Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PEMANTAUAN DETEKSI DINI PADA PENYIMPANGAN

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA BAYI/BALITA

DOSENPENGAMPU: NI LU MADE DIAH PA,SST,M.Kes

OLEH:

NAMA : MISSIE R W JOLTUWU

NIM : PO530324019475

TINGKAT :2B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES KUPANG

PRODI D-III KEBIDANAN

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nyah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan yang berjudul Pemantauan
Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan dan Perkembangan pada Bayi/Balita.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian


ilmu pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini. Kami menyadari,
laporan yang kami tulisinimasihjauhdari kata sempurna.Olehkarenaitu, kritikdan saran akan
kami nantikan demi kesempurnaanmakalahini.

Kupang, februari 2021

Penyusun

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR..................................................................................2

DAFTAR ISI.................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang.................................................................................4
B. TujuanPenulisan.............................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pertumbuhan dan Perkembangan...................................................6


B. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan..........................................8
C. Kuesioner Masalah Mental dan Emosional....................................11
D. Gangguan Pemusatan Perhatian Dan Hiperaktifitas.......................14

BAB III HASIL PEMANTAUAN

A. KPSP...............................................................................................16
B. KMME............................................................................................21
C. GPPH..............................................................................................22

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................24
B. Saran.............................................................................................24

DAFTAR PUSTALA

BAB I

3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia
seutuhnya diselenggarakan antara lain melalui upaya kesehatan anak yang dilakukan
sedini mungkin. Upaya kesehatan yang dilakukan sejak anak masih di dalam
kandungan sampai lima tahun pertama kehidupannya ditujukan untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak
agar mencapai tumbuh kembang yang optimal. Sebagai generasi calon penerus bangsa
dengan jumlah yang sangat besar yaitu sekitar 10% dari seluruh populasi, maka
kualitas pertumbuhan dan perkembangan anak perlu mendapat perhatian serius.
(Nursalam, 2005).
Perkembangan anak usia dini memegang peranan yang sangat penting dalam
perkembangan seorang individu. Agar seorang anak memiliki perkembangan yang
baik, maka perlu ada deteksi dini tumbuh kembang anak yang memiliki tujuan
tercapainya optimalisasi perkembangan seorang anak. Sangat disayangkan masih
sedikit orang tua yang memiliki kesadaran untuk melakukan deteksi dini tumbuh
kembang anak ini. Melalui metode penyuluhan tentang deteksi dini tumbuh kembang
anak orang tua diharapkan memiliki kesadaran dan keahlian dalam melakukan deteksi
dini tumbuh kembang anak. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan pertumbuhan status
gizi ( 87,5 % ), lingkar kepala (100 %), perkembangan menggunakan KPSP dengan
hasil ( 100 %), perkembangan mental emosional ( 77,8 % ), tes daya dengar ( 100% ),
tes daya lihat ( 100 % ) bahwa pasca penyuluhan, orang tua dan guru memiliki
kesadaran yang lebih baik tentang pentingya melakukan deteksi dini tumbuh kembang
anak sebagai upaya optimalisasi perkembangan anak.

B. Rumusan Masalah
1 Apakah yang dimaksud dengan deteksi tumbuh kembang anak ?
2 Apakah yang dimaksud dengan KPSP ?
3 Apakah yang dimaksud dengan KMME ?
4 Apakah yang dimaksud dengan GPPH ?

C. Tujan dan kegunaan

4
Tujuan dari pembuatan laporan ini untuk dilakukan pengamatan pada anak
bayi, balita dan anak pra sekolah untuk mengidentifikasi pertumbuhan dan
perkembangan anak. Pengamatan ini dilakukan untuk membantu orang tua mengatau
pertumbuhan adan perkembangan yang terjadi apakah normal atau memiliki
penyimpangan.
Kegunaan dilakukan kegiatan pengamatan ini adalah
1 Mengetahui dan mengidentifikasi pertumbuhan dan perkembangan pada anak
melalui tes KPSP, KMME dan GPPH.\
2 Meningkatkan daya proteksi orang tua pada anak melalui hasil pengamatan tes
KPSP, KMME dan GPPH

BAB II

5
TINJAUAN PUSTAKA

A. DETEKSI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


1. Definisi
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan
intraseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan strukur tubuh sebagian atau
keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur sebagai hasil dari
proses pematangan, disini menyangkut adanya proses diferensiensi dari sel-sel
tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan system organ yang berkembang
sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk
juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi
dengan lingkungannya.

