Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Tumbuh Kembang


1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan
intraseluler, berarti bertambahya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau
keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. (Pemkot
Malang Dinkes.2007 : 4)
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh =
multilikasi sel, bertambah besarnya ukuran sel. (Harum Al-Rasyid, 2007 :
155 )
Pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari
kematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal dalam
perjalanan waktu tertentu. Dapat disimpulkan secara ringkas bahwa
pertumbuhan adalah proses perubahan kematangan fisik yang menyangkut
perubahan ukuran atu perbandikan (Herawati Mansur,2009: 24)
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa
serta sosialisaisi dan kemandirian. (Pemkot Malang Dinkes.2007 : 4)
Perkembangan adalah berkembangnya kemampuan dan fungsi alat
tubuh yang lebih kompleks meliputi fisik (motorik kasar/halus), mental,
emosional, sosial. (Harum Al-Rasyid, 2007 : 155)
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan
fungsi tubuh yang lebih komplek, mengikuti pola yang teratur dan dapat
diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan.(Herawati Mansur, 2009: 25)
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam kemampuan gerak, gerak halus, bicara dan bahasa serta
sosialisasi dan kemandirian. (Pemkot Malang Dinkes, 2007: 4)
2. Ciri ciri dan prinsip tumbuh kembang (Pemkot Dinkes Malang, 2007: 4)
Ciri ciri tumbuh kembang anak
a. Perkembangan menimbulkan perubahan
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap
pertumbuhan disertai perubahan fungsi.

b. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan


perkembangan selanjutnya.
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum
ia melewati tahap selanjutnya.
c. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang
berbeda beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan
fungsi organ dan perkembangan pada masing masing anak.
d. Perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan
Anak sehat bertambah umur, bertambah besar, dan bertambah tinggi
badannya serta bertambah kepandaiannya.
b. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
Tahap tahap perkembangan tidak bisa menjadi terbalik.
c. Perkembangan mempunyai pola yang tetap
Perkembangan fungsi organ tubuh mempunyai dua pola, yaitu pola
sefalokaudal dan pola proksimodistal.
3. Prinsip prinsip tumbuh kembang ( Pemkot Malang Dinkes.2007 : 4,
Herawati, 2009 : 35 )
a. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar
Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan
sendirinya sesuai dengan potensi yang ada pada individu. Belajar
merupakan perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha.
Melalui belajar, anak memperoleh kemampuan menggunakan
sumber yang diwariskan dan pola potensi yang dimiliki anak.
b. Pola perkembangan dapat diramalkan
Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan
demikian

perkembangan

seorang

anak

dapat

diramalkan.

Perkembangan berlangsung dari tahap spesifik dan terjadi


berkesinambungan.
c. Perkembangan pada tempat berlainan
Perkembangan fisik dan mental mencapai kematangan dalam waktu
yang berbeda
1) Otak mencapai bentuk ukuran sempurna pada umur 6-8 tahun

2) Tangan, kaki, hidung mencapai kematangan maksimal pada masa


remaja
d. Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas
1) Sampai usia 2 tahun anak memusatkan untuk mengenal
lingkungannya, gerak-gerik fisik dan belajar bicara
2) Pada usia3-6 tahun perkembangan dipusatkan untuk menjadi
manusia sosial
e. Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi
Jika anak terganggu pertumbuhan fisiknya, maka perkembangan
aspek lainnya terganggu.
4. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak (Pemkot
Malang Dinkes. 2007 : 5-6)
Masa lima tahun pertama merupakan masa terbentuknya dasar dasar
kepribadian manusia. Kemampuan pengindraan, berfikir, berbahasa, dan
berbicara, bertingkah laku sosial, dan lain-lain. Ada 2 faktor yang
mempengaruhi proses tumbuh kembang optimal seorang anak, yaitu :
a. Faktor dalam ( internal )
a). Ras / etnik dan bangsa
Anak yang dilahirkan dari ras / bangsa Amerika, maka ia tidak
memiliki faktor hereditas ras / bangsa Indonesia atau sebaliknya.
b). Keluarga
Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi,
pendek, gemuk, atau kurus.
c). Umur
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal,
tahun pertama kehidupan.
d). Jenis kelamin
Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkrmbang lebih cepat
daripada laki laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas,
pertumbuhan anak laki laki akan lebih cepat.
e). Genetik
genetik ( heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi
anak akan mejadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang
berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti kerdil.
f). Kelainan kromosom

Kelainan

kromosom

umumnya

disertai

dengan

kegagalan

pertumbuhan seperti pada syndrom Downs dan syndrome Turner.


b. Faktor luar ( eksternal )
a). Fakor Prenatal
1. Gizi
Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan
mempengaruhi pertumbuha janin.
2. Mekanis
Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan
kongenital seperti club foot.
3. Toksin / zat kimia
Beberapa obat seperti Aminopterin,

Thalidomid

dapat

menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisis.


