Anda di halaman 1dari 6

A.

Problem Solving
Tn. A, usia 30 tahun mengatakan kalau dirinya malu dan minder dengan orang
lain karena merasa dirinya orang yang tidak berharga dan orang yang gagal dalam mebina
hubungan cinta dengan lawan jenis. Tn. A juga berpikir bahawa semua wanita tidak baik
terhadap dirinya semenjak ditolak.
Didalam penerapan diri terapeutik oleh perawat dengan permasalahan diatas,
perawat sepatutnya sudah siap dengan penggunaan diri terapeutik dengan kesadaran diri
berdasarkan empat komponen yang saling berhubungan, dimana perawat sudah siap dari
segi psikologis, fisik, lingkungan dan filosofis. Dan disamping itu perawat telah
menrapkan kesadaran dirinya, dimana sesuai dengan konsep dari Johari Window, perawat
tersebut sudah lebih mengenal dirinya dan sifat maupun prilaku yang dilaksanakan oleh
perawat lebih dominan pada kuadaran I.

B. Asuhan Keperawatan HDR


1. Pengkajian Pasien Harga Diri Rendah
a. Identitas klien meliputi Nama, umur, jenis kelamin, tanggal dirawat, tanggal
pengkajian, nomor rekam medis.
b. Faktor predisposisi merupakan faktor pendukung yang meliputi faktor biologis,
faktor psikologis, social budaya, dan faktor genetic
c. Faktor presipitasi merupakan faktor pencetus yang meliputi sikap persepsi merasa
tidak mampu, putus asa, tidak percaya diri, merasa gagal, merasa malang,
kehilangan, rendah diri, perilaku agresif, kekerasan, ketidak adekuatan pengobatan
dan penanganan gejala stress pencetus pada umunya mencakup kejadian
kehidupan yang penuh dengan stress seperti kehilangan yang mempengaruhi
kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan menyebabkan
ansietas.
d. Psikososial yang terdiri dari genogram, konsep diri, hubungan social dan spiritual
e. Status mental yang terdiri dari penampilan, pembicaraan, aktifitas motorik, alam
perasaan, afek pasien, interaksi selama wawancara, persepsi, proses pikir, isi pikir,
tingkat kesadaran, memori, tingkat kosentrasi dan berhitung, kemampuan
penilaian, dan daya tilik diri.
f. Mekanisme koping: koping yang dimiliki klien baik adaptif maupun maladaptive
g. Aspek medik yang terdiri dari diagnosa medis dan terapi medis
2. Masalah yang perlu dikaji
No Masalah keperawatan Data subyektif Data obyektif

1 Masalah utama : Mengungkapkan Malu Menarik diri dari


gangguan konsep dan minder dengan orang hubungan sosial
diri : harga diri rendah lain
Melamun dan duduk
Mengungkapkan orang menyendiri
yang tidak berharga
Tampak mudah
Mengungkapkan orang tesinggung
yang gagal dalam
Ekspresi malu
membina hubungan citna
dengan lawan jenisnya

2 Tidak efektifnya Mengungkapkan malu Tampak sedih dan tidak


koping individu dan tidak bisa ketika melakukan aktivitas yang
diajak melakukan sesuatu. seharusnya dapat
dilakukan
Memngungkapkan bahwa
semua wanita tidak baik Wajah tampak murung
terhadap dirinya

3 isolasi sosial menarik Mengungkapkan enggan Ekspresi wajah kosong


diri bicara dengan orang lain tidak ada kontak mata
ketika diajak bicara  Suara
Klien mengatakan malu
pelan dan tidak
bertemu dan berhadapan
jelas                         Hanya
dengan orang lain.
memberi jawaban singkat
(ya/tidak)      Menghindar
ketika didekati

3. Diagnosis Keperawatan
Berdasarkan data diatas, yang didapat melalui observasi, wawancara atau
pemeriksaan fisik bahkan melalui sumber sekunder, maka perawat dapat menegakkan
diagnosa keperawatan pada pasien sebagai berikut:
a. Harga Diri Rendah
b. Isolasi Sosial
c. Defisit Perawatan Diri