2. Ciri-ciri dan Prinsip Tumbuh Kembang Bayi/Balita


Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling
berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:
a. Perkembangan menimbulkan perubahan
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan
disertai dengan perubahan fungsi.
b. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan
selanjutnya.
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia
melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa
berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan
fungsi berdiri anak terhambat. Karena itu perkembangan awal ini merupakan
masa kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.

c. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.

6
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang
berbeda beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi
organ dan perkembangan pada masing-masing anak.
d. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan
Saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi
peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak sehat,
bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah
kepandaiannya.
e. Perkembangan mempunyai pola yang tetap
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap,
yaitu:
1) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke
arah kaudal/anggota tubuh.
2) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu
berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan
gerak halus.
3) Perkembangan memiliki tahap yang berurutan.
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan,
misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu
membuat gambar kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan dan
sebagainya.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Bayi/Balita


Terdapat 2 faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, yaitu:
a. Faktor genetik.
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai akhir proses
tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung di dalam
sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas
pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat
sensitivitas, jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya
pertumbuhan tulang. Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai
faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau
bangsa.
b. Faktor lingkungan.

7
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau
tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan
tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan
menghambatnya. Lingkungan ini merupakan lingkungan “bio-fisio-psiko-
sosial” yang mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai
akhir hayatnya.

4. Aspek-aspek Perkembangan yang di pantau


a. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan
otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya.
b. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagianbagian tubuh
tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti mengamati sesuatu,
menjimpit, menulis, dan sebagainya.
c. Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, berbicara,
berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya.
d. Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai
bermain}, berpisah dengan ibu atau pengasuh anak, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya, dan sebagainya

B. KUSIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP)


Kusioner pra skrining perkembangan adalah Formulir KPSP adalah alat/instrumen
yang digunakan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada
penyimpangan.
1 Tujuan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.
2 Skrining/pemeriksaan dilakukan oleh tenaga kesehatan, guru TK dan petugas
PAUD terlatih.
3 Jadwal skrining/pemeriksaan KPSP rutin adalah : setiap 3 bulan pada anak < 24
bulan dan tiap 6 bulan pada anak usia 24 - 72 tahun (umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21,
24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan).

8
4 Apabila orang tua datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah tumbuh
kembang, sedangkan, umur anak bukan umur skrining maka pemeriksaan
menggunakan KPSP untuk umur skrining yang lebih muda dan dianjurkan untuk
kembali sesuai dengan waktu pemeriksaan umurnya.
a. Alat/instrumen yang digunakan adalah:
1) Formulir KPSP menurut umur. Formulir ini berisi 9 -10 pertanyaan tentang
kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran KPSP anak
umur 0-72 bulan.
2) Alat bantu pemeriksaan berupa: pensil, kertas, bola sebesar bola tenis,
kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 Cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang
tanah, potongan biskuit kecil berukuran 0.5 - 1 Cm.
b. Cara menggunakan KPSP:
1) Pada waktu pemeriksaan/skrining, anak harus dibawa.
2) Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal bulan dan tahun anak lahir.
Bila umur anak lebih 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan.
Contoh: bayi umur 3 bulan 16 hari, dibulatkan menjadi 4 bulan bila umur
bayi 3 bulan 15 hari, dibulatkan menjadi 3 bulan.
3) Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak.
4) KPSP terdiri ada 2 macam pertanyaan, yaitu:
Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak, contoh: "Dapatkah bayi
makan kue sendiri ?"
Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas melaksanakan tugas yang
tertulis pada KPSP.
5) Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab, oleh
karena itu pastikan ibu/pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan
kepadanya.
6) Tanyakan pertanyaan tersebut secara berturutan, satu persatu. Setiap
pertanyaan hanya ada 1 jawaban,Ya atau Tidak. Catat jawaban tersebut pada
formulir.
7) Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu/pengasuh anak menjawab
pertanyaan terdahulu.
8) Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.

9
1. Tes Daya Lihat
a. Tujuan tes daya lihat adalah mendeteksi secara dini kelainan daya lihat agar
segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk
memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih besar.
b. Jadwal tes daya lihat dilakukan setiap 6 bulan pada anak usia prasekolah umur
36 sampai 72 bulan. Tes ini dilaksanakan oleh tenaga kesehatan.
c. Alat/sarana yang diperlukan adalah:
1) Ruangan yang bersih, tenang dengan penyinaran yang baik
2) Dua buah kursi, 1 untuk anak dan 1 untuk pemeriksa
3) Poster “E” untuk digantung dan kartu “E” untuk dipegang anak
4) Alat Penunjuk

Cara melakukan daya lihat:

1) Pilih suatu ruangan yang bersih dan tenang, dengan penyinaran yang baik
2) Gantungkan poster “E” setinggi mata anak pada posisi duduk
3) Letakkan sebuah kursi sejauh 3 meter dari poster “E” menghadap ke poster
“ E”
4) Letakkan sebuah kursi lainnya di samping poster “E” untuk pemeriksa.
5) Pemeriksa memberikan kartu "E" pada anak.. Latih anak dalam
mengarahkan kartu "E" menghadap atas, bawah, kiri dan kanan; sesuai
yang ditunjuk pada poster “E” oleh pemeriksa. Beri pujian setiap kali anak
mau melakukannya. Lakukan hal ini sampai anak dapat mengarahkan
kartu "E" dengan benar.
6) Selanjutnya, anak diminta menutup sebelah matanya dengan buku/kertas.
7) Dengan alat penunjuk, tunjuk huruf "E” pada poster, satu persatu, mulai
baris pertama sampai baris ke empat atau baris "E" terkecil yang masih
dapat di lihat.
8) Puji anak setiap kali dapat mencocokan posisi kartu "E" yang dipegangnya
dengan huruf "E" pada poster.
9) Ulangi pemeriksaan tersebut pada mata satunya dengan cara yang sama
10) Tulis baris E terkecil yang masih dapat lihat, pada kertas yang tela di
sediakan:
Mata kanan: .......... mata kiri: ...........

10
lnterpretasi:

Anak prasekolah umumnya tidak mengalami kesulitan melihat sampai baris


ketiga pada poster "E". Bila kedua mata anak tidak dapat melihat baris ketiga
poster E atau tidak dapat mencocokkan arah kartu “E” yang dipegangnya
dengan arah "E" pada baris ketiga yang ditunjuk oleh pemeriksa, kemungkinan
anak mengalami gangguan daya lihat.

lntervensi:

Bila kemungkinan anak mengalami gangguan daya lihat, minta anak datang lagi
untuk pemeriksaan ulang. Bila pada pemeriksaa berikutnya, anak tidak dapat
melihat sampai baris yang sama, atau tidak dapat melihat baris yang sama dengan
kedua matanya, rujuk ke Rumah Sakit dengan menuliskan mata yang mengalami
gangguan (kanan, kiri atau keduanya).

2. Tes Daya Dengar/TDD


Merupakan tes yang bertujuan untuk menemukan gangguan pendengaran sejak
dini, agar dapat segera ditindaklanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya
dengar dan bicara anak. TDD dilakukan setiap 3 bulan (pada usia <12bulan) dan
setiap 6 bulan (pada usia 12 bulan ke atas). Sebelum melakukan TDD, tanyakan
tanggal lahir anak, dan hitung umur dalam bulan. Kemudian pilih daftar
pertanyaan TDD sesuai usia. Pada anak diatas 24 bulan, pertanyaan berupa
perintah melalui orang tua/pengasuh untuk dikerjakan oleh anak. Amati anak
dalam melakukan perintah. Jawaban Ya adalah jika anak dapat melakukan
perintah. Jawaban Tidak adalah jika anak tidak dapat atau tidakmau melakukan
perintah. Bila ada satu jawaban Tidak, kemungkinan anak mengalami gangguan
daya dengar.
C. KUISIONER MASALAH MENTAL DAN EMOSIONAL (KMME)
Deteksi dini penyimpangan perilaku emosional adalah kegiatan/pemeriksaan untuk
menemukan secara dini adanya masalah perilaku emosional, autisme dan gangguan
pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada anak, agar dapat segera dilakukan
tindakan intervensi. Bila penyimpangan perilaku emoslonal terlambat diketahui, maka