4. Endokrin
Diabetes melitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali,
hiperplasia
5. Radiasi
Paparan radium dan sinar rontgen dapat mengakibatkan
kelainan pada janin seperti mikrosepali, spina bifida, retardasi
mental, dan deformitas anggota gerak, kelainan kongenital
mata, kelainan jantung.
6. Infeksi
Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH
( Toxoplasma, Rubella, Sitomegalo Virus, Herpes Simpleks )
dapat menyebabkan kelainan janin : katarak, bisu tuli,
mikrosepali, retardasi mental dan kelainan jantung kongenital.
7. Kelainan imunologi
Eritoblastosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan
darah antara janin, ibu sehingga ibu membentuk antibodi
terhadap sel darah merah janin, kemudian melalui plasenta
masuk dalam peredaran darah janin dan akan menyebabkan
hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia
dan kern ikterus yang akan menyebabkan kerusakan jaringan
otak.
8. Anoksia embrio

Pertumbuhan terganggu
9. Psikologi Ibu
Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah / kekerasan
mental pada ibu hamil dan lain lain.
b). Faktor Persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia
dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak.
c). Faktor pascapersalinan
1. Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang
adekuat
2. Penyakit kronis / kelainan kongenital
Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan
retardasi pertumbuhan janin
3. Lingkungan fisik dan kimia
Lingkungan sering disebut meliu adalah tempat anak tersebut
hidup yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak
(provider). Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya
sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb,
merkuri, rokok, dan lain-lain) mempunyai dampak yang negatif
terhadap pertumbuhan anak.
4. Psikologis
Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang
tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu
merasa

tertekan

akan

mengalami

hambatan

di

dalam

pertumbuhan dan perkembangannya.


5. Endokrin
Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan
menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan.
6. Sosio-ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan,
kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan akan
menghambat pertumbuhan anak.
7. Lingkungan pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan,

interaksi

mempengaruhi tumbuh kembang anak.


8. Stimulasi

ibu-anak

sangat

Perkembangan memerlukan rangsangan / stimulasi khususnya


dalam keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi
anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terutama
kegiatan anak.
9. Obat obatan
Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat
pertumbuhan,
perangsang

demikian
terhadap

halnya

dengan

susunan syaraf

pemakaian

yang

obat

menyebabkan

terhambatnya produksi hormon pertumbuhan.


5. Aspek aspek perkembangan yang dipantau
a. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan
dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh
yang melibatkan otot otot besar seperti duduk, berdiri dan
sebagainya.
b. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan
dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan
bagian bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot otot kecil,
tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati
sesuatu, menjimpit, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
c. Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan
dengan kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara,
berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya.
d. Sosialisasi dan kemandirian aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan
selesai bermain) berpisah dengan ibu / pengasuh anak, bersosialisasi
dan berinteraksi dengan lingkungannya dan sebagainya.
6. Kebutuhan dasar anak (Vivian Nanny.2010 : 33)
a. Kebutuhan fisik biomekanis (ASUH)
Meliputi :
- Pangan / gizi merupakan kebutuhan terpenting
- Perawatan kesehatan dasar, antara lain imunisasi, pemberian
ASI, penimbangan bayi / anak yang teratur, pengobatan kalau
sakit, dan lain-lain

- Papan / pemukiman yang layak


- Higiene perorangan, sanitasi lingkungan
- Sandang
- Kesegaran jasmani, rekreasi dan lain-lain
b. Kebutuhan emosi / kasih sayang (ASIH)
- Terjadi sejak kehamilan berusia 6 bulan
- Kasih sayang orangtua dapat memberikan rasa aman
- Anak diberikan contoh, dibantu, didorong dan dihargai, bukan
-

dipaksa
Ciptakan suasana yang penuh kegembiraan
Pemberian kasih sayang dapat membentuk harga diri anak. Hal
ini bergantung pada pola asuh, terutama pola asuh demokratis

dan kesadaran emosional.