4. Rencana Tindakan keperawatan :


Tindakan keperawatan untuk mencapai kesembuhan pasien dengn harga diri
rendah tidak hanya ditujukan pada pasien saja tetapi juga kelaurga atau care giver.
Tindakan keperawatan juga dapat dilakukan secara individu maupun kelompok.
Tindakan keperawatan pada pasien dengan harga diri rendah dapat dilakuakan
secara individu maupun kelompok. Tindakan Keperawatan yang diberikan pada
pasien secara individu sebagai berikut :
1) Strategi Pelaksanaan (SP) 1 : tindakan keperawatan pada pasien harga diri rendah
yaitu :
a. Bantu pasien unutk mengenal maslah harga dirinya (penyebab, tanda dan
gejala, serta dampak dari harga diri rendah)
b. Bantu pasien unutk mengidentifikasi kemampuan atau aspek positif yang
dimiliki dan buat daftarnya,
c. Anjurkan pasien memilihsatu kegiatan yang dilatih untuk meningkatkan
kemampuannya tersebut
d. Bantu pasien menyusun jadwal tersebut

2) Strategi Pelaksanaan (SP) 2: tindakan keperawatan pada pasien harga diri rendah
yaitu :
a. Evaluasi jadwal latihan SP 1 dan berikan pujian pada pasien
b. Anjurkan pasien untuk memmilih daftar kegiatan lainnya yang dapat
meningkatkan kemampuan positif / harga dirinya,
c. Anjurkan pasien untuk menambahkan daftar kemampuan atau aspek positif
lainnya
d. Bantu pasien menyususn jadwal kegiatan latihan
3) Strategi Pelaksanaan (SP) 3 : tindakan keperawatan pada pasien harga diri rendah
yaitu :
a. Evaluasi jadwal latihan SP 1, SP 2 dan berikan pujian pada pasien
b. Anjurkan pasien untuk memilih daftar kegiatan lainnya yang dapat
meningkatkan kemampuan positif / harga dirinya,
c. Anjurkan pasien untuk menambahkan daftar kemampuan atau aspek positif
lainnya,
d. Bantu pasien menyusun jadwal kegiatan latihan

4) Strategi Pelaksanaan (SP) 4 : tindakan keperawatan pada pasien harga diri rendah
yaitu :
a. Evaluasi hasil kegiatan SP 1, SP 2, dan SP 3
b. Anjurkan pasien memilih daftar kegiatan lainnya yang dapat meningkatkan
kemampuan positif / harga dirinya,
c. Anjurkan pasien untuk menambahkan daftar kemampuan atau aspek positif
lainnya
d. Bantu pasien menyusun jadwal kegiatan latihan
e. Lakukan latihan yang telah dituliskan sampai semua kemampuan dapat dilatih
dan terjadi perubahan perilaku yang dapat meningkatkan harga dirinya

C. Tindakan Keperaawatan pasien dengan harga diri rendah melalui asuhan


keperawatan pada keluarga pasien/ caregiver yang bersangkutan. Tindakan
keperawatan tersebut antara lain :
1. Strategi Pelaksanaan (SP) 1 pada keluarga pasien harga diri rendah yaitu :
a. Identifikasi masalah yang dialami saat merawat pasien
b. Edukasi pada keluarga tentang penyebab, proses terjadinya, tanda gejala, dan
dampak yang menimbulkan dari harga diri rendah pasien
c. Edukasi menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif
d. Latih keluarga tentang cara merawat pasien harga diri rendah yaitu peran keluarga
jika pasien berlatih melakukan kemampuan positif yang dilakukan
e. Latih keluarga berkomunikasi yang asertif dalam membina hubungan dengan
pasien
f. Edukasi kreluarga untuk membantu pasien mrlaksnakan jadwal latihan
g. Edukasi keluarga tentang tanda dan gejala kekambuhan yang disegerakan untuk
rujuk.

