DISUSUN OLEH :
Zumrotul Masruroh
P1337420615039
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
Topik : Kuretase
Sasaran : Pasien Ruang Nifas RSUD Ungaran
Hari/Tanggal : Kamis, 12 Oktober 2017
Waktu : 08.00 WIB
1. TOPIK
Kuretase (curetage)
2. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan, klien dapat mengetahui
tentang perawatan pada ibu post kuretase.
b. Tujuan Khusus
1. Mampu menjelaskan pengertian kuretase
2. Mampu menjelaskan tujuan kuretase
3. Mampu menjelaskan dampak setelah kuretase
4. Mampu menjelaskan perawatan post kuretase
3. SASARAN
Pasien Ruang Kandungan
4. METODA PEMBELAJARAN
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
5. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Leaflet
2. Video
3. Ppt
6. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
No. Waktu Uraian Kegiatan Kegiatan Kegiatan Klien
Penyuluhan
1. 3 Menit Pendahuluan Memperkenalkan Mendengarkan
diri dan dan
menjelaskan memperhatikan
tujuan
7. WAKTU PELAKSANAAN
Pukul 08.00 WIB
8. MATERI
Terlampir
9. METODA EVALUASI
a. Evaluasi Struktur
Acara penyuluhan di mulai pukul 08.00 WIB. Diikuti oleh pasien.
Persiapan penyampaian materi (Liflet) telah penyaji siapkan dengan lengkap.
b. Evaluasi Proses
Proses penyuluhan berlangsung cukup lancar, tidak ada hambatan
yang terlalu besar. Ketika proses tanya jawab, pasien dapat menjawab
pertanyaan dengan baik dengan bahasa yang mudah dimengerti.
c. Evaluasi Hasil
Tanggal :
Tanda tangan Fasilitator :
KURETASE
A. Pengertian
Kuret adalah tindakan medis untuk mengeluarkan jaringan dari dalam
rahim. Jaringan itu sendiri bisa berupa tumor, selaput rahim, atau janin yang
dinyatakan tidak berkembang maupun sudah meninggal. Dengan alasan
medis, tidak ada cara lain jaringan semacam itu harus dikeluarkan. ( Dr. H.
Taufik Jamaan, Sp.OG )
Kuret atau kuretase merupakan tindakan medis untuk mengeluarakan
jaringan atau sisa jaringan dari dalam rahim dengan fungsi diagnostik atau
terapetik. Jaringan bisa berupa janin yang mengalami abortus, endometriosis,
atau sisa plasenta yang tertinggal sesuia persalinan. Kuret dapat dilakukan
supaya rahim bersih dari jaringan yang tidak semestinya berada bahkan
tumbuh didalamnya. Jika tidak dibersihkan, akan memunculkan gangguan
seperti nyeri dan pendarahan.
B. Tujuan
Menurut ginekolog dari Morula Fertility Clinic, RS Bunda, Jakarta, tujuan
kuret ada dua yaitu:
1. Kuret sebagai terapi
Intinya, kuret ditempuh oleh dokter untuk membersihkan rahim dan
dinding rahim dari benda-benda atau jaringan yang tidak diharapkan.
Misalnya:
a. Kasus keguguran
b. Tertinggalnya sisa jaringan plasenta(ari-ari), atau sisa jaringan
c. Janin di dalam rahim sstelah proses persalinan
d. Hamil anggur
e. Menghilangkan polip rahim
2. Kuret sebagai diagnostik suatu penyakit rahim
Ini bertujuan untuk mengambil sedikit jaringan lapis lendir rahim,
sehingga dapat diketahui penyebab dari perdarahan abnormal yang terjadi.
Misalnya :
a. Pendarahan peraginam yang tidak teratur
b. Pendarahan hebat
c. Kecurigaan akan kanker endometriosis atau kanker rahim
d. Infeksi rahim
e. Pemeriksaan kesuburan/infertilitas
C. Etiologi
Hal-hal yang menyebabkan kuret harus dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Usia ibu yang lanjut
2. Riwayat Obsetri/ginekologi yang kurang baik
3. Riwayat infertilitas
4. Adanya kelainan/penyakit yang menyertai kehamilan
5. Berbagai macam infeksi
6. Paparan dengan berbagai macam zat kimia
7. Trauma abdomen/pelvis pada trimester pertama
8. Kelainan kromosom
9. Sejarah perdarahan haid yang tidak normal, speprti perdarahan berat
(menoragia) atau perdarahan antara periode
D. Komplikasi
Berikut adalah dampak yang bisa timbul setelah dilalukan kuretase:
1. Perdarahan
Bila saat kuret jaringan tidak diambil dengan bersih, dikhawatirkan
terjadi perdarahan. Untuk itu jaringan harus diambil dengan bersih dan
tidak boleh tersisa sedikit pun. Bila ada sisa kemudian terjadi perdarahan,
maka kuret kedua harus segera dilakukan. Biasanya hal ini terjadi pada
kasus jaringan yang sudah membatu. Banyak dokter kesulitan melakukan
pembersihan dalam sekali tindakan sehingga ada jaringan yang tersisa.
Namun biasanya bila dokter tidak yakin sudah bersih, dia akan memberi
tahu kepada si ibu, Jika terjadi perdarahan maka segera datang lagi ke
dokter.
2. Cerukan di Dinding Rahim
Pengerokan jaringan pun harus tepat sasaran, jangan sampai
meninggalkan cerukan di dinding rahim. Jika menyisakan cerukan,
dikhawatirkan akan mengganggu kesehatan rahim.
3. Gangguan Haid
Jika pengerokan yang dilakukan sampai menyentuh selaput otot rahim,
dikhawatirkan akan mengganggu kelancaran siklus haid.
4. Infeksi
Jika jaringan tersisa di dalam rahim, muncul luka, cerukan,
dikhawatirkan bisa memicu terjadinya infeksi. Sebab, kuman senang
sekali dengan daerah-daerah yang basah oleh cairan seperti darah.
5. Kanker
Sebenarnya kecil kemungkinan terjadi kanker, hanya sekitar 1%.
Namun bila kuret tidak dilakukan dengan baik, ada sisa yang tertinggal
kemudian tidak mendapatkan penanganan yang tepat, bisa saja memicu
munculnya kanker. Disebut kanker trofoblast atau kanker yang disebabkan
oleh sisa plasenta yang ada di dinding rahim.
Efek samping dari tindakan kuretase:
1. Rahim berlubang
Kuretase memungkinkan terjadinya perlubangan pada dinding rahim,
karena pada saat hamil dinding rahim sangat lunak sehingga beresiko
tinggi terjadi lubang akibat pengerokan sisa-sisa jaringan.
2. Infeksi
3. Sindrom asherman
Sindrom asherman adalah terjadinya perlekatan pada lapisan
dinding rahim. Karena lengket jaringan selaput lendir rahim tidak
terbentuk lagi akibatnya pasien tidak mengalami haid lagi.
4. Keluar flek
5. Mual dan pusing Nyeri
E. Perawatan post kuretase
1. Beristirahat
Istrirahat berguna untuk mengurangi kelelahan fisik dan psikologis
setelah dilakukan kuret. Menurut Kanadi, pemulihan fisik sangat
bergantung pada usia kehamilan, atau ada tidaknya komplikasi saat
tindakan. Umumnya, jika tidak terjadi komplikasi waktu pemulihannya
antara satu hingga dua minggu. Tidak perlu istirahat total di tempat tidur.
Istirahat dapat diperpanjang sesuai saran dokter, bila ada gejala infeksi
atau pendarahan setelah tindakan kuret. Sebaiknya lakukan aktivitas
sehari-hari seperti biasanya. Diharapkan, peredaran darah akan lancar dan
bentuk rahim kembali normal seperti sediakala. Hanya saja, hindari
aktivitas yang terlalu banyak membutuhkan tenaga. Namun, bila ibu malas
beraktivitas malah dapat memperlama masa pemulihan.
2. Perhatikan tanda-tanda vital.
3. Cek perdarahan.
4. Hindari mengangkat beban karena dikhawatirkan akan menyebabkan
pendarahan.
5. Menghindari hubungan intim dalam jangka waktu tertentu, hal ini untuk
menghindari trauma.
6. Menjaga asupan makanan dengan gizi seimbang.
7. Minum air putih secukupnya sangat dianjurkan agar terhindar dari
dehidrasi.
8. Meminum obat yang sesuai resepkan dokter secara teratur.
9. Waspadai demam bila setelah kuret
Ibu demam menggigil, sakit sekitar perut, kram atau sakit punggung,
mengalami pendarahan berlebihan atau terdapat pengeluaran cairan dari
vagina yang berbau busuk,segeralah kembali ke dokter. Jangan ditunda.
Siapa tahu telah terjadi komplikasi.
10. Lakukan kontrol ke dokter secara berkala untuk menghindari infeksi yang
mungkin terjadi.