TINJAUAN PUSTAKA
lahir dari rahim seorang ibu. Pada masa ini perkembangan otak dan fisik bayi
bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan
gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialoisasi dan kemandirian
dan fungsi yang lebih kompleks, dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan,
proses diferensiasi sel tubuh, jaringan tubuh, organ, dan sistem organ yang
konsepsi, yaitu :
5
6
a. Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai
organ. Terdapat 3 periode pertumbuhan cepat, yaitu pada masa janin, masa
c. Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak, tetapi kecepatannya
sebagai berikut :
sesuai dengan potensi yang ada pada individu. Belajar merupakan perkembangan
yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar, anak memperoleh
anak.
7
berkesinambungan.
Masa prenatal mulai dari konsepsi sampai lahir. Pada masa ini terjadi
tumbuh kembang yang sangat pesat. Sel telur yang telah dibuahi mengalami
kandungan. Masa embrio sejak konsepsi hingga usia kehamilan 8 minggu. Masa
ini, mulainya terbentuk organ- organ tubuh yang sangat peka terhadap lingkungan.
di kehidupan ekstrauteri. Pada 7 hari pertama dinamakan neonatal dini, saat itulah
bayi mendapatkan perhatian yang khusus, karena pada masa ini angka kematian
pada bayi tinggi. Saat masa bayi dan masa anak dini,pertumbuhan masih pesat
a. Gerak kasar atau motorik kasar adalah Gerakan dan sikap yang menggunakan
b. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan
(2014) adalah :
a. Faktor genetik
tumbuh kembang. Melalui intruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur
yang dibuahi, dapat ditetunkan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Hal yang
termasuk dalam faktor bawaan yang normal dan patologis, jenis kelamin, dan
kematian terbesar adalah faktor lingkungan yang kurang memadai, seperti asupan
b. Faktor lingkungan
b) Mekanis
c) Toksin/zat kimia
d) Endokrin
e) Radiasi
f) Infeksi
g) Stress
h) Imunitas
i) Anoksia embrio
(3) Umur.
(4) Gizi.
(9) Hormon.
b) Faktor fisik
(2) Sanitasi.
(4) Radiasi.
c) Faktor psikososial
(1) Stimulasi.
(5) Stress.
(6) Sekolah.
(8) Agama
(9) Urbanisasi
11
b. Cerebral palsy.
c. Sindrom Down.
d. Perawakan Pendek.
e. Gangguan Autisme.
f. Retardasi Mental.
dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada Balita dan Anak Pra
tenaga kesehatan
esehatan sebagai
seb berikut :
Tabel 1
Jadwal Deteksi Tumbuh kembang
Tabel 2
Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan
Tingkat Alat dan bahan yang
Pelaksana Yang di pantau
Pelayanan digunakan
Keluarga, 1. Orang tua. 1. Buku KIA Berat badan.
orang tua 2. Kader kesehatan. 2. Timbangan dacin
3. Pendidik PAUD, 3. Timbangan digital
Petugas BKB, petugas (untuk anak > 5 thn)
TPA dan Guru TK. 4. Alat ukur tinggi
badan/panjang
badan.
pengukuran berat badan terhadap umur (BB/U) dan indeks massa tubuh terhadap
Gambar 2
Penimbangan Berat Badan Anak
(Sumber : Rodyati, 2017)
Tujuan untuk mengetahui lingkaran kepala anak dalam batas normal atau
Gambar 3
Pengukuran Lingkar Kepala
(Sumber : Kemenkes RI, 2019)
tingkat pelayanan. Adapun pelaksana dan alat yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Tabel 3
Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan
Tingkat
Pelaksana Alat yang digunakan Hal yang dipantau
Pelayanan
Keluarga 1. Orang Tua Buku KIA Perkembangan anak:
dan 2. Kader 1. Gerak Kasar
Masyarakat kesehatan, 2. Gerak Halus
BKB 3. Bicara dan Bahasa
16
< 24 bulan dan tiap 6 bulan pada anak usia 24 - 72 tahun (umur 3, 6, 9, 12, 15, 18,
21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan). Apabila orang tua datang dengan
bukan umur skrining maka pemeriksaan menggunakan KPSP untuk umur skrining
yang lebih muda dan dianjurkan untuk kembali sesuai dengan waktu pemeriksaan
2) Jumlah jawaban 'Ya' = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap
perkembangannya (S).
5) Untuk jawaban 'Tidak', perlu dirinci jumlah jawaban 'Tidak' menurut jenis
keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan
kemandirian).
Intervensi :
a) Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik
posyandu secara teratur sebulan 1 kali dan setiap ada kegiatan Bina
Keluarga Balita (BKB). Jika anak sudah memasuki usia prasekolah (36-72
bulan), anak dapat diikutkan pada kegiatan di Pusat Pendidikan Anak Usia
pada anak berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak
a) Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan pada anak
lakukan pengobatan.
e) Jika hasil KPSP ulang jawaban 'Ya' tetap 7 atau 8 maka kemungkinan ada
penyimpangan (P).
sejak dini, agar dapat segera ditindak lanjuti untuk meningkatkan kemampuan
Jadwal TDD adalah setiap 3 bulan pada bayi umur kurang dari 12
bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 12 bulan keatas. Tes ini dilaksanakan
oleh tenaga kesehatan, guru TK, tenaga PAUD dan petugas terlatih lainnya.
1) Tanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir, hitung umur anak dalam
bulan.
berurutan.
orangtua/pengasuh.
d) Jawaban TIDAK jika anak tidak dapat atau tidak mau melakukan
perintah orangtua/pengasuh.
