Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

PRESENTASI BOKONG (PRESBO)

DISUSUN OLEH :
ENDAH SUDARSIH
P27220019203

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKKES KEMENKES SURAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI PROFESI NERS
2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN
PRESENTASI BOKONG (PRESBO)

A. Konsep Presentasi Bokong (Presbo)


1. Definisi
Presentasi bokong adalah posisi dimana bayi di dalam rahim berada
dengan kepala di atas sehingga pada saat persalinan normal, pantat atau
kaki si bayi yang akan keluar terlebih dahulu dibandingkan dengan kepala
pada posisi normal. (Sujiyatini, 2011). Presentasi bokong adalah letak
memanjang dengan kelainan dalam polaritas dengan panggul janin
merupakan kutub bawah (Oxorn, 2010).
Presentasi bokong adalah janin dalam posisi longitudinal dengan
bokong berada di kutub bawah uterus (Fraser, 2012). Presentasi bokong
adalah janin letak memanjang dengan bagian terendahnya bokong, kaki
atau kombinasi keduanya. Persalinan pada bayi dengan presentasi bokong
(sungsang) dimana bayi letaknya sesuai dengan badan ibu, kepala berada
pada fundus uteri sedangkan bokong merupakan bagian terbawah (di
daerah pintu atas panggul/simfisis). (Prawiroharjo.2010).

2. Klasifikasi
Menurut Mochtar (2012) klasifikasi janin dengan presentasi bokong yaitu:
a) Letak bokong murni ; prensentasi bokong murni (Frank Breech).
Bokong saja yang menjadi bagian terdepan sedangkan kedua tungkai
lurus keatas.
b) Letak bokong kaki (presentasi bokong kaki) disamping bokong teraba
kaki (Complete Breech). Disebut letak bokong kaki sempurna atau
tidak sempurna kalau disamping bokong teraba kedua kaki atau satu
kaki saja.
c) Letak lutut (presentasi lutut) dan
d) Letak kaki , yang keduanya disebut dengan istilah ; Incomplete
Breech. Tergantung pada terabanya kedua kaki atau lutut atau hanya
teraba satu kaki atau lutut disebut letak kaki atau lutut sempurna dan
letak kaki atau lutut tidak sempurna.

3. Etiologi
Menurut Manuaba (2010) penyebab terjadinya presentasi bokong yaitu :
a. Sudut Ibu
1) Keadaan rahim
a) Rahim arkuatus
b) Septum pada rahim
c) Uterus dupleks
d) Mioma bersama kehamilan
2) Keadaan plasenta
a) Plasenta letak rendah
b) Plasenta previa
3) Keadaan jalan lahir
a) Kesempitan panggul
b) Deformitas tulang panggul
c) Terdapat tumor menjalani jalan lahir dan perputaran ke posisi
kepala
b. Sudut janin
Pada janin tedapat berbagai keadaan yang menyebabkan letak
sungsang :
1) Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat
2) Hidrosefalus atau anesefalus
3) Kehamilan kembar
4) Hidroamnion atau aligohidromion
5) Prematuritas
4. Patofisiologi dan Pathway
Janin dengan presentasi bokong disebabkan oleh berberapa penyebab yaitu
dari sudut ibu dari keadaan rahim, keadaan palsenta, keadaan jalan lahir
dan dari sudut jani bisa disebabkan karana Tali pusat pendek atau lilitan
tali pusat, Hidrosefalus atau anesefalus, Kehamilan kembar , Hidroamnion
atau aligohidromion, Prematuritas. pada presentasi bokong menimbulkan
komplikasi pada ibu yaitu terjadi perdarahan, robekan jalan lahir, infeksi.
Komplikasi pada janin dapat terjadi asfiksia trauma persalinan dan infeksi
. (Manuaba, 2010)
pathway

sudut ibu sudut bayi

- Keaadaan rahim Tali pusat pendek atau lilitan


- Keadaan plasenta tali pusat, Hidrosefalus atau
- Keadaan jalan lahir anesefalus, Kehamilan
kembar , Hidroamnion atau
aligohidromion, Prematuritas

Presentasi bokong

Komplikasi

ibu janin

Port the
perdarahan Robekan entry Asfiksia
jalan lahir

Resiko kekurangan Resiko Ketidakefektifan pola nafas


volume cairan
Nyeri akut infeksi

Manuaba (2010)
5. Manifestasi Klinik
Menurut Hanretty (2014) manifestasi dari presentasi bokong antara lain:
a. Pergerakan anak terasa oleh ibu dibagian perut bawah dibawah pusat
dan ibu sering merasa benda keras (kepala) mendesak tulang iga.
b. Pada palpasi teraba bagian keras, bundar dan melenting pada fundus
uteri, Saat pemeriksaan leopold bagian bawah teraba lunak bulat dan
tidak melenting (bokong), sementara di fundus teraba bagian bulat,
keras, melenting (kepala) dan punggung teraba di kanan atau kiri
c. Punggung anak dapat teraba pada salat satu sisi perut dan bagian-
bagian kecil pada pihak yang berlawanan. Diatas sympisis teraba
bagian yang kurang budar dan lunak.
d. Bunyi jantung janin terdengar pada punggung anak setinggi pusat.
e. Pemeriksaaan dalam Bagian terendah teraba tinggi, teraba 3 tonjolan
yaitu kedua tuber ischiadicum, dan os sacrum. Kadang-kadang teraba
kaki jika kaki bagian terbawah janin

