasil uji
sperman rho perhitungan pengetahuan orang tua terhadap tumbuh kembang
balita di peroleh hasil nilai p-value = 0.007 lebih kecil dari nilai α = 0.05, H0 di
tolak dan H1 di terima artinya ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
orang tua terhadap tumbuh kembang balita di wilayah kerja puskesmas tarus,
hasil perhitungan dengan spearman rho menunjukan correlation Coefficient
sebesar 0,327. Berdasarkan kriteria penafsiran koefisien korelasi angka tersebut
berada pada kategori rendah yakni kisaran 0,20 - 0,399. Hal tersebut
dikarenakan tumbuh kembang balita dipengaruhi oleh pengetahuan, dan
perhitungan sikap orang tua terhadap tumbuh kembang balita di peroleh hasil
nilai p-value = 0.002 lebih kecil dari nilai α = 0.05, H0 di tolak dan H1 di terima
artinya ada hubungan yang signifikan antara sikap orang tua terhadap tumbuh
kembang balita di wilayah kerja puskesmas tarus, hasil perhitungan dengan
spearman rho menunjukan correlation Coefficient sebesar 0,370. Berdasarkan
kriteria penafsiran koefisien korelasi angka tersebut berada pada kategori rendah
yakni kisaran 0,20 - 0,399. Hal tersebut dikarenakan tumbuh kembang balita
dipengaruhi oleh sikap orang tua. Kesimpulan terdapat hubungan pengetahuan
dan sikap orang tua terhadap tumbuh kembang balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Tarus.
Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Dan Tumbuh Kembang.
PENDAHULUAN mampu menggambar menggunakan

Pertumbuhan dan perkembangan krayon, menggunakan alat atau

adalah saat-saat yang dinantikan benda dan dapat meniru bentuk

oleh orang tua, Karena pertumbuhan (Susanto, 2011).

dan perkembangan adalah salah satu Pada usia 3-5 tahun atau usia pra

indicator memantau kesehatan sekolah balita mampu menggunakan

anakdalam perkembangan anak sesuatu untuk mewakili sesuatu

terdiri atas beberapa perkembangan, yang lain dengan menggunakan

yaitu perkembangan personal sosial, symbol berupa kata, bahasa gerak

perkembangan motoric kasar, dan benda. melalui kemampuan

perkembangan bahasa, tersebut balita mampu berimajinasi

perkembangan motorik halus. dan berfantasi untuk mengenbangkan

motorik halus adalah aspek yang intelektualnya. Bahasa era sekitarnya

berhubungan dengan kemampuan dengan pikiran individu.

anak untuk mengamati sesuatu, Perkembangan pikiran individu

melakukan gerakan yang melibatkan tampak dalam perkembangan bahasa

bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dipengaruhi oleh perkembangan

dilakukan otot-otot kecil, tetapi kognitif, perkembangan motoric,

memerlukan koordinasi yang stimulus lingkungan serta interaksi

cermatmisalnya kemampuan untuk antara orang tua dan balita. (Wong,

menggambar, memegang sesuatu 2009).

benda. Kemampuan motorik halus Peraturan Menteri Kesehatan No.

pada anak balita usia 3-5 tahun yaitu 66 Tahun 2014 tentang Pemantauan
Pertumbuhan Perkembangan Anak yang bermakna antara pengetahuan

menyatakan gangguan tumbuh ibu tentang stimulasi dini dengan

kembang yang sering ditemukan perkembangan motorik anak usia 24

ialah status gizi kurang atau buruk, bulan, dimana anak yang mempunyai

perawakan pendek, gangguan bicara ibu dengan pengetahuan yang rendah

dan bahasa, keterlambatan beresiko mengalami dugaan

perkembangan motorik, sindrom keterlambatan motorik. Penelitan

down, autisme, gangguan mental dan lain yang dilakukan oleh Pratama

gangguan konsentrasi. dan Listiowati, mengungkapkan

Sekitar 5 – 10% balita bahwa terdapat hubungan antara

diperkirakan mengalami pengetahuan ibu dan tingkat

keterlambatan perkembangan. Data ekonomi keluarga terhadap

angka kejadian keterlambatan perkembangan motorik balita

perkembangan umum belum (Pratama & Listiowati, 2013).