Interpretasi :
medik anak.
Intervensi :
a) Tindak lanjut sesuai dengan buku pedoman yang ada.
sesuai yang diinginkan oleh bayinya dan ajarkan ibu tentang ASI
Ekslusif
c. Ajarkan ibu dan keluarga tentang nutrisi yang seimbang dan istirahat
yang cukup
e. Ajarkan ibu dan anggota keluarga tentang gejala dan tanda bahaya
B. Motorik kasar
1. Pengertian
kasar dan motorik halus. Gerakan motorik kasar terbentuk saat anak memiliki
merupakan gerakan tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.
Seperti kemampuan berlari, menendang duduk, naik turun tangga, melompat, dan
berjalan. Maka dari itu, gerakan motorik kasar memerlukan tenaga yang lebih
memerlukan koordinasi yang otot-otot yang tertentu agar mereka dapat meloncat,
berlari, memanjat, menaiki sepeda, dan berdiri dengan satu kaki (Khadijah dan
Amelia, 2020).
dengan aspek kemampuan anak dalam melakukan pergerakan dan sikap tubuh
gerakan tubuh dalam hubungan dengan berbagai faktor yang berasal dari luar dan
dalam seperti gaya berat dan lateralitas. Perkembangan motorik kasar mencakup
dan kegiatan otot yang koordinasi perkembangan refleksi dan kegiatan masa yang
fungsi.
a. Faktor kematangan
maupun psikis untuk melakukan aktivitas tanpa memerlukan stimulasi dari luar.
Proses-proses itu memerlukan periode belajar dan berlatih, proses di atas tidak
akan menunjukkan hasil yang maksimal bila anak belum mencapai kematangan.
23
b. Faktor keturunan
1) Tinggi badan
keturunan yang tinggi. Demikian pula orang tua yang pendek cenderung akan
memiliki keturunan yang pendek. Namun tinggi tubuh seseorang tidak dapat
diramalkan secara tepat, karena faktor lingkungan gizi dan kesehatan mempunyai
2) Kecepatan pertumbuhan
pertama yang dilalui kembar identik perempuan terjadi pada usia yang sama.
Demikian juga pada perempuan kakak-beradik, haid mereka pada usia yang tidak
begitu berbeda.
3) Pengaruh lain
Nutrisi, penyebab ini bukan hanya faktor sosial ekonomi yang lemah saja
tetapi juga cara dan kebiasaan keluarga dalam hal makan. Akibat apabila seorang
anak kurang gizi yaitu: anak akan menjadi lemah dan kurang berminat untuk
bermain. Selain itu, anak juga mudah tersinggung, pemurung dan kadang gugup.
antara lain :
2) Saat usia 3 bulan, bayi bisa mengangkat kepala dan dadanya ketika sedang
berbaring tengkurap.
1) Berdiri sendiri.
1) Berjalan lurus.
umur anak.
2) Selalu tujuan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan
Pada langkah ini kita harus mengumpulkan semua informasi yang akurat
dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien, untuk
1) Anamnesa
3) Pemeriksaan khusus
4) Pemeriksaan penunjang
27
kolaborasi dengan dokter. Tahap ini merupakan langkah awal yang akan
yang dihadapi akan menentukan proses interpretasi yang benar atau tidak dalam
menggambarkan kondisi / masukan klien yang sebenarnya dan valid. Setelah itu,
kita perlu melakukan pengkajian ulang data yang sudah dikumpulkan apakah
Pada langkah ini kita akan melakukan identifikasi terhadap diagnosa atau
dikumpulkan pada pengumpulan data dasar. Data dasar yang sudah dikumpulkan
yang terjadi pada klien tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap
dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian.
yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar
pencegahan. Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi
masalah potensial tidak hanya merumuskan masalah potensial yang akan terjadi
Bidan/Dokter
Pada langkah ini kita akan mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh
anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah ini
prenatal saja tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan terus-menerus.
bayinya. Dalam rumusan ini termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan
Pada langkah ini kita harus merencanakan asuhan secara menyeluruh yang
diantisipasi pada langkah sebelumnya. Pada langkah ini informasi data yang tidak
lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi
apa-apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari masalah yang
berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut
penyuluhan konseling dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah
rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh bidan dan
klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien juga akan melaksanakan
menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan
teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan
klien.
30
Pada langkah ke enam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
Perencanaan ini dibuat dan dilaksanakan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi
oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak
yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan
asuhan klien.
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang
Mulyati (2017)
a. S (Data Subjektif)
diagnosis. Pada klien yang menderitatuna wicara, dibagian data dibagian data
dibelakang huruf “S”, diberi tanda huruf “O” atau “X”. Tanda ini akan
menjelaskan bahwa klien adalah penderita tuna wicara. Data subjektif ini nantinya
b. O (Data Objektif)
hasil pemeriksaan fisik klien, hasil pemeriksaan laboratorium. Catatan medik dan
informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam data objektif ini
sebagai data penunjang. Data ini akan memberikan bukti gejala klinis klien dan
c. A (Analisis)
(Kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Karena keadaan klien yang setiap
saat bisa mengalami perubahan, dan akan ditemukan informasi baru dalam data
subjektif maupun data objektif, maka proses pengkajian data akan menjadi sangat
dinamis. Di dalam analisis menuntut bidan untuk sering melakukan analisis data
yang tepat dan akurat mengikuti perkembangan data klien akan menjamin cepat
d. P (Penatalaksanaan)