6. Penatalaksaan
Menurut Oxorn (2010) penanganan presentasi bokong yaitu

dengan persalinan pervagina dan persalinan per abdominal (sectio

caesarea).

a. Persalinan pervagina

1) Tahap pertama : Fase lambat, yaitu mulai lahirnya bokong

sampai pusar (skapula depan). Disebut fase lambat karena fase

ini hanya untuk melahirkan bokong, yaitu bagian janin yang

tidak berbahaya.

2) Tahap kedua : Fase cepat, yaitu mulai dari lahirnya pusar

sampai lahirnya mulut. Disebut fase cepat karena pada fase ini
kepala janin mulai masuk pintu atas panggul, sehingga

kemungkinan tali pusat terjepit. Oleh karena itu fase ini harus

segera diselesaikan dan tali pusat segera dilonggarkan. Bila

mulut sudah lahir, janin dapat bernafas lewat mulut.

3) Tahap ketiga : Fase lambat, yaitu mulai lahirnya mulut

sampai seluruh kepala lahir. Disebut fase lambat karena kepala

akan keluar dari ruangan yang bertekanan tinggi (uterus), ke

dunia luar yang tekanannya lebih rendah, sehingga kepala harus

dilahirkan secara perlahan-lahan untuk menghindari terjadinya

perdarahan intrakranial.

b. Persalinan abdominal
ada beberapa kriteria yang dapat dipakai pegangan bahwa letak
sungsang harus dilahirkan per abdominam, misalnya :
1) gravida tua
2) Nilai sosial janin tinggi (high social value baby).
3) Riwayat persalinan yang buruk (bad obstetric history).
4) Janin besar, lebih dari 3,5 kg – 4 kg.
5) Dicurigai adanya kesempitan panggul.
6) Prematuritas.

7. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Oxorn (2010) pemeriksaan penunjang yang akan mendukung
adalah :
a. pemeriksaan abdominal
pada pemeriksaan leopold bagian bawah teraba lunak bulat dan tidak
melenting (bokong), sementara di fundus teraba bagian bulat, keras,
melenting (kepala) dan punggung teraba di kanan atau kiri
b. Denyut jantung janin
Denyut janin terdengar paling keras pada atau diatas umbilikus dan
pada sisi yang sama RSA (right sacrum anterior) denyut jantung janin
(DDJ)terdengar paling keras dikuadran kanan atau perut ibu.kadang
–kadang DDJ terdengar dibawah umbilikus, dalam hal ini banyak
diagnosa yang dibuat dengan palpasi jangan dirubah oleh sebab DJJ
terdengar tidak ditempat biasa.
c. Pemeriksaan dalam

Adanya tahanan muskular dengan anus, mekonium, satu kaki janin

atau genital.Bagian terendah teraba tinggi, teraba 3 tonjolan yaitu

kedua tuber ischiadicum, dan os sacrum. Kadang-kadang teraba kaki

jika kaki bagian terbawah janin

d. Pemeriksaan USG : Pemeriksaan ini dapat dilakukan untuk


memastikan perkiraan klinis presentasi bokong dan bila mungkin
untuk mengidentifikasi adanya anomali janin

8. Komplikasi
Menurut Manuaba (2010) komplikasi yang terjadi :
a. Komplikasi pada ibu
1) Perdarahan
2) Robekan jalan lahir
3) Infeksi
b. Komplikasi pada bayi
1) Asfiksia (kompresi tali pusat terlalu lamam, tali pusat
menumbung, aspirasi air ketuban)
2) Trauma persalinan
a) Dislokasi-Fraktura persendian, tulang ekstremitas
b) Ruptur organ dalam : hati, ginjal
c) Dislokasi persendian tulang leher : fraktura dasar kepala,
fraktura tulang kepala, kerusakan pada mata, hidung atau
telinga, kerusakan pada jaringan otak
3) Infeksi
a) Persalinan berlangsung lama
b) Ketuban pecah pada pembukaan kecil
c) Manipulasi dengan pemeriksaan dalam

B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas :
1) Identitas pasien berupa nama, tanggal lahir, umur, jenis kelamin,
status, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, nomor RM, diagnosa
medis.
2) Identitas penanggung jawab berupa nama, tanggal lahir, jenis
kelamin, status, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, hubungan
dengan pasien.
3) Catatan medis.
b. Riwayat Kesehatan :
1) Keluhan utama
2) Riwayat kesehatan sekarang
3) Riwayat kesehatan dahulu
4) Riwayat kesehatan keluarga
c. Pemeriksaan Fisik
1) Monitor Keadaan Umum Ibu
2) Monitor Tanda-tanda Vital
3) Pemeriksaan head to toe
4) Payudara : adanya pembekakan
5) Abdomen :
Pemeriksaan Leopold I-IV secara lengkap
a) Leopold I : pada kasus presbo, pada Leopold I akan teraba
bulat, kelas dan melenting (kepala)
b) Leopold II : bisa terjadi puka/puki
c) Leopold III : akan teraba lunak, tidak bulat (bokong)
d) Leopold IV : bila sudah masuk PAP jari tidak bisa saling
bertemu
6) Uterus : Konsistensi terjadinya kontraksi
7) Kandung Kemih dan Output Urine : Pola berkemih, jumlah
distensi, dan nyeri.
8) Bowel : Pergerakan usus, hemoroid dan bising usus..

2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan robekan jalan lahir
b. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan
c. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan asfiksia
d. Resiko Infeksi berhubungan dengan adanya port the entry

3. Perencanaan Keperawatan
Dx Tujuan dan KH Intervensi
(NOC) (NIC)
1. Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor TTV dan mengkaji KU
keperawatan selama .. x 24 jam pasien
diharapkan nyeri akut dapat 2. Kaji nyeri secara komprehensif
teratasi dengan kriteria hasil : 3. Kaji kontrkasi uterus, proses
1. Mampu mengontrol nyeri involusi uterus
(tahu penyebab nyeri, mampu 4. Beri posisi nyaman
menggunakan tehnik 5. Ajarkan tentang teknik non
nonfarmakologi untuk farmakologi: napas dala,relaksasi,
mengurangi nyeri, mencari distraksi, kompres hangat/ dingin
bantuan) 6. Latih mobilisasi miring kanan
2. Melaporkan bahwa nyeri miring kiri
berkurang dengan 7. Berikan informasi tentang nyeri
menggunakan manajemen seperti penyebab nyeri,berapa lama
nyeri nyeri akan berkurang dan
3. Mampu mengenali nyeri antisipasi ketidaknyamanan dari
(skala,intensitas, frekuensi dan prosedur
tanda nyeri) 8. Kolaborasi dengan dokter dalam
4. Menyatakan rasa nyaman pemberian obat analgesik
setelah nyeri berkurang
5. Tanda vital dalam rentang
normal
6. Tidak mengalami gangguan
tidur
2. Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor TTV dan mengkaji KU
keperawatan selama .. x 24 jam pasien
diharapkan volume cairan pasien 2. Kaji tanda tanda dehidrasi
terpenuhi dengan kriteria hasil : 3. Pertahankan catatan intake dan
1. tekanan darah, nadi, suhu output yang akurat
tubuh, respirasi rate dalam 4. Beri cairan sesuai kebutuhan
batas normal pasien
2. Tidak ada tanda tanda 5. Berikan informasi tentang
dehidrasi,Elastisitas turgor pentingnya pemenuhan cairan pada
kulit baik,membran mukosa kondisi pasien
lembab, tidakada rasa haus 6. Kolaborasi dengan dokter dalam
yang berlebihan pemberian terapi
3. Elektrolit, Hb, Hmt dalam
batasnormal
4. Intake oral dan intravena
adekuat
3 Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor TTV dan KU pasien
keperawatan selama .. x 24 jam 2. Beri bantuan alat nafas tambahan
diharapkan pola nafas efektif 3. Jelaskan pada keluarga tentang
dengan kriteria hasil : pemberian alat bantu nafas
1. tanda –tanda vital dalam tambahan
batas normal 4. Kolaborasi dengan dokter dalam
2. tidakada suara nafas pemberian terapi
tambahan

4. Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor TTV dan KU pasien


keperawatan selama .. x 24 jam 2. Kaji tanda dan gejala infeksi
diharapkan tidak terjadi infeksi 3. Bersihkan area yang menjadi port
pada pasien dengan kriteria hasil : de entri secara aseptik
1. Klien bebas dari tanda dan 4. Beri informasi kepada keluarga
gejala nfeksi (rubor, kalor, tentang tada dan gejala infeksi
dobor, tumor,fungsio laesa) 5. kolaborasi dengan dokter dalam
2. Jumlah leukosit dalam batas pemberian obat antibiotik
Normal
3. Status imun, gastrointestinal,
genitourinaria dalam
batasnormal
Nurarif (2015), Aplikasi Asuhan Keperawatan Nanda NIC-NOC 2015
DAFTAR PUSTAKA

Fraser, D.M. (2012).Buku Saku Praktik Klinik Kebidanan.Jakarta: EGC.

Hanretty, K. 2014. Ilustrasi Obstetri. Jakarta : Nuha Medika.

Mochtar, R. (2012). Sinopsis obstetri. Jakarta: EGC

Nurarif, H., dan Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Nanda NIC-NOC
2015. Jogjakarta: Mediaction Jogja

Oxorn H dan Forte W R. 2010. Patologi dan Fisiologi Persalinan. Yogyakarta


:Yayasan Essentia Medika

Prawirohardjo, S. (2010).Ilmu Kebidanan, Edisi Ke-4,Cetakan Ke-3. Jakarta:


PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sujiyatini. 2009. AsuhanPatologi Kebidanan. Yogyakarta : Pustaka Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai