Anda di halaman 1dari 5

1.

Pengertian
Kanker ovarium adalah tumor ganas yang tumbuh pada ovarium (indung telur) yang
paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 – 70 tahun. Kanker ovarium bisa menyebar
melalui system getah bening dan melalui sistem pembuluh darah menyebar ke hati dan paru –
paru.
Kanker ovarium adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan tidak normal, cepat dan tidak
terkendali.
Kanker indung telur atau kita sebut dengan kanker ovarium, adalah kanker yang berasal
dari sel-sel ovarium atau indung telur.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kanker indung telur atau kita sebut
dengan kanker ovarium, adalah kanker yang berasal dari sel-sel ovarium atau indung telur.
dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga mengalami
pertumbuhan tidak normal, cepat dan tidak terkendali. (Sofyan, 2006).

2. Etiologi
Penyebab timbulnya kanker ovarium belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa
faktor risiko yang dapat menimbulkan penyakit kanker ovarium yaitu :
a. Riwayat kanker payudara
b. Riwayat kanker ovarium dalam keluarga (faktor genetik)
c. Berawal dari hiperplasia endometrium yang berkembang menjadi karsinoma.
d. Menarche dini
e. Diet tinggi lemak
f. Riwayat kanker payudara
g. Merokok
h. Alkohol
k. Infertilitas
l. Tidak pernah melahirkan
m. Terapi penggantian hormon
n. Kontrasepsi oral

3. Tanda dan Gejala


a. Dispepsia
b. Menoragia
c. Menopause lebih dini
d. Rasa tidak nyaman pada abdomen.
e. Nyeri tekan pada pelvis
f. Lingkar abdomen yang terus meningkat
g. Sering berkemih
4. Patofisiologi
Tumor ganas ovarium yang bersal dari epitel permukaan tipe serosa 50 – 60%, tipe
endometroid dan musinosa 10 – 20 %, tipe clear cell 5%, dan tipe tidak berdiffferensiasi 10 –
15%. Tipe musinosa paling sering ditemukan pada wanita usia tua dibanding tipe tipe serosa
dan endometroid. jenis neoplasma jinak yang diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya
perubahan hormon estrogen dan progesteron juga hormon hipofise yang biasanya
mengakibatkan terjadinya inflamasi/peradangan saat imunitas tubuh menurun. (Wiknjosastro
2007). Tumor sel stroma berasal dari mesenkim ovarium dan menghasilkan hormon yang
dapat berubah menjadi ganas tergantung tipe sel.
Sel tumor granulosa dengan atau tanpa komponen sel theoa tumor tersering pada
kelompok ini. Thecoma jarang dan biasanya jinak. Keduanya .menghasilkan estrogen yang
disebut mesenkim feminizing. Efeknya tergantung pada usia wanita, dapat terjadi pubertas
prekots, pendarahan inter menstruasi atau pasca menopause. (Wiknjosastro 2007).

5. Pathways
6. Penatalaksanaan.
1. Pembedahan
Merupakan pilihan utama, luasnya prosedur pembedahan ditentukan oleh
insiden dan seringnya penyebaran ke sebelah yang lain (bilateral) dan
kecenderungan untuk menginvasi korpus uteri.
2. Biopsi
Dilakukan di beberapa tempat yaitu omentum, kelenjar getah lambung,
untuk mendukung pembedahan.
3. Second look Laparotomi
Untuk memastikan pemasantan secara radioterapi atau kemoterapi lazim
dilakukan laparotomi kedua bahkan sampai ketiga.
4. Kemoterapi
Merupakan salah satu terapi yang sudah diakui untuk penanganan tumor
ganas ovarium. Sejumlah obat sitestatika telah digunakan termasuk agens
alkylating seperti itu (cyclophasphamide, chlorambucil) anti metabolic
seperti : Mtx / metrotrex xate dan 5 fluorouracit / antibiotikal (admisin).
5. Penanganan lanjut
a. Sampai satu tahun setelah penanganan, setiap 2 bulan sekali
b. Sampai 3 bulan setelah penanganan, setiap 4 bulan
c. Sampai 5 tahun penanganan, setiap 6 bulan
d. Seterusnya tiap 1 tahun sekali