diketahui dengan pasti, namun Dalam wawancara dengan 10

diperkirakan sekitar 1 – 3% anak di orang tua yang mempunyai anak

bawah usia 5 tahun mengalami umur 4-5 tahun di wilyah kerja

keterlambatan perkembangan umum puskesmas tarus terdapat 6 orang

yang meliputi perkembangan balita tidak dapat berdiri satu kaki

motorik, bahasa, sosio–emosional, tanpa berpegangan, 7 orang balita

dan kognitif (Medise, 2013). tidak dapat mengayuh sepeda roda

Penelitian Christiari dkk (2013), tiga sejauh 3 meter, 7 orang balita

di Kecamatan Mayang Kabupaten tidak dapat mengenakan celana

Jember, menunjukkan ada hubungan panjangnya sendiri, tidak dapat


mengancingkan bajunya sendiri, 6 merasakan dan berperilaku pada

orang balita tidak dapat menentukan suatu objek yang di nilai dengan

garis yang lebih panjang. positif dan negatif. Hal tersebut

Pemantauan pertumbuhan dan dapat diartikan bahwa sikap positif

perkembangan balita sangat penting bila ibu merespon, menerima dan

dilakukan untuk mengetahui adanya mau melaksanakan pemantauan

gangguan pertumbuhan (growth tumbuh kembang balita sedangkan

faltering) secara dini. Pemantauan sikap negatif bila ibu tidak

tumbuh kembang setiap anak tidak merespon, tidak menerima dan tidak

sama karena banyak faktor yang mau melaksanakan pemantauan

yang mempengaruhi baik faktor tumbuh kembang balita maka sikap

dalam (Internal) maupun faktor luar ibu balita harus diperhatikan untuk

(Eksternal). Salah satu faktor yang mendeteksi secara dini

mempengaruhi tumbuh kembang kerterlambatan pertumbuhan dan

balita adalah faktor luar yaitu perkembangan pada balita (Azwar,

lingkungan pengasuhan dimana 2016).

interaksi ibu dan anak sangat Menurut WHO (World Health

mempengaruhi tumbuh kembang Organization) (2015) menyatakan

anak (Rivanica dan Oxyandi, 2016). prevalensi angka kejadian gangguan

Untuk mencapai interaksi yang tumbuh kembang anak di dunia

efektif antara ibu dan anak maka ibu masih tinggi. Di Amerika Serikat,

harus memperhatikan sikapnya prevalensi keterlambatan

karena sikap itu muncul dari adanya perkembangan meningkat

interaksi dalam memahami, dibandingkan satu dekade


sebelumnya yaitu sebanyak 17,1% anak microcephall, dan 7 anak tidak

atau sekitar 1,8 juta anak-anak pada mengalami kenaikan berat badan

tahun 2006-2008. Secara sederhana 1 dalam beberapa bulan terakhir.

dari 6 anak di Amerika Serikat (Kemenkes RI, 2015).

menderita keterlambatan Data dari RISKESDAS (2013)

perkembangan. angka pervelensi hambatan tumbuh

Kemenkes RI melaporkan di DKI kembang anak di Provinsi Nusa

Jakarta sebanyak 38,6% anak Tenggara Timur mencapai 25,5% di

mengalami delayed development dan tahun 2007 meningkat menjadi

24,6% mengalami golabal delayed 34.3% di tahun 2013.

development, serta mengalami Upaya pemantauan terhadap

penympangan perkembangan pertumbuhan balita dilakukan

pertumbuhan. Berdasarkan hasil melalui peningkatan penimbangan di

pelayanan Stimulasi Deteksi Dan posyandu secara rutin setiap bulan.

Intervensi Dini Tumbuh Kembang Cakupan terhadap balita yang di

(SDIDTK) pada 500 anak diwilayah timbang dan balita BGM (Bawah

DKI Jakarta di temukan 57 anak Garis Merah) tahun 2016, 365.453

(11,9%) mengalami kelainan tumbuh orang (79,2%) dan 7.465 (2,1%).

kembang. Kelaianan tumbuh Cakupan balita di timbang dan balita

kemabng yang paling banyak yaitu BGM yang tertinggi ada pada

delayed development (pertumbuhan Kabupaten Malaka dan Ende, yang

yang terlambat) 22 anak, kemudian terendah ada di kabupaten Sumba

14 anak mengalami global delayed Barat Daya dan Sumba Tengah.

development, 10 anak gizi kurang, 7 Sedangkan kabupaten kupang untuk


balita di timbang berada di urutan 14 menggunakan rumus slovin, sampel

dan BGM berada di urutan 5. (Profil dalam penelitian ini berjumlah 66

kesehatan NTT, 2016 ). responden.

Berdasarkan data awal yang di HASIL PENELITIAN

ambil di Puskesmas Tarus jumlah 1. Data Umum

balita yang berusia 4-5 tahun Berdasarkan penelitian yang

berjumlah 79 orang yakni laki – laki telah di lakukan di peroleh hasil

berjumlah 48 orang dan perempuan sebagai berikut.

berjumlah 31 orang dengan rata-rata Table 1. Data Umum Responden

berumur 4 tahun. Berdsarkan hasil Karakteristik N %

Pendidikan SMA 39 59.1


wawancara dengan 10 orang tua
Perguruan 27 40.9
terdapat 6 orang balita yang
Tinggi
mengalami hambatan pertumbuhan
Usia orang tua 20-25 tahun 13 19.7
dan 4 orang balita tidak mengalami
26-30 tahun 39 59.1
hambatan pertumbuhan.
31-35 tahun 11 16.7
METODE
36-40 tahun 3 4.5
Dalam penelitian ini
Pekerjaan IRT 34 51.5
menggunakan metode observasional
orang tua Swasta 20 30.3
analitik dengan pendekatan cross
PNS 12 18.2
sectional, cara pengambilan sampel
Jenis kelamin Laki-laki 32 48.5
dalam penelitian ini dilakukan
balita Perempuan 34 51.5
dengan teknik purposive sampling

dengan di dasarkan pada suatu Berdasarkan table di atas

pertimbangan tertentu dengan dapat di ketahui bahwa dari 66


responden sebagian responden pangan

berpendidikan SMA 39 Bedasarkan tabel di atas

responden (59,1%), sebagian dapat diketahui bahwa dari 66

besar responden berusia 26-30 responden sebagian besar

tahun yakni 39 responden berpengetahuan cukup

(59.1%), sebagian besar sebanyak 44 orang tua (66.7%),

responden bekerja sebagai IRT sebagian besar sikap orang tua

yakni 34 responden (51.5%), baik yakni 36 orang tua

sebagian besar balita berjenis (54.5%), sebagian besar

kelamin perempuan yakni 34 balita mengalami pertumbuhan

balita (51.5%). yang menyimpang yakni 32

balita (48.5%).
Table 2. Hasil Analisa Univariat
2. Analisa Bivariat
Variabel N %
a. Hubungan pengetahuan
Pengetah Baik 14 21.2
orang tua terhadap tumbuh
uan orang
Cukup 44 66.7 kembang balita
tua
Tabel 3. Hasil bivariat pengetahuan
Kurang 8 12.1
orang tua
Sikap Baik 36 54.5
Variabel Variabel p. r.
orang tua Cukup 28 42.4
independen dependen
Kurang 2 3.0
Pengetahuan Tumbuh 0.007 0.372
Tumbuh Sesuai 3 4.5
orang tua kembang
kembang Meragu 31 47.0
balita
balita kan

