Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH PERTUMBUHAN DAN

PERKEMBANGAN BAYI DAN BALITA

Disusun Oleh :
REZA TRIAN SARI
NPM PO71242210008

MATA KULIAH MATRIKULASI ILMU KESEHATAN ANAK


DOSEN PENGAMPU : IKA MURTIYARINI, M.KEB

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN


POLTEKKES KEMENKES JAMBI
TAHUN 2021
BAB I

PENDAHULUAN

Angka kematian bayi (Infant Mortality Rate) merupakan salah satu indikator penting
dalam menentukan tingkat kesehatan masyarakat karena dapat menggambarkan kesehatan
penduduk secara umum. Angka ini sangat sensitif terhadap perubahan tingkat kesehatan
dan kesejahteraan. Angka kematian bayi (AKB) tersebut dapat didefenisikan sebagai
kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu
tahun (BPS Indonesia, 2014).
Hasil survey demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKB 32 per 1000
kelahiran hidup. Faktor penyebab kematian bayi di Indonesia berdasaarkan hasil riset
Kesehatan Dasar (Riskedas) menunjukkan bahwa penyebab kematian terbanyak pada
kelompok bayi 0-6 hari di dominasi oleh gangguan/kelainan pernapasan (35,9%),
prematuritas (32,4%) dan sepsis (12%). Dilain pihak factor ibu yang berkontribusi
terhadap lahir mati dan kematian bayi di usia 0-6 hari adalah hipertensi maternal (23,6%),
komplikasi kehamilan dan kelahiran (17,5%), ketuban pecah dini dan perdarahan
antepartum masing-masing (12,5%). Penyebab utama kematian bayi pada kelompok umur
7-28 hari yaitu sepsis (20,5%), malformasi kongenital (18,1%) dan pneumonia (15,4%).
Penyebab utama kematian bayi pada kelompok usia 29 hari-11 bulan yaitu diare (31,4%),
pneumonia (23,8%) dan meningitis/ensefalitis (9,3%) sedangkan cakupan KN 1 sebesar
77,31% (Kemenkes RI, 2015).
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk menurunkan angka kematian
neonatal antara lain melalui penempatan bidan di desa, strategi making pregnancy safer,
pelayanan kontrasepsi, pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan menggunakan
buku Kesehatan ibu dan Anak (Buku KIA). Selanjutnya untuk menurunkan AKB
pemerintah juga mengupayakan agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga Kesehatan
terlatih seperti dokter spesialis kebidanan dan kandungan (SpOG), dokter umum dan bidan
serta diupayakan agar proses pelayanan dilakukan difasilitas pelayanan Kesehatan
(Kemenkes RI, 2015).

2
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intraseluler
berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh Sebagian atau keseluruhan, sehingga
dapat diukur dengan satuan Panjang dan berat. Perkembangan adalah bertambahnya
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak
halus, bicara dan sosialisasi maupun kemandirian (Kemenkes RI, 2016).
Stimulasi atau kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar
anak tumbuh berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapatkan stimulasi
tumbuh kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah yang merupakan orang tersekat
dengan anak, pengganti ibu/pengasuh anak, anggota keluarga lain dan kelompok
masyarakat di lingkungan rumah tangga masing-masing. Kurangnya stimulasi dapat
menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang menetap
kemampuasn dasar anak yang dirangsang dengan stimulasi terarah adalah kemampuan
gerak kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan bicara dan Bahasa serta kemampuan
sosialisasi dan kemandirian (Kemenkes RI, 2016).
Terkait hal diatas keterlambatan tumbuh kembang anak dikarenakan kurangnya
orang tua mengenal tanda bahaya perkembangan anak, kurangnya pemeriksaan deteksi
dini atau skrining perkembangan pada anak dan kurangnya keterlibatan langsung orangtua
dengan anak. Akan sangat berpengaruh seorang ibu yang berpengetahuan tentang stimulasi
dini dengan ibu yang berpengetahuan stimulasi dini yang rendah akan berisiko lebih besar
untuk mengalami dugaan keterlambatan perkembangan (Unimus, 2016).
A. Rumusan Masalah
“Bagaimana asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah?”
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Diketahuinya gambaran asuhan kebidanan komprehensif pada neonatus, bayi,
balita dan anak pra sekolah dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan
dan didokumentasikan dalam SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengumpulan data pada bayi, balita dan anak pra sekolah.
b. Mampu menentukan interpretasi data pada bayi, balita dan anak pra sekolah.
c. Mampu mengidentifikasi diagnose dan masalah potensial pada bayi, balita dan

3
anak pra sekolah.
d. Mampu mengidentifikasi kebutuhan akan Tindakan segera atau kolaborasi pada
bayi, balita dan anak pra sekolah.
e. Mampu merencanakan asuhan yang menyeluruh pada bayi, balita dan anak pra
sekolah.
f. Mampu melaksanakan asuhan pada bayi, balita dan anak pra sekolah.
g. Mampu melakukan evaluasi asuhan pada bayi, balita dan anak pra sekolah.
C. Manfaat
1. Bagi Lahan Praktik
Sebagai masukan bagi lahan untuk meningkatkan asuhan yang diberikan pada
balita khususnya dengan gangguan tumbuh kembang agar lebih berkualitas.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan menjadi sumbangan ilmiah dan bahan bacaan untuk mahasiswa
kebidanan lainnya dalam memberikan asuhan pada neonatus, bayi, balita dan anak
prasekolah sesuai dengan Evidance Based Midwifery.
3. Bagi pemberi Asuhan lainnya
Dapat dijadikan sebagai masukan dalam meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan tentang asuhan kebidanan balita ditempat praktik.

BAB II

4
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep dasar Tumbuh Kembang

B. Konsep Dasar Tumbuh Kembang Bayi Balita

1. Definisi
1) Tumbuh kembang merupakan manifestasi yang kompleks dari perubahan morfologi,
biokimia, dan fisiologi yang terjadi sejak konsepsi sampai maturitas/dewasa.
Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu bertambahnya
jumalah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ, maupun individu. Anak tidak hanya
bertambah besar secara fisik, melainkan juga ukuran dan struktur organ-organ tubuh
dan otak.
2) Perkembangan (development) adalah bertambahnya yang bersifat kuantitatif dan
kualitatif. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) struktur dan hasil
dari proses pematangan/maturitas. Perkembangan menyangkut berkembang
sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga
perkembangan kognitif, bahasa, motorik, emosi dan perkembangan prilaku sebagai
hasil interaksi dengan lingkungannya. Perkembangan merupakan progresif, terarah,
dan terpadu/kohelen. Progresif mengandung arti bahwa perubahan yang terjadi
mempunyai arah tertentu dan cenderung maju ke depan, tidak mundur kebelakang.
Terarah dan terpadu menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang pasti antara
perubahan yang terjadi saat ini, sebelumnya dan berikutnya.

2. Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang


Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan.
Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu
membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, anak mampu berdiri
sebelum berjalan dan sebagainya. Proses tumbuh kembang anak juga mempunyai prinsip-
prinsip yang saling berkaitan.
Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

5
a) Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar. Kematangan
merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya, sesuai dengan potensi
yang ada pada individu. Belajar merupakan perkembangan yang berasal dari latihan
dan usaha. Melalui belajar, anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber
yang diwariskan dan potensi yang dimiliki anak.
b) Pola perkembangan dapat diramalkan. Terdapat persamaan pola perkembangan bagi
semua anak. Dengan demikian perkembangan seorang anak dapat diramalkan.
Perkembangan berlangsung dari tahapan umum ke tahapan spesifik, dan terjadi
berkesinambungan (Kemenkes RI: 2016).