2. Strategi Pelaksanaan (SP) 2 pada keluarga pasien harga diri rendah yaitu :
a. Evaluasi hasil kegiatan SP 1 dan berikan dukungan positif pada keluarga pasien
b. Latihan keluarga untuk memberikan dukungan perawatan pasien dalam memilih
kegiatan positif lainnya
c. Edukasi keluarga untuk membantu pasien melaksanakan jadwal kegiatan
d. Edukasi keluarga tentang tanda dan gejala kekambuhan yang disegerakan untuk
rujuk
e. Bantu pasien untuk memotivasi pasien membiasakan kegiatan – kegiatan postif
dalam kehidupan sehari - sehari

D. Contoh Strategi Pelaksanaan tindakan keperawatan tindakan keperawatan pada


pasien dengan harga diri rendah :
SP 1 Pasien: Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien,
membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan, membantu pasien
memilih/menetapkan  kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan yang sudah
dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana
harian
Orientasi :
a. Salam terapeutik
“Selamat Pagi, perkenalkan saya suster Febri perawat yang betugas pada pagi hari
ini, boleh perkenalkan diri Bapak? Panggilan bapak, siapa?
b. Evaluasi / validasi
bagaimana perasaaan mas A hari ini? Dari tadi Mas A, kelihatan murung dan
menyendiri disini, kalau boleh tahu kenapa?
c. Kontrak
Baiklah kita akan diskusi permasalahan yang Mas A rasakan. Mas A mau berdiskusi
berapa menit? 15 menit, apakah Mas A setuju? Mas ingin kita diskusi dimana?
Fase Kerja
 Baiklah tadi Mas A menyampaikan bahwa Mas A menyatakan ditolak sama orang
yang disukai dan merasa tidak bisa apa – apa lagi, barangkali mas bisa menceritakan
alasan kenapa smapai menyimpulkan seperti itu? Apa yang sudah Mas A lakukan untuk
mengatasi perasaan Mas A tersebut? Selain itu kegitan apa saja yang Mas A sering
lakukan dirumah? Nah dengan hal postif yang Mas A lakukan dirumah tadi, artinya Mas
A masih dibutuhkan tidak? Mari kita coba diskusikan hal postif lainnya yang Mas A
miliki dan bisa kita latih bersama – sama.
Bagus sekali Mas A bisa menyebutkna banyak kemampuan positif yang bisa
dilkukan untuk keluarga dan diri Mas A sendiri, coba Mas A sekarang pilih mana yang
bisa kita latih pagi hari ini? Baiklah latihan menyapu, ayo kita latih? Baiklah apa saja
yang mesti kita persiapkan? Bagus Mas A, betul sekali.
Baiklah kita sudah selesai mempraktikkan kemampuan Mas A menyapu halaman,
apakah ada yang ingin ditanyakan atau kurang paham?

Fase Terminasi
a. Evaluasi respon klien
Bagaimana perasaan Mas A setelah melatih kegiatan tadi? coba bapak ulangi apa
saja yang harus disiapkan ketika mau menyapu? Dan perasaan apa yang harus
ditanamkan? Betul sekali, bahwa Mas A masih sehat dan berguna untuk keluarga
b. Rencana tindak lanjut
Mas A, selanjutnya kita latih kegiatan ini tiap hari ya, mas A mau berapa kali dalam
sehari? Mas A maunya jam berapa? Mari kita susun jadwal latihanya bersama –
sama ya.
c. Kontrak yang akan datang
Baiklah Mas A, diskusi kita sudah selesai, ada yang ingin ditanyakan? Kita lanjutkan
kegiatan diskusi kita selanjutnya tentang jadwal menyapu Mas A selanjutnya dan
kegiatan positif lainnya yang bisa Mas A lakukan disini. Besok, hari selasa jam 09.00
WIB disini lagi ya Mas A.

Anda mungkin juga menyukai