Penyim 32 48.5
Berdasarkan tabel diatas b. Hubungan sikap orang tua

angka signifikan korelasi sebesar terhadap tumbuh kembang

0.007 yang artinya H0 di tolak balita

dan H1 di terima artinya ada Tabel 3. Hasil bivariat sikap

hubungan yang signifikan antara orang tua

pengetahuan orang tua terhadap Variabel Variabel p. r.

tumbuh kembang balita di indepen depende

wilayah kerja puskesmas tarus. den n

Sikap Tumbuh 0.002 0.370


Hasil perhitungan dengan
orang tua kembang
spearman rho menunjukan
balita
correlation Coefficient sebesar
Berdasarkan tabel diatas
0,327. Berdasarkan kriteria
angka signifikan korelasi sebesar
penafsiran koefisien korelasi
0.007 yang artinya H0 di tolak
yang tertera pada tabel 4.5 angka
dan H1 di terima artinya ada
tersebut berada pada kategori
hubungan yang signifikan antara
rendah yakni kisaran 0,20 -
sikap orang tua terhadap tumbuh
0,399.
kembang balita di wilayah kerja

puskesmas tarus. Hasil

perhitungan dengan spearman

rho menunjukan correlation

Coefficient sebesar 0,370.

Berdasarkan kriteria penafsiran

koefisien korelasi yang tertera

pada tabel 4.5 angka tersebut


berada pada kategori rendah pengetahuannya tentang tumbuh

yakni kisaran 0,20 - 0,399. kembang balita. Jika

PEMBAHASAN pengetahuan orang tua semakin

1. Pengetahuan orang tua tinggi maka tumbuh kembang

Berdasarkan penelitian yang balita akan semakin di perhatikan

dilakukan terhadap 66 responden oleh orang tua.

didapatkan pengetahuan Menurut Baker dan Lopez

responden terbanyak adalah (2010) pegetahuan yang

orang tua dengan pengetahuan diperoleh dari pendidikan di

cukup, yaitu 44 orang (66.7%), mana semakin tinggi pendidikan

orang tua dengan pengetahuan seseorang maka dapat

baik sebanyak 14 orang (21.2%), memberikan pengetahuan lebih

sedangkan pengetahuan baik di bandingkan mereka yang

responden paling sedikit adalah berpendidikan rendah, sehingga

kelompok orang tua dengan yang berpengatahuan lebih baik

pengetahuan kurang yaitu 8 akan semakin paham dengan

(12.1%). Berdasarkan hasil materi, strategi serta mampu

penelitian pengamatan yang dalam menerapkan apa yang

peneliti lihat di tempat penelitian tidak di ketahui, dalam hal ini

pengetahuan orang tua di paham dengan materi tumbuh

pengaruhi oleh tingkat kembang sehingga para ibu

pendidikan semakin tinggi mampu menerapkan langsung

pendidikan yang di tempuh oleh kepada anaknya.

orang tua semakin baik pula


2. Sikap orang tua lengkapnya ibu akan membantu

Berdasarkan penelitian yang mengucapkan nama lengkap

di lakukan pada 66 responden balita tersebut. Semakin tinggi

menunjukkan bahwa sikap tingkat pendidikan orang tua

responden terbanyak adalah maka semakin baik sikap orang

orang tua dengan sikap baik, tua terhadap balita, dalam hal ini

yaitu 36 orang (54.5%), orang memperhatikan kebersihan anak,

tua dengan sikap cukup sebanyak asupan makanan yang di berikan.