3. Faktor- faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang


1) Faktor genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dan mempunyai peran utama dalam
mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui intruksi genetik yang
terkandung dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas
pertumbuhan. Pertumbuhan ditandai dengan intensitas kecepatan pembelahan, derajat
sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya
pertumbuhan tulang. Faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang
normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa.
2) Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai tidaknya potensi
genetik. Lingkungan yang baik akan memungkinkan tercapainya potensi genetik,
sedangkan potensi yang tidak baik akan menghambatnya.
Faktor lingkungan secara garis besar dibagi menjadi:
a. Faktor lingkungan prenatal
Berhubungan dengan berbagai ciri pertumbuhan janin selama dalam
kandungan dan msalah-masalah yang mungkin dapat terjadi, maka masa
prenatal dibagi:
a) Masa embrionik/masa mudigah : sampai 8/12 minggu
b) Masa fetal/masa janin : 12 sampai dengan 40 minggu
c) Periode praviabel : sebelum 24/26 minggu

6
d) Periode viabel : dari 27/28 sampai dengan 40 minggu
Hal-hal yang perlu diperhatikan meliputi:
 Gizi ibu pada waktu hamil
Kenaikan berat badan wanita selama kehamilan harus mencapai sekitar
10-12 kg agar tidak terjadi BBLR. Untuk mencapai itu ibu hamil
dianjurkan untuk meningkatkan kalori yang dimakan dengan menambah
300 kkal/hari atau sekitar satu porsi makan lebih banyak dari pada
sebelum hamil. Suplemen zat besi juga harus diberikan pada ibu hamil
untuk mencegah anemia pada ibu, yang berdampak negatif pada janin,
seperti BBLR dan anemia pada bayi.
 Obat-obatan, toksin, atau zat kimia Pengaruh obat yang diberikan kepada
ibu hamil terhadap janin sangat tergantung pada umur kehamilan, jumlah
obat, serta waktu dan lamanya pemberian. Bila pada kehamilan trimester
I (masa organogenesis) ibu minum obat teratogenik, akan terjadi
keguguran atau cacat bawaan. Beberapa obat mempunyai efek sinergistik
dengan obat lainnya mungkin akan mempunyai efek teratogenik. Obat
tertentu diberikan pada beberapa minggu terakhir kehamilan atau pada
waktu persalinan dapat mengetahui fungsi organ/sistem enzim tertentu
pada bayi baru lahir.
 Endokrin
Bayi dari ibu penderita diabetes militus dapat menderita
organomegali, berat lahir di atas 4000 gram, hipertrofi dan hiperplasia sel
beta parenkes janin, dan gangguan metabolik pada neonatus. Diabetes
yang tidak dipantau dengan seksama sering menyebabkan janin mati
dalam kandungan bahkan cacat bawaan. Demikian pula, angka kejadian
cacat bawaan lebih tinggi pada ibu yang mendapat terapi hormon, pada
ibu yang waktu hamil usianya lebih dari 35 tahun, dan pada kelainan
hormon tiroid.
 Mekanis
Kelainan posisi janin dan kekurangan cairan ketuban dapat
mengakibatkan cacat bawaan, misal kelainan talipes, mikrognatia, dan 24

7
lainnya. Kesalahan implementasi ovum dapat mengakibatkan gangguan
nutrisi sehingga terjadi retardasi pertumbuhan janin.
 Penyakit pada ibu
 Infeksi
Hampir semua infeksi berat yang diderita ibu pada waktu hamil dapat
mengakibatkan keguguran, lahir mati, atau BBLR. Beberapa
mikroorganisme tertentu dapat menyebabkan infeksi pada janin,
gangguan pertumbuhan janin, bahkan cacat bawaan.
 Bukan infeksi
Pada ibu yang menderita hipertensi yang tidak diobati, mungkin
terjadi retardasi pertumbuhan intrauteri dan lahir mati. Pada ibu
penderita goiterendemik, bayinya bisa menderita hipotiroid
kongenital. Fenilketouria pada ibu hamil yang tidak diobati akan
mengakibatkan keguguran, cacat bawaan, cedera otak pada janin yang
tidak menderita fenilketonuria.
 Radiasi
Sebelum fase organogenesis, radiasi dengan dosis 10 rd dapat
menyebabkan kematian janin. Sebaiknya, hindari penyinaran waktu
hamil muda karena dapat mengakibatkan malformasi janin, seperti
mikrosefali, spina fibida, dan retardasi janin.
 Imunitas
Antagonisme rhesus dan ABO sering mengakibatkan hydrops
foetalis, bayi lahir yaitu mati. Pada umumnya, kematian terjadi setelah
plasenta 25 terbentuk, yaitu pada trimester II kehamilan.
Penatalaksanaannya adalah melahirkan bayi sebelum waktunya untuk
menjaga jangan sampai terjadi hydrops foetalis, atau melakukan tranfusi
sel darah merah dan Rh negatif intraperioneal, agar janin dapat tumuh
sempurna dan mempunyai kemungkinan hidup lebih besar.
 Anoreksia
Menurunnya oksigenasi janin karena ganggauan pada plasenta dan
tali pusat dapat mengakibatkan BBLR. Keadaan ini dapat terjadi pada ibu

8
hamil dengan hipertensi, kehamilan serotinus, kehamilan dengan
penyakit jantung, ginjal, asma, diabetes militus. Ibu yang menderita
toksemia pada waktu hamil akan melahirkan bayi KMK, prematur, atau
terjadi kematian intrauterin.
 Stres
Keadaan kejiwaan ibu selama hamil dapat mempengaruhi janin
yang dikandungnya. Suatu kehamilan sebaiknya adalah kehamilan yang
benar-benar dikehendaki.

b. Faktor Lingkungan Perinatal

a) Asfiksia
Asfiksia neonatus adalah suatu keadaan ketika bayi tidak dapat bernafas
secara spontan, teratur, dan adekuat. Keadaan ini akan menyebabkan
perubahan biokimiawi dalam darah bayi, yang dapat menyebabkan kematian
atau kerusakan permanen pada SSP, sehingga bayi bisa cacat seumur hidup.
Akibatnya, bayi-bayi ini mempunyai IQ rendah dan bahkan ada yang
menderita retardasi mental.
b) Trauma lahir Beberapa faktor resiko tinggi terjadinya trauma lahir antara
lain adalah primigravida, letak janin abnormal, penilaian feto-pelvik yang
meragukan, dan oligohidramnion. Demikian pula dengan jenis prsalinan
akan turut menentukan berat ringannya trauma pasca lahir.
c) Hipoglikemia Hipoglikemia terjadi bila kadar mukosa darah kurang dari 20
mg% pada BBLR 30 mg% pada bayi cukup bulan.keadaan ini dapat disertai
dengan oleh gejala klinik dan, bila tidak diobati dengan segera, dapat
menyebabkan kematian atau kerusakan berat pada otak. Kadar glukosa
setiap bayi beresiko tinggi yang baru lahir harus dimonitor.
d) Hiperbilirubinemia Hiperbilirubinemia akan berpengaruh buruk apabila
bilirubin indirek telah melewati sawar otak, sehingga bisa terjadi kern
ikterus atau esenfalopati bilarialis yang bisa menyebabkan atetosis yang
disertai dengan gangguan pendengaran dan retardasi mental di kemudian
hari

9
e) Bayi berat lahir rendah (BBLR = berat badan kurang dari 2500 gram) BBLR
tergolong bayi dengan resiko tinggi, karena angka kesakitan dan
kematiannya tinggi. Oleh sebab itu, pencegahan BBLR sangat penting, yaitu
pemeriksaan pranatal yang baik dan memperhatikan gizi ibu.
f) Infeksi Bayi baru lahir, terutama BBLR, sangat peka terhadap infeksi.
Infeksi pada bayi baru lahir ini pada umumnya menyebabkan mortalitas
yang tinggi, sehingga pencegahan sangat penting. Pencegahan dititiberatkan
pada cara kerja aseptik, misalnya alatalat minum, alat-alat resusitasi, alat
pemberian oksigen yang steril, perawatan tali pusat yang baik, dan
kebiasaan mencuci tangan oleh petugas di ruang perawatan bayi, baik
sebelum maupun sesudah memeriksa bayi. Ibu perlu diberi kesempatan
untuk menyusui seawal mungkin (inisiasi dini) dan rawat gabung sehingga
morbiditas dan mortalitas perinatal dapat diturunkan.
c. Faktor Lingkungan Pascanatal
a) Gizi anak
Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak.
Karena anak sedang tumbuh, kebutuhannya akan makanan berbeda
denganorang dewasa. Kekurangan makanan yang bergizi akan
menyebabkan retardasi pertumbuhan anak. Makanan berlebih 28 juga tidak
baik, karena akan menyebabkan obesitas. Kedua-duanya ini dapat
meningkatkan morbiditas dan mortalitas anak.
b) Kesehatan anak
Kesehatan anak harus mendapatkan perhatian dari para orangtua dengan
cara segera membawa anaknya yang sakit ke tempat pelayanan kesehatan
yang terdekat. Jangan sampai penyakit anak sudah menjadi parah, yang bisa
membahayakan jiwa anak. Anak yang sehat pada umumnya akan tumbuh
dengan baik. Berbeda dengan anak yang biasanya sering sakit, biasanya
pertumbuhannya akan terganggu. Pada umumnya anak, anak yang
berpenyakit kronis disertai dengan gangguan kejiwaan akibat stres yang
berkepanjangan karena penyakitnya
c) Imunisasi

10
Pemberian imunisasi pada anak penting untuk mengurangi morbilitasi dan
mortalitas terhadap penyakit=penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi,
misalnya penyakit TBC (imunisasi BCG), rotavirus, diphteria, tetanus,
pertusis, polio, campak, hepatitis B, MMR, HIB, Influenza, demam tifoid,
hepatitis A, cacar air, IPD (invasive pneumococal disease), dan HPV
(human papilloma virus). Dengan dilaksanakannya imunisasi yang lengkap,
kita harapkan dapat dicegah timbulnya penyakit-penyakit yang
menyebabkan cacat dan kematian.
d) Perumahan
Keadaan perumahan yang layak, dengan kontruksi pembangunan yang
tidak membahayakan penghuninya, akan menjamin keselamatan
penghininya. Misalnya rumah dengan ventilasi dan pencahayaan yang
cukup, yang tidak sesak dan cukup leluasa bagi anak untuk bermain serta
bebas polusi akan menjamin tumbuh kembang anak
e) Sanitasi lingkungan
Kebersihan perorangan maupun kesersihan lingkungan, memegang
peranan penting pada tumbuh kembang anak. Kebersihan perorangan yng
kurang akan memudahkan terjadinya penyakit kulit dan saluran pencernaan
(diare, cacing, dan lainya). Sementara itu kebersihan lingkungan erat
hubungan dengan penyakit saluran pernafasan, saluran pencernaan serta
penyakit akibat nyamuk sebagai vektornya (seperti malaria dan demam
berdarah). Oleh karena itu pendidikan kesehatan kepada masyarakat harus
ditunjukkan untuk membuat lingkungan menjadi layak untuk tumbuh
kembang anak, sehingga menciptakan rasa aman bagi ibu/pengasuh anak
dalam menyediakan kesempatan bagi anaknya untuk mengeksporasi
lingkungan.
f) Stimulasi
Perkembangan memerlukan suatu rangsangan/stimulasi khususnya dalam
keluarga, misalnya penyediaan alat permainan, sosialisasi 30 anak dan
keterlibatan ibu dan anggota keluarga lainnya terhadap kegiatan anak. Peran
orang tua dalam kegiatan bermain anak sangat penting sehingga anak akan

11
mendapat stimulasi terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang
dibandingkan dengan anak yang kurang mendapat stimulasi.
Stimulasi adalah salah satu perangsangan yang datang dari lingkungan
luar anak. Stimulasi merupakan hal-hal yang sangat penting untuk tumbuh
kembang anak. Anak yang mandapat stimulasi yang terarah akan lebih cepat
berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang atau bahkan tidak
mendapat stimulasi. Stimulasi juga berfungsi sebagai penguat yang
bermanfaat dan bermanfaat bagi perkembangan anak. Berbagai macam
stimulasi sensori seperti stimulasi visual, verbal, auditif, taktil, dan ras
(taste) dapat mengoptimalkan perkembangan anak.
Perhatian dan kasih sayang juga merupakan stimulasi yang penting pada
awal perkembangan anak, misalnya dengan mengajak anak bercakapcakap,
membelai, mencium, bermain dan sebagainya. Morley (1986) mengatakan
bahwa perioritas untuk anak adalah makanan, kesehatan dan bermain.
Makanan yang baik, pertumbuhan yang adekuat, dan kesehatan yang
terpelihara memang penting, tetapi perkembangan intelektual jug perlu.
Bermain merupakan “sekolah” yang berharga bagi anak, sehingga
perkembangan intelektualnya optimal.
Untuk perkembangan motorik serta pertumbuhan otot-otot tubuh,
diperlukan stimulasi yang terarah dengan bermain, Latihan-latihan, atau
olaraga yang teratur, anak perlu diperkenalkan olahraga sedini mungkin,
karena olahraga tidak hanya membentuk fisik anak, tetapi juga membentuk
mentalnya. Olahraga yang baik bagi anak harus juga memiliki nilai bermain.
Olaraga untuk balita antara lain adalah melempar/menangkap bola,
melompat/main tali, main “dengkleng/engklek” (bermain dengan
menggunakan satu kaki untuk berjalan), naik sepeda roda tiga. Harus dijaga
kemungkinan terjadi cedera pada saat bermain/melakukan aktivitas.
g) Keluarga berencana
Dengan keluarga berencana (KB), sebuah keluarga dapat merencana
kapan mulai punya anak, berapa jumlah anak yang diinginkan, berapa tahun
jarak antara anak satu dengan anak lainnya, dan kapan berhenti tidak hamil

12
lagi. Pada masyarakat yang mempunyai kebiasaan kawin muda, pasangan
suami-istri dianjurkan untuk menunda kehamilannya sampai paling sedikit
ibu berumur 18 tahun. Karena, kehamilan pada umur kurang dari 18 tahun
sering melahirkan BBLR dengan angka kematian tinggi. Disamping itu,
resiko terhadap ibunya juga tinggi. Demikian pula, perlu dianjurkan ibu
tidak hamil sesudah usia 35 tahun, karena resiko terhadap bayi maupun
ibunya meningkat.
h) Keluarga
Suasana damai dan kasih sayang dalam keluarga sangat penting dalam
tumbuh kembang anak. Interaksi orangtua-anak merupakan suatu proses
majemuk yang dipengaruhi banyak faktor, yaitu kepribadian orangtua, sifat
bawaan anak, kelahiran anak yang lain, tingkah laku setiap anggota
keluarga, interaksi antar anggota keluarga, dan pengaruh luar. Beberapa
faktor yang memiliki dampak negatif terhadap pola interaksi keluarga
adalah perkawinan yang tidak harmonis, penyakit menahun yang diderita
salah satu anggota keluarga, dan gangguan jiwa pada salah satu anggota
keluarga.

4. Ciri-Ciri Tumbuh Kembang Anak


Menurut Hurlock EB dalam Soetjiningsih (2016), tumbuh kembang anak mempunyai
ciri-ciri tertentu, yaitu:
1) Perkembangan melibatkan perubahan (Development involves change)
2) Perkembangan awal lebih kritis dari pada perkembangan lanjutannya (Early
development more critical than critical than later development)
3) Perkembangan adalah hasil dari maturasi dan proses belajar (Development is the
product of maturation and the leaning)
4) Pola perkembangan dapat diramalkan (the developmental patenrt is predicable)
5) Pola perkembangan mempenyai karakteristik yang dapat diramalkan (the
developmental pattern has predicable characteristic).
6) Terdapat perbedaan individu dalam suatu perkembangan (there individual defferences
the development)

13
7) Terdapat periode/tahapan dalam pola perkembangan (there are periods in the
development pattern)
8) Terdapat harapan sosial untuk setiap periode perkembangan (there are social
expectation for every developmental period).
9) Setiap area perkembangan mempunyai potensi resiko (every area of developmens has
potensial hazards).