11
lntervenslnya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang
anak.
Deteksi yang dilakukan menggunakan:
1. Kuesioner Masalah Perilaku Emosional (KMPE) bagi anak umur 36 bulan sampai
72 buIan.
2. Ceklis autis anak prasekolah (Modified Checklist for Autism in Toddlers (M-
CHAT) bagi anak umur 18 bulan sampai 36 bulan.
3. Formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas
(GPPH) menggunakan Abreviated Conner Rating Scale bagi anak umur 36 bulan
ke atas.

Deteksi Dini Masalah Perilaku Emosional

1. Tujuannya adalah mendeteksi secara dini adanya penyimpangan/masalah perilaku


emosional pada anak pra sekolah.
2. Jadwal deteksi dini masalah perilaku emosional adalah rutin setiap 6 bulan pada
anak umur 36 bulan sampai 72 bulan. Jadwal ini sesuai dengan jadwal pelayanan
SDIDTK.
3. Alat yang digunakan adalah Kuesioner Masalah Perilaku Emosional (KMPE)
yang terdiri dari 14 pertanyaan untuk mengenali problem perilaku emosional anak
umur 36 bulan sampai 72 bulan.
4. Cara melakukan : 1. Tanyakan setiap pertanyaan dengan lambat, jelas dan
nyaring, satu persatu perilaku yang tertulis pada KMPE kepada orang
tua/pengasuh anak. 2. Catat jawaban YA, kemudian hitung jumlah jawaban YA.
5. Interpretasi : Bila ada jawaban YA, maka kemungkinan anak mengalami masalah
perilaku emosional.
6. lntervensi : Bila jawaban YA hanya 1 (satu) :
a. Lakukan konseling kepada orang tua menggunakan Buku Pedoman Pola Asuh
Yang Mendukung Perkembangan Anak.
b. Lakukan evaluasi setelah 3 bulan, bila tidak ada perubahan rujuk ke Rumah
Sakit yang memberi pelayanan rujukan tumbuh kembang atau memiliki
fasilitas pelayanan kesehatan jiwa.
c. Bila jawaban YA ditemukan 2 (dua) atau lebih : Rujuk ke Rumah Sakit yang
memberi pelayanan rujukan tumbuh kembang atau memiliki fasilitas

12
pelayanan kesehatan jiwa. Rujukan harus disertai informasi mengenai jumlah
dan masalah mental emosional yang ditemukan

Deteksi Dini Autis Pada Anak Prasekolah.

a. Tujuannya adalah mendeteksi secara dini adanya autis pada anak umur 18
bulan sampai 36 bulan.
b. Dilaksanakan atas indikasi atau bila ada keluhan dari ibu/pengasuh atau ada
kecurigaan tenaga kesehatan, kader kesehatan, petugas PAUD, pengelola
TPA dan guru TK. Keluhan tersebut dapat berupa salah satu atau lebih
keadaan di bawah ini:
1) Keterlambatan berbicara.
2) Gangguan komunikasi/ interaksi sosial.
3) Perilaku yang berulang-ulang.

Alat yang digunakan adalah M-CHAT (Modified-Checklist for Autism in


Toddlers) Ada 23 pertanyaan yang dijawab oleh orang tua/pengasuh anak.
Pertanyaan diajukan secara berurutan, satu persatu. Jelaskan kepada orangtua
untuk tidak ragu-ragu atau takut menjawab.

1. Cara menggunakan M-CHAT:


1) Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu perilaku
yang tetulis pada M-CHAT kepada orang tua atau pengasuh anak.
2) Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan tugas pada Modified-
Checklist for Autism in Toddlers (M-CHAT)
3) Catat jawaban orang tua/pengasuh anak dan kesimpulan hasil pengamatan
kemampuan anak, YA atau TIDAK. Teliti kembali apakah semua pertanyaan
telah dijawab.

Interpretasi:

1) Enam pertanyaan No. 2, 7, 9, 13, 14, dan 15 adalah pertanyaan penting


(crirical item) jika dijawab tidak berarti pasien mempunyai risiko ringgi
autism. Jawaban tidak pada dua atau lebih critical item atau tiga pernyaan
lain yang dijawab tidak sesuai (misalnya seharusnya dijawab ya, orang tua
menjawab tidak) maka anak tersebut mempunyai risiko autism

13
2) Jika perilaku itu jarang dikerjakan (misal anda melihat satu atau 2 kali) ,
mohon dijawab anak tersebut tidak melakukannya.

Intervensi: Bila anak memiliki risiko tinggi autism atau risiko autism, Rujuk ke
Rumah Sakit yang memberi layanan rujukan tumbuh kembang anak.

D. GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIF (GPPH)


1. Tujuannya adalah mengetahui secara dini anak adanya Gangguan Pemusatan
Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) pada anak umur 36 bulan ke atas.
2. Dilaksanakan atas indikasi bila ada keluhan dari orang tua/pengasuh anak atau
ada kecurigaan tenaga kesehatan, kader kesehatan, BKB, petugas PAUD,
pengelola TPA dan guru TK. Keluhan tersebut dapat berupa salah satu atau lebih
keadaan di bawah ini: 1. Anak tidak bisa duduk tenang 2. Anak selalu bergerak
tanpa tujuan dan tidak mengenal lelah 3. Perubahan suasana hati yang
mendadak/impulsive
3. Alat yang digunakan adalah formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian
dan Hiperaktivitas/GPPH (Abbreviated Conners Ratting Scale), Formulir ini
terdiri 10 pertanyaan yang ditanyakan kepada orang tua/pengasuh anak/guru TK
dan pertanyaan yang perlu pengamatan pemeriksa.
4. Cara menggunakan formulir deteksi dini GPPH:
a. Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu perilaku
yang tertulis pada formulir deteksi dini GPPH. Jelaskan kepada
orangtua/pengasuh anak untuk tidak ragu-ragu atau takut menjawab.
b. Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan pertanyaan pada
formulir deteksi dini GPPH.
c. Keadaan yang ditanyakan/diamati ada pada anak dimanapun anak berada,
misal ketika di rumah, sekolah, pasar, toko, dll);setiap saat dan ketika anak
dengan siapa saja.
d. Catat jawaban dan hasil pengamatan perilaku anak selama dilakukan
pemeriksaan.
e. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.

lnterpretasi: Beri nilai pada masing-masing jawaban sesuai dengan "bobot nilai"
berikut ini, dan jumlahkan nilai masing-masing jawaban menjadi nilai total

14
a. Nilai 0: jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak.
b. Nilai 1:jika keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan pada anak.
c. Nilai 2: jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak.
d. Nilai 3: jika keadaan tersebut selalu ada pada anak.

Bila nilai total 13 atau lebih anak kemungkinan dengan GPPH.

lntervensi:

a. Anak dengan kemungkinan GPPH perlu dirujuk ke Rumah Sakit yang member
pelayanan rujukan tumbuh kembang atau memiliki fasilitas kesehatan jiwa
untuk konsultasi dan lebih lanjut.
b. Bila nilai total kurang dari 13 tetapi anda ragu-ragu, jadwalkan pemeriksaan
ulang 1 bulan kemudian. Ajukan pertanyaan kepada orang-orang terdekat
dengan anak (orang tua, pengasuh, nenek, guru, dsb).