28 orang (42.4%), sedangkan Ibu adalah sebagai orang

sikap responden paling sedikit yang sangat penting dalam rumah

yaitu kelompok orang tua dengan tangga, ibu yang merawat anak-

sikap kurang yaitu 2 orang anaknya, meyediakan makanan

(3.0%). Berdasarkan hasil untuk anggota keuarganya dan

penelitian atau pengamatan yang terkadang bekerja untuk

di dapatkan di wilayah kerja menambah pendapatan keluarga.

puskesmas Tarus, sebagaian Peran ibu adalah tingkah laku

besar orang tua besikap baik yang di lakukan seorang ibu

kepada balita karena orang tua terhadap keluarganya untuk

atau ibu tidak mau membiarkan merawat suami dan anak-

balitanya bekerja sendiri seperti anaknya. Peran ibu adalah

saat balita tidak bisa memakai seorang yang mempunyai peran

sepatu sendiri maka ibu akan mendidik, mengasuh dan

membantunya, saat balita tidak merawat serta memberi kasih

bisa menyebutkan nama sayang dan di harapkan dapat di


tiru oleh anaknya (Werdiningsih menyebutkan nama lengkapnya,

2012). balita belum bisa menyebutkan

3. Tumbuh kembang balita nama-nama hari dalam seminggu

Berdasarkan penelitian yang dan balita belum bisa

di lakukan pada 66 responden menghitung jari-jarinya secara

menunjukkan tumbuh kembang lengkap, sedangkan tumbuh

balita terbanyak adalah balita kembang balita paling sedikit

dengan tumbuh kembang yaitu kelompok balita dengan

penyimpangan, yaitu 32 balita tumbuh kembang sesuai yaitu 3

(48.5%), di antaranya balita balita (4.5%). Berdasarkan hasil

belum mampu menyebutkan peneltian dan pengamatan yang

nama lengkapnya, belum bisa di dapatkan di wilayah kerja

menyebutkan nama-nama hari puskesmas tarus kebanyakan

dalam seminggu, belum bisa balita tumbuh kembangnya

menghitung jari-jarinya, belum menyimpang dan meragukan

bisa menulis angka tambah, karena ada balita yang belum

belum bisa mengancingkan bisa berjalan karena cacat dan

bajunya sendiri, balita dengan kebersihan balita tidak terawat

tumbuh kembang meragukan dengan baik.

sebanyak 31 balita (47.0%), dari Septiari (2012)

hasil penelitian balita dengan perkembangan adalah

tingkat tumbuh kembang banyak pertambahan kemampuan (skill)

yang meragukan karena dalam struktur dan fungsi tubuh

kebanyakan balita belum bisa yang lebih kompleks, dalam pola


yang teratur dan dapat 4. Hubungan Pengetahuan Orang

diramalkan sebagai hasil dari Tuaterhadap Tumbuh

proses pematangan. Proses Kembang Balita

tumbuh kembang seseorang Dari hasil penelitian

merupakan hasil interaksi menunjukan bahwa ada

berbagai factor yang saling hubungan antara pengetahuan

terkait yaitu; factor orang tua dengan tumbuh

genetik/keturunan, lingkungan kembang balita usia 48-59 bulan.

bio-fisikososial dan perilaku, Dengan hasil uji statistik

serta bersifat individual dan unik menggunakan sperma rho di

sehingga memberikan hasil akhir dapat hasil p-value = 0.007 lebih

yang berbeda dan memiliki cirri kecil dari nilai α = 0.05, H0 di

tersendiri pada setiap balita. tolak dan H1 di terima artinya

Perkembangan merupakan ada hubungan yang signifikan

perubahan-perubahan yang di antara pengetahuan orang tua

alami individu atau organism terhadap tumbuh kembang balita

menuju tingkat kedewasaanya di wilayah kerja puskesmas tarus.

atau kematangannya yang Hasil perhitungan dengan

berlangsung secara sistematis, spearman rho menunjukan

progresif, dan berkesinambungan correlation Coefficient sebesar

baik menyangkut fisik maupun 0,327. Berdasarkan kriteria

psikis (Yusuf Syamsu, 2011). penafsiran koefisien korelasi

yang tertera pada tabel 4.5 angka

tersebut berada pada kategori


rendah yakni kisaran 0,20 - manyebutkan bahwa anak dengan

0,399. Hal tersebut dikarenakan keterlambtan tumbuh kembang

tumbuh kembang balita 4,5 kali lebih tinggi kejadiannya

dipengaruhi oleh pengetahuan. jika orang tua buta huruf di

Peneliti menyimpulkan bandingka orang tuannya yang

bahwa orang tua dengan bersekolah di Perguruan Tinggi.