5. Tahap Tumbuh Kembang Bayi Balita


Ada beberapa tahapan pertumbuhan dan perkembangan pada masa anak. Menurut
pedoman SDIDTK Depkes (2012) tahapan tersebut sebagai berikut.
1) Masa pranatal mulai dari konsepsi sampai lahir.
Pada masa ini terjadi tumbuh kembang yang sangat pesat. Sel telur yang telah
dibuahi mengalami deferenisasi yang berlangsung cepat hinggga terbentuk
organorgan tubuh yang berfungsi sesuai dengan tugasnya, hanya perlu waktu 9 bulan
didalam kandungan. Masa kombrio berlangsung sejak konsepsi sampai umur 8
minggu (ada yang mengatakan sampai 12 minggu). Pada saat ini terbentuk organ-
organ yang sangat peka terhadap lingkungan. Pada msa fetus ini, terjadi percepatan
pertumbuhan, pembentukan jasad manusia yang sempurna, dan organ-organ tubuh
yang telah terbentuk mulai berfungsi. Sedangkan pada masa fetus lanjut,
pertumbuhan berlangsung pesat dan berkembang fungsi organ-organ tubuh.
2) Masa Bayi/infancy (usia 0-12 bulan)
Pada masa neonatal, terjadi adaptasi lingkungan dari kehidupan intrauteri ke
kehidupan ektrauteri dan terjadi perubhan siklus darah. Organ-organ tubuh berfungsi
sesuai tugasnya di dalam kehidupan ektrauteri. Pada masa 7 hari pertama (neonatal
dini), bayi harus mendapatkan perhatian khusus, karena angka kematian pada masa
bayi ini tinggi
3) Masa Balita dan pra sekolah (usia 1-6 tahun)
Pada masa anak dini, pertumbuhan anak pesat walaupun kecepatan telah mengalami
deselerasi dan proses maturasi yang berlangsung, terutama sistem saraf. Pada masa
anak prasekolah, kecepatan pertumbuhan lambat dan berlangsung stabil (plateau)

14
pada masa ini terdapat kecepatan perkembangan motorik dan fungsi ekskresi.
Aktifitas fisik bertambah serta keterampilan dan proses fikir meningkat.

Tabel 2.1
Tumbuh Kembang utama pada masa prenatal sampai pra sekolah
Tahap/Umur Tumbuh Kembang Utama
Masa prenatal  Pembentukan struktur tubuh asar dan organ-organ
(dari konsepsi  Pertumbuhan fisik tercepat dalam rentang kehidupan anak
sampai lahir)  Sangat peka terhadap lingkungan
Masa bayi dan  Bayi baru lahir masih tergantung pada orang lain (dependent),
masa anak dini tetapi mempunyai kompetensi (competent) - Semua pancaindera
(lahir sampai berfungsi pada waktu lahir
umur 3 tahun)  Pertumbuhan fisik dan perkembangan motorik berlangsung cepat
 Mempunyai kemampuan belajar dan mengingat, bahkan pada
minggu-minggu pertama kehidupan
 Kelekatan terhadap orangtua atau benda lainnya sampai akhir
tahun pertama
 Kesadaran diri (self-awareness) berkembang dalam tahun kedua
 Komperhensi dan bahasa berkembang pesat
 Rasa tertarik terhadap anak lain meningkat.
Masa  Keluarga masih merupakan fokus dalam hidupnya, walaupun
prasekolah anak lain menjadi lebih penting
(3- 6 hahun)  Ketermpilan motorik kasar dan halus serta kekuatan meningkat
 Kemandirian, kemampuan mengontrol diri dan merawat diri
meningkat.
 Bermain, kreativitas, dan imajinasi menjadi lebih berkembang.
 Imaturitas kognitig mengakibatkan pandangan yang tidak logis
terhadap dunia sekitar
 Prilaku pada umumnya masih egosentris, tetapi pengertian

15
terhadap pandangan orang lain mulai tumbuh.

Menurut Kementrian Kesehatan RI (2012) tahap perkembangan anak menurut umur sebagai
berikut:

Tabel 2.2
Tahap Perkembangan anak Umur 0 s/d 12 bulan
Umur 0-3 Bulan Umur 3-6 Bulan Umur 6-9 Bulan Umur 9-12 Bulan

Mengangkat kepala berbalik dari telungkup ke duduk (sikap tripoid- mengangkat benda
setinggi 45⁰ terlentang sendiri) keposisi berdiri

Menggerakkan kepala dari Mengangkat kepala belajar berdiri, kedua belajar berdiri selama 30
kiri/kanan ke tengah setinggi 90⁰ kakinya menyangga detik atau berpegangan
sebagian berat badan dengan kursi

Melihat dan menatap Mempertahankan posisi merangakak meraih dapat berajalan dengan
wajah anda kepala tatap tegak dan mainan atau mendekati dituntun
stabil seseorang
Mengoceh spontan atau Menggenggam pensil Memindahkan benda dari Mengulurkan lengan atau
bereaksi dengan mengoceh satu tangan ke tangan yang badan untuk meraih
lainnya mainan yang diingikan
Suka tertawa keras Meraih benda yang ada Memungut 2 benda, Menggenggam erat pensil
dalam jangkauannya masing-masing tangan
memegang 1 benda pada
saat bersamaan

Bereaksi terkejut terhadap Memegang tangannya Memungut benda sebesar . Memasukkan benda ke
suara keras sendiri kacang dengan cara mulut
meraup

Mengenal ibu dengan Berusaha memperluas Bersuara tanpa arti, Mengulang menirukan
pengelihatan, pandangan mamama, dadada, tatata bunyi ynag didengar
penciuman,pendengaran,
kontak.
Mengarahkan matanya Mencari mainan atau Menyebut 2-3 suku kata

16
pada benda-benda kecil benda yang dijatuhkan yang sama tanpa arti

Mengeluarkan suara Bermain tapuk tangan atau Mengekplorasikan sekitar,


gembira bernada tinggi ciluk ba ingin tahu, ingin
atau memekik menyentuh apa saja

Tersenyum ketika melihat Bergembira dengan Bereaksi terhadap suara


mainan/gambar yang melempar benda yang perlahan atau bisikan
menarik saat bermain k. Senang diajak main
sendiri “ciluk ba”

Makan kue sendiri Mengenal anggota


keluarga, takut pada orang
lain yang belum dikenal

Tabel 2.3
Tahap Perkembangan anak Umur 12-48 bulan
Umur 12-18 bulan Umur 18-24 bulan Umur 24-36 bulan Umur 36-48 bulan
Berdiri sendiri tanpa Berdiri sendiri tanpa Jalan naik tangga sendiri Berdiri 1 kaki 2 detik
berpegangan berpegangan 30 detik
Membungkuk Berjalan tanpa terhuyung- Dapat bermain dan Melompat kedua kaki
memungut permainan huyung menendang bola kecil diangkat
kemudian berdiri
kembali
Berjalan mundur 5 Bertepuk tangan, Coret-coret pensil pada Menggayuh sepeda roda
langkah melambai-lambai kertas tiga
Memanggil ayah dengan Menumpuk 4 buah kubus Baca dengan baik Menggambar garis lurus
kata “papa” memanggil menggunakan 2 kata
ibu dengan kata “mama”
Menumpuk 2 kubus Memungut benda kecil Dapat menunjuk 1 atau Menumpuk 8 kubus
dengan ibu jari dan jari lebih bagian tubuhnya
telunjuk ketika diminta
Memasukkan kubus di Menggelindingkan bola Melihat gambar dan dapat Mengenal 2-4 warna
kotak 17 kearah sasaran menyebut dengan benar
nama 2 benda atau lebih
Menunjukkan apa yang Menyebut 3-6 kata yang Membantu memungut Menyebut nama umur dan

17
diinginkan tanpa mempunyai arti mainan sendiri atau tempat
menangis/merengek, bisa mengangkat piring jika
mengeluarkan suara diminta
yang menyenangkan
atau menarik tangan ibu
Memperlihatkan rasa Membantu atau menirukan Melepaskan pakaian Mengerti arti kata di atas,
cemburu/bersaing pekerjaan rumah tangga sendiri dibawah, di depan
Memegang cangkir Mendengarkan cerita
sendiri, belajar makan-
minum sendiri
Mencuci dan
mengeringkan tangan
sendiri
Bermain bersama teman,
mengikuti aturan
permainan
Mengenakan sepatu
sendiri
Mengenakan celana
panjang, kemeja, baju

Tabel 2.4
Tahap perkembangan anak umur 48 s/d 72 bulan
Umur 48-60 bulan Umur 60-72 bulan
Berdiri satu kaki 6 detik Berjalan lurus
Melompat-lompat satu kaki Berdiri dengan 1 kaki selama 11 detik
Menari Menggambar dengan 6 bagian,
menggambar orang lengkap
Menggambar tanda silang Menangkap bola kecil dengan kedua
tangan
Menggambar lingkaran Menggambar segi empat
Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh Mengerti arti lawan kata
Mengancing baju atau pakaian boneka Mengerti pembicaraan yang

18
menggunakan 7 kata atau lebih
Menyebut nama lengkap tanpa dibantu Menjawab pertanyaan tentang benda
terbuat dari apa dan kegunaannya
Senang bertanya tentang sesuatu Mengenal angka, bisa menghitung
angka 5-10 20
Menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar Mengenal warna-warni
Bicaranya mudah dimengerti Mengungkapkan simpati
Bicara membandingkan atau membedakan sesuatu dari Mengikuti aturan permainan
ukuran dan bentuknya
Menyebut angka dan menghitung jari Berpakaian sendiri tanpa dibantu
Menyebut nama-nama hari
Berpakaian sendiri tanpa bantuan
Bereaksi tenang dan tanpa rewel ketika ditinggal ibu

B. Konsep Pertumbuhan Bayi dan Balita

1. Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang terpenting untuk
mengetahui keadaan status gizi anak dan untuk memeriksa kesehatan anak pada
kelompok umur, misalnya, apakah anak dalam keadaan normal dan sehat. Keuntungan
lainnya adalah pengukurannya mudah, sederhana dan murah.

Oleh karena itu, kegunaan BB adalah sebagai berikut.

a) Sebagai informasi tentang keadaan gizi anak, pertumbuhan, dan kesehatannya.


b) Untuk monitoring kesehatan sehingga dapat menentukan terapi apa yang sesuai
dengan kondisi anak
c) Sebagai dasar untuk menentukan dasar perhitungan dosis obat ataupun diet yang
diperlukan untuk anak.
Meskipun berat badan merupakan ukuran yang dianggap paling penting, tapi mempunyai
kelemahan, antara lain sebagai berikut.

19
a) Tidak sensitif terhadap proporsi tubuh. Pada anak yang mempunyai berat badan yang
sama, tetapi tinggi badan berbeda akan terlihat postur tubuhnya berbeda. Anak yang
satu akan terlihat langsing, anak lainnya kemungkinan terlihat gemuk.
b) Terjadi perubahan secara fluktuasi setiap hari yang masih dalam batas normal.
Perubahan ini dapat terjadi akibat pengaruh masukan (intake), seperti
makanan/minuman dan keluaran (output) seperti urine, keringat, dan pernafasan.
Besarnya fluktuasi tergantung kelompok umur dan sangat individual berkisar antara
100-200 g sampai 500 – 1000 g (Soetjiningsih, 2002).

2. Tinggi Badan
Rumus menghitung tinggi badan ideal bayi dan balita
a. bbl : sekitar 50cm
b. 0-1 tahun : 1,5 x TB lahir
c. Umur 4 tahun : 2 x TB lahir
d. 6 tahun : 1,5 x TB 1 Tahun
e. Umur 13 Tahun : 3 x TB lahir
f. > 13 tahun dan orang dewasa : 3,5 x TB (2x TB saat umur 1 tahun)

Atau dapat menggunakan rumus (2-12 tahun)

Tinggi Ideal = (Usia dalam tahun x 6 )+ 77

Atau

Umur > 3 tahun

TB = 80 + 5 n (n = jumlah umur dalam tahun)

3. Lingkar Kepala
Pertumbuhan fisik anak pada umumnya dinilai dengan menggunakan ukuran
antropometrik yang dibedakan menjadi 2 kelompok yang meliputi:
a. Tergantung umur yaitu berat badan (BB) terhadap umur, tinggi badan (TB) terhadap
umur, lingkaran kepala (LK) terhadap umur dan lingkaran lengan atas (LLA)
terhadap umur.

20
b. Tidak tergantung umur yaitu berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB), lingkaran
lengan atas (LLA) dan tebal lipatan kulit (TLK).
c. Lingkar kepala (LK) menggambarkan pertumbuhan otak dari estimasi volume dalam
kepala. Lingkar kepala dipengaruhi oleh status gizi anak sampai usia 36 bulan.
Pengukuran rutin dilakukan untuk menjaring kemungkinan adanya penyebab lain
yang dapat mempengaruhi pertumbuhan otak walaupun diperlukan pengukuran
lingkar kepala secara berkala daripada hanya sewaktu-waktu saja.
Apabila pertumbuhan otak anak mengalami gangguan yang dideteksi dari hasil
pengukuran lingkar kepala yang kecil (dinamakan mikrosefali) maka hal ini bisa
mengarahkan si anak pada kelainan retardasi mental. Sebaiknya kalau ada gangguan
pada sirkulasi cairan otak (liquor cerebrospinal) maka volume kepala akan membesar
(makrosefali), kelainan ini dikenal dengan hidrosefalus.
Pengukuran lingkar kepala paling bermanfaat pada usia 6 bulan pertama sampai 2
tahun karena pada periode inilah pertumbuhan otak anak berlangsung dengan pesat.
Namun lingkar kepala yang abnormal, baik kecil maupun besar bisa juga disebabkan
oleh faktor genetik (keturunan) dan bawaan bayi.
Pada bayi baru lahir ukuran lingkar kepala normalnya adalah 34–35cm, akan
bertambah 2 cm setiap bulan pada usia 0 - 3 bulan. Pada usia 4 - 6 bulan akan
bertambah 1 cm per bulan, dan pada usia 6 - 12 bulan pertambahan 0,5 cm per bulan.
Sampai usia 5 tahun biasanya sekitar 50 cm. Usia 5 - 12 tahun hanya naik sampai 52
- 53 cm dan setelah usia 12 tahun akan menetap.
Pengukuran lingkar kepala bayi berguna untuk mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan otak anak. Biasanya ukuran pertumbuhan tengkorak mengikuti
perkembangan otak, sehingga bila ada hambatan pada pertumbuhan tengkorak maka
perkembangan otak anak juga terhambat. Pada kebanyakan individu, kecepatan
umum dari pertumbuhan tubuh mengikuti suatu pola. Pada bayi pertumbuhan kepala
berlangsung dengan kecepatan yang relatif tinggi secara progresif selama masa anak-
anak dan mencapai kecepatan minimal pada periode pubertas sampai ke maturitas.
Usia tahap-tahap pertumbuhan ini bervariasi antara individu dan antara jenis
kelamin. Dalam hal dimorfisme seksual, studi tentang anak-anak antara 1 sampai 5

21
tahun 8 menunjukkan lingkar kepala anak laki-laki lebih besar daripada anak
perempuan dengan perbedaan sekitar 5 sampai 10 mm.

4. gigi dan organ tubuh


a. Pertumbuhan gigi bayi
Gigi bayi muncul pada usia yang bervariasi antar bayi. Ada bayi yang giginya sudah
muncul pada usia dini dan ada juga bayi yang mengalami pertumbuhan gigi lebih
telat. Walaupun berbeda-beda, pertumbuhan gigi bayi pada umumnya berlangsung di
usia yang hampir sama.
Tahap-tahap pertumbuhan gigi bayi :
 Umur 5 bulan-7 bulan
Sebagian besar bayi mulai tumbuh gigi pada usia ini. Namun, beberapa bayi
mungkin mulai tumbuh gigi pada usia lebih dini, yaitu 4 bulan, atau beberapa
juga memiliki pertumbuhan gigi yang lebih lambat, pada usia 6 atau 7 bulan.
Pada saat ini, gigi bayi baru mulai muncul, gusi bayi Anda mungkin akan
membengkak dan kemerahan. Pada usia 6 bulan atau sekitar 5-7 bulan, gigi
pertama bayi sudah mulai muncul. Biasanya gigi pertama yang muncul ada dua
gigi seri depan pada rahang bawah. Kedua gigi ini dapat muncul bersama-sama.
Pada saat gigi bayi sudah muncul, Anda sudah bisa membersihkan gigi bayi
dengan cara menyekanya dengan kain bersih setelah bayi menyusu. Selanjutnya
pada usia 7 bulan, dua gigi seri depan pada rahang atas muncul. Sebagian besar
bayi mungkin mengalami pertumbuhan gigi ini sekitar usia 6-8 bulan. Pada usia
ini juga bayi sudah bisa diberi makan makanan padat.
 Umur 9-12 bulan
Gigi selanjutnya yang akan muncul adalah gigi di sebelah gigi seri depan bagian
atas, kemudian gigi di samping gigi seri bawah menyusul. Biasanya gigi muncul
berpasang-pasangan atas dan bawah, dua di sebelah kanan dan dua di sebelah
kiri.
 Pertumbuhan gigi Balita
 Umur 1-2 tahun