7. Pengkajian Fokus
Yaitu suatu kegiatan mengumpulkan dan mengorganisasikan data yang dikumpulkan dari
berbagai sumber dan merupakan dasar untuk tindakan dan keputusan yang diambil pada
tahap-tahap selanjutnya. Adapun pengkajiannya meliputi :
1. Aktivitas dan Istirahat
Gejala : Kelemahan / keletihan Perubahan pada pola istirahat dan jam kebiasaan tidur pada
malam hari,adanya factor-faktor yang memepengaruhi tidur missal, nyeri, ansietas,
berkeringat malam.
2. Sirkulasi
Gejala : Palpitasi, nyeri dada pada pengeragan kerja.
Tanda : Perubahan pada TD.
3. Integritas ego
Gejala : Faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stress
(missal, merokok, minum alcohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan
Religious / spiritual).
Tanda : Menyangkal, menarik diri, marah.
4. Eliminasi
Gejala : Perubahan pada pola defekasi missal, darah pada feses, nyeripada defekasi.
Perubahan pada eliminasi urinarius masal, nyeri atau rasa terbakar pada saat berkemih,
hematuria, sering berkemih.
Tanda : Perubahan pada bising usus, disensi abdomen.
5. Makanan / cairan
Gejala : Kebiasaan diet buruk (missal, rendah serat, tinggi lemak,aditif bahan pengawet).
Anoreksia, mual/muntah. Perubahan pada berat badan,penurunan berat
badan,berkurangnya masa otot.
Tanda : Perubahan pada kelembaban/turgor kulit, edema.
6. Neurosensori
Gejala : Pusing, sinkope.
7. Nyeri / kenyamanan
Gejala : Tidak ada nyeri/derajat bervariasi missal, ketidaknyamanan
ringan sampai nyeri berat.
8. Pernafasan
Gejala : Merokok (Tembakau, hidup dengan seseorang yang merokok, pemajanan asbes).
9. Keamanan
Gejala : Pemajana pada kimia toksik, karsinogen.
Tanda : Demam, ruam kulit, ulserasi.
10. Seksualitas
Gejala : Masalah seksual misalnya, dampak pada hubungan, perubahan pada tingkat
kepuasan. Nuligravida lebih besar dari usia 30 tahun Multigravida, pasangan seks
multiple, aktivitas seksual dini, herpes genital.
11. Interaksi sosial
Gejala : Ketidakeadekuatan/kelemahan system pendukung. Riwayat perkawinan (
berkenaan dengan kepuasan di rumah,dukungan/bantuan) Masalah tentang fungsi /
tanggung jawab peran.(Doenges, 2001).

8. Fokus Intervensi
1. Nyeri b/d proses penyakit (kompresi / destruksi, jaringan saraf, infiltrasi saraf, obstruksi
jaringan saraf, inflamasi)
Tujuan : Nyeri hilang atau nyeri berkurang dengan k….
KH : 1. Klien mengatakan nyeri hilang atau berkurang
2. klien tampak rileks tidak menahan nyeri
3. mengikuti aturan farmakologis yang ditentukan
Intervensi :
a. Kaji skala nyeri misal : lokasi, durasi, frekuensi dan intensitas
b. Dorong penggunaan ketrampilan manajemen nyeri
c. Berikan tindakan kenyamanan dasar, misal : gosok punggung dan aktivitas
hiburan
d. Evaluasi penghilangan nyeri / kontrol
e. Evaluasi sadarai terapi tertentu, misal : pembedahan, radiasi, kemoterapi
f. Kolaborasi : Kembangkan rencana manajemen nyeri dengan pasien dan dokter
berikan analgetik
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d status hipermetabolik,konsekuensi
kemoterapi, radiasi, pembedahan, distress emosional, keletihan
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan
KH : 1. BB stabil, tidak terdapat tanda malnutrisi
2. Pengungkapan pemohonan pengaruh individual pada masukan adekuat
3. Berpartisipasi dalam intervensi spesifik untuk merangsang nafsu makan,
peningkatan nafsu makan
Intervensi :
a. Pantau masukan makanan setiap hari
b. Ukur BB, TB, dan ketebalan kulit trisep
c. Dorong klien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient dengan masukan
cairan adekuat,
dorong penggunaan supplement dan makan sedikit tapi sering
d. Kontrol faktor lingkungan, hindari terlalu manis, berlemak atau pedas
e. Dorong komunikasi terbuka mengenai masalah anoreksia
f. Kolaborasi : tinjau ulang pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi
3. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d ketidakadekuatan pertahanan sekunder da imunosupresi,
malunutrisi, proses penyakit kronis
Tujuan : Tidak terjadi infeksi atau infeksi terhindar dengan
KH : 1. Mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam intervensi untuk mencegah /
mengurangi resiko infeksi
2. Tetap tidak demam dan mencapai pemulihan tepat pada waktunya
Intervensi :
a. Tingkatkan prosedur mencuci tangan yang baik, batasi pengunjung yang
mengalami infeksi tempatkan pada isolasi sesuai indikasi
b. Tekankan hygiene personal
c. Pantau suhu
d. Kaji adanya tanda-tanda infeksi
e. Tingkatkan istirahat adekuat / periode latihan
f. Kolaborasi : Laboratorium : Jumlah granulosit dan trombosit sesuai batas
normal
g. Dapatkan kultur sesuai indikasi
h. Berikan antibiotik

Anda mungkin juga menyukai