15
BAB III

HASIL PEMANTAUAN

A. PROFIL ANAK
1. Nama : Marselino Devanto Roma
2. Jenis kelamin : laki-laki
3. Umur : 4 tahun

B. ANTROPOMETRI
1. Berat badan : 20
2. Tinggi badan : 112 cm
3. Lingkar kepala : 54 cm

C. KPSP
KPSP pada anak umur 60 bulan

NO Pertanyaan Jenis Tes Ya Tidak

1 Isi titik-titik di bawah ini dengan jawaban anak. Bicara dan 


Jangan membantu kecuali mengulangi bahasa
pertanyaan.
“Apa yang kamu lakukan jika kamu kedinginan?”
………………..
“Apa yang kamu lakukan jika kamu lapar?”
…………………………
“Apa yang kamu lakukan jika kamu lelah?”
………………………….
Jawab YA biia anak merjawab ke 3 pertanyaan
tadi dengan benar, bukan dengan gerakan atau
isyarat.
Jika kedinginan, jawaban yang benar adalah
“menggigil” ,”pakai mantel’ atau “masuk
kedalam rumah’.
Jika lapar, jawaban yang benar adalah “makan”
Jika lelah, jawaban yang benar adalah
“mengantuk”, “tidur”, “berbaring/tidur-tiduran”,

16
“istirahat” atau “diam sejenak”

2 Apakah anak dapat mengancingkan bajunya atau Sosialisasi 


pakaian boneka? dan
Kemandirian

3 Suruh anak berdiri satu kaki tanpa Gerak kasar


ѵ 
berpegangan. Jika perlu tunjukkan
caranya dan beri anak ands kesempatan
melakukannya 3 kali. Dapatkah ia
mempertahankan keseimbangan dalam
waktu 6 detik atau lebih?
4 Jangan mengoreksi/membantu anak. Jangan Gerak Halus 
menyebut kata “lebih panjang”. Perlihatkan
gambar kedua garis ini pada anak. Tanyakan:
“Mana garis yang lebih panjang?” Minta anak
menunjuk garis yang lebih panjang. Setelah
anak menunjuk, putar lembar ini dan ulangi
pertanyaan tersebut.

Se telah anak menunjuk, putar lembar ini lagi dan


ulangi pertanyaan tadi. Apakah anak dapat
menunjuk garis yang lebih panjang sebanyak 3
kali dengan benar?

5 Jangan membantu anak dan jangan Gerak Kasar 


memberitahu nama gambar ini, suruh anak
menggambar seperti contoh ini di kertas kosong
yang tersedia. Berikan 3 kali kesempatan.
Apakah anak dapat menggambar seperti contoh
ini?

17
Jawablah : YA

Jawablah : TIDAK

6 Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan Bicara 


memberi isyarat dengan telunjuk atau mata dan
pada saat memberikan perintah berikut ini: Bahasa
“Letakkan kertas ini di atas lantai”.
“Letakkan kertas ini di bawah kursi”.
“Letakkan kertas ini di depan kamu”
“Letakkan kertas ini di belakang kamu”
Jawab YA hanya jika anak mengerti arti “di atas”,
“di bawah”, “di depan” dan “di belakang”

7 Apakah anak bereaksi dengan tenang dan tidak Sosialisasi 


rewel (tanpa menangis atau menggelayut pada Dan
anda) pada saat anda meninqgalkannya? Kemandirian

8 Bahasa 
Dan
Bicara

Jangan menunjuk, membantu atau


membetulkan, katakan pada anak :
“Tunjukkan segi empat merah”
“Tunjukkan segi empat kuning”
‘Tunjukkan segi empat biru”

18
“Tunjukkan segi empat hijau”
Dapatkah anak menunjuk keempat warna itu
dengan benar?

9 Suruh anak melompat dengan satu kaki Gerak kasar 


beberapa kali tanpa berpegangan (lompatan
dengan dua kaki tidak ikut dinilai). Apakah ia
dapat melompat 2-3 kali dengan satu kaki?

10 Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa Sosialisasi 


bantuan? Dan
Kemandirian

Jumlah YA =9
Tidak = 1
Interpretasi : Sesuai umur, jadi beri pujian atas keberhasilan orang tua/pengasuh.
Lanjutkan stimulasi sesuai umur.

D. TES DAYA LIHAT


1. Tujuan tes daya lihat adalah mendeteksi secara dini kelainan daya lihat agar
segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk memperoleh
ketajaman daya lihat menjadi lebih besar
2. Jadwal tes daya lihat dilakukan setiap 6 bulan pada anak usia prasekolah umur 36
sampai 72 bulan. Tes ini dilaksanakan oleh tenaga kesehatan.
3. Alat/sarana yang diperlukan adalah:
a. Ruangan yang bersih, tenang dengan penyinaran yang baik
b. Dua buah kursi, 1 untuk anak dan 1 untuk pemeriksa
c. Poster “E” untuk digantung dan kartu “E” untuk dipegang anak
d. Alat Penunjuk

Cara melakukan daya lihat:


1. Pilih suatu ruangan yang bersih dan tenang, dengan penyinaran yang baik.
2. Gantungkan poster “E” setinggi mata anak pada posisi duduk
3. Letakkan sebuah kursi sejauh 3 meter dari poster “E” menghadap ke poster “ E”
4. Letakkan sebuah kursi lainnya di samping poster “E” untuk pemeriksa
5. Pemeriksa memberikan kartu "E" pada anak.. Latih anak dalam mengarahkan
kartu "E" menghadap atas, bawah, kiri dan kanan; sesuai yang ditunjuk pada
poster “E” oleh pemeriksa. Beri pujian setiap kali anak mau melakukannya.
Lakukan hal ini sampai anak dapat mengarahkan kartu "E" dengan benar.
6. Selanjutnya, anak diminta menutup sebelah matanya dengan buku/kertas.
7. Dengan alat penunjuk, tunjuk huruf "E” pada poster, satu persatu, mulai baris
pertama sampai baris ke empat ata`1u baris "E" terkecil yang masih dapat di lihat.

19
8. Puji anak setiap kali dapat mencocokan posisi kartu "E" yang dipegangnya dengan
huruf "E" pada poster.
9. Ulangi pemeriksaan tersebut pada mata satunya dengan cara yang sama.
10. Tulis baris "E" terkecil yang masih dapat di lihat, pada kertas yang telah di
sediakan :

Mata kanan : ............. Mata kiri : ...............

lnterpretasi:
Anak ini tidak mengalami kesulitan melihat sampai baris ketiga pada poster "E".
penglihatan anak ini masuk dalam ketegori normal.
E. TES DAYA DENGAR
Umur lebih dari 36 bulan

NO Pertanyaan Ya Tidak

1 Kemampuan Ekspresif, 
Apakah anak anda menyebutkan nama benda dan
kegunaannya cangkir untuk minum, bola untuk
dilempar, pensil warna untuk menggambar, sendok
untuk makan ?
apakah lebih dari ¾ orang mengerti apa yang
dibicarakan anak anda?

2 Kemampuan Reseptif : 
Apakah anak anda dapat menunjukkan minimal 2
nama benda didepannya

Jawabannya YA, artinya anak dapat melakukan perintah yang diberikan. Pendengaran
anak ini baik dan normal sesuai umur.

F. KMME
NO Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah anak anda seringkali terlihat marah tanpa sebab 


yang jelas (seperti banyak menagis, mudah tersinggung
atau bereaksi berlebihan tehadap hal-hal yang sudah

20
biasa di hadapinya)

2 Apakah anak anda tampak menghindar dari teman- 


teman atau anggota keluarganya ? (seperti ingin merasa
sendirian, meyendiri atau merasa sedih sepanjang
waktu, kehilangan minat tehadap hal-hal yang sangat
dinikmati)

3 Apakah anak anda terlihat berperilaku merusak atau 


menetang terhadao lingkungan disekitarnya (seperti
melanggaar peraturan yang ada,mencuri, sering kali
melakukan perbuatan yang berbahaya bagi dirinya, atau
menyiksa bidan atau anak-anak lainnya) dan tampak
tidak peduli dengan nasihat-nasihat yang sudah
diberikan kepadanya ?

4 Apakah anak anda memperlihatkan perasaan ketakutan 


atau kecemasan berlebihan yang tidak dapat dijelaskan
asalnya dan tidak sebanding dengan lain seusianya ?

5 Apakah anak anda mengalami keterbatasan oleh karena 


adanya konsetrasi yang buruk atau mudah teralihkan
perhatiannya, sehingga mengalami penurunan dalam
aktifivtas sehari-hari atau prestasi belajarnya ?

6 Apakah anak nada menunjukkan perilaku kebingunan 


sehingga mengalami kesulitan dalam berkomunikasi
dan membuat keputusan ?

7 Apakah anak anda menunjukkan adanya perubahan pola 


tidur ? (seperti sulit tidur sepanjang waktu, terjaga
sepanjang hari, sering terbangun diwaktu tidur malam
karena mimpi buruk, mengigau)

8 Apakah anak anda mengalami perubahan pola makan ? 


(seperti kehilangan napsu makan, makan berlebihan atau
tidak mau makan sama sekali)

9 Apakah anak anda sering mengeluh sakit kepala, sakit 


peut atau keluhan fisik lainnya?

21
10 Apakah anak anda sering kali mengeluh putus asa atau 
berkeinginan untuk mengakhiri hidupnya?

11 Apakah anak anda meunjukkan adanya kemunduran 


perilaku ata kemampuan yang sudah dimilikinya ?
(seperti mengompol kembali, meghisap jempol atau
tidak mau berpisah dengan orang tua atau pengasuhnya)

12 Apakah anak anda melakukan perbuatan yang berulang- 


ulang tanpa alasan yang jelas ?

Interpretasi :
Tidak ada jawaban YA, artinya anak ini tidak mengalami masalah perilaku emosional.
G. GPPH
NO Kegiatan Yang Diamati 0 1 2 3

1T tidak kenal lelah atau aktivitas 


yang berlebihan

2 Mudah menjadi gembira, 


impulsive

3 Menggangu anak-anak lain 

4 Gagal menyelesaikan kegiatan 


yang telah dimulai, retang
perhatian pendek

5 Menggerak-gerakan anggota 
badan atau kepala secara terus
menerus

6 Kurang perhatian, mudah 


teralihkan

7 Permintannya harus segera 


dipenuhi, mudah mejadi
frustasi

8 Sering dan mudah menangis 

9 Suasana hatinya mudah 


berubah dengan cepat dan

22
drastis

10 Ledakkan kekesalan, tingkah 


laku eksplosif dan tak terduga

Jumlah : 5 2

Nilai Total : 7

Interpretasi : bila nilai total 13 atau lebih kemungkinan anak dengan GPPH.
Nilai totalnya = 7, artinya anak tidak dengan GPPH dan tidak perlu dilakukan rujukan.

23
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarka pemantauan tumbuh kembang anak yang dilakukan melalui tes KPSP,
KMME, GPPH, di dapatkan bahwa pada tes KPSP melalui wawancara pada anak
dan orang tua selain itu dilakukan tes daya dengar dan tes daya lihat dapat diketahui
bahwa anak devanto memiliki tumbuh kembang yang normal dengan skor 9. Pada
saat dilakukan tes KMME dilakukan dengan wawancara pada orang tua dan hasilnya
tidak ada jawaban “ YA”, artinya anak ini tidak mengalami masalah perilaku
emosional. Lalu setelah dilakukan tes GPPH di dapatkan skor 7 yang mengartikan
anak devanto normal dan tidak perlu dilakukan rujukan, sehingga dapat disimpulkan
bahwa anak mengalami tumbuh kembang yang normal sesuai masa anak
seumurannya

A. SARAN
Sebagai mahasiswa dan tenaga kesehatan harus bisa lebih memahami materi
tentang deteksi dini perkembangan dan pertumbuhan pada bayi/balita dan kelak
dapat menerapkan ilmunya dalam memberikan pelayanan pada masyarakat

24
DAFTAR PUSTAKA
Pedoman Pelaksanaan (stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak. 2016

Pendidikan Kesehatan Deteksi Dini Tumbuh Kembang pada Anak di Paud Lab School
UNPGRI Kediri

file:///C:/Users/User/Documents/materi%20neonatus/Buku_SDIDTK_Bab_I-V.pdf

file:///C:/Users/User/Documents/materi%20neonatus/267967-pendidikan-kesehatan-deteksi-
dini-tumbuh-31aac680.pdf

file:///C:/Users/User/Downloads/Documents/BAB%20II_3.pdf

25

Anda mungkin juga menyukai