pengetahuan yang baik dan Penelitian ini juga di ukung

cukup belum menajamin tumbuh oleh penelitaian yang di lakukan

kembang balitanya sesuai karena oleh Helmy, Amatus, Abraham,

di lihat dari orang tua dengan 2013 dengan judul Hubungan

pengetahuan yang cukup Tingkat Pengetahuan Orang Tua

sebanyak 44 orang (66.7%) dan Tentang Stimulasi Dini Dengan

orang tua dengan pengetahuan Perkembangan Anak Usia 4-5

baik sebanyak 14 orang (21.2%) Tahun Pada penelitian ini melalui

tapi tingkat presentase tertinggi uji statistic kolmogorov smirnov

dari tumbuh kembang balita diperoleh nilai p = 0,005. Hal ini

adalah penyimpangan yakni 32 berarti nilai p lebih kecil dari a

balita (48.5%). (0,05) dan dengan demikian

Studi Eapen dalam Rohmilia dapat dikatakan bahwa terdapat

(2012) menyebutkan banyak hubungan tingkat pengetahuan

anak dengan keterlambatan orang tua tentang stimulasi dini

tumbuh kembang tidak terdeteksi dengan perkembangan anak usia

setelah mereka masuk ke 4-5 tahun di desa Ranoketang

sekolah. Selain itu, penelitian Atas Tahun 2013.


5. Hubungan Pengetahuan Orang yakni kisaran 0,20 - 0,399. Hal

Tua terhadap Tumbuh tersebut dikarenakan tumbuh

Kembang Balita kembang balita dipengaruhi oleh

Dari hasil penelitian sikap orang tua.

menunjukan bahwa ada Peneliti menyimpulkan

hubungan antara sikap orang tua bahwa orang tua dengan sikap

dengan tumbuh kembang balita yang baik dan cukup belum

usia 48-59 bulan. Dengan hasil menjamin tumbuh kembang

uji statistik menggunakan sperma balitanya sesuai karena di lihat

rho di dapat hasil p-value = dari orang tua dengan sikap yang

0.002 lebih kecil dari nilai α = baik sebanyak 36 orang (54.5%)

0.05, H0 di tolak dan H1 di dan orang tua dengan sikap

terima artinya ada hubungan cukup sebanyak 28 orang

yang signifikan antara sikap (42.4%) tapi tingkat presentase

orang tua terhadap tumbuh tertinggi dari tumbuh kembang

kembang balita di wilayah kerja balita adalah penyimpangan

puskesmas tarus. Hasil yakni 32 balita (48.5%).

perhitungan dengan spearman Perkembangan anak normal di

rho menunjukan correlation sebabkan oleh didikan dan

Coefficient sebesar 0,370. latihan dari orang tua dalam

Berdasarkan kriteria penafsiran memberiakn bibingan pada

koefisien korelasi yang tertera anaknya, didikan dan latihan

pada tabel 4.5 angka tersebut yang di berikan orang tua dengan

berada pada kategori rendah latihan yang berkesinambungan


akan meningkatakan KESIMPULAN

keterampilan anak baik Ada Hubungan Pengetahuan

keterampilan motorik, bahasa, Dan Sikap Orang Tua Terhadap

kognitif dan sosial pada anak Tumbuh Kembang Balita Di

(Tarvis, 2011). Wilayah Kerja Puskesmas Tarus.

Penelitian ini juga di dukung SARAN

oleh penelitaian yang di lakukan Perlunya peningkatan

oleh Virda R. Prianto (2011), pengetahuan pada orang tua

dengan judul Hubungan Peran mengenai tumbuh kembang balita.

Ibu Dengan Perkembangan Anak

Usia Prasekolah dengan DAFTAR PUSTAKA

menggunakan uji sperman rho

untuk mengetahui adaya Azwar, dkk. (2012). Konsep Sikap


Manusia. Pustaka Belajar:
hubungan peran ibu dengan
Yogyakarta.
perkembangan anak usia pra
Cameron, dkk. (2010). Konsep
sekolah yaitu dengan nilai Sosial Ekonomi: Yogyakarta
signifikansi (p) sebesar 0.004 Damayanti. (2008). Profil Gender

yang lebih kecil dari nilai alpha Dan Anak: Yogyakarta.

0.05 maka H0 di tolak dan H1 di Havighurt. (2010). Konsep Ilmu


Kesehatan Anak Dalam
terima, sehingga dapat di
Kebidanaan: Jakarta
simpulkan bahwa ada hubungan
Katz D. (2013). Konsep
antar peran ibu dengan Sikap.:Jakarta.

perkembangan anak usia Kemenkes RI. (2015). Situasi


Kesehatan Anak Balita Di
prasekolah.
Indonesia. Jakarta: Kemenkes Notoatmodjo. (2014).Ilmu Perilaku
RI. Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
KBBI. (2018). Hubungan Antara
Perhatian Orang Tua: Notoatmodjo. (2018). Motoedology
Jakarta. penelitian kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Kosegeran H. B, dkk. (2013).
Hubungan Tingkat Purwanto. (2013). Evaluasi Hasil
Pengetahuan Orang Tua
Tentang Stimulasi Dini Belajar. Yogyakarta: Pustaka
Denganperkembangan Pelajar.
Anak Usia 4-5 Tahun Di
Desa Ranoketang Atas. Putra D. H, dkk. (2014).
ejournal keperawatan (e- Keperawatan Anak Dan
Kp) Volume 1. Nomor 1. Tumbuh Kembang:
Agustus
2013.https://ejournal.unsrat.a Yogyakarta.
c.id/index.php/jkp/article/vie
w/2187. Diakses: agustus Prianto, V. R. (2017) Hubungan
2019. Peran Ibu Dengan
Lestari. (2012). Psikologi Keluarga. Perkembangan Anak Usia
Jakarta: KENCANA. Prasekolah (Di TK Dharma

Maryunani A. (2010). Ilmu Wanita Wonogriyo Kec.

Kesehatan Anak Dalam Tekung Kab. Lumajang).

Kebidanaan.: Jakarta. Undergraduate thesis,

Medise. (2013). Olahraga Anak Usia STIKES Insan Cendekia

1-4 Tahun. Medika Jombang.

Notoatmodjo. (2010). Metodeology http://repo.stikesicme-

Penelitian: Jakarta jbg.ac.id/id/eprint/191.


Diakses: Agustus 2019.
Notoatmodjo. (2010). Promosi
Kesehatan Dan Teori Riyanto. (2011). Aplikasi

Aplikasi. Jakarta: Rineka metoedology penelitian

Cipta. kesehatan, Nuha. Medika:


Yogyakarta.
Septiari, B. 2012. Mencetak Balita
Cerdas Dan Pola Asuh
Orang Tua. Yogyakarta: Remaja. Bandung: PT.
Nuha Medika Remaja Rosdakarya.
Supartini Y. (2012). Konsep Dasar Werdiningsih, A.T.A (2012). Peran
Keperawatan: JAKARTA, Ibu Dalam Pemenuhan
EGC. Kebutuhan Dasar Anak
Suryadi. (2007). Cara Efektif Terhadap Perkembangan
Memahami Perilaku Anak Anak Usia Prasekolah.
Usia Dini.Jakarta: EDSA Jurnal STIKES Volume 5, No.
Mahkota. 1, Juli 2012. STIKES RS
Baptis Kediri. Kediri
Susanto .(2011). Perkembangan
Anak Usia Dini.Jakarta: WHO. (2015). Health Statistic
Kencana. Prenada. Media Report. Geneva: World
Grup. Health Organization.

Syamsu. Y. (2011). Psikologi Wong. (2010). Pola Komunikasi


Perkembangan Anak Dan
Social Masyarakat:

Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai