MAKALAH KOMPLIKASI PERSALINAN ASKEP DIST OSIA DAN KEDARURATAN OBST ET RIK Guna unt uk m…
Riris Wibowo
OLEH :
AHMAD TAUFIK BAIDAWI
(2010.01.074)
1. DEFINISI
Distosia adalah Kesulitan dalam jalannya persalinan.
(Rustam Mukhtar, 1994)
Distosia adalah persalinan yang panjang, sulit atau abnormal yang timbul akibat
berbagai kondisi.
(Bobak, 2004 : 784)
2. INSIDEN
Data dari Reproductive Health Library menyatakan terdapat 180 sampai 200 juta
kehamilan setiap tahun. Dari angka tersebut terjadi 585.000 kematian maternal akibat
komplikasi kehamilan dan persalinan. Sebab kematian tersebut adalah perdarahan 24,8%,
infeksi dan sepsis 14,9%, hipertensi dan preeklampsi/eklampsi 12,9%, persalinan macet
(distosia) 6,9%, abortus 12,9%, dan sebab langsung yang lain 7,9%.1
Seksio sesarea di Amerika Serikat dilaporkan meningkat setiap tahunnya, Pada tahun
2002 terdapat 27,6 % seksio sesarea dari seluruh proses kelahiran. Dari angka tersebut,
19,1% merupakan seksio sesarea primer. Laporan American College of Obstretician and
Gynaecologist (ACOG) menyatakan bahwa seksio sesarea primer terbanyak pada
primigravida dengan fetus tunggal, presentasi vertex, tanpa komplikasi. Indikasi
primigravida tersebut untuk seksio sesarea adalah presentasi bokong, preeklampsi,
distosia, fetal distress, dan elektif. Distosia merupakan indikasi terbanyak untuk seksio
sesarea pada primigravida sebesar 66,7%. Angka ini menunjukkan peningkatan
dibandingkan penelitian Gregory dkk pada 1985 dan 1994 masing-masing 49,7% dan
51,4% distosia menyebabkan seksio sesarea
Kasus distosia amat bervariasi tergantung kriteria diagnosis yang digunakan.
Sebagai contoh, Gross dan rekan (1987) berhasil mengidentifikasi 0,9 persen dari hampir
11.000 persalinan pervaginam yang dikategorikan sebagai mengalami distosia bahu di
Toronto General Hospital. Meski demikian,distosia sejati—yang baru didiagnosis ketika
diperlukan manuver lain selaintraksi ke bawah dan episiotomi untuk melahirkan bahu—
hanya ditemukan pada 24 kelahiran (0,2 persen). Trauma nyata pada janin ditemukan
hanya pada distosia yang memerlukan manuver untuk melahirkan. Laporan-
laporanterkini, yang membatasi diagnosis distosia bahu pada pelahiran yangmemerlukan
manuver, menyatakan insidensi yang bervariasi antara 0,6 sampai1,4 persen (American
College of Obstetricians and Gynecologists, 2000; Baskettand Allen, 1995; McFarland et
al, 1995; Nocon et al, 1993).Berkisar dari 1 per 1000 bayi dengan berat badan kurang
dari 3,500g, sampai16 per 1000 bayi yang lahir di atas 4000 g. Di samping banyak studi
untuk mengidentifikasi faktor predisposisi distosia bahu, lebih dari 50% kasus terjadi
tanpa adanya faktor resiko.
3. ETIOLOGI
Distosia dapat disebabkan oleh :
• Persalinan disfungsional akibat kontraksi uterus yang tidak
efektif atau akibat upaya mengedan ibu (kekuatan/power)
• Perubahan struktur pelvis (jalan lahir/passage)
• Sebab pada janin meliputi kelainan presentasi/kelainan posisi,
bayi besar, dan jumlah bayi (passengger)
• Respons psikologis ibu terhadap persalinan yang berhubungan
dengan pengalaman, persiapan, budaya, serta sistem pendukung
4. KLASIFIKASI DISTOSIA
· -Tidak meningkat
Uteri resting tone
· -Diatas normal, hampir
disfungsi peningkatan
Manajemen terapeutik
· -Koreksi penyebab jika bisa
diidentifikasi
· -Pemberian obat penenang
e) Ovarium
Distosia karena tumor ovarium terjadi apabila menghalangi
lahirnya janin pervaginam. Dimana tumor ini terletak pada cavum
douglas. Membiarkan persalinan berlangsung lama mengandung
bahaya pecahnya tumor atau ruptura uteri atau infeksi intrapartum.
3. Distosia karena kelainan letak dan bentuk janin
a) Kelainan letak, presentasi atau posisi
Ø Posisi oksipitalis posterior persisten
Pada persalinan persentasi belakang kepala, kepala janin turun
melalui pintu atas panggul dengan sutura sagittalis melintang atau
miring sehingga ubun-ubun kecil dapat berada di kiri melintang,
kanan melintang, kiri depan, kanan depan, kiri belakang atau kanan
belakang. Namun keadaan ini pada umumnya tidak akan terjadi
kesulitan perputarannya kedepan, yaitu bila keadaan kepala janin
dalam keadaan fleksi dan panggul mempunyai bentuk serta ukuran
normal.
Penyebab terjadinya posisi oksipitalis posterior persisten ialah
usaha penyesuaian kepala terhadap bentuk dan ukuran panggul.
Ø Presentasi puncak kepala
Kondisi ini kepala dalam keaadaan defleksi. Berdasarkan derajat
defleksinya maka dapat terjadi presentasi puncak kepala, presentasi
dahi atau presentasimuka. Presentasi puncak kepala (presentasi
sinsiput) terjadi apabila derajat defleksinya ringan sehingga ubun-
ubun besar berada dibawah. Keadaan ini merupakan kedudukan
sementara yang kemudian berubah menjadi presentasi belakang
kepala.
Ø Presentasi muka
Persentasi muka terjadi bila derajat defleksi kepala maksimal
sehingga muka bagian terendah. Kondisi ini dapat terjadi pada
panggul sempit atau janin besar. Multiparitas dan perut gantung
juga merupakan faktor yang menyebabkan persentasi muka.
Ø Presentasi dahi
Presentasi dahi adalah bila derajat defleksi kepalanya lebih
berat, sehingga dahi merupakan bagian yang paling rendah. Kondisi
ini merupakan kedudukan yang bersifat sementara yang kemudian
berubah menjadi presentasi muka atau presentasi belakang
kepala. Penyebab terjadinya kondisi ini sama dengan presentasi
muka.
Ø Letak sungsang
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak
memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada
dibawah cavum uteri. Beberapa jenis letak sungsang yakni :
- Presentasi bokong
Pada presentasi bokong, akibat ekstensi kedua sendi
lutut, kedua kaki terangkat keatas sehingga ujungnya
terdapat setinggi bahu atau kepala janin. Sehingga pada
pemeriksaan dalam hanya dapat diraba bokong.
- Presentasi bokong kaki sempurna
Disamping bokong dapat diraba kedua kaki.
5. MANIFESTASI KLINIK
a. Ibu :
• Gelisah
• Letih
• Suhu tubuh meningkat
• Nadi dan pernafasan cepat
• Edem pada vulva dan servik
• Bisa jadi ketuban berbau
b. Janin
• DJJ cepat dan tidak teratur
• Distress janin
• Keracunan mekonium.
6. PATOFISIOLOGI
Terlampir
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- MRI
Menggunakan kekuatan magnet dan gelombang radio. Signal dari medan
magnet memantulkan gambaran tubuh dan mengirimkannya ke computer, dimana
yang kemudian akan ditampilkan dalam bentuk gambar. Tidak seperti X-ray dan CT-
scan yang menggunakan radiasi. Namun penggunaan MRI masih terbatas dikarenakan
biaya mahal, waktu pemeriksaan yang sulit dan lama, serta ketersediaan alat.
Kegunaannya :
· pelvimetri yang akurat
· gambaran fetal yang lebih baik
· gambaran jaringan lunak di panggul yang dapat menyebabkan distosia
- USG
Menggunakan gelombang suara yang dipantulkan untuk membentuk
gambaran bayi di layar komputer yang aman untuk bayi dan ibu.
Kegunaan :
• Menilai pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam kandungan.
• Masalah dengan plasenta. USG dapat menilai kondisi plaasenta dan menilai adanya
masalah2 seperti plasenta previa dsb.
• Kehamilan ganda/ kembar. USG dapat memastikan apakah ada 1 / lebih fetus di
rahim.
• Kelainan letak janin. Bukan saja kelainan letak janin dalam rahim tapi juga banyak
kelainan janin yang dapat di ketahui dengan USG, seperti: hidrosefalus, anesefali,
sumbing, kelainan jantung, kelainan kromoson (syndrome down), dll.
• Dapat juga untuk menilai jenis kelamin bayi jika anda ingin mengetahuinya.
Penanganan Khusus
1. Kelainan His
TD diukur tiap 4 jam
DJJ tiap 1/2 jam pada kala I dan tingkatkan pada kala II
Pemeriksaan dalam : VT
• Infus RL 5% dan larutan NaCL isotonic (IV)
• Berikan analgetik seperti petidin, morfin
• Pemberian oksitosin untuk memperbaiki his
2. Kelainan letak dan bentuk janin
- Pemeriksaan dalam
- Pemeriksaan luar
- MRI
- Jika sampai kala II tidak ada kemajuan dapat dilakukan seksio sesaria baik
primer pada awal persalinan maupun sekunder pada akhir persalinan
3. Kelainan jalan lahir
- Persalinan percobaan
Setelah pada panggul sempit berdasarkan pemeriksaan yang teliti pada
hamil tua diadakan penilaian tentang bentuk serta ukuran-ukuran panggul dalam
semua bidang dan hubungan antara kepala janin dan panggul, dan setelah dicapai
kesimpulan bahwa ada harapan bahwa persalinan dapat berlangsung per vaginam
dengan selamat, dapat diambil keputusan untuk menyelenggarakan persalinan
percobaan. Dengan demikian persalinan ini merupakan suatu test terhadap
kekuatan his dan daya akomodasi, termasuk moulage kepala janin; kedua fakto
ini tidak dapat diketahui sebelum persalinan berlangsung selama beberapa waktu.
Pemilihan kasus-kasus untuk persalinan percobaan harus dilakukan
dengan cermat. Di atas sudah dibahas indikasi-indikasi untuk seksio sesarea
elektif; keadaan-keadaan ini dengan sendirinya merupakan kontra indikasi untuk
persalinan percobaan. Selain itu, janin harus berada dalam presentasi kepala dan
tuanya kehamilan tidak lebih dari 42 minggu. Karena kepala janin bertambah
besar serta lebih sukar mengadakan moulage, dan berhubung dengan
kemungkinan adanya disfungsi plasenta, janin mungkin kurang mampu
mengatasi kesukaran yang dapat timbul pada persalina percobaan. Perlu disadari
pula bahwa kesempitan panggul dalam satu bidang, seperti pada panggul picak,
lebih menguntungkan daripada kesempitan dalam beberapa bidang. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
Pengawasan terhadap keadaan ibu dan janin. Pada persalina yang agak lama
perlu dijaga agar tidak terjadi dehidrasi dan asidosis.
Pengawasan terhadap turunnya kepala janin dalam rongga panggul. Karena
kesempitan pada panggul tidak jarang dapat menyebabkan gangguan pada
pembukaan serviks.
Menentukan berapa lama partus percobaan dapat berlangsung.
- Simfisiotomi
Simfisotomi ialah tindakan untuk memisahkan tulang panggul kiri dari tulang
panggul kanan pada simfisis agar rongga panggul menjadi lebih luas. Tindakan ini
tidak banyak lagi dilakukan karena terdesak oleh seksio sesarea. Satu-satunya
indikasi ialah apabila pada panggul sempit dengan janin masih hidup terdapat
infeksi intrapartum berat, sehingga seksio sesarea dianggap terlalu berbahaya.
- Kraniotomi
Pada persalinan yang dibiarkan berlarut-berlarut dan dengan janin sudah
meninggal, sebaiknya persalina diselesaikan dengan kraniotomi dan kranioklasi.
Hanya jika panggul demikian sempitnya sehingga janin tidak dapat dilahirkan
dengan kraniotomi, terpaksa dilakukan seksio sesarea.
- Seksio sesarea
Seksio sesarea dapat dilakukan secar elektif atau primer, yakni sebelum
persalinan mulai atau pada awal persalinan, dan secara sekunder, yakni sesudah
persalinan berlangsung selama beberapa waktu.
Seksio sesarea elektif direncanakan lebih dahulu dan dilakukan pada
kehamilan cukup bulan karena kesempitan panggul yang cukup berat, atau
karena terdpat disproporsi sefalopelvik yang nyata. Selain itu seksio tersebut
diselenggarakan pada kesempitan ringan apabila ada factor-faktor lain yang
merupakan komplikasi, seperti primigrvida tua, kelainan letak janin yang tidak
dapat diperbaiki, kehamilan pada wanita yang mengalami masa infertilitas yang
lama, penyakit jantung dan lain-lain.
Seksio sesarea sekundar dilakukan karena persalinan percobaan dianggap
gagal, atau karena timbul indikasi untuk menyelesaikan persalinan selekas
mungkin, sedang syarat-syarat untuk persalinan per vaginam tidak atau belum
dipenuhi.
9. KOMPLIKASI DISTOSIA
Komplikasi Maternal
• Perdarahan pasca persalinan
• Robekan perineum derajat III atau IV
• Rupture Uteri
Komplikasi Fetal
• Fraktura Clavicle
• Kematian janin
• Hipoksia janin , dengan atau tanpa kerusakan neurololgis permanen
• Fraktura humerus
KERANGKA KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DISTOSIA
1. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, agama, suku/bangsa.
2. Keluhan utama : proses persalinan yang lama menyebabkan adanya keluhan nyeri dan
cemas.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
Yang perlu dikaji pada klien, biasanya klien pernah mengalami distosia sebelumnya,
biasanya ada penyulit persalinan sebelumnya seperti hipertensi, anemia, panggul
sempit, biasanya ada riwayat DM, biasanya ada riwayat kembar dll.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya dalam kehamilan sekarang ada kelainan seperti : Kelainan letak janin (lintang,
sunsang dll) apa yang menjadi presentasi dll.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah dalamkeluarga ada yang menderita penyakit kelainan darah, DM, eklamsi dan
pre eklamsi
4. Pengkajian pola fungsional
Aktifitas/istirahat
Melaporkan keletihan,kurang energi,letargi,penurunan penampilan
Sirkulasi
Tekanan darah dapat meningkat,mungkin menerima magnesium sulfat untu hipertensi
karena kehamilan
Eliminasi
Distensi usus atau kandng kemih yang mungkin menyertai
Integritas ego
Mungkin sangat cemas dan ketakutan
Nyeri atau ketidaknyamanan
Mungkin menerima narkotika atau anastesi pada awal proses kehamilan,kontraksi
jarang,dengan intensitas ingan sampa sedang,dapat terjadi sebelum awitan persalinan atau
sesudah persalinan terjadi,fase laten dapat memanjang,
Keamanan
Serviks mungkin kaku atau tidak siap,pemerisaan vagina dapat menunjukkan janin dalam
malposisi,penurunan janin mungkin kurang dari 1 cm/jam pada nulipara atau kurang dari
2 cm/jam pada mutipara bahkan tidak ada kemajuan.,dapat mengalami versi eksternal
setelah getasi 34 minggu dalam upaya untuk mengubah presentasi bokong menjadi
presentasi kepala.
Seksualitas
Dapat primigravida atau grand multipara,uterus mungkin distensi berlebihan karena
hidramnion,gestasi multipel.janin besar atau grand multiparis.
5. Pemeriksaan Fisik
Kepala
rambut tidak rontok, kulit kepala bersihtidak ada ketombe
Mata
Biasanya konjungtiva anemis
Thorak
Inpeksi pernafasan : Frekuensi, kedalam, jenis pernafasan, biasanya ada bagian paru yang
tertinggal saat pernafasan
Abdomen
Kaji his (kekuatan, frekuensi, lama), biasanya his kurang semenjak awal persalinan atau
menurun saat persalinan, biasanya posisi, letak, presentasi dan sikap anak normal atau
tidak, raba fundus keras atau lembek, biasanya anak kembar/ tidak, lakukan perabaab
pada simpisis biasanya blas penuh/ tidak untuk mengetahui adanya distensi usus dan
kandung kemih.
Vulva dan Vagina
Lakukan VT : biasanya ketuban sudah pecah atau belum, edem pada vulva/ servik,
biasanya teraba promantorium, ada/ tidaknya kemajuan persalinan, biasanya teraba
jaringan plasenta untuk mengidentifikasi adanya plasenta previa
Panggul
Lakukan pemeriksaan panggul luar, biasanya ada kelainan bentukpanggul dan kelainan
tulang belakang
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d tekanan kepala pada servik, partus lama, kontraksi tidak efektif
2. Resiko tinggi cedera terhadap maternal(ibu) b/d penurunan tonus otot/poa kontraksi
otot, obstruksi mekanis pada penurunan janin, keletihan maternal.
3. Resiko tinggi kekurangan cairan b/d hipermetabolisme, muntah, pembatasan masukan
cairan
4. Resiko tinggi infeksi b/d rupture membrane, tindakan invasive
5. Cemas b/d persalinan lama
3. INTERVENSI
1. Nyeri akut b/d tekanan kepala pada servik, partus lama, kontraksi tidak efektif
Tujuan : Kebutuhan rasa nyaman terpenuhi/ nyeri berkurang
Kriteria :
- Klien tidak merasakan nyeri lagi
- Klien tampak rilek
- Kontraksi uterus efektif
- Kemajuan persalinan baik
Intervensi :
1. Tentukan sifat, lokasi dan durasi nyeri, kaji kontraksi uterus, hemiragic dan nyeri
tekan abdomen
R/ Membantu dalam mendiagnosa dan memilih tindakan, penekanan kepala pada
servik yang berlangsung lama akan menyebabkan nyeri
2. Kaji intensitas nyeri klien dengan skala nyeri
R/ Setiap individu mempunyai tingkat ambang nyeri yang berbeda, denga skala
dapat diketahui intensitas nyeri klien
3. Kaji stress psikologis/ pasangan dan respon emosional terhadap kejadian
R/ Ansietas sebagai respon terhadap situasi darurat dapat memperberat derajat
ketidaknyamanan karena sindrom ketegangan takut nyeri
4. Berikan lingkungan yang nyaman, tenang dan aktivitas untuk mengalihkan nyeri,
Bantu klien dalam menggunakan metode relaksasi dan jelaskan prosedur
R/ Teknik relaksasi dapat mengalihkan perhatian dan mengurangi rasa nyeri
5. Kuatkan dukungan social/ dukungan keluarga
R/ Dengan kehadiran keluarga akan membuat klien nyaman, dan dapat
mengurangi tingkat kecemasan dalam melewati persalinan, klien merasa
diperhatikan dan perhatian terhadap nyeri akan terhindari
6. Kolaborasi :
- Berikan narkotik atau sedative sesuai instruksi dokter
R/ Pemberian narkotik atau sedative dapat mengurangi nyeri hebat
- Siapkan untuk prosedur bedah bila diindikasikan
2. Resiko tinggi cedera terhadap maternal(ibu) b/d penurunan tonus otot/poa kontraksi
otot, obstruksi mekanis pada penurunan janin, keletihan maternal.
Tujuan : setelah di lakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam tidak terjadi cedera
pada ibu
Criteria hasil :
- Tidak ada laserasi derajat 3 atau 4.
- Tidak ada ruptur
Intervensi :
1. Tinjau ulang riwayat persalinan,awitan dan durasi
R/ Membantu dalam mengidentifikasi kemungkinan penyebab,
kebutuhan pemeriksaan diagnostik dan intervensi yang tepat
2. Catat waktu/jenis obat.hindari pemberian narkotik dan anastesi blok epidural
sampai serviks dilatasi 4 cm.
R/ Sedatif yang diberikan terlalu dini dapat menghambat atau menghentikan
persalinan.
3. Evaluasi tingkat keletihan yang menyertai,serta aktifitas dan istirahat,sebelum
awitan persalinan
R/ Kelelahan ibu yang berlebihan menimbulkan disfungsi sekunder, atau
mungkin akibat dari persalinan lama
4. Kaji pola kontraksi uterus secara manual atau secara elektronik
R/ Disfungsi kontraksi dapat memperlama persalinan,meningkakan resiko
komplikasi maternal/janin
Chandranita, ida ayu, dkk. 2009. Buku ajar patologi obstetric untuk mahasiswa
kebidanan. Jakarta:EGC
Kelainan tenaga Kelainan bentuk dan letak Kelainan jalan lahir Kelainan respon psikologis
janin (janin besar,letsu )
Kurang pengetahuan ttg PAP sempit Ketokolamin
cara mengejan dg benar
Vasokontriksi pmb.
Kontraksi tdk sinkron Darah di miometrium
dg tenaga Janin kesulitan
melewati PAP His/ kontraksi uterus
Tenaga cepat habis
Nyeri akut