DISUSUN OLEH :
MARSHA HAMIRA SUBIYAKTO
16149014573060
B. KLASIFIKASI
1. Letak bokong (Frank breech)
Letak bokong dengan kedua tungkai terangkat ke atas.
2. Letak bokong sempurna (Complete breech)
Letak bokong dimana kaki ada di samping bokong.
3. Letak bokong tidak sempurna (incomplete breech)
Letak sungsang dimana selain bokong bagian yang terendah juga kaki atau lutut.
Posisi bokong ditentukan oleh sakrum, ada 4 posisi:
a. Sakrum kiri depan (left sacrum anterior)
b. Sakrum kanan depan (right sacrum anterior)
c. Sakrum kiri belakang (left sacrum posterior)
d. Sakrum kanan belakang (right sacrum posterior)
(Mochtar, 1998: 350)
C. ETIOLOGI
1. Fiksasi kepala pada pintu atas panggul tidak baik atau tidak ada
2. Janin mudah bergerak, seperti pada hidramnion, multipara, janin kecil (premature)
3. Gemeli (kehamilan ganda)
4. Kelainan uterus, seperti uterus arkuatus, bikornis, mioma uteri.
5. Janin sudah lama mati
6. Sebab yang tidak diketahui
(Mochtar, 1998: 351)
D. TANDA DAN GEJALA
1. Pergerakan anak terasa oleh ibu dibagian perut bawah dibawah pusat dan ibu sering
merasa benda keras (kepala) mendesak tulang iga.
2. Pada palpasi teraba bagian keras, bundar dan melenting pada fundus uteri.
3. Punggung anak dapat teraba pada salat satu sisi perut dan bagian-bagian kecil pada pihak
yang berlawanan. Diatas sympisis teraba bagian yang kurang budar dan lunak.
4. Bunyi jantung janin terdengar pada punggung anak setinggi pusat.
E. PATOFISIOLOGI
Penjelasan dari patofisiologi tersebut diatas adalah letak janin dalam uterus
bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan dalam uterus. Pada kehamilan
sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga
memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan
diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang. Pada kehamilan triwulan
terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban relatif berkurang. Karena bokong
dengan kedua tungkai terlipat lebih besar daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk
menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada ruangan yang
lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada
kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada
kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala. Sayangnya,
beberapa fetus tidak seperti itu. Sebagian dari mereka berada dalam posisi sungsang.
(Imadeharyoga, 2008: 3)
F. DIAGNOSIS
1. Palpasi
Kepala teraba di fundus, bagian bawah bokong ,dan punggung dikiri atau kanan.
2. Auskultasi
DJJ paling jelas terdengar pada tempat yang lebih tinggi dari pusat.
3. Pemeriksaan dalam
Dapat diraba os sakrum, tuber ischi, dan anus, kadang – kadang kaki (pada letak kaki)
Bedakan antara :
a. Lubang kecil = Mengisap
b. Tulang = Rahang Mulut
c. Isap = Anus, Lidah
d. Mekoneum (+)
e. Tumit = Jari panjang
f. Sudut 90 0 Kaki = Tidak rata Tangan siku
g. Rata jari = jari = Patella (-)
h. Patella Lutut
i. Poplitea
4. Pemeriksaan foto rontgen : bayangan kepala di fundus
G. KOMPLIKASI
Komplikasi presentasi bokong pada ibu :
1. Pelepasan plasenta.
2. Perlukaan vagina dan serviks.
3. Endometritis.
Komplikasi pada janin:
1. Prolaps tali pusat.
2. Trauma pada bayi.
3. Asfiksia karena prolaps/kompresi tali pusat, pelepasan plasenta, kepala macet.
4. Perlukaan/trauma pada organ abdomen
5. Patah tulang leher
H. TEKNIK PERSALINAN PADA PRESENTASI BOKONG
Melahirkan bayi letak sungsang dengan Cara Bracht :
1. Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam secara bracht (kedua ibu jari penolong
sejajar dengan panjang paha, jari-jari yang lain memegang daerah panggul).
2. Jangan melakukan intervensi, ikuti saja proses keluarnya janin.
3. Longgarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan sebagian dada.
4. Lakukan hiperlordosis janin pada saat anguluc skapula inferior tampak di bawah simfisis
(dengan mengikuti gerak rotasi anterior yaitu punggung janin didekatkan ke arah perut ibu
tanpa tarikan) disesuaikan dengan lahirnya badan bayi.
5. Gerakkan ke atas hingga lahir dagu, mulut, hidung, dahi dan kepala.
6. Letakkan bayi di perut ibu, bungkus bayi dengan handuk hangat, bersihkan jalan nafas
bayi, tali pusat dipotong.
Mansjoer, Arief. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I. Jakarta : Media Aesculapius.
Bari, Abdul Saifudin. 2008. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : YBP-SP.