22
Pada usia ini, gigi geraham pertama mulai muncul pada bagian rahang
bawah dan rahang atas pada waktu yang sama. Namun, beberapa bayi sudah
mempunyai gigi geraham pada usia 1 tahun dan ada juga yang baru muncul
pada usia 15 bulan. Gigi taring mulai muncul pada usia ini, baik gigi taring
atas maupun gigi taring bawah. Munculnya gigi taring mungkin bervariasi
antar anak, dari mulai usia 16 bulan sampai 22 bulan. Di usianya yang ke-24
bulan, gigi geraham kedua pada bagian belakang di rahang bawah sudah mulai
muncul. Kemudian menyusul gigi geraham kedua pada rahang atas mulai
muncul pada usia 26 bulan. Pertumbuhan gigi ini bervariasi, ada yang lebih
lambat atau lebih cepat, antara usia 20-33 bulan.
 Umur 2-3 tahun
Pada usia dua sampai tiga tahun, anak sudah mempunyai gigi lengkap
berjumlah 20 gigi, masing-masing 10 gigi di rahang atas dan rahang bawah.
Gigi ini dikenal sebagai gigi susu atau gigi bayi. Susunan gigi susu lengkap
ini akan bertahan sampai usia anak sekitar 6 atau 7 tahun.
 Umur 4 tahun
Pada usia 4 tahun, rahang dan tulang wajah anak akan mulai tumbuh,
sehingga memberi ruang antara gigi susu. Ruang ini memberi kesempatan
gigi dewasa atau gigi tetap yang lebih besar untuk tumbuh. Gigi anak
biasanya mulai tanggal pada usia 6 atau 7 tahun, lalu digantikan oleh gigi
tetap. Pada usia 6-12 tahun, biasanya anak memiliki gigi susu dan juga gigi
tetap dalam mulutnya.
b. Organ tubuh
Bukti pertumbuhan terlihat dan terukur dari tinggi dan berat tubuh anak yang
sedang tumbuh. Akan tetapi, pertumbuhan dan perkembangan tulang, otot, organ dan
sistem tubuh yang tidak tampak oleh mata dari mata kita sulit untuk diukur.
Walaupun begitu, pertumbuhan organ tubuh yang tersembunyi sama pentingnya
dengan perubahan yang terlihat seperti tinggi dan berat badan.

a) Tulang – Pertumbuhan tulang adalah bertambah panjangnya, kepadatannya dan


jumlahnya.

23
 Panjang – Cara termudah untuk mengetahui pertumbuhan tulang adalah dengan
melihat peningkatan tinggi badan. Anak-anak tumbuh lebih tinggi sebagaimana
tulang tumbuh lebih panjang.
 Kepadatan – Tulang pada bayi yang baru lahir sangat lembut, sehingga sulit
untuk diketahui pertumbuhannya. Sebagai contoh adalah tulang-tulang di
tengkorak yang lembut pada awalnya, sehingga otak memiliki ruang untuk
berkembang. Seiring waktu, tulang tengkorak menjadi padat dan keras untuk
melindungi otak.
 Jumlah – Bayi memiliki tulang lebih sedikit dibandingkan orang dewasa.
Misalnya, orang dewasa memiliki sembilan tulang di pergelangan tangan,
sedangkan, anak 1 tahun hanya memiliki tiga tulang.
b) Otot
Otot tidak meningkat jumlahnya, tapi meningkat panjang dan ketebalannya,
terutama selama masa kanak-kanak. Pertumbuhan otot juga cepat selama masa
remaja. Hal ini adalah periode dimana perbedaan yang nyata dan kontras antara
kekuatan otot laki-laki dan perempuan dapat terlihat.
c) Lemak Tubuh
Bayi yang lahir cukup bulan memiliki lemak tubuh yang signifikan. Saat bayi
tumbuh, belajar berjalan dan kemudian mulai berlari dan bermain, 'lemak bayi'
diganti dengan otot. Itulah sebabnya anak-anak tampak 'kurus' saat mereka
tumbuh. Setelah pubertas, lemak disimpan dalam jaringan dan bentuk tubuh orang
'dewasa muda' mulai berkembang. Hal ini lebih menonjol pada anak perempuan
daripada anak laki-laki.
d) Organ Internal
Perkembangan organ tubuh sangat penting. Organ yang berbeda berkembang pada
kecepatan yang berbeda. Pertumbuhan otak hampir lengkap pada tahun kelima
anak, sedangkan sisanya dari sistem saraf terus berkembang hingga remaja. Saat
lahir, hati dan ginjal sudah cukup matang. Hal ini mempengaruhi jenis makanan
bayi yang dapat dicerna. Hati dan ginjal akan terus tumbuh selama bertahun-tahun
pada anak usia dini.
e) Perkembangan organ reproduksi
 Biasanya anak perempuan dan laki-laki belum ada tanda yang dibedakan
kecuali alat kelaminnya.
24
 Bagian dada masih rata.
 Bahu dan panggul masih sama besarnya.
f) Kelenjar
Kelenjar mengeluarkan hormon penting yang mengatur berbagai fungsi dalam
tubuh manusia. Kelenjar yang mensekresi hormon seks akan matang dan
berkembang selama tahun-tahun di masa kanak-kanak.

C. Konsep Perkembangan Bayi Balita


1. Perkembangan motorik halus
Kemajuan perkembangan motorik halus, khususnya ekstermitas atas, berlangsung
ke arah proksimodistal, dimulai dari bahu menuju ke arah distal sampai jari. Kemampuan
motorik halus dipengaruhi oleh matangnya fungsi motorik, dan koordinasi neuromuskular
yang baik, fungsi visual yang akurat, dan kemampuan intelek nonverbal.
a. Bayi baru lahir, grasp palmar reflex terjadi untuk mengepal ketika suatu obyek
menyentuh telapak tangan. Perkembangan motorik halus pertama yang dengan medah
dapat dikenali dan merupakan perkembangan sangat penting adalah kemampuan
mengepalkan tangan.
b. Bayi umur 2 bulan, kepalan bayi mulai berkurang, jari-jari bisa terbuka secara
spontan. Bila pada umur 4 bulan (red flag) tangan masih mengepal, ini merupakan
indikasi bayi mengalami disfungsi neuromotorik.
c. Bayi umur 3 bulan, bayi dapat menggapai permainan yang digerakkan, dan dapat
menggapai kearah objek yang tiba-tiba dijauhkan dari pandangannya. Umur 3-4
bulan, jika sebuah objek ditempatkan di tangan, objek tersebut akan dpegang dengan
tiga jari daerah ulnar dan selanjutnya jari tangan yang lain akan ikut
menggenggam.dengan hialngnya grasp palmar reflex, bayi dapat meluruskan jari
mempertahankan tangan dengan posisi terbuka pasa umur 4 bulan,
sehinggamemudahkan perkembnagan otik senjutnya. Bayi 3-4 bulan sudah dapat
menempatkan tangannya kebagian tengah tubuhnya. Memainkan jari-jemari, serta
memasukkan tangan kemulutnya.
d. Bayi umur 5 bulan, bayi bisa menggenggam sebuah objek dan membawanya ke arah
garis tengah tuuhnya.sebuah objek didkatkan ditelapak tangan, jari-jari fleksi

25
bersama-sama dan menggenggam objek. 34 Pada umur 3-6 bulan, bayi mampu eraih
benda-benda yang berada dalam jangkauannya dan mampu memegang pensil.
e. Bayi umur 6 bulan, bayi mampu memindahkan objek melewati garis tengah tubuhnya
dan mampu memindahkan objek dari tangan satu ke tangan yang lainnya, tanpa
disertai gerakan stimultan pada tangan yang lain. Bayi juga mampu memasukkan
balok balok kedalam gelas tapi tidak bisa mengambil kembali. Bayi umur 6-7 bulan,
mampu menjepit dengan baik menggunakan jari telunjuk dan ibu jari.
f. Bayi umur 8 bulan, bayi mampu mengambil kubus yang diberikan kepadanya,
selanjutnya memindahkan benda yang dipegangnya ke tangan yang lainnya. Pada
umur 6-9 bulan, bayi mampu memungut 2 benda, masing-masing tangan memegang
satu benda pada saat yang bersamaan.
g. Bayi umur 10-12 bulan, bayi mampu mengambil kubus dari dalam gelas. Bayi juga
mampu menggenggam erat pensil dan mengulurkan lengan/mencondongkan badan
untuk meraih mainan yang diinginkan. Pada umur 10 bulan, bayi mampu menjepit
benda-benda kecil, seperti manik-manik atau makanan kecil.
h. Bayi umur 14 bulan, anak mampu menempatkan satu kubus di atas kubus yang lain.
Tingginya tumpukan kubus meningkat sesuai dengan tingkatan kontrol manipulatif,
tatapi bukan suatu peningkatan pada perkembangan keterampilan. Bayi umur 15
bulan, anak bisa mencoret-coret. Anak mampu menumpuk 2 kubus, dan selanjutnya
menumpuk 3 kubus pada umur 21 bulan.
i. Bayi umur 18 bulan, anak mampu memasukkan 10 kubus kedalam gelas. Anak
pertama kali melempar bola.
j. Bayi umur 24 bulan, anak dapat memegang pensil dan menirukan sebuah coretan.
Anak mampu menyusun 4 deretan kubus secara horizontal. Anak juga mampu
memungut 4 kubus dan memungut benda-benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
(menjimpit). Anak mencoba melipat kertas dan mampu melipat kertas menjadi
sebuah lipatan pada umur 2,5 tahun.
k. Bayi umur 30 bulan, anak bisa menggambar coretan horizontal dan vertikal yang
spesifik 13. Umur 3 tahun, anak mampu menumpuk 8 buah kubus, anak bisa
membuat jembatan dengan tiga kubus, anak mampu menggambar sebuah lingkaran
dan mulai menggambar gambar manusia.

26
l. Umur 4 tahun, anak mampu membuat gambar sebuah persegi empat, anak mampu
membuat gerbang dengan 5 kubus.
m. Umur 5 tahun, anak mampu membuat gambar sebuah segitiga dan mampu membuat
tangga dengan 6 kubus.
n. Umur 7 tahun, anak mampu menggambar belah ketupat ventrikal. Pada umur 9 tahun,
anak dapat menggambar silinder, dan pada umur 12 tahun anak dapat menggambar
kubus tiga dimensi.
2. Tumbuh Dan Berkembang Anak Prasekolah
Tumbuh berarti bertambah dalam ukuran. Perkembangan anak tidak sama dengan
pertumbuhannya. Bila pertumbuhan menjelaskan perubahan dalam ukuran, sedangkan
perkembangan adalah perubahan dalam kompleksitas dan fungsinya.
Apabila anak berinteraksi dengan lingkungan berarti sekaligus anak dipengaruhi
dan mempengaruhi lingkungan. Dengan demikian hubungan anak dengan lingkungan
bersifat timbal balik, baik yang berifat perkembangan psikologis maupun pertumbuhan
dan perkembangan fisik. Perkembangan kognitif dan sosial dipengaruhi oleh
pertumbuhan sel otak dan perkembangan hubungan antar sel otak (Dr.Soemiarti, 2003).
Pada masa ini anak mengalami proses perubahan dalam pola makan dimana anak pada
umumnya mengalami kesulitan untuk makan. Proses eleminasi pada anak sudah
menunjukkan proses kemandirian dan masa ini adalah masa dimana perkembangan
kognitif sudah mulai menunjukkan perkembangan dan anak sudah mempersiapkan diri
untuk memasuki sekolah dean tampak sekali kemampuan anak belum mampu menilai
sesuatu berdasarkan apa yang mereka lihat dan anak membutuhkan pengalaman belajar
dengan lingkungan dan orang tuanya. Sedangakan perkembangan psikososial anak sudah
menunjukkan adanya rasa inisiatif, konsep diri yang positif serta mampu
mengidentifikasi identitas dirinya (Azis, 2008).
3. Hal- Hal Yang Harus Diperhatikan Pada Anak Prasekolah
Anak yang berusia 1-5 tahun merupakan kelompok yang rawan gizi dan rawan
penyakit. Beberapa kondisi yang menyebabkan usia ini rawan gizi dan rawan kesehatan,
antara lain sebagai berikut.
a. Anak usia 1-5 tahun masih berada dalam masa transisi dari makanan bayi ke
makanan dewasa.

27
b. Usia ini anak sudah mulai bermain di tanah dan sudah bisa main di luar rumah
sendiri, sehingga lebih terpaksa terpapar dengan lingkungan yang kotor dan
kondisi yang memungkinkan untuk terinfeksi dengan beragai penyakit.
c. Anak sudah bisa mengurusi dirinya sendiri, dan termasuk dalam hal memilih
makanan. Di pihak lain, ibunya sudah tidak begitu memperhatikan lagi makanan
anaknya, karena dianggap anak sudah dapat makanan sendiri (Merryana Andriani,
2012;205).
4. Ciri Tahapan Perkembangan Berdasarkan Aspek Perkembangan Anak Prasekolah
Terdapat beberapa ciri tahapan perkembangan anak prasekolah menurut Dr.Soemiarti
(2003), yang antara lain sebagai berikut.
a. Perkembangan jasmani Pada saat anak mencapai tahapan prasekolah (3-6 tahun)
ada ciri yang jelas berbeda antara anak usia bayi dan anak prasekolah. Pada anak
64 prasekolah telah tampak otot-otot tubuh yang berkembang dan memungkinkan
bagi mereka melakukan berbagai ketrampilan. Pada usia antara 4-5 tahun,
biasanya mereka sudah mampu membuat gambar, gambar orang. Pada usia 4
tahun anak-anak telah memiliki ketrampilan yang lebih baik, mereka mampu
melambungkan bola, melompat dengan satu kaki, telah mampu menaiki tangga
dengan kaki yang bergantiganti.
b. Perkembangan Kognitif
Kognitif seringkali diartikan sebagai kecerdasan atau berfikir. Kognitif
adalah pengertian yang luas mengenai berfikir dan mengamati, jadi merupakan
tingkah laku – tingkah laku yang mengakibatkan orang memperoleh pengetahuan
atau yang dibutuhkan untuk menggunakan pengetahuan. Perkembangan kognitif
dinyatakan dengan pertumbuhan kemampuan merancang, mengingat dan mencari
penyesalan masalah yang dihadapi. Walaupun pada umumnya usia anak
prasekolah dikaitkan dengan tahapan perkembangan dari Piaget, yakni fase
sensikmotorik (0-2 tahun), fase praoperasional (3-6 tahun), kecepatan
perkembangan anak bersifat pribadi, tidak selalu sama untuk masing-masing
anak.
c. Perkembangan Bahasa

28
Dalam proses tumbuh kembangnya, seorang anak akan tumbuh dan berkembang
bersama dengan produk bahasa mereka yang akan meningkat dalam segi
kuantitas, keluasan dan kerumitannya. Dalam membicarakan perkembangan
bahasa terdapat 3 butir yang perlu dibicaarakan, antara lain sebagai berikut.
 Ada perbedaan antara bahasa dan kemampuan berbicara. Bahasa biasanya
dipahami sebagai sistem tatabahasa yang rumit dan bersifat semantik,
sedangkan kemampuan bicara terdiri dari ungkapan dalam bentuk kata-kata.
Walaupun bahasa dan kemampuan berbicara sangat dekat hubungannya,
keduanya berbeda.
 Terdapat dua daerah pertumbuhan bahasa yaitu bahasa yang bersifat
pengertian/reseptif (understanding) dan pernyataan atau ekspresif (producing).
Bahasa pengertian (misalnya mendengarkan dan membaca) menunjukkan
kemampuan anak untuk memahami dan berlaku terhadap komunikasi yang
ditujukan kepada anak tersebut. Bahasa ekspresif (bicara dan tulisan)
menunjukkan ciptaan bahasa yang dikomunikasikan kepada orang lain.
 Komunikasi diri atau bicara dalam hati, juga harus dibalas. Anak akan
berbicara dengan dirinya sendiri apabila berkhayal, pada saat merencanakan
menyelesaikan masalah, dan menyerasikan gerakan mereka. Anak prasekolah
biasanya telah mampu mengembangkan ketrampilan bicara melalui percakapan
yang dapat memikat orang lain. Sejak anak berusia dua tahun anak memiliki
minat yang kuat untuk menyebutkan berbagai nama benda. Minat tersebut akan
terus berlangsung dan meningkat yang sekaligus akan menambah
perbendaharaan kata yang telah dimiliki. Anak dapat menggunakan bahasa
dengan ungkapan yang lain, misalnya: bermain peran, isyarat yang ekspresif,
dan melalui bentuk seni (misalnya menggambar). Ungkapan tersebut dapat
merupakan petunjuk bagaimana anak memandang dunia dalam kaitan dirinya
kepada orang lain.
d. Berkembangan emosi dan sosial Perkembangan emosi berhubungan dengan
seluruh aspek perkembangan anak. Setiap anak mempunyai emosi rasa senang,
marah, jengkel dalam menghadapi lingkungannya sehari-hari. Pada tahapan ini
emosi anak prasekolah lebih rinci, bernuansa atau disebut teridentifikasi. Masing-

29
masing anak menunjukkan ekspresi yang berbeda sesuai dengan suasana hati dan
dipengaruhi oleh pengalaman yang diperoleh sepanjang perkembangannya.
Tingkah laku sosialisasi adalah sesuatu yang dipelajari, bukan sekedar hasil dari
kematangan.

D. Penilaian Pertumbuhan fisik bayi dan anak


Penilaian pertumbuhan fisik bayi dan anak dapat dilakukan dengan menggunakan
instrument:
1) Berat Badan menurut Tinggi Badan Anak (BB/TB)
Pada usia beberapa hari, berat badan bayi akan mengalami penurunan yang sifatnya
normal yaitu sekitar 10% dari berat badan lahir. Hal ini disebabkan keluarnya mekonium
dan air seni yang belum diimbangi dengan asupan yang adekuat, misalnya, produksi ASI
yang belum lancar. Umumnya, berat badan akan kembali mencapai berat lahir pada hari
kesepuluh.
Pada bayi sehat, kenaikan berat badan normal pada triwulan I sekitar 700-1000 g/bulan,
triwulan II sekitar 500 – 600 g/bulan, triwulan III sekitar 350 – 450 g/bulan, dan pada
triwulan IV sekitar 250 – 350 g/bulan. Dari perkiraan tersebut, dapat diketahui bahwa
pada usia enam bulan pertama berat badan akan bertambah sekitar 1 kg/bulan, enam
bulan berikutnya ± 0,5 kg/bulan. Pada tahun kedua kenaikan ± 0,25 kg/bulan. Setelah dua
tahun kenaikan berat badan tidak tentu, yaitu sekita 2 – 3 kg/tahun.
Selain dengan perkiraan tersebut, dapat juga memperkirakan berat badan (BB) dengan
menggunakan rumus atau pedoman dari Behrman (1992) yang dikutip oleh Rekawati dkk
(2013), sebagai berikut.
a) Berat badan lahir rata – rata: 3,25 kg
b) Berat badan usia 3 – 12 bulan menggunakan rumus:

umur ( bulan ) + 9 n+ 9
=
2 2

c) Berat badan usia 1 – 6 tahun, menggunakan rumus:

(umur(tahun)x2) + 8 = 2n+8
30
Keterangan: n adalah usia anak
Untuk menentukan umur anak dalam bulan, bila lebih 15 hari dibulatkan ke atas,
sedangkan, kurang atau sama dengan 15 hari dihilangkan. Misalnya, ada bayi
berumur 5 bulan 25 hari, maka bayi dianggap berumur 6 bulan berat badan bayi
diperkirakan 7,5 kg. Bila anak berumur 2 tahun 6 bulan, perkiraan berat badannya
adalah (2,5 tahun x 2 th) + 8 = 13 kg.
IDAI telah menetapkan untuk skrining pertumbuhan anak dengan umur sampai 5
tahun dapat menggunakan kurva pertumbuhan WHO.

Gambar 2. 1
Kurva berat badan menurut Panjang badan (WHO)

Sumber : IDAI

31
2) Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA)
Pemantauan  ukuran lingkar kepala   dan  ubun-ubun besar  merupakan  penilaian
pertumbuhan  anak yang mencerminkan ukuran dan pertumbuhan otak.  Menurut
rekomendasi American Academy of Pediatrics, pemantauan lingkar kepala sebaiknya
dilakukan terutama sampai usia 2 tahun. Pemantauan lingkar kepala sebaiknya dilakukan
bersama dengan ukuran ubun-ubun besar. Lingkar kepala diukur dengan pita ukur yang
tidak elastis, melingkar dari bagian atas alis, melewati bagian atas telinga, sampai bagian
paling menonjol di belakang  kepala.

Sedangkan ubun-ubun besar diukur dengan rata-rata ukuran anteroposterior dan


transversal  (Gambar 2.). Ukuran lingkar kepala saat lahir sampai usia 2 tahun berkisar
antara   35 -  49 cm. Sedangkan, ukuran rata-rata ubun-ubun besar saat lahir adalah 2,1
cm yang akan mengecil dengan bertambahnya usia.   Ubun-ubun   besar akan menutup
saat usia 13,8 bulan. Ubun-ubun besar yang lebar atau terlambat menutup dapat terjadi
pada atrofi otak, akondroplasia, hipotiroid, sindrom Down, atau peningkatan tekanan
intrakranial. Ubun-ubun besar yang membonjol disebabkan peningkatan tekanan
inntrakranial karena hidrosefalus atau tumor. Ubun-ubun cekung dapat terjadi pada atrofi
otak dan dehidrasi. Ubun-ubun besar yang menutup dibawah usia 6 bulan atau belum
menutup pada usia 18 bulan, mencerminkan adanya gangguan pertumbuhan otak.

32
BAB III

PENUTUP

Pertumbuhan lebih ditekankan pada bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan struktur
tubuh karenaadanya multiplikasi (bertambah banyak) sel-sel tubuh dan bertambah besarnya sel.
Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang
dipengaruhinya

Ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan: Perkembangan menimbulkan perubahan.


Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal akan menentukan perkembangan selanjutnya.
Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda. Perkembangan
berkolerasi dengan pertumbuhan, perkembangan memiliki tahap yang berurutan dan
perkembangan mempunyai pola yang tetap.

Perkembangan fungsi organ tubuh, terjadi menurut dua hukum yang tetap yaitu
Perkembangan terjadi lebih dulu didaerah kepala, kemudian menuju ke arah kaudal / anggota
tubuh (pola sefalokaudal), Perkembangan terjadi lebih dahulu didaerah proksimal (gerak kasar)
lalu berkembang kebagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus (pola
proksimodistal) Tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan terdiri dari beberapa tahap
meliputi : masa intranatal, bayi dan balita Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan yang meliputi faktor internal dan faktor eksternal.

Pemahaman tentang pertumbuhan dan perkembangan neonatus, bayi, balita dan anak
prasekolah yang baik akan sangat mendukung seorang bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan pada anak. Oleh karena anak mempunyai ciri-ciri tersendiri pada setiap tahap
pertumbuhan dan perkembangan, maka pemahaman tentang pertumbuhan perkembangan anak
akan mampu mendasari mahasiswa dalam memberikan asuhan kebidanan secara baik dan benar.

33
DAFTAR PUSTAKA

Setiyani Astuti, dkk. 2016. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah.
Kemenkes RI. Jakarta

https://hellosehat.com/gigi-mulut/perawatan-gigi/ketahanan-memutihkan-gigi-di-dokter/

http://sepang-buleleng.desa.id/index.php/first/artikel/601-Artikel-BKKBN---Pertumbuhan-dan-
Perkembangan-Balita

Kliegman Robert M., etc. 2007. Nelson Textbook Pediatrics 18 th Edition. United States of
America : Elsevier

Jurnal Abdimas PHB Vol 2 No 2 Juni Tahun 2019

https://www.idai.or.id/professional-resources/kurva-pertumbuhan/kurva-pertumbuhan-who

34

Anda mungkin juga menyukai