Kemandirian
Dorongan dari orang sekelilingnya
Mendapatkan kesempatan dan pengalaman
Menumbuhkan rasa memiliki
Kepemimpinan dan kerjasama
Pola pengasuhan keluarga yang terdiri atas :
Demokratis ( auotiritatif )
Diktator (otoriter) yang sering menghukum atau menganiaya
anak (child abuse)
Permisif (serba boleh)
Tidak diperdulikan
Pemberian kasih sayang

anak

juga

dapat

membentuk

temperamen anak, seperti penurut (easy), sulit diatur (difficult),


dan pemalu (slow to worm up)
c. Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)
- Stimulasi merupakan cikal bakal proses pembelajaran anak.
-

Stimulasi ini terdiri atas pendidikan dan pelatihan


Stimulasi dini berasal dari rangsangan yang ada di lingkungan
anak, seperti bermain, berdiskusi, dll. Selain itu, stimulasi ini

juga bisa berasal dari orang tua.


Stimulasi ini dapat merangsang hubungan antarsel otak (sinaps)
Miliaran sel otak dibentuk sejak kehamilan berusia 6 bulan. Pada

saat itu belum ada hubungan antar sel otak


Bila ada rangsangan, maka akan terbentuk hubungan
Jika variasi rangsangan banyak, maka akan terbentuk hubungan
yang semakin kompleks. Dengan demikian dapat merangsang

otak kiri dan kanan, sehingga terbentuklah multiple inteligent


-

dan juga kecerdasan yang lebih luas dan tinggi


Stimulasi melalui bermain
Cara mengembangkan kemampuan tersebut bisa melalui
rangsangan suara, musik, gerakan, perabaan, bicara,
bernyanyi, bermain, memcahkan masalah, mencoret

coret atau menggambar


Kapan stimulasi dilakukan
Stimulasi bisa dilakukan sejak janin berusia 23 minggu.
Pada masa ini merupakan awal terjadinya sinaptogenesis.
Stimulasi dilanjutkan sampai anak berusia 3 tahun. Ketika
sinaptogenesis berakhir, dan usia 14 tahun yang merupakan
akhir pruning
Semkin dini dan semakin lama stimulasi diberikan, maka

semkin besar dan lama manfaatnya.


Kebutuhan akan stimulasi
Stimulasi dapat menunjang perkembangan

mental

psikososial (agama, etika, moral, kepribadian, kecerdasan,


kreativitas, ketrampilan,dsb)
Stimulasi dapat terjadi di lingkungan formal, informal, dan
nonformal.
7. Anamnesis tumbuh kembang anak
a. Anamnesis faktor pranatal dan perinatal
Merupakan faktor yang penting untuk mengetahui perkembangan
anak. Anamnesis harus menyangkut faktor resiko untuk terjadinya
gangguan perkembangan fisik dan mental anak, termasuk faktor
risiko untuk buta, tuli, palsi serebralis, dll. Anamnesis juga
menyangkut penyakit keturunan dan apakah ada perkawinan antar
keluarga.
b. Kelahiran prematur
Harus dibedakan antara bayi prematur (SMK : sesuai masa
kehamilan) dan

bayi dismatur (KMK : kecil masa kehamilan)

dimana telah terjadi retardasi pertumbuhan intrauterin. Pada bayi

prematur, karena dia lebih cepat lahir dari kelahiran normal, maka
harus diperhitungkan periode pertumbuhan intrauterin yang tidak
sempat dilalui tersebut.
c. Anamnesis harus menyangkut faktor lingkungan yang mempengaruhi
perkembangan anak. Misalnya untuk meneliti perkembangan motorik
pada

anak,

harus

ditanyakan

berat

badannya,

karena

erat

hubungannya dengan perkembangan motorik tersebut.


d. Penyakit-penyakit yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang dan
malnutrisi.
e. Anamnesis kecepatan pertumbuhan anak
Merupakan informasi yang sangat penting yang harus ditanyakan
pada ibunya pada saat pertama kali datang. Anamnesis yang teliti
tentang milestone perkembangan anak, dapat mengetahui tingkat
f.

perkembangan anak tersebut.


Pola perkembangan anak dalam keluarga
Anamnesis tentang perkembangan anggota keluarga lainnya, karena
ada kalanya perkembangan motorik dalam keluarga tersebut dapat
lebih cepat atau lambat, demikian pula dengan perkembangan bicara
atau kemampuan mengontrol BAB/BAK.

B. Konsep

DDST

(Denver

Development

Screening

Test)

(Vivian

Nanny,2010 : 55-60)
1. Pengertian
DDST adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan secara dini
adanya penyimpangan tumbuh kembang pada anak dan balita
prasekolah.
2. Keuntungan DDST
a. Menilai perkembangan anak sesuai dengan usia
b. Memantau perkembangan anak sesuai usia 0 6 tahun
c. Monitor anak dengan resiko perkembangan
d. Menjaring anak terhadap adanya kelaianan
e. Memastikan
apakah anak dengan persangkaan ada kelainan
perkembangan atau ada benar benar ada kelaianan.
3. Alat yang digunakan

a. Alat peraga: benang wol merah, kismis atau manik manik, kubus
warna merah - kuning - hijau biru, permainan anak, botol kecil,
bola tenis , bola kecil, kertas / pensil, dll
b. Lembar DDST
c. Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara cara
melakukan tugas dan cara penilaiannya
4. Prinsip pelaksanaan DDST
a. Bertahap dan berkelanjutan
b. Dimulai dari tahap perkembangan yang telah dicapai anak
c. Menggunakan alat bantu stimulasi yang sederhana
d. Suasana nyaman dan bervariasi
e. Perhatikan gerakan spontan anak
f.
Dilakukan dengan wajar dan tanpa paksaan serta tidak
menghukum
g. Memberikan pujian ( reinforcement ) bila berhasil melakukan test
h. Sebelum uji coba, semua alat diletakkan dulu di atas meja
i.
Pada saat test hanya satu alat saja yang digunakan
5. Sektor perkembangan/parameter yang digunakan
a. Personal sosial (kepribadian atau tingkah laku sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri,
bersosialisasi, dan berinteraksi dengan lingkungan
b. Adaptasi motorik halus (fine motor adaptive)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk
mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagianbagian tubuh tertentu saja, dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi
memerlukan koordinasi yang cepat. Misalnya, kemampuan untuk
menggambar, memegang sesuatu benda, dan lain-lain.
c. Bahasa (language)
Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti
perintah, dan berbicara spontan.
d. Perkembangan motorik kasar (motor)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh
6. Prosedur DDST
a. Lewat (pass)
Apabila anak dapat melakukan uji coba dengan baik
Ibu atau pengasuh memberi laporan tepat atau dapat dipercaya
bahwa anak dapat melakukan dengan baik
b. Gagal (fail)
Apabila anak tidak dapat melakukan uji coba dengan baik

Ibu atau pengasuh dapat memberi laporan bahwa anak tidak

dapat melakukan tugas dengan baik


c. Tidak ada kesempatan (no opportunity)
Apabila anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan uji
coba karena ada hambatan, seperti retardasi mental atau down
sindrom
d. Menolak (refusal)
Anak menolak untuk melakukan uji coba biasanya disebabkan
karena faktor sesaat seperti lelah, menangis, sakit, mengantuk
dan lain-lain.
7. Interpretasi hasil test keseluruhan (4 sektor)
a. Normal
Bila tidak ada keterlambatan (delay)
Paling banyak satu caution
Lakukan ulangan pemeriksaan berikutnya
b. Dicurigai (suspect)
Bila didapatkan dua atau lebih caution atau bila didapatkan satu

atau lebih delay


Lakukan uji ulang dalam satu sampai dua minggu untuk
menghilangkan faktor sesaat (takut, lelah, sakit, tidak nyaman

dan lain-lain)
c. Tidak teruij atau (untestable)
Bila ada skor menolak satu atau lebih item disebelah kiri garis

umur.
Bila menolak lebih dari satu pada area 75-95 % (warna hijau)

yang ditembus garis umur


Ulangi pemeriksaan 1-2 minggu

C. Konsep Manajemen Perkembangan dan Pertumbuhan


I.
Pengkajian Data
Tanggal....jam....tempat....
a. Data Subyektif
1) Biodata
a) Nama
Nama anak digunakan untuk mengenali dan memanggil
anak agar tidak keliru dengan anak lain
b) Umur

Untuk mengetahui usia anak saat ini.


Umur yang paling rawan adalah masa balita oleh karena
pada masa itu anak mudah sakit dan mudah terjadi
kurang gizi. Disamping itu, masa balita merupakan dasar
pembentukan kepribadian anak. Sehingga diperlukan
perhatian khusus.
c) Jenis kelamin
Dikarenakan anak

laki-laki

lebih

sering

sakit

dibandingkan anak perempuan, tetapi belum diketahui


segera pasti mengapa demikian.
d) Nama orang tua
Nama ayah, ibu, atau wali pasien harus dituliskan dengan
jelas agar tidak keliru dengan orang lain, mengingat
banyak sekali nama yang sama. Bila ada title yang
bersangkutan harus disertakan.
e) Umur orang tua
Sebagai tambahan identitas dan memudahkan petugas
kesehatan dalam melakukan pendekatan.
f) Agama orang tua
Sebagai data tentang agama juga memantapkan identitas,
disamping itu perilaku seseorang tentang kesehatan dan
penyakit

sering

berhubungan

dengan

agama.

Kepercayaan dapat menunjang namun tidak jarang dapat


menghambat perilaku hidup sehat.
g) Pendidikan orang tua
Selain sebagai tambahan identitas, informasi tentang
pendidikan orang tua baik ayah maupun ibu, dapat
menggambarkan keakuratan data yang akan diperoleh
serta dapat ditentukan pula pendekatan selanjutnya,
misalnya dalam anamnesis. Tingkat pendidikan orang tua
juga berperan dalam pendekatan selanjutnya, misalnya
dalam pemeriksaan penunjang dan tatalaksana pasien.
h) Pekerjaan orang tua

Pekerjaan atau pendapatan keluarga yang memadai akan


menunjang tumbuh kembang anak, karena orang tua
dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang
primer maupun sekunder.
i) Alamat
Tempat tinggal pasien harus dituliskan dengan jelas dan
lengkap, kejelasan alamat keluarga ini amat diperlukan
agar sewaktu-waktu dapat dihubungi, misalnya bila
pasien sangat gawat atau setelah pasien pulang
diperlukan kunjungan rumah. Daerah tempat tinggal
pasien juga mempunyai epidemiologi.
2) Alasan datang
Alasan yang mendasari ibu untuk datang ke puskesmas.
3) Riwayat kesehatan sekarang
Keadaan anak saat akan diperiksa, anak sehat atau menderita
suatu penyakit tertentu. Karena bila anak dalam keadaan
sakit

atau

menderita

suatu

penyakit

tertentu

akan

menghambat proses pemeriksaan tumbuh kembang.


4) Riwayat kesehatan dahulu
Penyakit-penyakit yang dapat mempengaruhi tumbuh
kembang dan malnutrisi. Anak yang menderita penyakit
menahun

akan

terganggu

tumbuh

kembangnya

dan

pendidikannya seperti pada anak-anak yang menderita asma,


sakit jantung, sakit ginjal, penyakit ISPA, selain itu perlu
dikaji apakah anak pernah kejang. Hal ini perlu dikaji karena
pada umumnya anak yang berpenyakit kronis sering disertai
gangguan kejiwaan, akibat dari stress yang disebabkan
penyakitnya.
5) Riwayat kesehatan keluarga
Untuk mengetahui gambaran kondisi keluarga, ada atau tidak
adanya anggota keluarga yang menderita penyakit tertentu.
Apakah ada yang menderita penyakit-penyakit menular

seperti TBC, hepatitis, serta penyakit menurun atau menahun


seperti asma, jantung.
6) Riwayat imunisasi
Pemberian imunisasi pada anak adalah penting untuk
mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakitpenykit yang bisa dicegah dengan imunisasi. Dengan
memberikan imunisasi, maka diharapkan anak terhindar dari
penyakit-penyakit yang sering menyebabkan cacat atau
kematian. Dianjurkan sebelum anak berumur satu tahun
sudah mendapat imunisasi BCG, Polio 4x, DPT 3x, hepatitis
B 4x, dan Campak. Yang perlu dikaji adalah imunisasi apa
saja yang telah diterima oleh anak dan bagaiman reaksinya,
apa saat lahir langsung diimunisasi.
7) Riwayat pemberian MP-ASI
Tahapan pemberian MP-ASI
Tahap I : 0-6 bulan
Bayi hanya membutuhkan asupan berupa ASI (ASI
eksklusif)
Tahap II : 6-7 bulan
Tekstur MP-ASI untuk bayi 6-7 bulan bisa berupa makanan
lembut agak cair atau lembut agak padat juga camilan berupa
biskuit mudah lumer yang tidak membuatnya tersedak yang
disebut finger food karena bisa digenggam si anak.
Tahap III : 7-9 bulan
Selain ASI, bayi sudah bisa diberi makanan lembek,
saribuah, juga finger food. Tekstur makanan bisa dibuat lebih
kasar. Tapi bila bayi belum mau atau mudah tersedak jangan
dipaksa.
Tahap IV : 9-12 bulan
ASI masih diberikan juga finger food dan saribuah. Untuk
makanan utama, perkenalkan anak makanan cincang dan nasi
tim karena normalnya pada umur ini bayi sudah pandai
mengunyah dan menelan makanan yang agak kasar bahkan
sudah bisa makan bersama menu orangtua.

8) Riwayat perkembangan
Merupakan faktor yang

penting

untuk

mengetahui

perkembangan anak. Tidak selalu perkembangan anak mulus


seperti pada teori, adakalanya perkembangan anak normal
sampai usia tertentu, kemudian mengalami keterlambatan.
Ada juga yang mulanya terhambat atau karena sakit.
Perkembangan terhenti yang kemudian normal kembali.
Dapat juga perkembangan yang berlangsung pesat misalnya
pada perkembangan bahasa.
a. Pola nutrisi
Nutrisi memegang peran yang penting dalam tumbuh
kembang anak, karena anak sedang tumbuh sehingga
kebutuhannya

berbeda

dengan

orang

dewasa.

Kekurangan makanan yang bergizi akan menyebabkan


retardasi pertumbuhan anak. Makanan yang berlebihan
juga tidak baik, karena dapat menyebabkan obesitas.
Yang perlu dikaji : frekuensi anak makan dalam sehari,
bagaimana komposisinya, minum susu atau air putih
berapa kali sehari atau diberikan ASI tiap berapa jam.
b. Pola istirahat
Kebutuhan istirahat dan tidur
Umur 0-6 bulan : 20-18 jam
Umur 6-12 bulan : 18-16 jam
Umur 1-5 tahun : 16-12 jam
Umur 6-12 tahun : 11-9 jam
c. Pola kebersihan
Kebersihan, baik kebersihan perorangan maupun
kebersihan lingkungan memegang peranan penting pada
tumbuh kembang anak. Kebersihan perorangan yang
kurang akan memudahkan terjadinya penyakit kulit dan
saluran pencernaan. Yang dikaji frekuensi berapa kali
mandi, gosok gigi, ganti baju, dan pakaian dalam sehari,
dan lain-lain.
d. Pola eliminasi

Pada anak adakah gangguan saat BAB karena rawan


terjangkit kuman di luar rumah. Untuk BAK juga sangat
penting untuk mengetahui akan kebutuhan cairan sudah
cukup atau belum
9) Riwayat psikososial
Riwayat perkawinan orang tua, jumlah anggota keluarga,
urutan anak, dan yang mengasuh mempengaruhi dalan
tumbuh kembang anak. Kemudian hal lain yang terkait
dengan psikososial adalah :

Stimulasi yang terarah dan teratur akan membuat


anak akan lebih cepat berkembang dibandingkan
dengan anak yang kurang atau tidak mendapat

stimualasi
Motivasi belajar yang ditimbulkan sejak dini dengan

memberikan lingkungan yang kondusif untuk belajar


Ganjaran atau hukuman yang wajar akan
menimbulkan motivasi yang kuat bagi anak untuk

tidak mengulangi tingkah lakunya


Kelompok sebaya untuk proses sosialisasi dengan

lingkungannya
Cinta dan kasih sayang serta perlakuan yang adil dari

orang tuanya
b. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
- Keadaan umum : baik/cukup/lemah
- Kesadaran
: composmentis/somnolen/apatis
- TTV
:
Tekanan darah
Sistolik

Diastolik

(mmHg)

(mmHg)

Neonatus

80

45

6 12 bulan

90

60

Usia

1 5 tahun

95

65

5 10 tahun

100

60

10 15 tahun

115

60

Nadi

Umur
Bayi lahir
1 minggu 3
bulan
3 bulan 2
tahun
2 tahun 10
tahun
>10 tahun

Denyut Nadi / menit


Istirahat/bangun

Istirahat/ tidur

Aktif/demam

100180x/menit

80-160x/menit

Sampai 220

100-220x/menit

80-200x/menit

Sampai 220

80-150x/menit

70-120x/menit

Sampai 220

75-110x/menit

60-90x/menit

Sampai 220

55-90x/menit

55-90x/menit

Sampai 220

Pernafasan
Umur

Rentang

Rata-rata waktu tidur

Neonatus

30 60 x/menit

35 x/menit

1bulan - 1tahun

30 60 x/menit

30 x/menit

1tahun 2tahun

25 50 x/menit

25 x/menit

3tahun 4tahun

20 30
x/menit

22 x/menit

5tahun 9tahun

15 30 x/menit

18 x/menit

10 tahun/ >

15 30 x/menit

15 x/menit

Suhu Tubuh
Umur

Suhu

3 bulan

37,50C

1 tahun

37,70C

3 tahun

37,20C

5 tahun

370C

2. Pemeriksaan Antropometri
Berat Badan normal:
- Usia 3 12 bulann+9 =........kg
2
- Usia 1 6 tahun2n + 8 =.......kg
Tinggi badan
: normal usia 1 tahun
yakni 75 cm
Tinggi badan rata rata pada waktu lahir adalah 50
cm. Secara garis

besar dapat diperkirakan sebagai

berikut :
1 tahun 1,5 x TB lahir : 1,5 x 50 =75 cm
4 tahun 2 x TB lahir : 2 x 50 =100 cm
6 tahun 1,5 x TB setahun : 1,5 x 75 = 112,5 cm
13 tahun 3 x TB lahir : 3 x 50 = 150 cm
Lingkar Kepala
Lingkar saat lahir normal 34-35 cm, bertambah 0,5
cm/bulan. Pada 6 bulan pertama menjadi 44 cm,
umur 1 tahun 47 cm, 2 tahun 49 cm dan dewasa 54
cm.
umur

Kenaikan berat otak : gram/24


jam

6-9

bulan

kehamilan
Lahir 6 bulan

3
2
0,35

6 bulan 3 bulan
3 bulan 6 bulan

0,15

Lila
Bila saat lahir 11 cm, tahun pertama 16 cm, selanjutnya
ukuran tersebut tidak banyak berubah sampai usia 3
tahun.
c. Pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi)
Kepala
: simetris/tidak, warna rambut, ada/tidak
benjolan
Muka
Mata

: pucat/tidak
: simetris/tidak, sklera putih/tidak, konjungtiva

Telinga
Mulut

merah muda/tidak
: ada serumen/tidak, gendang telinga utuh/tidak
:
lembab/tidak,
ada/tidak
labioskisis/palatoskisis,

Leher
Dada

gigi

susu

tumbuh/belum
: tampak/tidak pembesaran kelenjar tiroid
: ada/tidak retraksi dada, ronchi (-/+),

pernapasan teratur/tidak
Abdomen
: buncit/tidak, teraba/tidak pembesaran hepar,
ada/tidak nyeri tekan, kembung/tidak
Integumen
: turgor kulit baik bila kembali 2 detik
Ekstremitas
: simetris/tidak, gerakan aktif/tidak, jumlah jari
lengkap/tidak
d. Penilaian perkembangan menggunakan format DDST
1. Menetapkan usia anak
Umur anak dihitung dengan cara tanggal pemeriksaan
dikurangi tanggal lahir kemudian tarik garis umur dari garis
atas ke bawah dan tentukan tanggal pemeriksaan pada ujung
atas garis umur.
2. Menguji tugas perkembangan tiap sektor
Lakukan tugas perkembangan untuk

tiap

sektor

perkembangan dimulai dari sektor yang paling mudah dan


dimulai dengan tugas perkembangan yang terletak di sebelah

kiri garis umur, kemudian dilanjutkan sampai ke kanan garis


umur.
Tugas-tugas yang terletak disebelah kiri garis umur, pada
umumnya telah dapat dikerjakan oleh anak-anak seusia si
anak. Apabila si anak gagal mengerjakan beberapa tugastugas tersebut (F), maka berarti suatu keterlambatan pada
tugas tersebut. Bila tugas-tugas yang gagal dikerjakan berada
pada kotak yang terpotong oleh garis vertikal umur, maka ini
bukan suatu keterlamabatan, karena pada kontrol lebih lanjut
masih mungkin terdapat perkembangan lagi. Begitu pula
pada kotak-kotak disebelah kanan garis umur.
Pada ujung kotak sebelah kiri tedapat kode R dan nomor,
kalau terdapat kode R maka tugas perkembangan cukup
ditanyakan pada orangtuanya, sedangkan bila terdapat kode
nomor maka tugas perkembangan di test sesuai petunjuk di
baliknya formulir.
3. Mencatat hasil pengkajian mengguanakan DDST
P : pass/lulus. Anak melakukan uji coba

dengan

baik/ibu/pengasuh anak memberi laporan anak dapat


melakukannya.
F : fail/gagal. Anak tidak dapat melakukan uji coba dengan
baik/ibu/pengasuh anak memberi laporan anak tidak dapat
melakukannya dengan baik.
No : no opportunity/tidak ada kesempatan. Anak tidak
mempunyai kesempatan untuk melakukan uji coba karena
ada hambatan. Skor ini hanya boleh dipakai pada uji coba
dengan tanda R.
R : refusal/menolak. Anak menolak untuk melakukan uji
coba.
Sektor yang dinilai dan dicatat :
a. Personal sosial
Penyesuaian diri dengan masyarakat dan perhatian
terhadap kebutuhan perorangan.
b. Adaptif-motorik halus

Koordinasi mata, tangan memainkan, menggunakan


benda-benda kecil.
c. Bahasa mendengar, mengerti, dan menggunakan
bahasa
d. Motorik kasar
Duduk, jalan, melompat, dan gerakan umum otot besar
II.

Identifikasi Diagnosa Masalah


Normal
Bila tidak ada keterlambatan dan atau paling banyak satu caution.

Lakukan ulangan pada kontrol berikutnya.


Suspect/suspek
Bila didapatkan 2 caution dan atau satu keterlambatan.
Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu untuk menghilangkan faktor

sesaat seperti rasa takut, keadaan sakit atau kelelahan


Untestable/tidak dapat diuji
Bila ada skor menolak 1 uji coba terletak di sebelah kiri garis
umur atau menolak pada > 1 uji coba yang ditembus garis umur
pada daerah 75-90%. Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu.

III.

Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial


Diagnosa potensial : kemungkinan-kemungkinan buruk yang bisa
terjadi
Diagnosa potensial berdasarkan diagnosa dan masalah yang sudah
teridentifikasi.
Masalah potensial adalah masalah lain yang dapat berkembang,
diperoleh dari diagnosa potensial.

IV.

Identifikasi Kebutuhan Segera


Kebutuhan segera adalah suatu tindakan yang tidak segera dilakukan
dapat membahayakan keadaan klien. Tindakan segera meliputi

V.

tindakan yang dilakukan secara mandiri, kolaborasi, atau rujukan.


Intervensi
Dx : Anak ... usia... menggunakan DDST dengan pertumbuhan
dan perkembangan anak...

Tujuan : terdeteksi sejak dini bila ada kelainan pada pertumbuhan


dan perkembangan anak dan agar tumbuh kembang anak sesuai
dengan usia anak.
Kriteria hasil : anak dapat melakukan tugas perkembangannya sesuai
usia ukuran tumbuh kembang anak dalam batas normal.
Intervensi :
1. Jelaskan pada ibu tentang kegunaan dari

penilaian

perkembangan dengan menggunakan DDST


R : ibu lebih kooperatif untuk dilakukan

penilaian

perkembangan pada anak


2. Jelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan dengan metode
DDST dan juga sarankan ibu untuk tetap memberikan
stimulus/rangsangan terhadap perkembangan selanjutnya.
R : ibu lebih kooperatif dan termotivasi untuk memberikan
stimulus atau rangsangan terhadap perkembangan selanjutnya
3. Berikan pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya
dengan baik.
R : pujian memotivasi ibu untuk lebih aktif memantau
perkembangan anak dan ibu menjadi senang.
4. Beri tahu ibu untuk memantau perkembangan anak secara rutin.
R : mengidentifikasi perkembangan anak dan kelainan
perkembangan yang terjadi pada anak
5. Anjurkan ibu untuk tetap memberikan nutrisi yang bergizi
sebagai penunjang pertumbuhan dan perkembangan anak
R : pola dan cara makan anak mempengaruhi tumbuh kembang
anak
6. Anjurkan ibu untuk segera kontrol ke tenaga kesehatan bila
terdapat kelainan dalam perkembangan anak
R : teridentifikasi kelainan perkembangan dan terdapat
penanganan yang segera pada anak tersebut
7. Anjurkan ibu untuk rutin membawa anaknya ke posyandu untuk
dilakukan penilaian petumbuhan dan perkembangan anak dan
jika anak sudah memasuki usia prasekolah (36-72 bulan), anak
dapat diikutkan pada kegiatan di PAUD, kelompok bermain/TK.

R : pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak secara


rutin dapat mengetahui keadaan anak
8. Beri tahu ibu tahapan perkembangan anak selanjutnya
R : ibu termotivasi untuk melakukan stimulus/rangsangan
terhadap perkembangan selanjutnya
9. Beri tahu ibu untuk memeriksakan perkembangan dan
pertumbuhan anaknya (kunjungan ulang) menggunakan DDST 6
bulan lagi.
R : dapat mengetahui perkembangan selanjutnya yang dapat
dilalui anak.
VI.

Implementasi
Mengacu pada intervensi dan kondisi anak

VII.

Evaluasi
Sesuai dengan kriteria hasil

DAFTAR PUSTAKA
Nanny, vivian. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak balita. Jakarta: Salemba
Medika
Pemkot Malang, Dinkes. 2007. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar.
Malang
Mansur, herawati. 2009. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika
Al Rasyid, Harum. 2007 Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai